Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ETIKA

DOSEN PEMBIMBING

Moh.noor Ganjar Setiawan,S.H.I,M.M.

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1:

MIFTAH AWALANI (191FF01050)

IMAS MASTUROL P (191FF01051)

SARAH AMELYA SARI (191FF01052)

ALYA PUTRI (191FF01053)

DIANA AMELIANA (191FF01054)

SILVI AULIA AMALINDA (191FF01055)

M ABDUL KAVI (191FF01056)

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

FAKULTAS FARMASI

Jl. Soekarno-Hatta No.754,Cipadung Kidul,Panyileukan,Bandung

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “etika, moral, dan akhlah” guna memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan agama.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung kami, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kami semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ni dapat berguna dan bemanfaat
untuk kita semua.

Bandung, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar belakang................................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Pengertian Etika dan Akhlak.........................................................................2


B. Perbedaan Etika dan Akhlak..........................................................................2
C. Tolak Ukur Akhlak........................................................................................3
D. Sasaran Akhlak..............................................................................................3

BAB III PENUTUP.............................................................................................................8

A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dizaman modern saat ini perilaku seorang muslim semakin beraneka ragam,
mulai dari yang baik hingga yang buruk. Manusia cenderung mengikuti pola hidup
yang mewah dan bergaya karena adanya tren masa kini. Bahkan mereka lupa dengan
adanya etika dan akhlak yang diajarkan dalam islam.
Islam sangat menjunjung tinggi pentingnya akhlak dan etika. Keduanya adalah
hal yang sangat penting karena telah mencangkup segala pengertian tingkah
laku,tabiat,perangai karakter manusia yang baik dalam hubungannya dengan Allah
SWT atau dengan sesame makhluk.
Timbulnya kesadaran etika dan akhlak merupakan tindakan yang didasarkan atas
nilai mutlak kebaikan. Hidup Susila dan tiap-tiap perbuatan susilaadalah jawaban
yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaiknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-
tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
Sebagai generasi penerus bangsa, sangatlah tidak terpujijika kita parapenerus
tidak memiliki etika dan akhlak. Sebagai generasi penerus kita harus selalu berakhlak
yang baik dalam kehidupan sehari-hari demi terciptanya kehidupan yang rukun dan
damai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika dan akhlak?
2. Bagaimana Perbedaan etika dan akhlak?
3. Bagaimana tolak ukur akhlak?
4. Bagaimana sasaran akhlak?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari etika dan akhlak.
2. Mengetahui perbedaan etika dan akhlak.
3. Mengetahui tolak ukur akhlak.
4. Mengetahui sasaran akhlak,
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Akhlak


Etika berasal dari Bahasa Yunani “etos” yang berarti kebiasaan (perbuatan).
Etika adalah teori tentang perilaku manusia yang dilihat dari baik dan buruknya. Etika
menurut filsafat adalah ilmu yang melakukan perbuatan baik dan perbuatan buruk
dengan memperhatikan amal manusia.
Akhlak berasal dari Bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak. Menurut Bahasa
akhlak adalah perangai,tabiat, dan agama. Dinamakan khuluq karena etika bagaikan
khalqah (karakter) pada dirinya. Dengan demikian khuluq adalah etika yang menjadi
pilihan dan diusahakan seseorang. Karena etika yang sudah menjadi tabiat dinnya
bawaankan al-khaym. Pengertian akhlak menurut istilah, menurut imam Al-Ghozali
“akhlak adalah kekuatan-kekuatan (sifat)yang mendorong perilaku-perilaku yang
spontan tanpa perlu memikirkan pikiran.

B. Perbedaan Etika dan Akhlak

Perbedaan Eika Akhlak

Makna Ilmu yang mempelajari Perbuatan, perangai kita


mana yang baik dan
mana yang buruk
(ilmunya)
Dasar penentuan baik dan Adat Al-quran & sunnah Rasul
buruknya istiadat/kesepakatan
bersama
Sifat Nilai Lokal dan Temporal Universal & Abadi
C. Tolak Ukur Akhlak
Akhlak seorang yang beriman merupakan tolak ukur dari keimanan itu sendiri. Hal ini
yang perlu kita camkan sebagai penuntut ilmu agama, karena akhlak adalah cerminan
langsung apa yang ada di hati, cerminan keikhlasan dan penerapan ilmu yang
diperoleh.
1. Menurut Ahlusunnah
Perbuatan atau akhlak yang terkandung dalam perintah atau larangan dalam
agama islam tidak dapat dinilai baik atau buruk, wajib atau haram, mulia atau
hina. Dia memandang bahwa perbuatan manusia merupakan sifat asasi dalam diri
setiap manusia yang berbuat baik atau buruk
2. Menurut Jabariyah
Akhlak merupakan pembawa sejak lahir, orang yang bertingkah laku baik atau
buruknya karena pembawanya sejak lahir. Karena akhlak tidak bias diubah
melalui Pendidikan atau latihan.
3. Menurut Qodariyah
Manusia mempunyai kemerdekaan dan kekuasaan atas perbuatannya sendiri.
Menurut paham mereka manusia memang mempunyai bagian dalam mewujudkan
perbuatannya. Meskipun tuhan berkuasa atas dirinya.
4. Menurut Kaum Shufiyah
Para ahli tasawuf pada umumnya membagi tasawuf menjadi tiga bagian, pertama
tasawuf falsafai,pendekatannya menggunakan rasio/akal pikiran. Kedua tasawuf
akhlaki pendekatannya menggunakan akhlak yang tahapannya terdiri dari takhalli
(mengosongkan diri dari akhlak buruk). Ketiga tasawuf amali, pendekatannya
menggunakan amaliah/wirid yang nantinya mengambil bentuk tarikat. Namun
ketiga bagian ini tujuannya sama yaitu mendekatkan diri kepada allah dengan
mengamalkan tasawuf baik yang berupa falsafi,akhlak,maupun amaliah, seseorang
dengan sendirinya berakhlak baik.
D. Sasaran Akhlak
Akhlak mempunyai sasaran dimana akhlak tersebut harus dijalankan, aspek-aspek
sasaran akhlak yakni :
1. Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah yakni pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Illah
(Tuhan, yang didahulukan) selain Allah SWT, dzat yang Maha Esa, dzat yang
Maha suci atas semua sifat-sifat terpuji-Nya, tidak ada satupun yang dapat
menandingi ke-Esaan-Nya, jangankan manusia, malaikatpun tidak ada yang
menjangkau hakikat-Nya.
Malaikatpun berucap : “Maha Suci Engkau Wahai Allah, kami tidak
mampu memuji-Mu, Pujian atas-Mu, adalah yang Engkau pujikan kepada diri-
Mu”. Teramati semua bahwa semua makhluk menyucikan-Nya dari segala
kekurangan dan menyertakan pujian kepada-Nya. Itulah sebabnya mengapa al-
Qur’an mengajarkan kita untuk menyucikan-Nya juga memerintahkan kepada kita
semua untuk berserah diri kepada Allah karena segala yang bersumber dari Allah
adalah baik, benar dan sempurna tidak ada kekurangan sedikitpun.
Di sini saya akan menyampaikan beberapa ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan
dengan akhlak kepada Allah, yakni :
1) Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan
kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan
Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan." (QS.An-Naml (27): 93)
2) Mahasuci Allah dan segala sifat yang mereka sifatkan kepada-Nya, kecuali
(dari) hamba-hamba Allah yang terpilih (QS Ash-Shaffat [37]: 159-160).
3) Dan para malaikat menyucikan sambil memuji Tuhan mereka (QS Asy-
Syura [42]: 5).
4) Guntur menyucikan (Tuhan) sambil memuji-Nya (QS Ar-Ra'd [13]: 13).
5) Dan tidak ada sesuatu pun kecuali bertasbih (menyucikan Allah) sambil
memuji-Nya (QS Al-Isra' [17]: 44).
6) (Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan melainkan Dia, maka
jadikanlah Allah sebagai wakil (pelindung). (QS. Al-Muzzammil (73): 9)
7) Allah mengetahui dan kamu sekalian tidak mengetahui (QS Al-Baqarah:
216).
8) Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana
yang menimpamu, itu dan (kesalahan) dirimu sendiri (QS An-Nisa' [4]: 79).
9) Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat, bukan jalan orang
yang dimurkai, dan bukan (jalan) mereka yang sesat (QS Al-Fatihah [1]: 7).
Sudah jelas digambarkan bahwa begitu mulianya dzat Allah, oleh karena itu kita
sebagai umat-Nya adalah keharusan untuk menjalankan kewajiban dan menjauhi
segala larangan-Nya juga kesadaran bahwa petunjuk jalan kebaikan adalah
bersumber dari Allah.
2. Akhlak kepada Orang Tua
Orang tua menjadi sebab adanya anak-anak, karena itu akhlak terhadap orang tua
sangat ditekankan oleh ajaran islam. Bahkan berdosa kepada orang tua termasuk
dosa besar yang siksanya tidak hanya di akhirat akan tetapi di dunia juga.
Prinsip-prinsip dalam melaksanakan akhlak mahmudah terhadap orang tua adalah:
a. patuh, yaitu mentaati perintah orang tua, kecuali yang bertentangan dengan
perintah Allah
b. ihsan, yaitu berbuat baik kepada mereka sepanjang hidupnya
c. lemah lembut dalam perkataan maupun tindakan
d. merendahkan diri di hadapannya
e. berterima kasih
f. berdoa untuk mereka.
Anak wajib patuh kepada kedua orang tua, selama orang tua tidak mengajak syirik
untuk menyekutukan Allah, hal ini ditegaskan pada firman Allah yang artinya:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada orang tua
ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan yang lemah bertambah
lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaKu, dan kepada
kedua orang tua ibu bapakmu, hanya kepadaKulah engkau kembali, dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku suatu yang tidak ada
pengetahuan dengan itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergauilah kepadanya di dunia dengan baik. (QS. Lukman : 23).
Begitu pentingnya kita untuk berbakti kepada orang tua, Allah telah
memposisikan ini setelah perintah manusia untuk tidak menyekutukan Allah
sehingga berbuat baik kepada orang tua berada di bawah satu tingkat setelah
perintah tauhid (monoteisme).
3. Akhlak kepada Sesama Manusia
Beberapa ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan akhlak kita kepada sesama
manusia sebagaimana berikut :
1) Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang
disertai dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah
[2]: 263).
2) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum kamu meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya (QS An-Nur [24]: 27).
3) Tidak wajar seseorang mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak
wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan keburukan
seseorang, dan menyapa atau memanggilnya dengan sebutan buruk (Al-Hujurat
[49]: 11-12).
4) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan angkuh, sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri, dan
sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara itu adalah suara keledai (QS. Luqman : 31-18)
Karena manusia adalah makhluk sosial yang saling berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain hendaknya kita harus menjaga kesopanan, tutur kata
yang lembut dan tidak menyakiti seperti sebutan Al-Muhsin yaitu orang yang
memiliki harga diri, berkata benar, lemah lembut, juga seorang muslim yang
mengikuti petunjuk-petunjuk akhlak Al-qur’an.
4. Akhlak kepada Lingkungan
Arti dari lingkungan disini meliputi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia,
baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyawa. Pada
dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Ini berarti manusia harus bisa menjaga,
mengayomi, memelihara serta membimbing agar setiap makhluk tercapai tujuan
atas penciptaanya. Sebagaimana contoh islam tidak membenarkan mengambil
buah yang belum masak, memetik bunga yang belum mekar, karena hal ini tidak
memberi kesempatan makhluk hidup untuk mencapai tujuan penciptaanya. Dalam
hal ini manusia harus dituntut untuk menjaga kelangsungan lingkungan kita dan
tidak melakukan kerusakan karena setiap perusakan terhadap lingkungan harus
dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri. Sebagaimana ayat al-Qu’an
menjelaskan :
“Telah tampak kerusakan di daratan dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat
perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (QS. Ar-Rum : 41)
alam raya telah ditundukkan Allah untuk manusia. Manusia dapat
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Namun pada saat yang sama, manusia
tidak boleh tunduk dan merendahkan diri kepada segala sesuatu yang telah
direndahkan Allah untuknya, berapa pun harga benda-benda itu. Ia tidak boleh
diperbudak oleh benda-benda itu. Manusia dalam hal ini dituntut untuk selalu
mengingat-ingat, bahwa ia boleh meraih apa pun asalkan yang diraihnya serta cara
meraihnya diridhoi Allah SWT, sesuai dengan kaidah kebenaran dan keadilan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika adalah suatu ajaran tentang kebaikan dan keburukan yang menyangkut
kehidupan manusia dalam hubungannya dengan tuhan,sesame manusia dan alam. Dan
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan dengan
gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Yang
membedakan keduanya adalah sumber kebenarannya.

B. Saran
Semoga dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penulis dapat
menerapkan etika dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam
kehidupan sehari-hari agar dapat menuju suatu perubahan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon.2010.Akhlak Tasawuf. Bandung :


Pustaka Setia.
Sultoni, Ahmad.2007. Sang Maha Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa.
Surabaya : Temprina Media Grafika.
Tamrin, Dahlan.2010.Tasawuf Irfani. Malang :
Pers UIN-Maliki.

Anda mungkin juga menyukai