Anda di halaman 1dari 4

Diskusi 7

Kondisi apa yang perlu Anda dipersiapkan agar  perbenihan kerapu macan berhasil?
Jelaskan!

Pedoman Penskoran:

1. Jelaskan apa keistimewaan kerapu macan (30)


2. Jelaskan kondisi/prasyarat agar perbenihan kerapu macan dapat berhasil seperti
sarana prasarana, pemeiharaan induk, penebaran induk, pakan, pengelolaan air
dll....(70)

Jawaban:

Assalamualaikum warohmatullohi wbarokatuh

Izinkan saya menanggapi diskusi pada sesi ini:

Ikan kerapu macan hidup didaerah karang sehingga biasa disebut kerapu karang (Kordi, 2001). Kerapu
macan tergolong ikan euryhaline, yang toleran pada salinitas 12 - 35 ppt (Chao, et al, 1993).

Ikan kerapu macan memiliki ciri morfologi bentuk tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil dari pada
panjang dan tinggi tubuh, rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi yang lancip dan kuat, mulut
lebar, serong ke atas dengan bibir bawah yang sedikit menonjol melebihi bibir atas, sirip ekor berbentuk
bundar, sirip punggung tunggal dan memanjang dimana bagian yang berjari-jari keras kurang lebih sama
dengan yang berjari-jari lunak, posisi sirip perut berada di bawah sirip dada, serta badan ditutupi sirip
kecil yang bersisik stenoid. Ikan kerapu macan (E. sexfasciatus) merupakan salah satu jenis ikan laut yang
hidup di perairan dalam maupun payau yang bersalinitas 20-35 ppt[3]. Kepala dan badan berwarna
coklat kemerahan. Badan dengan enam strip tegak lebar coklat tua. Sirip-sirip kecoklatan. Sirip dada
kemerahan.

Keistimewaan ikan kerapu macan ini adalah merupakan salah satu Ikan demersal ini yang bernilai
ekonomis dan penting karena memiliki daging yang tebal, lezat, dan berprotein tinggi, juga dapat
dibudidayakan sebagai ikan hias. Selain tu ikan ini memiliki musim pemijahan di perairan tropis dapat
terjadi pada setiap tahun atau sepanjang tahun.

Berikut ini prasyarat perbenihan ikan kerapu macan (Sugama, 2013) :

1. Sarana dan Prasarana


Sarana perbenihan yang harus dimiliki oleh unit perbenihan kerapu terdiri dari unit
pemeliharaan induk, unit produksi pakan hidup, unit pemeliharaan larva, dan bangsal panen.
Sarana perbenihan harus didesain dengan pertimbangan utama system biosecurity dengan
pemisahan antara unit fungsional satu dengan yang lain dan disediakannya fasilitas setrilisasi
personil dan peralatan. Prasarana peralatan juga harus diperlakukan dengan system biosecurity
dengan melakukan desintekfikasi peralata, tidak menggunakan peralatan secara silang antara
unit fungsional perbenihan. Akses ke lokasi perbenihan juga perlu dibatasi hanya bag orang yang
berkepentingan dan melaksanakan biosecurity pada unit perbenihan. Pelaksanaan biosecurity
pada unit perbenihan diperlukan untuk mengurangi kontainasi penyakit terutama VNN (viral
nervous necrosis)
2. Pemeliharaan induk
Induk ikan kerapu macan diperoleh dari alam, dimana susah untuk dibedakan antara induk
jantan dan betina, karena ikan kerapu macan seperti ikan anggota sub family Epinephelinae
lainnya merupakan hermafrodit protogini, yaitu tumbuh dewasa sebagai betina pada awalnya,
dan kemudian berganti kelamin menjadi jantan pada usia yang lebih lanjut (Pir dkk. 2007).
Untuk itu dipersiapkan induk ikan kerapu macan pada berbagai ukuran. Ukuran terkecil kerapu
macan dewasa yang ditangkap dari alam liar yang tercatat di Balai Riset Budidaya Air Laut
Gondol adalah 3,7 kg (betina) dan 8,2 kg (jantan). Ukuran terkecil yang tercatat dari kerapu
macan dewasa yang tumbuh di penangkaran di Negara Filipina dan diberi makan pelet kering
adalah 2,2 kg (betina) dan 3,5 kg (jantan).
Induk yang digunakan harus merupkan hasil seleksi yang merupkan induk yang baik. Menurut
Moretti dkk. (1999) sifat-sifat yang dapat dijadikan indikator untuk memilih induk ikan yang baik
pada seabass Eropa (Dicentrarchus labrax) dan ikan gilthead seabream (Sparus aurata) dan
dapat diterapkan pada ikan kerapu, diantaranya: bentuk tubuh dan warna yang normal, tidak
adanya kelainan bentuk tulang, sehat secara keseluruhan, yaitu tidak adanya luka yang besar,
pendarahan, infeksi dan parasite; perilaku ikan yang normal, seperti reaksi yang baik terhadap
pemberian makanan, daya apung yang terkendali agar dapat mempertahankan posisi di kolom
air pada saat dipelihara; pertumbuhan dan tingkat konversi pakan yang terbaik dalam kelompok
umurnya.
Pemeliharaan indukan harus menerapkan biosecurity ketat yaitu sebelum induk kerapu macan
ditebar di bak induk, dilakukan karantina untuk dilakukan pengamatan adanya penyakit pada
induk yang akan ditebar. Untuk mengurangi keberadaan parasite pada induk dilakukan
perendaman air tawar selama 5 menit.
Bak pemeliharaan induk digunakan bak bulat dengan volume 50-100 m 3 dengan ketinggian air
minimal 2 m. Bak indukan harus dilengkapi atap yang berfungsi untuk mengurangi penetrasi
cahaya matahari untuk membatasi munculnya ganggang.
Pemeliharaan induk dilakukan dengan pergantian air laut 200-300% perhari, dengan range
alinitas 33-35 ppt dan suhu air dikondisikan pada suhu 27-30 oC. Pakan induk berupa ikan segar
dari jenis selar, japuh dan jantan yang kandungan proteinnya tinggi dan kandungan lemaknya
rendah.
Indukan kerapu dibarkan memijah secara alami pada bak induk. Pemijahan berlangsung selama
3 sampai 6 hari setiap bulan pada fase bulan gelap.
Ketika terjadi pemijahan, telur yang telah dibuahi akan terapung dan dikumpulkan melalui bak
overflow yang ditampung dengan jaring halus (Plankton net) dengan kerapatan 400 µm, dimana
telur yang sudah dibuahi tidak lengket dan terapung.
Telur ikan yang telah dipanen pada bak overflow kemudian dilakukan disenfeksi menggunakan
ozon dan dicuci dengan air laut bersih. Kemudian telur diinkubasi pada bak berukuran 0,5 – 1 m 3
yang dilengkapi dengan aerasi untuk memisahkan telur yang baik yaitu telur yang terapung.
Telur yang tidak dibuahi akan mengendap pada dasar bak.

3. Pemeliharaan larva
Telur yang telah menetas dan pada tahap pertumbuhan mata ditebar pada bak pemeliharaan
larva. Bak pemeliharaan larva yang digunakan adalah bak dengan volume 10 m 3 dengan
kedalaman air 1,2 m dan terdapat dalam gedung tertutup sehingga suhu ruangan dapat
dikontrol. Warna bak yang digunakan adalah kuning terang dan biru muda yang bertujuan agar
larva ikan kerapu dapat membedakan pakan alami yang diberikn seperti rotifer dan agar
kegiatan pembersian bak denga melakukan sifon dapat mudah dilakukan.
Sistem aerasi pada bak pemeliharaan larva dilakukan dengan pola berkisi-kisi agar pengadukan
air dapat terjadi secara merata. Aerasi pada tahap awal pemeliharaan larva harus lemah untuk
menghindari kerusakan larva secara fisik. Kekuatan aerasi dapat diperkuat pada tahap lanjut
pemeliharaan larva.
Pada Pemeiliharaan larva harus diterapkan biosecurity yang ketat untuk menghindari
kontaminasi hama dan penyakit ikan.
Secara teknis pemeliharaan larva ikan kerapu macan dilakukan dengan padat tebar awal 10
ekor/L, digunakan pakan alami berupa phytoplankton dan zooplankton secara rutin dan dicek
secara berkala keberadaan pakan alami di bak pemeliharaan. Kondisi larva disampling secara
berkala berkaitan kemampuan makan larva dan kondisi kesehatan larva menggunakan
mikroskop
Berikut adalah tahap pemberian pakan pada pemeliharaan larva ikan kerapu macan

1. Pakan alami mikroalga


Pakan berupa Nannocloropsis, sp diberikan pada hari ke-2 sampai dengan hari ke-25 setelah
penebaran dan pada bak pemeliharaan dijaga ketersediaanya di atas 300-500 x 10 3 sel/mL.
2. Rotifer
Pakan zooplankton dengan jenis rotifer diberikan pada hari ke-2 sampai dengan hari ke-31
setelah penebaran larva. Ketersedian rotifer pada hari ke-2 sampai ke 5 dalam bak dijaga
pada kondisi 5-7 indivdu/mL, pada hari ke-6 sampai dengan ke-10 dijaga pada 8-10
individu/mL dan pada hari ke-11-31 dijaga di atas 15 individu/mL
3. Pakan Artemia
Diberikan pada usia larva 16 hari sampai dengan 40 hari dengan ketersediaan 0,2- 0,5
individu/mL
4. Pakan Buatan
Pakan buatan dengan ukuran 200-400 mikrometer sejak hari ke-9 sampai dengan hari ke-29.
Pakan buatan ukuran 400-800 mikrometer diberikan pada usia larva 30 hari sampai dengan
45 hari.

4. Pengelilaan Kualitas air


Untuk pemeliharaan larva hari ketujuh sampai keduabelas dilakukan pergantian air terbatas 10%
agar perubahan kondisi air tidak mendadak, pada pemeliharaan hari ke 13-24 dilakukan
peningkatan perganian air sampai dengan 20 % dan dilakukan siphon untuk membuang kotoran
larva dan sisa pakan yang mengendap di dasar bak pemeliharaan. Pada hari ke 25-30 dlakukan
pergantian air 50 % dan setelahnya dilakukan pergantian air setara 100 % per hari.

Referensi:

S. Darwisito, Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Strategi Reproduksi Ikan Kerapu (Epinephelus
sp.). Bogor:Program Pasca Sarjana/ S3 Institut Pertanian Bogor (2002). Dalam Ratna PM dan
Abdulghani, N, 2012, Aspek Reproduksi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus sexfasciatus) di perairan
Glondonggede Tuban, JurnalSains dan seni ITS, Vol 1 No 1 2012, E27-E31

Sugama, Ketut, dkk, 2013, Pengelolaan Pembenihan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus),
Aciar

sarana prasarana, pemeiharaan induk, penebaran induk, pakan, pengelolaan air dll....(

Anda mungkin juga menyukai