Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1/T menjadi ½ T, yaitu mengurangi laju pencuplikan dengan faktor 2. Ini disebut
pencuplikan mundur.
Sistem waktu diskrit adalah perangkat atau algoritma yang beroperasi pada
sinyal waktu diskrit yang dinamakan masukan/eksistasi, menurut beberapa aturan
yang didefinisikan dengan baik dan untuk menghasilkan sinyal waktu diskrit lain
yang dinamakan keluaran atau respon sistem.
Dengan kata lain sistem sebagai suatu operasi atau sekelompok operasi untuk
menghasilkan sinyal masukan X(n) yang ditransformasikan menjadi sinyal y(n)
(keluaran).
Hubungannya : y(n) ≅ τ [X (n)] (3.17)
x(n)
Sinyal masukan / Sistem waktu
eksistasi Sinyal keluaran
Diskrit atau Respon
│n│ ; -3 ≤ n ≤ 3
X(n) =
0 ; yang lainnya
a. y(n) = X (n)
b. y(n) = X (n-1)
c. y(n) = X (n+1)
[
d. y(n) = 1/3 X ( n +1) + X n + X ( n−1) ]
e. [
y( n ) = maks X ( n +1) , X ( n ) , X ( n −1) ]
n
f. y( n) = ∑X
k = −∞
(k ) = X( n) + X (n −1) + X (n−2) + ...
X (n) = {...,0,3,2,1,0,1,2,3,0,...}
↑
Selanjutnya menemukan keluaran setiap sistem dengan menggunakan
hubungan masukan – keluaran :
a) y(n) = x(n) ; Berarti keluaran dapat sama dengan masukan. Sistem ini
dikenal sebagai sistem identitas.
b) y(n) = X(n−1); y(0) = X(−1), y(1) = X(0) , y(2) = X(1) , y(3) = X(2)
Sistem “menunda” masukan dengan satu cuplikan
y( n ) = {...,0,3,2,1,0,1,2,3,0...}
↑
c) y( n) = X ( n +1) ; y( 0) = X (1), y(1) = X ( 2) , y( 2) = X ( 3) , dst.
y( n ) = {...,0,3,2,1,0,1,2,3,0,...} → n = 0
↑
d) y( n ) = 1 / 3[X ( n +1) + X ( n ) + X ( n −1) ]
↑
5) y( n ) = maks [X ( n +1) , X ( n ) + X ( n −1) ]
y( n ) = {...0,0,3,3,2,1,2,3,3,0,0,...}
↑
n
6) y( n ) = ∑X
k = −∞
(k ) = X ( n) + X ( n −1) + X ( n − 2 )
Sistem ini adalah dasar dari suatu akumulator yang menghitung jumlah
perjalanan seluruh nilai masukan sebelumnya hingga waktu sekarang.
y( n ) = {...,0,3,5,6,6,7,9,12,0,...}
↑
3.2.2 Penyajian Diagram Blok Sistem waktu Diskrit
Ada beberapa macam penyajian diagram blok sistem waktu diskrit yang dapat
dihubungkan untuk membentuk sistem kompleks.
a. Penambah : Penambahan dua sinyal (barisan sinyal) untuk membentuk
barisan lain. Operasi penambahan tanpa memori, tidak perlu
untuk menyimpan salah satu barisan untuk melakukan
penambahan. Diperlihatkan pada Gambar 3.10.
y( n ) = X 1( n ) + X 2 ( n )
+
c. Pengali sinyal ; Perkalian dua barisan sinyal untuk membentuk barisan lain
(perkalian). Operasi perkalian tanpa memori, diperlihatkan
pada Gambar 3.12.
x2(n)
d. Elemen tunda unit; Sistem khusus yang menunda sinyal yang melewatinya
dengan suatu cuplikan, diperlihatkan pada Gambar 3.13.
Sinyal cuplikan X(n-1) dibentuk dari sinyal masukan X(n) dan disimpan
dalam memori pada waktu n.
x(n)
Z-1 y(n) = x(n-1)
Z-1
x(n)
y(n)
+ +
0,5
0.5X(n)
0,25
(a)
0,25y(n-1)
Z-1
Z-1 x(n-1)
0,5{x(n-1)+x(n)}
x(n)
0,5 y(n)
+ +
x(n)
0,25
(b) 0,25y(n-1)
Z-1
Gambar 3.15 Diagram Blok Sistem
Sistem dinamakan statis atau tanpa memori jika keluaran untuk setiap waktu
dan sebagian besar tergantung pada cuplikan masukan pada waktu yang sama,
bukan masukan sebelum atau setelahnya.
Persamaan untuk sistem statis (tidak ada elemen tunda atau pemaju):
y( n ) = aX ( n ) (3.18)
3
y( n ) = nX ( n ) + bX ( n) (3.19)
y (n) = ∑
n
X (3.21)
(n - k)
k=0
sistem tidak berubah dengan waktu, keluaran sistem yang berelaksasi menjadi
y (n-k) sama seperti respon terhadap x (n) . Ini akan mengarahkan kepada definisi
Untuk menguji apakah sistem invarian waktu atau tidak; mengeksitasi sistem
dengan deret masukan yang berubah-ubah x (n) , menghasilkan keluaran y (n) .
Kemudian menunda deret masukan tersebut dengan jumlah k yang sama dan
menghitung kembali keluarannya.
Y(n -k) = T [X (n -k) ] (3.23)
Contoh :
1. Gambar 3.16 memperlihatkan diagram blok diferensiator.
X (n)
+
Y(n) = X (n) − X (n-1)
“Diferensiator”
X
X (n)
Y = X Cos ω n
(n) (n) 0
Cosω n
0
Untuk setiap deret masukan X1 (n) dan X 2 (n) yang berubah – ubah dan
a1 Y(n)
T
T Y'
+ (n)
a2 a2 +
T
X 2 (n) X 2 (n)
(a) (b)
Gambar 3.20 Diagram Blok Sistem Linear
′
T linear jika dan hanya jika : Y(n) = Y(n)
Kedua, anggap a 1 = a 2 = 1
T [X1 (n) + X 2 (n) ] = T [X1 (n) ] + T [X 2 (n) ]
keluaran nol.
Jika masukan nol, keluaran tidak nol, sistem tersebut mungkin non linear.
Jika sistem yang berelaksasi tidak memenuhi prinsip superposisi berarti sistem
non linear.
Contoh soal 3.3: Buktikan sistem – sistem berikut linear atau non-linear.
X (n)
a) Y(n) = n X (n) c) Y(n) = X (n 2 ) e) Y(n) = e
Y1 (n) = A X1 (n) + B
Y2 (n) = A X 2 (n) + B
Jika sistem linear, keluarannya terhadap kombinasi linear X1 (n) dan X 2 (n) akan
= A a 1 x 1 (n) + A a 2 x 2 (n) + 2B
Y1 (n) = X1 (n 2 ) Y2 (n) = X 2 (n 2 )
= [a 1 x 1 (n) + a 2 x 2 (n) ]2
2 2 2 2
= a1 x1 (n) + 2 a 1a 2 x 1 (n) x 2 (n) + a 2 x 2 (n)
Teorema : Sistem dikatakan kausal jika keluaran sistem untuk setiap waktu [Y(n) ]
Stabilitas merupakan sifat penting pada suatu sistem. Sistem yang tidak stabil
biasanya memperlihatkan sifat yang tidak menentu dan sifat perbedaan yang
mencolok dan menyebabkan aliran berlebih (overflow) dalam setiap implementasi
praktis.
Teorema : Suatu sistem berelaksasi yang berubah-ubah dikatakan menjadi stabil
masukan terbatas - keluaran terbatas jika dan hanya jika setiap
masukan terbatas menghasilkan keluaran terbatas.
Kondisi bahwa deret masukan X(n) dan keluaran Y(n) terbatas ditandai dengan
beberapa angka terbatas, Mx dan My, sehingga :
X (n)
≤ Mx < ∞ ; Y (n)
≤ My < ∞ ; untuk seluruh nilai n
Bila deret masukan X(n) terbatas, keluarannya tidak terbatas (tak berhingga),
berarti sistem dikatakan tidak stabil.