Anda di halaman 1dari 9

Nama : Alisia Fatmawati

NIM : F.111.19.0058

Kelas : A Pagi

Hubungan antara emosi (variabel X) dengan motivasi belajar siswa (variabel Y)

1. Fenomena
Kewajiban seorang siswa yang utama tentunya adalah belajar, kegiatan belajar
harus dilakukan secara terus menerus agar siswa tersebut bisa menjadi siswa yang
berprestasi. Termasuk pula dengan keponakan saya yang berusia 9 tahun, dan masih
duduk di kelas tiga sekolah dasar, ia belajar hampir setiap hari. Ketika ibunya
menyuruhnya belajar tetapi saat itu ia sedang sedih atau marah karena sesuatu ia hanya
belajar sekitar 15 menit saja, dan ia hanya membolak-balik bukunya tanpa membaca atau
mengerjakan soal dengan serius. Tetapi berbeda saat ia sedang merasa senang di hari itu,
ia akan belajar dengan sendirinya tanpa perintah dari orang tuanya, dan ia bisa belajar
selama lebih dari 1 jam. Ia juga bisa mengerjakan banyak soal dan membaca beberapa
buku jika hatinya sedang merasa senang.
Banyak siswa yang memilki prestasi yang memuaskan karena adanya faktor yang
mendorong seorang siswa ini berprestasi. Manusia akan berbuat sesuatu jika ada faktor
pendorong yang menunjang manusia ini untuk melakukan hal tersebut. Keadaan di dalam
diri individu sendiri akan mempengaruhi proses belajarnya. Meskipun faktor lingkungan
memiliki peranan penting dalam kesuksesan seseorang dalam proses belajar, faktor
internal individu pun juga memiliki peranan yang sama besarnya dengan peranan
lingkungannya.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak
dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman
dalam interaksinya dengan lingkungan. Beberapa tokoh juga mendefinisikan belajar,
diantaranya adalah Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975)
mengemukakan. “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseoramg
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau
dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat
seseorang (misalnya, kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). Sementara pendapat
dari Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan. “Belajar adalah
suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian”.
Keadaan emosi disaat kita belajar memungkinkan kita bisa atau tidak
menjalankan proses belajar tersebut. Sebagian orang melakukan aktivitasnya jika sedang
memiliki emosi yang baik, sehingga orang tersebut bisa maksimal dalam melakukan
pekerjaannya. Begitu pula dengan siswa, mereka bisa melakukan aktivitas belajar yang
maksimal jika mereka memiliki emosi yang mendukung mereka untuk belajar, keadaan
emosi juga menjadi motivasi mereka untuk belajar. Karena bahwa semua emosi menurut
Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu
mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus
yang ada. Bagaimanakah hubungan antara emosi dan motivasi siswa ini lah yang menjadi
alasan dilaksanakannya penelitian ini.
2. Masalah

Bagaimana hubungan antara emosi dengan motivasi belajar siswa.

3. Alasan meneliti variabel Y (motivasi)


Motivasi sangat penting dalam usaha belajar. Hal ini sesuai
dengan pendapat A. Tabrani Rusyan dkk. yang menyatakan bahwa
motivasi sangat penting dalam belajar dikarenakan:
a) Motivasi memberi semangat kepada seseorang peserta didik dalam kegiatankegiatan
belajarnya.
b) Motivasi-motivasi perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan- kegiatan dimana
seseorang berkeinginan untuk melakukannya
c) Motivasi memberi petunjuk pada tingkah laku (Rusyan, 1994: 96).
Dalam usaha meningkatkan motivasi, seorang guru harus mampu memilih suatu bentuk
pendekatan pembelajaran yaang mampu menumbuhkaan motivasi. Untuk
menumbuhkaan motivasi, selanjutnya A. Tabrani Rusyan (1994: 121) dkk. memberikan
konsep sebagai berikut:
a) Membangkitkan suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk menghargai suatu
keindahan, untuk mendapat penghargaan dan sebagainya.
b) Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.
c) Memberikan kesempatan untuk memberikan hasil yang baik, knowing, success like
succes atau mengetahui sukses yang diperoleh individu itu, sebab sukses akan
menimbulkan rasa puas (Sardiman, 2000: 121).
4. Dampak positif dan negatif variabel Y (motivasi)
Dampak Positif

-Dapat membantu orang untuk bangkit


-Mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai target.
-Meningkatkan usaha dan energi yang dikeluarkan untuk mencapai target.
-Membuat seseorang mau melalui suatu pekerjaan dan mempertahankan suatu aktivitas
-Mempengaruhi proses berpikir seseorang.
-Menunjukkan kosekuensi apa yang diinginkan.
-Meningkatkan penampilan atau prestasi.
Dampak Negatif
-Menjadi sosok yang egois
-Tidak Fokus pada Pekerjaan
-Meningkatkan Rasa Frustasi
-Susah Merasa Puas
-Melewatkan Banyak Kesempatan
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi variabel Y (motivasi)
Dimyanti dan Mudjiono mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar antara lain:
a. Cita-cita / aspirasi siswa

Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita
merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita
tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu
tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan
keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih
cita-cita atau kegiatan yang diinginkan.

b. Kemampuan siswa

Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi.


kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga
dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi.

c. Kondisi siswa dan lingkungan

Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat
maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga
dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka
motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang.

d. Unsur-unsur dinamis dalam belajar.

Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar,
tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.

e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan
penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan
memiliki keterampilan sehingga bisa meningkatkan motivasi siswanya. (Dimyati dan
Mudjiono, 1999 : 100)

6. Alasan meneliti variabel X (emosi)


Menurut Agus Effendi, yang dikutip Paramita Dewi, mengungkapkan perlunya
kecerdasan emosi bertumpu pada hubungan antara perasaan, watak dan naluri moral.
Emosi negatif akan melahirkan tindakan yang negatif, sebaliknya emosi yang positif akan
melahirkan tindakan yang positif pula. Lebih lanjut dijelaskan bahwa seseorang yang
dikuasai dorongan hati, kurang memiliki kendali diri akan buruk dalam pengendalian
moral. Kemampuan mengendalikan dorongan hati merupakan basis kemauan dan watak.
Dengan cara yang sama, cinta sesama terletak pada empati, yaitu kemampuan membaca
penderitaan orang lain. Apabila ada dua sikap yang dibutuhkan pada zaman sekarang,
maka sikap yang tepat adalah kendali diri dan kasih saying Tingkat emosi dapat
menghambat atau mempertinggi kemampuan untuk berpikir dan merencana serta untuk
menyelesaikan permasalahan dan semacamnya. Dalam artian ini, kecerdasan emosional
merupakan kecakapan utama, kemampuan secara mendalam mempengaruhi semua
kemampuan lainnya, baik memperlancar maupun menghambat kemampuan-kemampuan
itu. Goleman mengungkapkan bahwa manusia memilki dua otak, dua pikiran dan dua
jenis kecerdasan yang berlainan, yaitu kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional.
Keberhasilan manusia dalam kehidupan ditentukan oleh keduanya, tidak hanya oleh IQ,
tetapi kecerdasan emosional yang memegang peranan. Otak emosional sama terlibatnya
dalam pemikiran, seperti halnya keterlibatan otak nalar. Intelektualitas tak dapat bekerja
dengan sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional.
7. Hasil-hasil penelitian
a. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas V
SD Negeri 70 Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur
-Adanya korelasi atau hubungan antara kecerdasan emosional siswa dengan
prestasi belajar siswa di Kelas V SD Negeri 70 Kecamatan Kelam Tengah
Kabupaten Kaur
-Adanya korelasi atau hubungan antara kecerdasan emosional siswa dengan
prestasi belajar siswa di Kelas V SD Negeri 70 Kecamatan Kelam Tengah
Kabupaten Kaur, hal ini dikarenakan siswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi
dapat memperoleh nilai prestasi belajar yang tinggi. Dengan demikian dapat
dibuat kesimpulan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
dapat memperoleh nilai prestasi belajar yang tinggi.
b. Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Motivasi Dengan Tingkat Prestasi Belajar
Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri (Min) Jejeran Bantul Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia

Ada hubungan antara kecerdasan emosional dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jejeran, hubungan
kecerdasan emosional dengan motivasi yang dijelaskan dengan hasil nilai
signifikansi t-test sebesar 0,012, hubungan anatara motivasi belajar dengan
prestasi belajar yang dijelaskan dengan hasil nilai signifikansi t-test yang
mempunyai besaran 0,007, hubungan secara simultan antara kecerdasan
emosional dan motivasi belajar siswa yang dijelaskan dengan hasil uji F yang
mempunyai besaran nilai signifikansi 0,000. Adapun besaran hubungan antara
kecerdasan emosional dan motivasi belajar sebesar 65,5% dan 35,5% sisanya
dipengaruhi dan berhubungan dengan variabel lain atau oleh faktor lain yang
tidak dimasukkan dalam model penelitian seperti: kondisi fisik anak, lingkungan
belajar, pola asuh orangtua, dsb. selain kedua variabel tersebut sebagaimana yang
ditunjukkan oleh hasil Uji Anova yang mempunyai besaran R Square sebesar
0,682. Besaran hubungan langsung kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
siswa mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,012 dan besaran hubungan langsung
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dengan nilai signifikansi
sebesar 0,007. Sedangkan hubungan tidak langsung antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa adalah sebesar 0,337 dan hubungan tidak langsung
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa adalah sebesar 0,360
Semakin baik dan tinggi kecerdasasan emosional dan motivasi belajar seorang
siswa maka akan semakin baik pula prestasi belajar yang didapat.

c. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran


Akidah Akhlak Pada Peserta Didik Kelas V M.I. Miftahul Akhlaqiyah Beringin
Ngaliyan Semarang
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar mata pelajaran akidah akhlak peserta didik kelas V M.I.
Miftahul Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
Sebagaimana hasil analisis perhitungan telah diperoleh rhitung = 0,755. Untuk
taraf signifikansi 5% dengan df = 55 – 2 = 53 diperoleh rtabel = 0,2241,
sedangkan taraf signifikansi 1% dengan df = 55 – 2 = 53 diperoleh rtabel=
0,3129. 5%= 0,755 ≥ 0,2241 1%= 0,755 ≥ 0,3129
d. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas Viii Mtsn Ngemplak Boyolali
-Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dan
motivasi belajar dengan prestasi belajar. Hal tersebut ditunjukan oleh R= 0,532
dan R² (koefisien determinasi) 0,284 yaitu sebesar 28,4% dan p=0,000 (p<0,01)
-Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar pada siswa, hal ini ditunjukkan dengan R= 0,425 dan R²
(koefisien determinasi) 0,17 yaitu sebesar 1,7% dan p=0,000 (p<0,01).
-Tingkat kecerdasan emosional pada siswa tergolong tinggi, hal ini dapat dilihat
dari rerata empirik sebesar 97,4 dengan prosentase terbesar yaitu 68,1%.
-Tingkat motivasi belajar pada siswa tergolong rendah, hal ini dapat dilihat dari
rerata empirik sebesar 56,5 dengan prosentase terbesar 66,7%.
-Tingkat prestasi belajar pada siswa tergolong sedang, hal ini dapat dilihat dari
rerata empirik sebesar 59,5 dengan prosentase terbesar 55,1%.
-Sumbangan efektif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar sebesar 1,7%.
Sumbangan efektif motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 26,7%.
Dengan demikian sumbangan efektif variabel kecerdasan emosional dan variabel
motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 28,4% sehingga masih terdapat
71,6% variabel lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, seperti faktor
biologis siswa, faktor psikologis, faktor lingkungan sekolah, dll.
8. Argumentasi

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat
atau periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu banyak sekali macamnya, terlalu banyak
untuk disebutkan satu persatu. Sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat
diklasfikasikan sebagai berikut:

a. Faktor yang berasal dari luar diri individu (eksternal).

-Faktor-faktor non-sosial, contohnya: Keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi,
siang, atau malam), tempat, alat-alat untuk belajar (alat tulis, buku, dll)

-Faktor-faktor sosial: adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada
(hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir,
contohnya: kehadiran orang lain yang tiba-tiba datang saat sedang belajar, banyak
orang yang berbicara dengan keras saat belajar, beberapa orang hilir mudik didepan
kita saat belajar, suara lagu yang kemudian terdengar saat kita belajar.

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal)

-Faktor-faktor fisiologis, contohnya tonus jasmani pada umumnya (keadaan jasmani


yang melatarbelakangi aktivitas belajar, contohnya: nutrisi tubuh, penyakit yang
diderita), keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu (fungsi-fungsi organ tubuh yang
berpengaruh dalam belajar, contoh: mata, telinga, tangan).

-Faktor-faktor psikologis, yaitu hal-hal yang mendorong terjadinya proses belajar itu
sendiri, contohnya: adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki yang lebih luas,
adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju, adanya
keinginan untuk mendapat simpati orang lain, adanya keinginan untuk memperbaiki
kegagalan, adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari proses belajar.

Emosi itu sendiri merupakan motivator utama manusia dalam menjalani


hidup. Manusia selalu berupaya memaksimalkan emosi-emosi yang menyenangkan
dan meminimalkan emosi-emosi yang tidak menyenangkan. Hampir semua kegiatan
yang dilakukan manusia dalam rangka itu. Meskipun tentu saja tidak selalu berhasil.
Namun pasti, itulah yang dilakukan semua orang. Begitu halnya dengan belajar,
seseorang akan melakukan proses belajar maka akan timbul emosi terhadap apa yang
akan ia pelajari. Jika emosi tersebut adalah emosi yang menyenangkan maka akan
timbul keinginan atau untuk melakukan kegiatan belajar, tetapi jika emosi tersebut
adalah emosi yang tidak menyenangkan, maka keinginan atau dorongan untuk belajar
akan berkurang atau mungkin saja bisa hilang. Dengan demikian siswa bisa
melakukan aktivitas belajar yang maksimal jika mereka memiliki emosi yang
mendukung mereka untuk belajar. Emosi berpengaruh besar ada kualitas dan
kuantitas belajar. Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai
hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat
belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali. Karena itu, pembelajaran yang
berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif pada diri pembelajar
Sumber :

http://zieshilvamufie.blogspot.com/2015/

http://eprints.walisongo.ac.id/9748/1/VIKA%20FAUZIYAH___133911102.pdf

http://journal.umpo.ac.id/index.php/muaddib/article/viewFile/63/57

http://repository.iainbengkulu.ac.id/3584/1/MITSI%20ARDELLA.pdf

http://etheses.uin-malang.ac.id/2771/1/10410137.pdf

http://eprints.ums.ac.id/20297/23/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Anda mungkin juga menyukai