Anda di halaman 1dari 3

1.

Definisi Struktur Modal

Modal itu sendiri merupakan hak/bagian yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk keuntungan.
Modal terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit). Sedangkan Struktur
Modal adalah Perbandingan modal asing dan modal sendiri. Modal asing adalah hutang baik jangka
panjang dan jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dalam perusahaan..
Struktur modal menjadi masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal
akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan.

 Teori Pendekatan Struktur Modal


1. Teori Pendekatan Tradisional
Pendekatan yang menekankan adanya struktur modal yang optimal. Artinya struktur modal
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan, struktur modal dapat berubah-ubah agar bisa
diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
2. Teori Pendekatan Modigliani & Miller
a. Teori MM Tanpa Pajak
Struktur modal tidak relevan atau tidak memengaruhi nilai perusahaan. MM
mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka bahwa :
1. Tidak terdapat agency cost
2. Tidak ada pajak
3. Investor dapat berutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan
4. Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai prospek
perusahaan di masa depan
5. Tidak ada biaya kebangkrutan
6. Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari
hutang
b. Teori MM dengan Pajak
Pajak dibayarkan kepada pemerintah yang berarti merupakan aliran kas keluar. Utang
bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang
pajak.
3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal
Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa
faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial
distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information
sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan
rasio utangnya, sehingga tambahan utang tersebut akan mengurangi pajak. Trade-off theory
tidak dapat menjelaskan korelasi negatif antara tingkat profitabilitas dan rasio utang.

4. Teori Pecking Order


Teori pecking order menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat
keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Secara spesifik,
perusahaan mempunyai urutan-urutan preferensi dalam penggunaan dana. Skenario urutan
dalam teori pecking order adalah sebagai berikut
- Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba
(keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
- Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan
investasi.
- Karena kebijakan dividen yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan
kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang
diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi
pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain.
- Perusahaan akan memulai dengan utang, kemudian dengan surat berharga campuran
seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir.

Dalam kenyataannya, terdapat perusahaan-perusahaan yang dalam menggunakan dana


untuk kebutuhan investasinya tidak sesuai seperti skenario urutan (hirarki) yang disebutkan
dalam pecking order theory.

5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling


Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak
mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Teori ini terdiri
dari:
a) Myers dan Majluf
Menurut teori ini ada asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar. Manajer
mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingkan
pihak luar.
b) Signaling
Mengembangkan model struktur modal (penggunaan utang) merupakan sinyal yang
disampaikan oleh manajer ke pasar. Manajer bisa menggunakan utang lebih banyak
sebagai sinyal yang lebih kredibel. Karena perusahaan yang meningkatkan uutang bisa
dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang.

6. Teori Keagenan (Agency Approach)


Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai
kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manajer adalah konsep free
cash flow. Jika perusahaan menggunakan utang, maka manajer akan dipaksa untuk
mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga.

 PERTANYAAN
2. Apakah penggunaan hutang wajib dalam bisnis?
Menurut pendapat saya tidak selalu atau tergantung organisasi bisnisnya. Karena biasanya
organisasi bisnis yang kebanyakan melakukan utang adalah organisasi bisnis dibidang industri.. Utang
dilakukan untuk memenuhi proses operasional bisnisnya yang sedang berlangsung. Meningkatkan
utang bisa dipandang sebagai organisasi bisnis yang yakin dengan prospek perusahaan di masa
mendatang karena utang bisa digunakan untuk menghemat pajak, dan bunganya bisa dipakai sebagai
pengurang pajak. Perusahaan/ Organisasi bisnis yang berkualitas baik akan menggunakann lebih
banyak utang sementara perusahaan berkualitas rendah memiliki tingkat utang lebih rendah. Akan
tetapi dalam kenyataannya, banyak organisasi bisnis juga yang beranggapan bahwa apabila perusahaan
menggunakan sumber pendanaan hanya dari hutang maka perusahaan/ organisasi bisnisnya tidak akan
mencapai nilai yang optimal.
Jadi Menurut pendapat saya tidak selalu atau tergantung dari pandangan organisasi bisnisnya masing-
masing.

3. Apakah penggunaan hutang mampu meningkatkan nilai usaha?


Nilai perusahaan ditentukan oleh struktur keuangan perusahaan, semakin besar perusahaan maka
akan membutuhkan modal yang semakin besar pula, yang akan dipenuhi dengan berhutang. Bila ada
pajak penghasilan perusahaan, kebijakan berhutang akan menaikan nilai perusahaan karena beban
bunga hutang dapat mengurangi pajak yang dibayarkan. Hutang juga dapat digunakan untuk
mengendalikan penggunakan free cash flow secara berlebihan, sehingga mengurangi investasi dengan
demikian akan meningkatkan nilai perusahaan. Akan tetapi harus diperhatikan juga penggunaan dalam
hutang. Harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang, berupa bunga yang
akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan. Jika hal ini sampai terjadi, maka harga
saham akan menurun dan nilai perusahaan pun menurun. Atau dengan kata lain, peningkatan jumlah
hutang akan menurunkan jumlah pembagian deviden sehingga nilai perusahaan akan turun.
 Kesimpulan: Keputusan kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai
perusahaan. Peningkatan jumlah hutang akan diiringi dengan peningkatan nilai perusahaan sampai pada
titik tertentu. Keputusan Kebijakan Hutang harus dilakukan secara lebih berhati-hati jika pihak
manajemen juga ikut dalam kepemilikan saham karena hal tersebut dapat mempengaruhi nilai dalam
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai