PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi, target Global Sustainable
Development Goal’s (SDG’S) yaitu menurunkan angka kematian ibu (AKI) pada tahun
2030 hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut World Health
tahun 2012 memiliki rasio 450 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2018 berada pada angka 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Anemia pada ibu hamil menjadi masalah kesehatan global karena telah
mempengaruhi setengah dari semua wanita hamil di seluruh dunia. Diperkirakan terdapat
41,8% ibu hamil di dunia mengalami anemia dan hampir sebagian besar dikarenakan zat
besi dengan kadar Hb kurang dari 11gr/dl. Prevalensi anemia Menurut World Health
Organization (WHO), (2013) prevalensi anemia di dunia antara berkisar 40 - 88%. Pada
ibu hamil di Asia sebesar 48,2%, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1
(Astriana, 2017).
sebesar 48,9 %. Persentase ibu hamil yang mengalami anemia meningkat dibandingkan
hasil (Riskesdas, 2013) yaitu sebesar 37,1%. Meskipun pemerintah sudah melakukan
kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia
jumlah ibu hamil sebanyak 2.634 orang, sebanyak 1.215 orang diantaranya mengalami
anemia (46 % ) dan 1.419 orang ibu hamil tidak mengalami anemia ( 54 %). Angka
anemia tertinggi pertama berada dipuskesmas cahaya negeri dan tertinggi kedua
Anemia dalam kehamilan adalah apabila ibu hamil dengan kadar Hb <11 gr%
pada trimester I dan III atau Hb <10,5 gr% pada trimester II.(Fadlun dkk, 2012). Sekitar
75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan
gambaran eritrosit mikristik hipokrom pada asupan darah tepi (Wiknjosastro, 2010). Ibu
hamil yang mengkonsumsi zat besi akan mengalami beberapa efek samping seperti mual,
muntah, konstipasi dan nyeri ulu hati.. Hal ini dikarenakan oleh efek samping yang
dirasakan ibu hamil ketika mengkonsumsi tablet Fe. Penelitian ini sejalan dengan
pendapat Hidayah dan Anasari (2012) Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa suplemen
zat oral besi dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri ulu hati dan konstipasi
(Sivanganam, 2015).
Dampak anemia pada ibu hamil yaitu 1) Gangguan pertumbuhan, pada sel tubuh
maupun sel otak, 2) mengakibatkan kurangnya oksigen yang ditransfer ke sel tubuh
maupun ke otak. Resiko yang sering terjadi pada ibu hamil yang menderita anemia
adalah perdarahan postpartum yang disebabkan oleh Atonia uteri (Rimawati, 2018).
Ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi akan mengalami beberapa efek samping
seperti mual, muntah, konstipasi dan nyeri ulu hati.. Hal ini dikarenakan oleh efek
samping yang dirasakan ibu hamil ketika mengkonsumsi tablet Fe. Penelitian ini sejalan
dengan pendapat Hidayah dan Anasari (2012) Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa
suplemen zat oral besi dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri ulu hati dan konstipasi
(Sivanganam, 2015).
Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan zat besi dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi sayuran yang berwarna hijau salah satunya bayam. Zat besi yang
terkandung didalam bayam sangat tinggi sebesar 3,9 mg / 100 gram (Merlina, 2016).
suplementasi besi dan asam folat. Sedangkan menurut Fatimah (2009) dalam Rohmatika
(2016), Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan zat besi dapat dilakukan dengan
Zat besi ditemukan pada sayur-sayuran, antara lain bayam (Amaranthus spp).
Sayuran berhijau daun seperti bayam adalah sumber besi nonheme. Bayam yang telah
dimasak mengandung zat besi sebanyak 8,3 mg/100 gram. Menambahkan zat besi pada
bayam hijau memiliki manfaat baik bagi tubuh karena merupakan suber kalsium, vitamin
A, vitamin E dan vitamin C, serat, dan juga betakaroten. Selain itu, bayam juga memiliki
kandungan zat besi yang tinggi untuk mencegah anemia. Kandungan mineral dalam
bayam cukup tinggi, terutama Fe yang dapat digunakan untuk mencegah kelelahan akibat
anemia. Karena kandungan Fe dalam bayam cukup tinggi, ditambah kandungan vitamin
B terutama asam folat, zaman dahulu bayam dikonsumsi oleh ibu hamil dan melahirkan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kundaryanti (2018) yang dilakukan pada 13
responden yang terdiri dari ibu hamil trimester II dengan anemia ringan dan sedang. Ibu
hamil mengkonsumsi jus bayam hijau sebanyak 500ml,pagi dan sore hari selama 7 hari.
Selama pemberian rata-rata perubahan kadar hemoglobin pada ibu hamil sebesar 1,23
gr/dl. Hasil uji statistic dengan uji paired sample t test didapatkan ada pengaruh
pemberian jus bayam hijau terhadap perubahan kadar haemoglobin dengan p value 0.000
(<0,05) yang artinya pemberian jus bayam hijau secara signifikan mempengaruhi
kecamatan Seluma utara tahun 2019 terdapat 112 ibu hamil dengan anemia di wilayah
kerja Puskesmas Puguk. Dari hasil survey awal didapat hasil bahwa dari 10 orang ibu
mengalami anemia dan berdasarkan hasil wawancara didapat hasil bahwa ,ibu hamil
belum pernah mengetahui serta mengkonsumsi bayam sebagai alternative pengganti zat
besi, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Efektivitas pemberian
jus bayam hijau terhadap peningkatan kadar haemoglobin ibu hamil trimester III dengan
B. RUMUSAN MASALAH
ini adalah “ Bagaimana efektivitas pemberian jus bayam hijau terhadap peningkatan
kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan anemia diwilayah kerja puskesmas
1. Tujuan Umum
hemoglobin ibu hamil trimester III dengan anemia diwilayah kerja puskesmas Puguk
2. Tujuan khusus
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Responden
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada responden
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana kepustakaan dan informasi ilmiah
tentang pengruh pemberian jus bayam hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin
Diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi tenaga
kesehatan terutama tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia.
Dapat berfungsi sebagai referensi atau bahan untuk di jadikan pedoman bagi rekan-rekan
yang ingin melanjutkan penelitian tentang pengaruh pemberian jus bayam hijau terhadap