Angga
Angga
OLEH
ANGGA RAHMADANA
183310798
DOSEN
TA. 2020/2021
A. Definisi glaukoma
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah
sekelompok gangguan gangguan yangbmelibatkan beberapa perubahan atau gejala patologis
yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan segalah akibatnya.
(Indriana dan N Istiqomah; 2004).
Glaukoma adaah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan
intraokuler, penggaungan, dan degenerasi saraf oftik serta defak lapang pandang yang khas.
(Tamsuri A; 2010)
Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra
okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan pupil syaraf
optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam
pengelihatan. (Martinelli; 1991 dan Sunaryo Joko Waluyo; 2009)
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,sehingga
terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan
(Dwindra M; 2009)
B. Klasifikasi glaukoma
1. Glaukoma primer
Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada galukoma akut yaitu timbul
pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik depan yang sempit pada
kedua mata. Pada glukoma kronik yaitu karena keturunan dalam keluarga, DM Arteri
osklerosis, pemakaian kartikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif dan
lain-lain dan berdasarkan anatomis dibagi menjadi 2 yaitu :
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain
yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam
mata. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu aktivitas struktur yang
terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadi
akibat:
3. Glaukoma kongenital
C. Etiologi
D. Patofisiologi
b. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi
papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi
penggaungan pada papil saraf optik.
c. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.
d. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut saraf
optik.(Tamsuri M, 2010 : 72-73).
PATHWAY GLAUKOMA
Nyeri
Gangguan persepsi
sensori: pengelihatan
Kebutaan
E. Manifestasi klinis
a. Tonometri
Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak
cermat, sebab cara mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpat
digunakan dalam keadaan terpaksa dan tidak ada alat lain. Caranya adalah
dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil pendertia disuruh
melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup mata
mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata,
hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan
perasaan keras. Dilakukan dengan palpasi : dimana satu jari menahan, jari
lainnya menekan secara bergantian.Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai
berikut :
➢ N : normal
➢ N+1 : agak tinggi
➢ N+2 : untuk tekanan yang lebih tinggi
➢ N–1 : lebih rendah dari normal
➢ N–2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya
b. Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan
dengan menggunakan lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi
diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
c. Oftalmoskopi
a. Pemeriksaan lapang pandang perifer :lebih berarti kalau glaukoma sudah lebih
lanjut, karena dalam tahap lanjut kerusakan lapang pandang akan ditemukan
di daerah tepi, yang kemudian meluas ke tengah.
G. Penatalaksanaan
Jika tindakan di atas tidak berhasil, lakukan operasi untuk membuka saluran
schlemm sehingga cairan yang banyak diproduksi dapat keluar dengan mudah.
Tindakan pembedahan dapat dilakukan seperti trabekulektomi dan laser
trabekuloplasti. Bila tindakan ini gagal, dapat dilakukan siklokrioterapi (Pemasanag
selaput beku).
1. Identitas
a. Nama
b. Alamat
c. Jenis kelamin
d. Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.
e. Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kali
dari kulit putih (dewit, 1998).
f. Pekerjan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma mata
2. Riwayat kesehatan
4. Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa keperawatan
Kolaborasi
Kronis, sederhana, tipe
sudut terbuka:
— Pilokarpin — Obat miotik topikal ini
hidroklorida menyebabkan konstriksi
(Isoptocarpine, pupil, memudahkan
OcuserPilo, pilopine keluarnya aqueus
HS Gel). humor.
— Timolol maleat — Menurunkan
(Timoptic), betaksalol pembentukan aqueus
(Betopic). humor tampa
mengubah ukuran pupil,
pengelihatan, atau
akomodasi.
— Asetazolamid — Menurunkan laju
(diamox). produksi aqueus humor
Tipe sudut sempit:
— Miotik (sampai pupil — Membuat kontraksi otot
dikonstriksikan). sfingter iris,
mendalamkan bilik
anterior, dan
mendilatasi pembulu
keluar traktus selama
serangan akut/sebelum
pembedahan.
— Inhibitor karbonik — Menurunkan sekresi
anhidrase, contoh aqueus humor dan
asetazolamid (diamox) menurunkan TIO.
— Dipivefrin — Mungkin
hidroklorida (propine). menguntungkan bila
pasien tidak berespon
terhadap obata lain.
Bebas efek samping
seperti miosis,
pengelihatan kabur, dan
kebutaan malam.
— Agen hiperosmotik — Digunakan untuk
contoh mannitol menurunkan sirkulasi
(osmitrol), gliserin. volume cairan, dimana
akan menurunkan
produksi aqueus humor
bila pengobatan lain
belum berhasil.
— Berikan sedasi, — Serangan akut
analgesik sesuai glaukoma berhubungan
kebutuhan. dengan nyeri tiba-tiba,
yang dapat mencetus
ansietas/agitasi.
3. Tujuan: setelah Mandiri
diberikan tindakan — Kaji tingkat ansitas, — Faktor ini
keperawatan derajat pengalaman mempengaruhi persepsi
diharapkancemas nyeri/timbul nya pasien terhadap
dapat berkurang dan gejala tiba-tiba dan ancaman diri, potensial
hilang. pengetahuan kondisi siklus insietas, dan
saat ini dapat mempengaruhi
Kriteria hasil: upaya medik untuk
➢ Pasien tampak mengontrol TIO.
— Berikan informasi — Menurunkan ansiets
rileks dan
yang akurat dan jujur. sehubungan dengan
melaporkan
Diskusikan ketidak tahuan / harapan
ansitas menurun
kemungkinan bahwa yang akan datang dan
sampai tingkat
pengawasan dan memberikan dasar fakta
dapat diatasi.
pengobatan dapat untuk membuat pilihan
➢ Pasien mencegah kehilanagan info tentang
menunjukkan pengeligatan pengobatan.
ketrampilan tambahan.
pemecahan — Dorong pasien untuk — Memberi kesempatan
masalah mengakui masalah dan pasien menerima situasi
mengekspresikan nyata, mengklarifikasi
➢ Pasien perasaan salah konsepsi dan
menggunakan pemecahan masalah.
sumber secara — Identifikasi — Memberikan keyakinan
efektif. sumber/orang yang bahwa pasien tidak
menolong sendiri dalam
menghadapi masalah
4. Evaluasi
Setelah mendapat implementasi keperawatan, maka pasien dengan glaukoma
diharapkan sebagai berikut:
4. Andrea Lalita. Pencapaian tekanan intraokuler pasca pemberian timolol maleat 0,5%
pada glaukoma susut terbuka primer di poloklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado tahun 2012-2014. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi; 2016.
5. Dina Ameliana. Perbandingan penurunan tekanan intraokuler pada terapi timolol
maleat dan dorsalamid pasien glaukoma. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2014
RESUME
OLEH
ANGGA RAHMADANA
183310798
DOSEN
TA. 2020/2021
A. Defenisi katarak
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Ilyas, 2008).Katarak
adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang di proyeksikan
pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap
(Istiqomah, 2003)
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa didalam
kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang terjadi pada semua orang yang
berusia lebih dari 65 tahun. (Muttaqin, 2008).
B. Anatomi Fisiologi
Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5 cm, yang terletak pada
bagian anterior orbit. Bola mata terdiri dari beberapa lapisan. Kuat dan tidak elastic yang
menyususn sclera ini akan mempertahankan bentuk bola mata dan memberikan proteksi terhadap
bangunan - bangunan halus dibawahnya.
Didalam mata ada 3 lapisan yaitu :
1. Lapisan luar, yang terdiri dari :
- Sclera
- Kornea
2. Lapisan tengah, yang terdiri dari :
- Koroid
- Badan (korpus) siliare
- Iris
3. Lapisan dalam, yang terdiri dari :
- Retina
- Fundus optic ,Lensa dan Badan vitreus
Pada mata terdapat 7 otot volunter dari orbit, 6 diantaranya adapat memutar bola mata pada
beberapa perintah dan mengkoordinasi pergerakan mata.Pergerakan mata yang terkoordinasi dan
visus yang adekuat diperlukan untuk smemungkinkan fovea sentralis pada masing - masing mata
untuk menerima gambaran pada waktu yang sama.gambaran berfokus dari fovea masing -
masing mata, ditranmisikan ke area optic darikorteks serebri, tempat otak menginterpretasikan
dua gambaran sebagai suatu gambaran (Istiqomah, 2003).
C. Etiologi Katarak
Katarak disebabkan oleh berbagai faktor seperti :
1. Fisik
2. Kimia
3. Penyakit predisposisi
4. Genetik dan gangguan perkembangan
5. Infeksi virus di masa pertumbuhan janin
6. Usia
(Tamsuri, 2008)
D. Klasifikasi Katarak
Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.
2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
3. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun
Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :
1. Katarak traumatika
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun
tajam.Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular).
Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X, Radioaktif, dan benda asing.
2. Katarak toksika
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia
tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti
kortikosteroid dan chlorpromazine.
3. Katarak komplikata
Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai itu, katarak
ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes mellitus,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan miopia
atau proses degenerasi pada satu mata lainnya.
Berdarakan stadium, katarak senile dapat dibedakan menjadi :
1.Katarak insipient
Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak –
bercak kekeruhan yang tidak teratur.
2.Katarak imatur
Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan terjadinya
myopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan menjadi dangkal.
3.Katarak matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan lensa.
4.Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair
sehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa (Tamsuri, 2008).
PATHWAY KATARAK
CEMAS
Gangguan koagulasi
penerimaan
sensori/status mengabutkan pandangan
organ indera
Terputusnya protein lensa disertai prosedur invasive
influks air kedalam lensa pengangkatan
Menurunnya
katarak
ketajaman
penglihatan Usia meningkat
Resiko tinggi
terhadap infeksi
Penurunan enzim menurun
Gangguan
persepsi sensori-
perseptual Degenerasi pd lensa
penglihatan
KATARAK
Post op Nyeri
E. Manifestasi Klinis Katarak
Medika ; Jakarta
Jakarta
http://www.suaramedia.com/kesehatan/penyakit-katarak-menyerang-anamuda.html