Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Moh.

Udin Bintoro
NIM : 157785031
KELAS : B

MASALAH:
Siswa belum memahami operasi hitung bilangan bulat yaitu operasi
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.

ANALISIS:
Mengapa masalah ini dipilih? Masalah ini dipilih karena:
1. Melalui pengalaman mengajar di tingkat SD tentang problematika pendidikan
matematika di sekolah ditemukan bahwa masalah operasi hitung bilangan
bulat yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat masih
menjadi salah satu masalah pokok. Itu berarti masalah penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan bulat merupakan masalah yang perlu mendapat
perhatian serius dan kiranya perlu diatasi dengan segera karena akan
mempengaruhi pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika
selanjutnya.
Guru mengajar materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
sebagai berikut:
a. Positif tambah positif sama dengan positif
Misalnya: 6 + 2 = 8
b. Positif tambah negative hasilnya bisa positif dan negative,
Misalnya: 1) 3 + (-2) = 1
2) 5 + (-4) = -1
c. Negative tambah positif hasilnya juga bisa positif dan negative
Misalnya: 1) -7 + 9 = 2
2) -8 + 4 = -4
d. Negative tambah negative sama dengan negative
Misalnya: -6 + (-1) = -7

1
e. Positif kurang positif hasilnya bisa positif dan negative
Misalanya: 1) 7 – 4 = 3
2) 4 – 6 = -2
f. Positif kurang negative hasilnya bisa positif
Misalnya: 3 – (-2) = 5
g. Negative kurang positif hasilnya negative
Misalnya: 1) -3 – 7 = -10
Pembelajaran seperti ini menuntut siswa untuk menghafal. Guru belum
menemukan strategi yang tepat dalam pembelajaran topik operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Rendahnya pemahaman siswa
pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat diduga
sebagai akibat dari kurang optimalnya strategi pembelajaran yang digunakan
oleh guru dalam mengajarkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Mereka belum memahami bahwa pengurangan bilangan bulat
sama dengan menjumlahkan lawan bilangannya. Siswa nampaknya belum
bisa membedakan bilangan negatif dan operasi pengurangan.
2. Sembilan tahun saya mengajar matematika SD dan MTs. Dari pengalaman ini,
saya menemukan masih banyak siswa yang kurang memahami konsep
pelajaran matematika pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat. Pada hal materi tersebut sangat berpengaruh untuk mempelajari materi-
materi selanjutnya, sehingga untuk siswa yang kemampuan operasi bilangan
bulatnya  kurang  dapat menghambat kemampuan mempelajari materi
selanjutnya. Karena itu masalah operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat merupakan masalah penting yang mestinya harus segera dicari
solusi/penyelesaiannya

ALTERNATIF PENYELESAIAN:
Tentu ada beberapa alternatif untuk menyelesaikan masalah operasi hitung
bilangan bulat yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pada bilangan
bulat. Salah satu alternatif penyelesaian masalah di atas yang ditawarkan penulis

2
adalah adanya pembelajaran konsep operasi hitung bilangan bulat yaitu operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan media peraga
papan berpasangan. Diharapkan dengan alat peraga papan berpasangan ini siswa
dapat lebih memahami operasi hitung bilangan bulat yaitu operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
Ada tiga tahap untuk menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan
pada bilangan bulat yaitu:
a. Tahap pengenalan konsep secara konkret.
Untuk menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan dua bilangan
bulat, diawali dengan benda konkret. Benda konkret yang digunakan adalah papan
berpasangan. Melalui media ini siswa diberi kesempatan untuk memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat. Pada tahap pertama ini ada dua model peragaan yang dapat dikembangkan
yaitu: dengan menggunakan media peraga papan berpasangan sedangkan yang
kedua dengan menggunakan alat peraga balok garis bilangan.
b. Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak
Pada tahap kedua, proses pengerjaan operasi hitung bilangan bulat diarahkan
menggunakan garis bilangan. Tahap kedua ini merupakan kelanjutan dari tahap
pertama. Pada tahap ini garis bilangan digunakan untuk menjelaskan operasi
bilangan bulat secara semi konkret sebagai perpindahan dari benda kongkret
menuju ke konsep abstrak.
c. Tahap pengenalan konsep secara abstrak
Pada tahap ketiga siswa baru diperkenalkan dengan konsep-konsep operasi
hitung yang bersifat abstrak. Pada tahap ini guru mengajak siswa untuk
membandingkan hasil operasi penjumlahan bilangan bulat dengan hasil operasi
pengurangan bilangan bulat.
Bila ketiga tahap di atas dilalui dengan baik, maka siswa akan memiliki
keterampilan mengaplikasikan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat dalam permasalahan sehari-hari.

3
Pada makalah ini penulis memilih memperkenalkan konsep operasi hitung
bilangan bulat yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan
menggunakan media peraga papan berpasangan.
Pendekatan media peraga papan berpasangan menggunakan konsep
himpunan. Diharapkan dengan alat peraga papan berpasangan ini siswa dapat lebih
memahami operasi hitung bilangan bulat yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Dengan kata lain dengan pendekatan ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap operasi hitung bilangan bulat. Pada
himpunan kita dapat menggabungkan atau memisahkan dua himpunan yang
anggotanya adalah baris lingkaran (baris lingkaran bertanda positif dan bertanda
negatif), seperti pada langkah-langkah menggunakan papan berpasangan sebagai
berikut:

Langkah-Langkah Menggunakan Papan Berpasangan

1. Siapkan papan untuk dibuat papan berpasangan dengan ukuran yang disesuaikan
yang terdiri dari papan yang ada linkaran-lingkaran kecil sebanyak 10 dimulai dari
1 sampai 10 yang terletak di atas yang bernilai positif. Kemudian dibuat lagi
lingkaran-lingkaran kecil yang bernilai negative yang dbawahnya. Kemudian
pasangan pertama bernilai satuan yang di beri tanda (S), di atasnya di buat
pasangan yang kedua bernilai puluhan dan di beri tanda (P) dan pasangan
berikutnya bernilai ratusan dan diberi tanda (R) yang diletakan di atas nilai
puluhan, seperti pada gambar berikut:

4
Dalam operasi hitung bilangan bulat, operasi penjumlahan diartikan
sebagai menambahkan lubang-lubang yang bertanda positive ke dalam alat
peraga papan berpasangan, sedangkan operasi pengurangan artinya
menambahkan lubang-lubang yang bertanda negative dari dalam papan
berpasangan. Sisa yang ada di dalam papan berpasangan yang tak berpasangan
disebut sebagai hasil operasinya.
Berikut akan dijelaskan cara penggunaannya dan contoh penjumlahan
bilangan positif dengan bilangan positif, penjumlahan bilangan positif dengan
bilangan negatif, penjumlahan bilangan negatif dengan bilangan positif,
penjumlahan bilangan negatif dengan bilangan negatif, pengurangan bilangan
positif dengan bilangan positif (a>b dan a<b), pengurangan bilangan positif
dengan bilangan negatif, pengurangan bilangan negatif dengan bilangan postitif
dan pengurangan bilangan negatif dengan bilangan negatif.
2. Cara Penggunaannya:
a. Penjumlahan bilangan positif dengan bilangan positif.
Contoh: 4 + 3 = ……..
Caranya:

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
+ O O O O O O O O O O
- O O O O O O O O O O

5
Karena tidak mempunyai pasangan adalah 7 papan yang sudah ada warnanya
maka itulah hasil penjumlahannya.
Jadi 4 + 3 = 7
b. Penjumlahan bilangan positif dengan bilangan negatif
Contoh: 5 + (-7) = …….

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
+ O O O O O O O O O O
- O O O O O O O O O O

Karena yang tidak mempunyai pasangan adalah 2 papan yang berwarna hijau
negatif maka itulah hasil penjumlahannya. Jadi 5 + (-7) = -2
c. Penjumlahan bilangan negatif dengan bilangan positif
Contoh: - 7 + 10 = ……
Caranya:

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
+ O O O O O O O O O O
- O O O O O O O O O O

Karena 3 lingkaran merah yang tidak mempunyai pasangan maka itulah hasil
penjumlahannya.
Jadi -7 + 10 = 3
d. Penjumlahan bilangan negatif dengan bilangan negatif
Contoh: - 3 + (-4) = ……..

Caranya:

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

6
+ O O O O O O O O O O
- O O O O O O O O O O

Karena kartu yang tidak mempunyai pasangan adalah 7 lingkaran yang


berwarna hijau maka itulah hasil penjumlahannya. Jadi - 3 + (-4) = -7
e. Pengurangan bilangan positif dengan bilangan positif (a – b, a>b).
Misalnya: 6 - 4 = ...?
Caranya:

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
+ O O O O O O O O O O
- O O O O O O O O O O

Karena yang tidak mempunyai pasangan adalah 2 lingkaran yang merah


maka itulah hasil pengurangannya. Jadi 6 – 4 = 2
f. Pengurangan bilangan positif dengan bilangan positif (a – b, a<b).
Misalnya: 6 - 9 = ...?
Caranya:

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
+ O O O O O O O O O O
- O O O O O O O O O O

Karena yang tak punya pasangan adalah 3 linkaran hijau, maka itulah hasil
pengurangannya. Jadi 6 – 7 = - 3
g. Pengurangan bilangan positif dengan bilangan negatif.
Misalnya: 5– (-4) = ...?
Caranya:

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
+ O O O O O O O O O O
- O O O O O O O O O O

7
Karena yang tak punya pasangan adalah 9 lingkaran yang berwarna merah,
maka itulah hasil pengurangannya. Jadi 5 – (-4) = 9
h. Pengurangan bilangan negative dengan bilangan positif.
Contoh: - 4 – 5 = …….?
Caranya:

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
+ O O O O O O O O O O
- O O O O O O O O O O

Karena yang tak punya pasangan adalah 9 lingkaran merah, maka itulah hasil
pengurangannya. Jadi – 4 – 5 = - 9
i. Pengurangan bilangan negatif dengan bilangan negatif.
Contoh: -4 – (-5) = ...?
Caranya:

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
+ O O O O O O O O O O
- O O O O O O O O O O

Karena yang tak punya pasangan adalah 1 lingkaran yang berwarna merah,
maka itulah hasil pengurangannya. Jadi – 4 – (-5) = 1

Kesimpulan :
1. Operasi Penjumlahan
a. Bilangan positif + bilangan positif = bilangan positif
Contoh: 4 + 3 = 7
b. Bilangan positif + bilangan negative = pasangan untuk membentuk nol
dan sisanya adalah hasilnya
Contoh: 5 + (-7) = 5 + (-5) + (-2) = 0 + (-2) = -2
c. Bilangan negatif + bilangan positif = pasangkan untuk membentuk nol
dan sisanya adalah hasilnya

8
Contoh: - 7 + 10 = -7 + 7 + 3 = 0 + 3 = 3
d. Bilangan negatif + bilangan negative = bilangan negatif
Contoh: - 3 + (-4) = -7
2. Operasi Pengurangan
a. Pertama operasi pengurangan diubah menjadi operasi-operasi
penjumlahan yaitu menambah dengan lawan bilangan pengurang.
b. Selanjutnya mengikuti cara pada operasi penjumlahan.
Contoh:
1) 6 – 4 = 6 + (-4) = 2 + 4 + (-4) = 2 + 0 = 2
2) 6 – 9 = 6 + (-9) = 6 + (-6) + (-3) = 0 + (-3) = -3
3) 5 – (-4) = 5 + 4 = 9
4) -4 – 5 = -4 + (-5) = -9
5) -4 – (-5) = -4 + 5 = -4 + 4 + 1 = 0 + 1 = 1

Daftar Pustaka

Cappelo, Richardo. 2007. Hakekat belajar. http: // farhanzen. wordpress. com.

Dahar, RW. 1988. Teori-teori Belajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Pendidikan Dasar 2006.


Pedoman Pelaksanaan Kegitan Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta :
Depdiknas

Herman Hudojo, 2007. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:


UPI

9
Oemar, Hamalik. 1991. Guru, Konsep dan Strategi. Bandung : Mandar Maju Proyek
Pembinaan Pendidikan Guru (P3G) Departemen Pendidikan Nasional.

Rahadi, Aristo, 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan


Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Tenaga Kependidikan

Rasyad, Aminuddin. 2003. Teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Uhamka Press.

Slamento. 2003. Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta

Soedjadi. 2007. Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah.


Surabaya: Pusat Sains

10

Anda mungkin juga menyukai