Sabaruddin(1),
Pendidikan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
email: 91sabar@gmail.com
Abstract. The study aims at examining the degree of teachers’ understanding on the
implementation of Permendikbud No.82 Tahun 2015 on prevention and overcoming
violence within the education unit at SMP Telkom Makassar, the constraints that cause
the implementation of Permendikbud No.82 Tahun 2015 on prevention and overcoming
violence within the education unit at SMP Telkom Makassar have not yet maximal, and
the steps conducted by SMP Telkom Makassar in preventing and overcoming violence
that happen in education unit. This study employed descriptive qualitative method. Data
146
were obtained by conducted interview to the respondents who consisted of homeroom
teacher, subject teachers, and guidance and counseling teachers; conducted observation as
well as documentation. The results of the study reveal that 1) the degree of teachers’
understanding at SMP Telkom Makassar on Permendikbud No.82 Tahun 2015 is in poor
category; 2) the constraints of violence at SMP Telkom Makassar that have not been
prevented caused by two factors, namely the internal and external factors. The internal
factors from the teachers are (a) lack of knowledge of teachers that physical violence and
psychological violence is not effective to motivate students to change their behaviors, (b)
there are psychological problems as the constraints to manage emotions so teachers
become more sensitive and reactive. The internal factors from the students are (a) lack of
tolerance, difficulty in controling emotion, and lack of responsibility, (b) adolescence
growth period experienced by students. While the external factors are (a) pressure of
working or target to be fulfilled by teachers, (b) environmental factor where students live;
3) efforts conducted by SMP Telkom Makassar to prevent and overcome violence are
MPLS activity or orientation for new students, and point credit system when there is
violation done by students and point deduction when students made good deed.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan dan Muhammad Arjun Nurfaat (Kelas VII A)
kekerasan dalam diri seseorang timbul. Apakah pada 24 juli 2017, kejadian ini bermula ketika
karena game, tayangan kekerasan di TV, Fadhil melempar penghapus ke arah Arjun
keadaan dan lain sebagainya. Karena itu maka dengan tidak sengaja, Arjun pun marah karena
sekolah sebaiknya mengambil tindakan lebih merasa tidak bersalah, akhirnya Arjun
pro-aktif dalam menangani kekerasan di mendorong Fadhil sehingga jatuh ke lantai.
sekolah. Hal pertama yang perlu dilakukan Kasus ini di selesaikan guru BK dengan
adalah membentuk sekolah agar lingkungannya keduanya saling meminta maaf. Atau kasus
menjadi kondusif, baik untuk para murid, guru antara Amelia Ramadhani (Kelas VII C) dengan
dan staff. Sekolah yang kondusif mendukung teman-teman kelasnya pada 9 maret 2017.
lingkungan yang aman, pendidikan yang baik, Kejadian ini bermula ketika Amel tidak nyaman
dan tingkah laku yang terpuji. Program sekolah dengan singgungan atau bercandaan teman-
yang baik akan tergantung pada berbagai faktor temannya seperti yang dilakukan oleh
seperti keamanan, hubungan sosial yang sehat, Muhammad Fahrul, Muhammad Reza,
emosional dan perkembangan akademik yang Muhammad Fathir Arhaj, Muhammad Khairul
baik. Imam, dan teman-temannya yang lain kepada
Dalam sebuah riset yang dilakukan LSM Plan dirinya. Amelia merasa tidak nyaman lagi di
International dan International Center for kelas karena teman-temannya selalu mencelanya
Research on Women (ICRW) yang dirilis awal sambil tertawa. Kasus ini diselesaikan dengan
Maret 2015 ini menunjukkan fakta teman-temannya meminta maaf kepada Amelia
mencengangkan terkait kekerasan anak di dan teman-temannya berjanji tidak mengulangi
sekolah. Terdapat 84% anak di Indonesia lagi perbuatannya. Dan masih banyak kasus
mengalami kekerasan di sekolah. Angka kekerasan lainnya, baik itu kekerasan fisik
tersebut lebih tinggi dari tren di kawasan Asia maupun kekerasan non fisik. (Dokumentasi guru
yakni 70%. BK, 30 April 2018)
(http://news.liputan6.com/read/2191106/survei- Mencermati kenyataan tersebut di atas dapatlah
icrw-84-anak-indonesia-alami-kekerasan-di- dinyatakan bahwa belum terlihat jelas pola yang
sekolah) terstruktur dan tersistematis dalam mencegah
Padahal Indonesia memiliki sejumlah peraturan atau menanggulangi kasus kekerasan yang
perundang-undangan yang melindungi anak dari terjadi di SMP Telkom Makassar, baik itu
tindak kekerasan. Seperti UU Nomor 35 Tahun kekerasan fisik maupun kekerasan non fisik.
2014 tentang Perlindungan Anak, Instruksi Padahal dalam Permendikbud No. 82 Tahun
Presiden Nomor 5 Tahun 2014 tentang Gerakan 2015 pasal 10 ayat (1) poin b misalnya,
Nasional Anti-kejahatan Seksual terhadap anak, dikatakan bahwa satuan pendidikan wajib
dan UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem melaporkan kepada orangtua/wali peserta didik
Peradilan Pidana Anak. setiap tindak kekerasan yang melibatkan peserta
Namun penerapan perangkat hukum ini masih didik baik sebagai korban maupun pelaku.
terbentur beragam kendala seperti ketidaktahuan Padahal selama ini keberadaan SMP telkom
masyarakat dan kurangnya komitmen dinilai telah dikenal luas oleh sebagian besar
pemerintah daerah. Penerapan yang belum kalangan masyarakat di kota Makassar, lantaran
optimal ini membuat anak-anak di Indonesia sekolah tersebut berafiliasi di bawah naungan
belum sepenuhnya terlindungi. PT Telkomsel anak perusahaan BUMN. Sebagai
Kekerasan dapat terjadi dimana saja, termasuk konsekuensi satuan pendidikan SMP swasta
di sekolah. Sebagai salah satu satuan pendidikan yang di kenal luas, semestinya kasus-kasus
setingkat SMP yang ada di kota Makassar kekerasan di lingkungan sekolah tersebut bisa
keberadaan SMP Telkom Makassar sudah dieliminer.
menjalankan fungsi proses pembelajaran sejak Beberapa hipotesis bisa diajukan untuk
tahun 2015, sehingga satuan pendidikan tercatat menjelaskan fenomena kekerasan yang terjadi
sebagai wadah untuk membina dan dalam dunia satuan pendidikan. Pertama,
mencerdaskan para calon generasi pengisi kekerasan dalam pendidikan bisa muncul
kemerdekaan di masa depan. Seperti sekolah sebagai akibat adanya pelanggaran yang disertai
pada umumnya, SMP Telkom Makassar juga tak dengan hukuman, terutama fisik. Kedua,
terlepas dari tindak kekerasan, baik itu kekerasan dalam pendidikan bisa diakibatkan
kekerasan fisik maupun non fisik. Seperti oleh buruknya sistem dan kebijakan pendidikan
misalnya kasus Fadhil Athallah (kelas VII C) yang berlaku. Ketiga, kekerasan dalam
148
Sabaruddin. Implementasi Permendikbud No. 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan di SMP Telkom
Makassar
pendidikan mungkin pula dipengaruhi oleh tindak kekerasan di sekolah, yang mencakup :
lingkungan masyarakat dan tayangan media upaya pencegahan dan upaya penanggulangan di
massa. Keempat, kekerasan bisa jadi merupakan tindakan kekerasan dilingkungan SMP Telkom
refleksi dan perkembangan kehidupan Makassar.
masyarakat yang mengalami pergeseran cepat,
sehingga meniscayakan timbulnya sikap instant c. Deskripsi Fokus
solution dan jalan pintas. Dan, kelima,
kekerasan mungkin pula dipengaruhi oleh latar Agar dicapai kesamaan persepsi dan
belakang sosial-ekonomi pelaku. pengertian mengenai fokus penelitan, berikut ini
Kekerasan dalam pendidikan merupakan akan dikemukakan deskripsi fokus penelitian
perilaku melampaui batas kode etik dan aturan mengenai beberapa aspek:
dalam pendidikan, baik dalam bentuk fisik Tingkat pemahaman adalah derajat
maupun pelecehan atas hak seseorang. pengetahuan satuan pendidikan tehadap
Pelakunya bisa siapa saja: pimpinan sekolah, permendikbud No. 82 Tahun 2015.
guru, staf, murid, orang tua atau wali murid, Prosedur penanganan adalah langkah-
bahkan masyarakat. langkah yang ditempuh oleh SMP Telkom
Dari pemaparan diatas, penulis mencoba Makassar dalam mencegah dan menanggulangi
meneliti implementasi Permendikbud No. 82 tindak kekerasan dilingkungan satuan
Tahun 2015 di SMP Telkom Makassar ini untuk pendidikan.
melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan Kendala yang dihadapi adalah masalah-
Permendikbud ini. masalah yang muncul di SMP Telkom Makassar
dalam mencegah dan menanggulangi tindak
METODE PENELITIAN kekerasan dilingkungan satuan pendidikan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif Informan yang dipilih dalam penelitian
yang menggambarkan dan mendeskripsikan ini dipilih secara representatif (mewakili)
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan berdasarkan metode Purpossive Sampling yaitu
tindak kekerasan di lingkungan sekolah, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
khususnya bagi pelaku-pelaku pendidikan dan tujuan tertentu yang didasarkan atas ciri-ciri
dilingkungan sekolah SMP Telkom Makassar tertentu yang dipandang mempunyai sangkut
secara mendalam, guna menghasilkan data paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang
deskriptif bersifat uraian kata-kata atau makna- sudah diketahui sebelumnya. Adapun sampel
makna tertulis dari orang-orang atau responden yang akan dipilih peneliti adalah guru-guru di
yang diteliti dan dapat dipercaya serta memilih SMP Telkom Makassar.
informan dari pihak sekolah yang memiliki Sedangkan untuk menjaring data, maka
pengetahuan lebih terhadap upaya pencegahan ditetapkan informan guna memberikan penilaian
dan penanggulangan tindak kekerasan (assesment) mengenai derajat implementasi
dilingkungan sekolah. Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang
Pendekatan penelitian yang dipilih pencegahan dan penanggulangan tindak
adalah survei terbatas, yakni penelitian hanya kekerasan dilingkungan satuan pendidikan di
berlangsung di satu sekolah di kota Makassar SMP Telkom Makassar. Penetapan informan
Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu SMP Telkom dilakukan dengan mengacu pada akurasi hasil
Makassar. Dengan maksud agar dapat penyusunan indeks seperti yang disarankan oleh
mendeskripsikan dan menginterpretasikan data Arikunto dengan menetapkan besarnya sampel
dalam keadaan atau peristiwa sebagaimana apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
adanya, sehingga bersifat mengungkap fakta. diambil semua sehingga penelitiannya penelitian
populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat
b. Fokus Penelitian diambil antara 20-25 % (Arikunto, 2002). Ini
berarti bahwa 19 + 2 = 21. Responden ini akan
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini diambilkan dari guru-guru mata pelajaran
adalah upaya pencegahan dan penanggulangan ditambah dengan guru-guru BK.
149
Phinisi Integration Review. Vol 1(2) Agustus 2018
Jadi peneliti menemui kembali informan A. Gambaran Umum SMP Telkom Makassar
pada suatu tempat lalu memperlihatkan hasil
deskripsi. Kalau informan sudah menyetujui dan Dalam hasil penelitian ini, akan dikemukakan
menganggap apa yang diuraikan sudah benar beberapa hal yang menjadi fokus permasalahan
maka peneliti mengambil kesimpulan tentang antara lain : (1) pemahaman guru-guru di SMP
hasil wawancara dan kuesioner. Telkom makassar tentang Permendikbud Nomor
82 Tahun 2015 (2) kendala yang dihadapi
g. Teknik Analisis Data sehingga tindak kekerasan di SMP Telkom
Makassar belum mampu di cegah (3) upaya
Teknik analisis data yang digunakan yang dilakukan oleh SMP Telkom Makassar
dalam penelitian ini adalah dengan metode untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya
deskriptif kualitatif, dimana peneliti tindak kekerasan.
menggambarkan, menarasikan dan menganalisis Sebelum peneliti memaparkan hasil penelitian,
data secara sistematis tentang gambaran terlebih dahulu diuraikan gambaran umum SMP
Tangibles, reliabilty, responsiveness, assurance, Telkom Makassar.
emphaty, persepsi guru-guru SMP Telkom SMP Telkom Makassar merupakan salah satu
Makassar. Analisis data dalam penelitian satuan pendidikan swasta tingkat menengah
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki yang terletak di Jln. A. P Pettarani No. 4
lapangan, selama proses pengumpulan data Kompleks Telkom, kelurahan Gunung Sari,
dilingkungan, dan dilanjutkan secara intensif Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Adapun
setelah data terkumpul. Data tersebut rincian gambaran umum SMP Telkom Makassar
selanjutnya diolah dan diklasifikasikan melalui dapat dilihat sebagai berikut :
proses pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, penarikan kesimpulan dan NPSN : 69938800
verifikasi. Status : Swasta
Untuk lebih jelasnya gambaran tentang Bentuk Pendidikan : SMP
teknik analisis data, dapat dilihat pada Status Kepemilikan : Yayasan
penjelasan berikut. SK Pendirian Sekolah : 421.2/085/DPK/II/2016
1. Pengumpulan data yaitu dengan Tanggal SK Pendirian : 2016-02-29
mengumpulkan data dan sumber data melalui SK Izin Operasional : 421.2/085/DPK/II/2016
teknik wawancara. Tanggal SK Izin Operasional :
2. Reduksi data yaitu melakukan analisis data 421.2/085/DPK/II/2016
dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang Luas Tanah Milik : 5691
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting Luas Tanah Bukan Milik : 0
dan membuat kategori sehingga memberikan
gambaran yang jelas serta mempermudah B. Hasil Penelitian
peneliti dalam analisis data selanjutnya.
3. Penyajian data yaitu mengorganisasikan data, a. Pemahaman satuan pendidikan di SMP
membuat kedalam pola, membuat uraian Telkom Makassar terhadap Permendikbud
singkat, bagan, hubungan antar kategori sesuai Nomor 82 Tahun 2015
dengan fokus penelitian.
4. Penarikan kesimpulan data yaitu penarikan a. Pengetahuan satuan pendidikan terhadap
kesimpulan. Ini merupakan temuan baru, dapat Permendikbud No. 82 Tahun 2015
berupa deskriptif atau gambaran suatu objek Pengetahuan satuan pendidikan terhadap
yang belum jelas. Permendikbud No. 82 Tahun 2015 merupakan
indikator penting untuk melihat sejauh mana
tingkat pengetahuan satuan pendidikan dalam
pencegahan dan penanggulangan tindak
kekerasan di SMP Telkom Makassar. Berikut
dikemukakan datanya :
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.4 Pengetahuan pendidik terhadap
Permendikbud No. 82 Tahun 2015
151
Phinisi Integration Review. Vol 1(2) Agustus 2018
N Pilihan Bob Frekue Prosenta Nil b. Pemahaman satuan pendidikan terhadap isi
o. Jawaban ot nsi se ai Permendikbud No. 82 Tahun 2015
1 Sangat 4 0 0% 0 Pemahaman satuan pendidikan terhadap
Tahu Permendikbud No. 82 Tahun 2015 merupakan
2 Tahu 3 1 4,8 % 3 indikator penting untuk melihat sejauh mana
tingkat pemahaman satuan pendidikan dalam
3 Sebagi 2 1 4,8 % 2 pencegahan dan penanggulangan tindak
an kekerasan di SMP Telkom Makassar. Berikut
4 Tidak 1 19 90,4 % 19 dikemukakan datanya :
Tahu
Jumlah 21 100% 24 Tabel 4.6 Pemahaman pendidik terhadap
Permendikbud No. 82 Tahun 2015
Sumber : Hasil analisis, 2018. No. Pilihan Bobot Frekuensi Prosentase Nilai
Jawaban
Nilai rata-rata untuk “Pengetahuan pendidik 1 Sangat 4 0 % 0
terhadap Permendikbud No. 82 Tahun 2015” Paham
berada pada angka “1.15” yang diperoleh
2 Paham 3 0 0% 0
dengan cara membagi jumlah perolehan nilai
3 Sebagian 2 2 9,5 % 4
dengan jumlah responden. Apabila angka atau
4 Tidak 1 19 90,4 % 19
indeks “1.15” diinterpretasikan, maka
Paham
pengetahuan pendidi terhadap Permendikbud
No. 82 Tahun 2015 berada pada kategori “tidak Jumlah 21 100% 23
baik” atau “D”. Sumber : Hasil analisis, 2018.
152
Sabaruddin. Implementasi Permendikbud No. 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan di SMP Telkom
Makassar
153
Phinisi Integration Review. Vol 1(2) Agustus 2018
154
Sabaruddin. Implementasi Permendikbud No. 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan di SMP Telkom
Makassar
155
Phinisi Integration Review. Vol 1(2) Agustus 2018
dan “19 %” untuk yang berpendapat bahwa kekerasan yang mengacu pada pedoman yang
SMP Telkom Makassar belum menciptakan ditetapkan Kementerian
lingkungan yang bebas dari tindak kekerasan. Upaya Alternatif
yang Ya Tidak
dilakukan
untuk
d. Melaporkan kepada orangtua/wali termasuk mencegah
mencari informasi apabila ada dugaan/gejala N
dan
o
akan terjadi tindak kekerasan menangg Freku Prosen Freku Prosen
Tabel 4.17 Melaporkan kepada orangtua/wali ulangi ensi tase ensi tase
termasuk mencari informasi apabila ada terjadinya
dugaan/gejala akan terjadi tindak kekerasan tindak
Upaya Alternatif kekerasan
yang Ya Tidak 5. Menyus
dilakukan un dan
untuk menetap
mencegah kan
N
dan Prosedur
o
menangg Frekue Prosent Frekue Prosen Operasi
ulangi nsi ase nsi tase
Standar
terjadinya (POS)
tindak pencega
kekerasan han
14.2 85.8
Melapork tindak 2 19
% %
an kepada kekerasa
orangtua/ n yang
wali mengacu
termasuk pada
mencari pedoma
informasi 14.3 15.7 n yang
4. 3 18
apabila % % ditetapk
ada an
dugaan/ge Kemente
jala akan rian
terjadi Jumlah 21 100% 21 100%
tindak Sumber : Hasil analisis, 2018.
kekerasan
Jumlah 21 100% 21 100% Nilai prosentase untuk “Penciptaan lingkungan
Sumber : Hasil analisis, 2018. yang bebas dari tindak kekerasan” berada pada
angka “14.2%” untuk yang berpendapat bahwa
Nilai prosentase untuk “Penciptaan lingkungan SMP Telkom Makassar telah menciptakan
yang bebas dari tindak kekerasan” berada pada lingkungan yang bebas dari tindak kekerasan,
angka “14.3%” untuk yang berpendapat bahwa dan “85.8%” untuk yang berpendapat bahwa
SMP Telkom Makassar telah menciptakan SMP Telkom Makassar belum menciptakan
lingkungan yang bebas dari tindak kekerasan, lingkungan yang bebas dari tindak kekerasan.
dan “15.7%” untuk yang berpendapat bahwa
SMP Telkom Makassar belum menciptakan f. Melakukan sosialisasi POS kepada peserta
lingkungan yang bebas dari tindak kekerasan. didik, pendidik, tenaga kependidikan, orangtua
atau wali, komite sekolah, dan masyarakat
e. Menyusun dan menetapkan Prosedur Operasi Tabel 4.19 Melakukan sosialisasi POS kepada
Standar (POS) pencegahan tindak kekerasan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
yang mengacu pada pedoman yang ditetapkan orangtua atau wali, komite sekolah, dan
Kementerian masyarakat
Tabel 4.18 Menyusun dan menetapkan Prosedur N Upaya Alternatif
Operasi Standar (POS) pencegahan tindak
156
Sabaruddin. Implementasi Permendikbud No. 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan di SMP Telkom
Makassar
157
Phinisi Integration Review. Vol 1(2) Agustus 2018
dilakukan h dan
untuk menangg
mencegah ulangi
dan terjadinya
Freku Prosent Frekue Prosent
menanggu tindak
ensi ase nsi ase
langi kekerasan
terjadinya 9. Memasan
tindak g papan
kekerasan layanan
8. Memben pengadua
95.3
tuk tim n tindak 1 4.7 % 20
%
pencega kekerasan
han yang
tindak mudah di
kekerasa akses
n yang Jumlah 21 100% 21 100%
teridiri Sumber : Hasil analisis, 2018.
dari
kepala
3
14.3
18
15.7 Nilai prosentase untuk “Penciptaan lingkungan
sekolah, % % yang bebas dari tindak kekerasan” berada pada
perwakil angka “90.5%” untuk yang berpendapat bahwa
an guru, SMP Telkom Makassar telah menciptakan
perwakil lingkungan yang bebas dari tindak kekerasan,
an siswa dan “0.5%” untuk yang berpendapat bahwa
dan SMP Telkom Makassar belum menciptakan
perwakil lingkungan yang bebas dari tindak kekerasan.
an
orangtua j. Membentuk tim pencegahan tindak kekerasan
/ wali sesuai dengan kondisi dan kebutuhan satuan
Jumlah 21 100% 21 100% pendidikan
Sumber : Hasil analisis, 2018.
158
Sabaruddin. Implementasi Permendikbud No. 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan di SMP Telkom
Makassar
161
Phinisi Integration Review. Vol 1(2) Agustus 2018
menimbulkan trauma psikologis dan faktor, yaitu faktor internal dan faktor
melukai harga diri siswa eksternal. Faktor internal dari pendidik
b) Adanya masalah psikologis yang berupa (a) kurangnya pengetahuan pendidik
menyebabkan hambatan dalam bahwa kekerasan baik fisik maupun psikis
mengelola emosi hingga guru yang tidak efektif untuk memotivasi peserta
bersangkutan menjadi lebih sensitif didik atau merubah perilaku, (b) Adanya
dan reaktif. masalah psikologis yang menyebabkan
2). Dari siswa hambatan dalam mengelola emosi hingga
a) Kurangnya sikap toleransi, sulit pendidik yang bersangkutan menjadi lebih
mengotrol emosi dan kurangnya sikap sensitif dan reaktif. Faktor internal dari
tanggungjawab pada siswa peserta didik berupa (a) Kurangnya sikap
b) Masa pertumbuhan remaja yang toleransi, sulit mengotrol emosi dan
sedang dialami siswa menyebabkan kurangnya sikap tanggungjawab (b) Masa
mereka cenderung mencari perhatian pertumbuhan remaja yang dialami oleh
dari orang-orang disekitarnya peserta didik. Sedangkan faktor
meskipun dengan cara-cara yang tidak eksternalnya dari pendidik berupa adanya
sehat dan reaktif. tekanan kerja atau target yang harus
b. Faktor Eksternal dipenuhi oleh pendidik dan faktor eksternal
1) Adanya tekanan kerja atau target yang peserta didik adalah faktor lingkungan
harus dipenuhi oleh guru, baik dari segi tempat tinggal peserta didik.
kurikulum, materi maupun prestasi yang
harus dicapai siswa didiknya sementara B. Saran
kendala yang dirasakan untuk mencapai
hasil yang ideal dan maksimal cukup Dari kesimpulan penelitian, maka
besar diajukan saran sebagai berikut :
2) Faktor lingkungan tempat tinggal siswa 1. Kurang baiknya pemahaman guru-guru di
sangat memberikan dampak dalam SMP Telkom makassar tentang
perilaku siswa sehari-hari disekolah Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015,
3) Tayangan-tayangan di televisi dan maka diharapkan ada sosialisasi terlebih
penggunaan internet yang tidak terkontrol dahulu tentang Permendikbud ini.
juga memberikan andil dalam membentuk 2. Hendaknya SMP Telkom Makassar
perilaku siswa sehari-hari disekolah mengikuti langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan tindak kekerasan sesuai
SIMPULAN DAN SARAN yang ada di dalam Permendikbud No. 82
Tahun 2015.
A. Kesimpulan 3. Serta diharapkan faktor internal dan faktor
ekseternal ini benar-benar diperhatikan
Berdasarkan hasil analisis data beserta dengan seksama dan ditindaklanjuti tak
pembahasan mengenai implementasi sekedar untuk hasil temuan melainkan
Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang sadar akan manfaat dari pencegahan dan
pencegahan dan penanggulangan tindak penanggulangan tindak kekerasan
kekerasan di lingkungan satuan pendidikan di dilingkungan satuan pendidikan itu sendiri.
SMP Telkom Makassar, dapat penulis
simpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat pemahaman satuan pendidikan di
SMP Telkom makassar tentang
Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 DAFTAR RUJUKAN
berada pada kategori kurang baik.
2. Prosedur penanganan tindak kekerasan A. Buku
yang terjadi di SMP Telkom Makassar
belum sesuai dengan ketentuan yang ada di Abdul Wahab, Solichin. 2004. Analisis
dalam Permendikbud No. 82 Tahun 2015. Kebijaksanaan, Dari Formulasi Ke
3. Yang menjadi kendala sehingga tindak Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta :
kekerasan di SMP Telkom Makassar belum Bumi Aksara.
mampu di cegah di sebabkan oleh dua
162
Sabaruddin. Implementasi Permendikbud No. 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan di SMP Telkom
Makassar
Abu Huraerah, 2006, Kekerasan terhadap Anak, Purwanto dan Suliyastuti, 1991, Analisis
Bandung : Nuansa Kebijakan dari Formulasi ke
Anwar, Yesmil, 2004, Saat Menuai Kejahatan : Implementasi Kebijakan, Jakarta : Bumi
Sebuah Pendekatan Sosiokultral Aksara.
Kriminologi Hukum, Bandung : UNPAD Riant Nugroho. (2004) Kebijakan Publik:
Press. Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi,
Barker, Robert L, 1987, The Social Work Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Dictionary, National Assosiation of Ripley, Rendal B. And Franklin, Grace A, 1986,
Social Workers, Maryland : Silver Spring Policy Implementation and Bureaucracy,
Carl E. van Horn dan Donald S. van Meter, second edition, Chicago-Illonis : the
1975, Model-model dalam Kebijakan Dorsey Press
Implmentasi, Yogyakarta Santoso, Topo. 2002. Kriminilogi, Jakarta :
Edward, George C, 1990, Publicy Policy Grafindo Persada
Implementing, Jai Press Inc, London- Sampurna, Budi. 2003. Perempuan, kekerasan
England : Malcolm L dan hukum.Yogyakarta : UII Press.
Galtung, Johan. 2003. Studi Perdamaian : Setiawan, Guntur, 2004, Implementasi dalam
Perdamaian dan Konflik Pembangunan Birokrasi Pembangunan, Jakarta : Balai
dan Peradaban, Surabaya : Pustaka Pustaka.
Eureka Soesilo, 1980, KUHP serta Komentarnya
Grindle, Merilee S. 1980. Politics and Policy Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor : Politeia.
Implementation in The Third World. New Subarsono, 2006. Implementasi kebijakan
Jersey: Princeton University Press. Daerah, Bandung : Lembaga penelitian
Guntur Setiawan, 2004, Impelemtasi dalam Universitas Padjajaran,
Birokrasi Pembangunan, Jakarta : Balai Sujono, Soekanto, 1987, Kriminologi
Pustaka. (Pengantar Sebab-Sebab Kejahatan),
Harsono, Hanifah, 2002, Implementasi Bandung : Politea.
Kebijakan dan Politik, Jakarta : Grafindo Syaukani, dkk, 2004, Otonomi Daerah Dalam
Jaya. Negara Kesatuan, Yogyakarta : Pustaka
Herkutanto. 1998. Kekerasan Terhadap Pelajar.
Perempuan dan Sistem Hukum Pidana, Usman, Nurdin, 2002, Konteks Implementasi
Pendekatan dari Sudut Pandang Berbasis Kurikulum, Jakarta : Grasindo.
Kedokteran. Makalah dalam lokakarya Zaitunah, Subhan. 2004. Kekerasan Terhadap
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Perempuan. Pustaka Pesantren: Yogyakarta.
Sistem Hukum Pidana, Suatu
Pembahasan Kritis. Jakarta. B. Undang-Undang
Ita F Nadia. 1998. Kekerasan terhadap UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
perempuan dari perspekrif gender Pendidikan Nasional
(kekerasan terhadap perempuan, UU RI No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan
lokakarya kesehatan perempuan). Jakarta Anak
: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan
dan The Ford Foundation. Anak
Mazmanian, Daniel A dan Sabatier, Paul A, Permendikbud No. 82 Tahun 2015 Tentang
1983, Implementation and Publicy, USA : Pencegahan dan Penanggulangan
Foresman and Company. Tindak Kekerasan di Lingkungan
Nurani, Soyomukti. 2010. Teori-teori Satuan Pendidikan.
pendiddikan”Tradisional, Neoliberal,
Marxis sosialis, Postmodern”. Yogyakarta
: AR-RUZ MEDIA GROUP C. Internet
Nurdin Usman, 2002, Konteks Implementasi [1]”Anak di Indonesia yang mengalami
Berbasis Kurikulum,Jakarta : Grasindo.. kekerasan di sekolah” melalui
___________ . 2005, Kamus Besar Bahasa http://news.liputan6.com/read/2191106/su
Indonesia. Jakarta : Departemen rvei-icrw-84-anak-indonesia-alami-
Pendidikan Nasional kekerasan-di-sekolah dikakses pada
163
Phinisi Integration Review. Vol 1(2) Agustus 2018
164