Anda di halaman 1dari 10

LITERATURE REVIEW

PENGARUH JALAN KAKI TERHADAP


PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA
PASIEN DIABETES MILITUS
Andi Saputro1, Agus Sunarko1, Dhivya Maulida1,
Diah Ayu Retno Y1, Farihatun Nisa1, Mei Elis Setiawati1,
Nining Puji Lestari1, Siti Qo’idatun Zakiyah1, Velani Analan Najah1

Mahasiswa Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Semarang


Email: kelompokduabelas@gmail.com

Abstrak

Latar belakang: Meningkatnya jumlah kematian akibat diabetes melitus tentu menyadarkan betapa
pentingnya pengelolaan diabetes. Salah satu cara mengontrol kadar gula darah yang merupakan bagian
dari 4 pilar pengelolaan diabetes adalah dengan olahraga ringan. Pada penderita diabetes jalan kaki
merupakan olahraga yang sangat cocok untuk dilakukan, dengan berjalan kaki setiap hari, selama 30
menit sampai satu jam dilakukan secara teratur 3-5 kali perminggu, penderita diabetes melitus (DM)
mendapatkan banyak manfaat, yaitu meningkatkan kontrol glukosa darah.
Metode: Database jurnal penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu google scholar dan
pubmed. Didapatkan 5 jurnal terkait pengaruh jalan kaki pada penurunan kadar gula darah yang
diidentifikasi dan dipublikasikan dari tahun 2015 s/d 2019.
Hasil: Dari 5 jurnal yang didapatkan, 4 diantaranya menunjukan hasil bahwa adanya pengaruh
bermakna pada jalan kaki terhadap penurunan kadar gula darah yang dilakukan dengan intensitas
sedang selama 30 menit sampai 1 jam perhari selama 3 kali seminggu, dan 1 jurnal lainnya terjadi
sebaliknya yaitu peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain status
gizi, dehidrasi, aktivitas yang tidak dilakukan secara rutin.
Kesimpulan: Dari 5 jurnal yang didapatkan 4 diantaranya mendukung adanya pengaruh yang
bermakna pada jalan kaki terhadap penurunan kadar gula darah dan 1 lainya tidak ada pengaruh yang
signifikan.

Kata Kunci: Jalan kaki, Penurunan Kadar Gula darah, Diabetes Melitus
LITERATURE REVIEW
THE EFFECT OF FOOTWAY ON THE
REDUCTION OF BLOOD SUGAR LEVELS
IN MILITARY DIABETES PATIENTS
Andi Saputro1, Agus Sunarko1, Dhivya Maulida1,
Diah Ayu Retno Y1, Farihatun Nisa1, Mei Elis Setiawati1,
Nining Puji Lestari1, Siti Qo’idatun Zakiyah1, Velani Analan Najah1

Professional Nurse Poltekkes Health Ministry of Health Semarang


Email: kelompokduabelas@gmail.com

Abstract

Background: The increasing number of deaths due to diabetes mellitus certainly makes people aware
of the importance of diabetes management. One way to control blood sugar levels which is part of the
4 pillars of diabetes management is moderate exercise. For diabetics, walking is a very suitable sport to
do, by walking every day, for 30 minutes to an hour, carried out regularly 3-5 times per week, people
with diabetes mellitus (DM) get many benefits, namely improving blood glucose control.
Methods: The database of research journals used in this study were Google Scholar and Pubmed.
There were 5 journals related to the effect of walking on reducing blood sugar levels which were
identified and published from 2015 to 2019.
Results: Of the 5 journals obtained, 4 of them showed that there was a significant effect on walking on
reducing blood sugar levels which was carried out with moderate intensity for 30 minutes to 1 hour per
day for 3 times a week, and 1 other journal had the opposite, namely an increase in levels. blood sugar
caused by various factors including nutritional status, dehydration, activities that are not carried out
regularly.
Conclusion: Of the 5 journals, 4 of them supported the existence of a significant effect on walking on
reducing blood sugar levels and 1 had no significant effect.

Keywords: Walking, Lowering Blood Sugar Levels, Diabetes Mellitus


PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) menjadi salah satu jenis penyakit yang mengalami
peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Internasional Diabetic
Ferderation (IDF, 2017) mengatakan tingkat prevalensi global penderita DM pada
usia 20-79 tahun pada tahun 2017 sebanyak 8,8% dari total penduduk dunia dan
diprediksi terjadi peningkatan menjadi 9,9% pada tahun 2045. Angka penderita DM
di Asia pada tahun 2017 sebanyak 82 juta dan juga akan terus meningkat dan
diprediksi akan mencapai angka 15 juta penderita pada tahun 2045, sementara
kejadian DM di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 9,1 juta dan diprediksi menjadi
14,1 juta pada tahun 2035 (PERKENI, 2015).
Menurut American College of Sports Medicine (ACSM) aktivitas berjalan
kaki merupakan bentuk aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk dilakukan
seharihari. Apabila aktivitas berjalan kaki dilakukan sesuai rekomendasi ACSM
seperti bertelanjang kaki atau hanya dengan beralaskan sepatu bersol sangat tipis, hal
ini dapat membantu seseorang keluar dari pola hidup yang tidak aktif menjadi pola
hidup yang aktif. Jalan kaki yang dilakukan dalam frekuensi tertentu bahkan dapat
menurunkan resiko terkena penyakit metabolik seperti diabetes melitus (kencing
manis), kolesterol tinggi (dislipidemia), hipertensi dan penyakit jantung koroner.
Aktifitas berjalan kaki akan menjadi efektif dan berguna bagi kesehatan jika
dilakukan minimal 30 menit sebanyak 5 (lima) kali dalam seminggu (Hage, 2013).

METODE
Metode Pencarian Pencarian literature review dilakukan pada bulan Maret-
Mei 2020. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang dijadikan sebagai jurnal referensi.
Studi literatur ini melalui penelusuran hasil publikasi ilmiah dengan menggunakan
database google scholar. Dengan menggunakan kata kunci jalan kaki, penurunan
kadar gula darah
Tabel 1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Literature Review
Kriteria Inklusi Eksklusi
Population Penderita diabetes mellitus Selain penderita diabetes
mellitus
Intervention Terapi jalan kaki Selain terapi jalan kaki
Comparators Tidak ada pembanding
Outcomes Analisa pengaruh jalan kaki Tidak menganalisa pengaruh
pada penurunan kadar gula jalan kaki pada penurunan
darah penderita diabetes kadar gula darah penderita
mellitus diabetes mellitus
Study Design and Quasi-experimental studies, Tidak ada pengecualian
publication type randomized control and
trial, systematic review,
qualitative research and
cross-sectional studies
Publication years Setelah 2015 Sebelum 2015
Language Inggris dan Indonesia Selain bahasa Inggris dan
Indonesia

Berdasarkan 8 Jurnal yang di review, didapatkan 5 jurnal yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi yang dijadikan sebagai jurnal referensi.

judul/abstrak
Google scholar : 98
PubMed : 26 Duplikasi dihapus :
56

jurnal/artikel terskrining : 68
Skrinning insial
dihapus : 18

jurnal/artikel direview : 50

Review dihapus : 34

jurnal/artikel dikaji sesuai kriteria inklusi dam


kualitas : 16
Kriteria inkusi dan
asesmen kualitas
5 Artikel/Jurnal diekskusi : 11

Gambar 1. Diagram Flow Literature Review


HASIL
No Penulis Tahun Desain Sampel Hasil
1 Yitno, Asep 2017 Pra 24 orang Hasil penelitian menunjukkan pengaruh
Wahyu Eksperimen latihan jalan kaki ringan 30 menit
Riawan terhadap penurunan kadar gula darah
pada lansia penderita diabetes melitus
tipe 2 yang ditunjukkan dengan nilai
p=0,000 dan α = 0,05 yang berarti nilai
(p≤0,05). Peneliti berpendapat bahwa
pemberian perlakuan jalan kaki ringan
30 menit sangat penting bagi penderita
diabetes melitus tipe 2 hal ini terbukti
bisa menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus.

2 Weny Amelia, 2018 Quasi 11 orang Dari total 11 responden mengalami


Zulham eksperimen rata-rata nilai penurunan kadar gula
Efendi, Habil darah setelah melakukan latihan fisik
Habibi jalan kaki sebesar 12,94 mg/dL. Uji
statistik menggunakan Repeated Anova
menunjukan nilai p-value 0,000 < 0,05
yang berarti terdapat pengaruh latihan
fisik jalan kaki terhadap penurunan
kadar gula darah.

3 Isrofah, 2015 Quasi 20 orang Dari total 20 responden, nilai rata-rata


Nurhayati, eksperimen kadar gula darah sebelum melakukan
Projo Angkasa jalan kaki 30 menit sebesar 156,84 dan
nilai rata-rata kadar gula darah setelah
melakukan jalan kaki 30 menit sebesar
179,68. Uji Wilcoxon Test diperoleh p-
value sebesar 0,180 > 0,05 yang berarti
tidak ada pengaruh jalan kaki 30 menit
terhadap nilai kadar gula darah.

4 Suntornlohana 2020 Randomized Pasien Studi ini menunjukkan bahwa berjalan


kul, O., cross- diabetes kaki setelah makan yang setidaknya
Areevut, C., controlled tipe 2 satu kali dilakukan setelah makan per
Saetung, S., study berusia hari mungkin sama efisiennya sebagai
Ingsathit, A., 35-70 insulin waktu makan untuk
& Rattarasarn, tahun meningkatkan kontrol glikemik pada
C. yang pasien diabetes tipe 2 yang gagal dari
dirawat terapi insulin basal. Namun demikian,
dengan tampaknya besarnya penurunan
pengobat glikemik kecil. Studi jangka panjang
ab OHD dengan ukuran sampel yang lebih besar
dan basal dan / atau dengan protokol berjalan
insulin yang berbeda diperlukan untuk menguji
efisiensi dan efektivitas jalan kaki
setelah makan dalam pengendalian
glikemik pasien diabetes tipe 2 di dunia
nyata.
5 Li, Z., Hu, Y., 2018 Studi 29 orang Latihan intensitas sedang pasca makan
Yan, R., percontohan malam mengurangi lonjakan glukosa
Zhang, D., Li, kontrol diri postprandial 2 jam, tingkat glukosa
H., Li, F., ... & crossover rata-rata, dan kadar glukosa puncak
Ma, J.  dibandingkan dengan kondisi kontrol.
Luas total glukosa kumulatif di bawah
kurva selama 1 jam pasca olah raga
lebih rendah pada kondisi olah raga
dibandingkan pada kondisi dibawah
kontrol. Standar 12 jam deviasi glukosa
darah dan koefisien variasi glukosa
secara signifikan lebih rendah pada
latihan hari dibandingkan dengan hari
kontrol, meskipun amplitudo fluktuasi
glikemik rata-rata 12 jam tidak
mencapai signifikansi statistik. Tidak
ada hipoglikemia nokturnal yang terjadi
pada hari latihan.

PEMBAHASAN
Pada penelitian yang dilakukan oleh Yitno & Wahyu, (2017) tentang
Pengaruh Jalan Kaki Ringan 30 Menit Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Lansia Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Desa Dukuh Kecamatan Gondang
Kabupaten Tulungagung dari hasil penelitian tersebut didapakna hasil pengaruh
latihan jalan kaki ringan 30 menit terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia
penderita diabetes melitus tipe 2 yang ditunjukkan dengan nilai p=0,000 dan α = 0,05
yang berarti nilai (p≤0,05) Latihan membantu otot menyerap gula darah dan
mencegahnya bertambah dalam aliran darah (Stoltz, 2010). Salah satu jenis latihan
fisik yang direkomendasikan untuk penderita diabetes melitus adalah jalan kaki.
Berdasarkan teori dan penelitian yang telah dilakukan jalan kaki terbukti memiliki
pengaruh terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus.
Penelitian Weny, dkk (2018) tentang Pengaruh Pemberian Latihan Fisik Jalan
Kaki Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita DM Tipe II Di
Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang
menunjukan nilai p-value 0,000 < 0,05. Rata-rata nilai penurunan kadar gula darah
setelah melakukan latihan fisik jalan kaki sebesar 12,94 mg/dL yang artinya terdapat
pengaruh latihan fisik jalan kaki terhadap penurunan kadar gula darah dimana
disebabkan karena peningkatan kepekaan reseptor insulin otot dan pertambahan
reseptor insulin otot pada saat melakukan latihan fisik. Jika dilihat dari status gizi
responden, responden yang mengalami penurunan paling sedikit tersebut memiliki
berat badan 60 kg dengan tinggi badan 147 cm. Status gizi juga dapat mempengaruhi
dalam proses penurunan kadar gula darah pada DM Tipe II. Meskipun jalan kaki
terbukti dapat menurunkan kadar gula darah pada pasien DM Tipe II,tetapi dalam
mengonsumsi makanan atau diet serta obat hipoglikemik juga tetap harus dijaga.
Maka responden dapat dikategorikan pada Obesitas I, yaitu dengan rentang skala
IMT 25,0-29,9. Sesuai dengan teori dikemukakan Sudoyo (2013), pemahaman
tentang hubungan antara obesitas dan sindrom metabolik serta peranan otak dalam
pengaturan energi, merupakan titik tolak yang penting dalam penatalaksanaan klinik.
Pengaturan berat badan merupakan dasar tidak hanya bagi obesitas tapi juga sindrom
metabolik (Salgado dalam Romadhona, 2012). Penelitian ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan Ilyas (2015) dimana permeabilitas membran terhadap glukosa
meningkat saat otot berkontraksi karena kontraksi otot memiliki sifat seperti insulin.
Aktifitas fisik berupa olahraga seperti jalan santai berguna sebagai kendali gula darah
dan penurunan berat badan pada diabetes melitus.
Tetapi penelitian-penelitian yang telah disebutkan tadi tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Isrofah (2015) tentang Efektifitas Jalan Kaki 30 Menit
Terhadap Nilai Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Desa Karangsari
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan menunjukan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara jalan kaki 30 menit terhadap nilai gula darah dengan
p-value sebesar 0,180 > 0,05 dimana dari 20 sampel, sebanyak 13 orang (65%)
mengalami peningkatan kadar gula darah sesudah melakukan jalan kaki 30 menit.
Peningkatan kadar gula darah sesudah melakukan jalan kaki 30 menit dapat
disebabkan responden kurang minum air putih selama maupun sesudah melakukan
jalan kaki 30 menit. sesuai dengan penelitian Toruan (2014) yang menyebutkan
bahwa penderita diabetes dalam melakukan olahraga seperti jalan kaki sebaiknya
minum banyak air putih sebelum, selama, dan setelah berolahraga karena dehidrasi
dapat meningkatkan kadar gula darah.
Penelitian oleh Suntornlohanakul et al., (2020) dyang dilakukan kepada
responden pasien diabetes melitus tipe 2 dengan restan usia 35-70 tahun desain
randomized cross controlled study. Dalam penelitian tersebut dikemukakan bahwa
jalan kaki satu kali setelah makan akan mempunyai efek sebagai insulin waktu saat
makan yang berfungsi untuk menungkatkan control glikemik pada pasien diabetes
melitus tipe 2. Responden yang tidak mengalami penurunan kadar gula darah dapat
juga disebabkan kegiatan pengontrolan kadar gula darah tidak dapat dilakukan secara
temporer atau satu kali dan gula darah dapat langsung mengalami penurunan tetapi
melalui suatu proses yang bersifat kontinue dan konsisten. Olahraga jalan kaki 30
menit tidak dapat dilakukan hanya secara temporer atau sementara tetapi dengan
intensitas yang sama secara teratur. Hal ini sesuai dengan Santoso (2012) yang
menyatakan bahwa porsi latihan olah raga bagi diabetesi hendaknya harus
memperhatikan intensitas latihan, lama latihan dan frekuensi latihan. Penatalaksanaan
diabetes melitus yang efektif harus dapat membantu dalam pengoptimalan kontrol
glikemik, dimana mengarah pada penurunan kadar gula darah dalam rentang normal.
Rekomendasi terapi jalan kaki didasarkan pada pilar penatalaksanaan diabetes
melitus, dimana termasuk dalam kegiatan aktivitas fisik yang terbukti dapat
menurunkan kadar gula darah yang bermakna.
Dari kelima jurnal tersebut terdapat satu jurnal yang menyatakan bahwa terapi
jalan kaki tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah. Terapi jalan kaki
sendiri juga dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah apabila tidak disertai
dengan pengelolaan yang tepat.

PENUTUP
Penelitian kajian literatur ini menganalisa dari artikel-artikel penelitian
mengenai aktivitas jalan kaki terhadap penurunan gula darah pada pasien diabetes
melitus. Dari kelima artikel yang di review, terdapat 3 jurnal memiliki hasil p-value =
0,000 < 0,05, 1 jurnal dengan p-value = 0,001 < 0,05, dan 1 jurnal dengan p-value =
0,180 > 0,05. Diantara kelima jurnal tersebut, ada 4 jurnal yang menunjukan hasil
bahwa adanya pengaruh bermakna jalan kaki terhadap penurunan kadar gula darah
pada penderita diabetes melitus dan 1 jurnal lainnya mendapat hasil yang sebaliknya
yaitu terjadi peningkatan kadar gula darah setelah melakukan jalan kaki. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain status gizi, dehidrasi, dan aktivitas fisik
yang tidak dilakukan secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA), 2014. Exercise and Type 2 Diabetes.
Diabetes Care. 33. 12: Desember 2014: e147 – e167.

Fahrunnisa, dkk. 2019. Pengaruh Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah
Sewaktu Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Karang Taliwang
Mataram Nusa Tenggara Barat Tahun 2019. (Online) (http://e-
journal.unizar.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/102) diakses 20 Mei
2020.

Hage, 2013. Manfaat Jalan Kaki 30 Menit. (Online) (http://www.klikdokter.com)


diakses 20 Mei 2020.

Ilyas. 2015. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Panduan pelaksanaan


diabetes melitus bagi dokter dan edukator. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Isrofah, dkk. 2015. Efektifitas Jalan Kaki 30 Menit Terhadap Nilai Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Desa Karangsari Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Pekalongan. (Online)
(http://journal.ummgl.ac.id/index/php/nursing/article/view/1112) diakses 20
Mei 2020.
7th
International Diabetes Federetion (IDF). 2017. IDF Diabetes ATLAS Edition 2017.
Dunia : IDF.

Jahidul F.A & Yesenia F.C.A. 2017. Pengaruh Olahraga Jalan Kaki Terhadap
Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Lansia Diabetes Mellitus Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. (Online)
(http://ejurnal.stikesdhb.ac.id/index/php/jsm-article/view/46) diakses 20 Mei
2020.

Li, Z., Hu, Y., Yan, R., Zhang, D., Li, H., Li, F., ... & Ma, J. (2018). Twenty minute
moderate-intensity post-dinner exercise reduces the postprandial glucose
response in Chinese Patients with type 2 diabetes. Medical science monitor:
international medical journal of experimental and clinical research, 24,
7170.
Locke, Catrine Tudor, et. al. 2011. How many steps/day are enough? for adults.
International Journal of Behavior Nutrition and Physical Activity, doi:
10.1186/1479-5868-8-79, 8:79.

PERKENI. 2015. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. Jakarta : PERKENI.

Romadhona, Suci. 2009. Hubungan kadar adiponektin dengan penyakit perlemakan


hati non-alkohol pada remaja obesitas. Tesis: Program Pasca Sarjana
Magister Ilmu Biomedik dan Program Pendidikan Dokter Spesialis l Ilmu
Kesehatan Anak Universitas Diponegoro.

Suntornlohanakul, O., Areevut, C., Saetung, S., Ingsathit, A., & Rattarasarn, C.
(2020). Glycemic effect of post-meal walking compared to one prandial
insulin injection in type 2 diabetic patients treated with basal insulin: A
randomized controlled cross-over study. PloS one, 15(4), e0230554.

Santoso. 2012. Senam Diabetes . Jakarta: Persadia.

Sudoyo, dkk S. 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 5. Jakarta: Interna
Publishing.

Stoltz, Craig. 2010. Walking and diabetes, what you need to know. (Online)
(http://diabetes.about.com/od/benefits ofexercise/a/walking.htm) Diakses 20
Mei 2020.

Tasman, 2017. Pengaruh Latihan Fisik Jalan Kaki Terhadap Penurunan Kadar
Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Kota Padang.
(Online) (https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/393)
diakses 20 Mei 2020.

Toruan. 2014. Weight Loss: Kiat Langsing Seumur Hidup. Jakarta: Transmedia
Pustaka.

Weny, dkk. 2018. Pengaruh Pemberian Latihan Fisik Jalan Kaki Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Dm Tipe II Di Kelurahan
Kubu Dalam Parak Karakah Wilayah Kerja Puskesmas Andalas
Padang. (Online)
(http://jurnal.mercubaktijaya.ac.id/index.php/mercusuar/article/view/80)
diakses 20 Mei 2020.

Anda mungkin juga menyukai