Disusun oleh :
Nurah Nur
2019/2020
1. GAGAL JANTUNG : GAGAL JANTUNG KONGESTIF
A. Pengertian
Gagal Jantung, sering di sebut gagal jantung kongestif, adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi.
Istilah gagal jantung kongestif paling sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan
sisi kanan.
B. Etiologi
Kelainan otot jantung. Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, menyebabkan menurun nya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab
kelainan fungsi otot mencakup aterosklerosis coroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot
degenerative atau imflamasi
Penyakit jantung lain. Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang
sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat
mencakup aliran darah melalui jantung (misalnya stenosis katup semilunar), ketidak mampuan
jantung untuk mengisi darah (mis ; tamponade pericardium, pericarditis konstriktif, atau stenosis
katup AV), atau pengosongan jantung abnormal ( mis ; insufisensi katup AV). Peningkatan
mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan darah sistemik (hipotensi”malikna”) dapat
menyebabkan gagal jantung meskipun tidak ada hipertropi miokardial.
Factor sistemik. terdapat sejumlah factor yang berperan dalam perkembangan dan
beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (mis. Demam, tirotopsikosis), hipoksia,
dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen
sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung, aksidosis
(respiratorik atau metabolic) dan abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontratilitas jantung.
Disritma jantung yang dapat terjadi dengan sendirinya atau secara sekunder akibat gagal jantung
menurunkan efesiensi keseluruhan fungsi jantung.
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontrartilitas jantung,
yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Konsep curah jantung
paling baik di jelaskan dengan persamaan CO=HRXSV dimana curah jantung (CO: cardiac
output) adalah fungsi frekuensi fungsi jantung (HR: heartrate) X volume sekuncup (SV: struk
volume)
Frekunsi jantung adalah fungsi saraf otonom, bila curah jantung berkurang, system saraf
simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung,. Bila
mekanisme konpesasi ini gagal untuk memprtahankan perfusi jaringan yang memadai, maka
volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah
jantung.
Terapi gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot
jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih bisa dipertahankan.
Volume sekuncup, jumlah darah yang di pompa pada setiap kontraksi tergantung pada
tega factor; prealod, kontraktilitas dan afterload
Prealod adalah sinonim dengan hukum Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah
darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh
panjangnya regangan serabut jantung.
Kontraktilitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan
berhubungan perubahan panjang serabut dan kadar kalsium.
Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa
darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanana atriole.
D. Manifestasi klinis
Tanda dominal gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskuler. Kongesti jaringan
terjadi akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat turunnya curah jantung pada kegagalan
jantung. Peningkatan tekanan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan dari kapiler paru ke
alveoli, akibatnya terjadi edema paru, yang dimenispetasikan dengan batuk dan napas pendek.
Meningkatnya tekanan vena sistemik dapat mengakibatkan edema perifare umum dan
penambahan berat badan.
Turunnya curah jantung pada gagal jantung dimenispetasikan secara luas karena darah
tidak dapat mencapai jaringan dan organ (perkusi rendah) untuk menyampaikan oksigen yang di
butuhkan. Beberapa efek yang biasanya timbul akibat perkusi rendah adalah pusing, konfusi,
kelelaham, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin, dan haluaran urine
berkurang (oliguri) tekanan perkusi ginjal menurun, mengakibatkan pelepasan renin dan ginjal,
yang pada gilirannya akan menyebabkan sekresi aldosterone, pretense natrium dan cairan , serta
peningkatan volume intravaskuler.
E. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan penyakti gagal ginjal adalah sebagai berikut:
F. Terapi Farmakologis
Glikosida jantung, diuretic dan vasodilator merupakan dasar terapi farmakologis gagal jantung.
Bagan 28-5 meringkaskan glikosida jantung utama berikut cara kerja dan pengawasan saat
pemberian obat
Digitalis meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memprlambat frekuensi jantung . ada
beberapa efek yang dihasilkannya: peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan
volume darah; dan peningkatan diuresis yang mengeluarkan cairan dan mengurangi edema efek
dosisi digitalis yang diberikan tergantung pada keadaan jantung . keseimbangan elektrolit dan
cairan serta fungsi ginjal dan hepar
Pasien dipantau dengan ketat terhadap hilangnya tanda dan gejala seperti; dispne dan
ortopne, berkurang krekel, dan hilangnya edema perifer.
Keracunan digitalis. Anoreksia, mual dan muntah adalah efek awal keracunan digitalis.
Dapat terjadi perubahan irama jantung, bradikardia, kontraksi ventrikel premature, bigemini
ventrikel (denyut normal dan premature saling berganti), dan takikardi atrial paroksimal.
Terapi diuretic.diuretik di berikan untuk memacu ekresi natrium dan air melalui ginjal.
Obat ini tidak di perlukan bila pasien bersedia merespon pembatasan aktivitas, digitalis dan diit
rendah natrium.
Bila diuretic diresepkan, maka harus di berikan pada pagi hari sehingga diuresis
yang terjadi tidak mrnggangu istirahat pasien di malam hari
Asupan dan haluaran cairan harus dicatat.
Sebagai dasar untuk mengevaluasi terapi.
2. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Tn.K
Umur : 45Tahun
Agama : Islam
Riwayat penyakit
Keluhan Utama:
Klien mengeluh lemah, sesak napas bila aktivitas sejak 3 bln. Dua hari terakhir sering
terbangun tengah malam karena sesak, batuk dan tidur denagn dua bantal, edema
pada kedua tungkai
Riwayat penyakit hipertensi 3 thn dan berobat tidak teratur. Merokok sekitar 1
bungkus perhari
Pola fungsional
1) Pola oksigenasi
Sebelum sakit : klien dapat bernafas secara normal tanpa alat bantu
pernafasan.
Saat dikaji : klien mengeluh sesak nafas, RR: 27 x/menit,
bernapas spontan, menggunakan binasal kanul 4l/m.
2) Pola nutrisi Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien sebelum sakit
makan sehari 3x sehari 900gr dengan nasi dan lauk pauk, serta minum air putih
±8 gelas/hari 2500ml serta minum teh dan kopi
Saat dikaji : Klien gelisah dan hanya bisa tidur 3-4 jam.
4) Pola eliminasi Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan klien BAK 4-5 x/hari
urin berwarna kuning jernih dan BAB 1 x/hari feses berwarna kuning kecoklatan.
5) Pola aktivitas Sebelum sakit : Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan orang lain
6) Pola berpakaian
Sebelum sakit : Klien dapat berpakaian secara mandiri
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 150/100
N : 120x/mnt
JVP : meningkat
Cor : gallop+
Pulmo : ronchi basah basal+
Abdomen : asites
Extr:edema+
a. Pemeriksaan fisik
Subjektif Objektif
1. Perubahan irama jantung 1. Perubahan irama jantung
Palpitasi Bradikardia atau takikardia
Gambaran EKG aritmia atau
gangguan konduksi
2. Perubahan preload 2. Perubahan preload
Lelah Edema
Distensi vena jugularis
Central venous preasure (CVP)
meningkat atau menurun
Hepatomegaly
3. Perubahan afterload 3. Perubahan afterload
Dyspnea Tekanan darah meningkat atau
menurun
Nadi ferifer teraba lemah
Capillary refill time >3detik
Oliguria
Warna kulit pucat dan atau sianosis
4. Perubahan kontraktilitas
4. Perubahan kontraktilitas
Terdengar suara jantung S3 dan S4
Paroxysmal nocturnal dyspnea
(PND) Ejection fraction (EF) menurun
Ortopnea
Batuk
Subjektif Objektif
1. Perubahan preaload 1. Perubahan preaload
(tidak tersedia) Murmur jantung
Berat badan bertambah
Pulmonary artery wedge preasure
(PAWP) menurun
2. Perubahan afterload 2. Perubahan afterload
(tidak tersedia) Pulmonary vescular resistansi
(PVR) meningkat atau menurun
Sitemik vesikular resistance (SPR)
menurun atau meningkat
3. Perubahan kontraktilitas 3. Perubahan kontraktilitas
(tidak tersedia) Cardiac indeks (CI) menurun
Left ventrikular stoke work indeks
(LVSW) menurun
Stoke volume indeks (SVI)
menurun
4. Perilaku atau emosional 4. Perilaku atau emosional
Cemas ( tidak tersedia)
Gelisah
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Pengisian kapiler >3 detik
2. Nadi perifer menurun atau tidak
teraba
3. Akral teraba dingin
4. Warna kulit pucat
5. Turgor kulit menurun
Subjektif Objektif
1. Parastesia 1. Edema
2. Nyeri ekstremitas (klaudikasi 2. Penyembuhan luka lambat
intermiten)
3. Indeks ankle – brakial <0,90
4. Bruit femoral
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Perawatan jantung
Definisi :
Tindakan
Observasi
Identifikasi tanda atau gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dyspnea,
kelelahan, edema, ortopneu, paroksymal nocturnal dispne, peningkatan (CVP)
Identifikasi tanda atau gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi peningkatan
berat badan, hepatomegaly, distensi vena jugularis, palpitasi, rokhi basah, oliguria, batuk,
kulit pucat)
Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik jika perlu)
Monitor inteks output dan cairan
Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
Monitor saturasi oksigen
Monitor keluhan nyeri dada (missal intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presitifasi yang
mengurangi nyeri)
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP,NTpro-BNP
Monitor fungsi alat pacu jantung
Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah pemberian obat (mis.
Betablocker ,ACE inhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
Terapeutik
Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah dengn posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai ( mis. Batasi asupan kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis atau pneumatic intermiten, sesuai indikasi
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi utuk mengurangi stress, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen <94%
Edukasi
Kolaborasi
5. Pada pasien ini dosis pemeliharaan diberikan setiap hari, harus tetap dalam pengawasan
yang ketat oleh perawat dan pemberian dosis harian harus tepat. Sesuai dalam batas
jumlah obat yang dapat di metabolisme, untuk menjaga efek digitalis tanpa menybabkan
keracunan.
Dosis yang optimal adalah jumlah yang dapat mengurangi tanda dan gejala gagal jantung
dan memperlambat repons terapis tanpa menyebabkan keracunan.
Inhibitor enzim pengonversi Secara selektif menekan Obat digunakan secara hati-hati
angiotensin (angiotensin sitem reninangiostensin- jika pasien memiliki riwayat
converting enzim, ACE): aldosteron dan menghambat angioedema; dapat
(golongan pril) ACE (enzim pengonfersi menyebabkan pembesaran
Enalapril (vasotec) angiostensin). Mencegah laidah sehingga menghambat
Fosinopril (monopril) konversi angiotensin I jalan napas, Umumnya
Lisinopril (Zestril) menjadi angiotensin II digunakan dengan diuretic;
Kaptopril (capoten) (vasokonstriktor yang kuat): pantau terjadinya hipotensi,
Ramimpril (Altace) memiliki kerja anti hipertensi pantau tekanan darah, dan tunda
Kuinapril (Accupril) karena vasodilatasi sitemik obat jika sistolik dibawah 90
untuk menurunkan prealod mmHg, pertimbangkan
Moeksipril (Univacs)
dan afterload pada gagal pemberian bolus cairan jika
jantung. terjadi hipotensi yang
berlebihan,jika di berikan
dengan diuretik hemat K+,
pantau K+ serum (dapat
menyebabkan hyperkalemia).
Dosis diturunkan pada kondisi
gangguan ginjal: pantau
BUN,kreatinin, protein urine.
Pantau SDP dan diferensial
secara berkala untuk pasien
dengan penyakit ginjal atau
penyakit kolagen. Tunda obat
jika nilai neutrophil <1000.
Agens penghambat reseptor Angiotensin adalah hormon Selama penggunaan obat ini,
angiotensin II (Angiotensin II yang menyebabkan terdapat risiko hipotensi
reseptor bloking agen,ARB): pembuluh darah berkontriksi ortostatik. Tekanan darah “tiga
golongan “-sartan”. dan memiliki efek yang tahap” harus diapantau:
Candesartan memproduksi aldosterone Berbaring
(Atacand,ATa sehingga meningkatkan Duduk
cand HCT) retensi natrium dan air. Efek Berdiri
Eprosartan ini (Vasokontriksi dan retensi Obat ini diekresikan di urine dan
(Tevelen) natrium dan air)menyebabkan feses(melalui empedu). Pantau
Irbesartan tekanan darah tinggi dan efek yang merugikan dan efek
(Avalide, meningkatkan beban kerja samping:
Avaprom) jantung yang mengalami Gagal ginjal (pantau
Losartan(Cooz kegagalan,ARB menurunkan haluaran dan kreatinin)
ar.Hyzaar) ketegangan pada jantung dan Hepatitis akibat
Tasosartan meningkatkan vasodilatasi penggunaan obat
(Verdia) serta diuresis untuk: (pantau enzim hati)
Telmisartan Mengurangi preload Hyperkalemia (pantau
(micardis) dan afterload K+ serum )
Valsartan Mengurangi beban Hipotensi (pantau
(Diovan, kerja jantung asupan dan haluaran,
Diovan HCT) Menurunkan Na+ timbang BB setiap hari,
serum dan TD)
Memperbaiki curah
jantung
Menurunkan kongesti
paru
Penyekat beta (O-lol): Saat tegang, ketakutan, atau Berkurangnya kerja jantung
Propranolol ( Inderal) aktif secara fisik, tubuh , merupakan efek yang diinginkan
Atenolol (Tenormin) memproduksi adrenalin. dari penyekat beta;
Carvedilol (Coreg) Adrenanlin membuat denyut bagaimanapun juga, penurunan
Rabetalol (Trandate) jantung lebih cepat dan kekuatan kotraktil miokardium
Metoprolol mengkontriksi pembuluh akan menurunkan kemampuan
(Lopressor,Toprol) darah, yang membuat tekanan serabut otot miokardium yang
Nadolol (corgard) darah meningkat, adrenalin mengalami kegagalan untuk
bekerja dengan berikatan mendorong darah. Pantau pasien
pada struktur yang disebut gagal jantung Anda:
reseptor beta di sel otot Dyspnea jika
jantung. Penyekat Beta mengluarkan tenaga
digunakan untuk berlebihan atau
menghambat adrenalin keletihan
berikatan dengan reseptor ini. Ronki lembab
Penyekat reseptor (dan JVD
pencegahan adrenalin Kenaikab BB dan
bekerja) melambatkan nadi edema
dan menurunkan tekanan Gallop : S3, S4.
darah. Hal meringankan kerja
jantung.
Glikosida digitalis: Obat yang sudah sangat tus Pantau ketat elektrolit serum,
Contohnya: Digoksin ini mempunyai efek terutama waspadai hypokalemia,
(Lanoxin) digoksin bukan ionotropik positif secara yang daoat nemicu toksisitas
merupakan obat lini pertama, langsung pada serabut otot digitalis. Persiapan sebelum
tetapi di dukung untuk jantung untuk memperkuat pemberian digitalis:
diguanakan pada kegagalan kukautan kontraksi. Fibrilasi Hitung nadi apikal dan
jantung simtomatik tahap atrium dengan hilangnya catat.
akhir dengan perubahan kekuatan atrium mengurangi Siapkan obat jika
structural (Tahap C). oleh curah jantung, dan efek frekuensi jantung kurang
karena tidak memiliki data digitalis, yaitu peningkatan dari 60 dan laporkan
baru atau bukti sejak panduan kekuatan kontraksi membantu kepada dokter.
tahun 2001 mengenai mengompensasi kehilangan Ajarkan pasien untuk
pedoman nilai/manfaat, ini. Konduksi tertunda melaporkan gejala awal
agens lain seperti penyekat melalui nodus AV untuk toksisitas:
aldosterone mungkin menurunkan frekuensi Anoreksia
mempunyaimanfaat yang jantung . terdapat resiko Mual/Muntah
lebih besar dengan terjadi toksisitas, khususnya Perubahan visual
risiko/toksisitas yang lebkih dengan adanya (mungkin warna
kecil. ketidakseimbangan elektrolit, hijau/kuning).
khususnya hypokalemia. Bradikardia dan aritmia
Diuresis terjadi akibat merupakan gejala akhir
peningkatan curah jantung, toksisitas. Kadar
yang meningkatkan perfusi terapetik digoksin di
ginjal. dalam darah adalah: 0,5-
2 ng/mL. jika lebih dari
2 artinya TOKSIK.