OVERVIEW
terhadap waktu. Pada kuliah kali ini, kita akan
membahas perpindahan panas konduksi dalam
keadaan transien (transient), yaitu keadaan dimana
MATERI KULIAH temperatur berubah terhadap waktu. Tinjauan ini lebih
realistik dibandingkan tinjauan kondisi tunak. Kita akan
memulai pembahasan ini dengan materi lumped
system dan efek spasial.
LUMPED SYSTEM
01 Sistem lumped
CONTENT
LUMPED CAPACITANCE
Kapasitansi lumped 02
LUMPED ANALYSIS
03 Analisis lumped
SPATIAL EFFECT
Efek Ruang 04
01
LUMPED SYSTEM
KASUS KONDUKSI TRANSIEN
Jika kita meletakkan sepotong daging ke dalam pemanggang atau oven, maka
lama-kelamaan temperatur daging tersebut akan naik. Temperatur permukaan
daging akan naik terlebih dahulu, kemudian lapisan di baliknya akan naik, dan
begitu seterusnya sampai temperatur di bagian tengah daging akan ikut naik.
Butuh waktu agar kenaikan temperatur terjadi merata di seluruh daging.
Kita tahu bahwa panas berpindah dari permukaan daging ke dalam melalui
proses konduksi. Kemudian, karena temperatur daging berubah berdasarkan Temperatur sepotong daging
waktu pemanggangan, maka, kasus seperti ini dikategorikan sebagai kasus yang dipanaskan akan
transien. Kasus peprindahan panas transien adalah kasus dimana temperatur bervariasi terhadap waktu
dan ruang
suatu sistem berubah-ubah terhadap waktu. Kasus seperti ini lebih realistis
dibandingkan kasus tunak (steady), dimana suhu sistem diasumsikan konstan
terhadap waktu.
LUMPED SYSTEM
Kasus sepotong daging yang dipanaskan adalah
contoh kasus perpindahan panas konduksi secara
transien yang analisisnya rumit, karena temperatur
bervariasi terhadap waktu dan bervariasi pula
terhadap ruang. Temperatur daging tidak seragam
di setiap titik. Kasus seperti ini menimbulkan
gradien (perbedaan) temperatur yang cukup besar.
1
yang akan kita analisis. Tentukan arah
perpindahan panasnya. Kemudian cek panjang
karakteristiknya sesuai Persamaan 6.2.
3
persamaan lumped
system yang ditunjukkan
oleh Persamaan (6.1).
2
Kedua, kita hitung apakah bilangan biot, 𝐵𝑖,
kurang dari 0,1, berdasarkan Persamaan 6.3.
Jika lebih, maka sistem tidak dapat dianggap
sebagai lumped system, jika kurang, maka
lanjut ke Langkah selanjutnya.
02
LUMPED CAPACITANCE
THERMAL-TIME CONSTANT
𝜌. 𝑉. 𝐶𝑝
𝜏𝑡 = Konstanta waktu-termal [s]
ℎ. 𝐴𝑠
Tinjau kembali konstanta waktu-termal 𝜏𝑡 .
𝜌. 𝑉. 𝐶𝑝 1
LUMPED
𝜏𝑡 = = . 𝜌. 𝑉. 𝐶𝑝
ℎ. 𝐴𝑠 ℎ. 𝐴𝑠 CAPACITANCE
1
𝑅𝑐𝑜𝑛𝑣 =
ℎ. 𝐴𝑠
𝐶𝑡 = 𝜌. 𝑉. 𝐶𝑝
Parameter 𝐶𝑡 disebut juga kapasitansi lumped (lumped capacitance). Penambahan pada nilai ini dan nilai
𝑅𝑐𝑜𝑛𝑣 akan mengakibatkan sistem semakin lambat dalam merespon penyebaran panas. Dengan demikian,
gradien (perbedaan) temperatur di dalam sistem akan semakin besar.
03
LUMPED ANALYSIS
CONTOH KASUS 1
𝜕 𝜕𝑇 𝜕 𝜕𝑇 𝜕 𝜕𝑇 𝜕𝑇
. 𝑘. + . 𝑘. + . 𝑘. + 𝑞 = 𝜌. 𝐶𝑝 . … (6.4)
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑡
𝜕 2 𝑇 𝜕 2 𝑇 𝜕 2 𝑇 𝑞 1 𝜕𝑇
+ + + = . … (6.5)
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2 𝜕𝑧 2 𝑘 𝛼 𝜕𝑡
𝑘
𝛼= … (6.6)
𝜌. 𝐶𝑝
𝑞 pada Persamaan 6.4 dan 6.5 adalah heat generation atau panas
yang dibangkitkan oleh sistem.
Persamaan 6.4 dan 6.5 adalah persamaan umum untuk konduksi transien. Pada 2 persamaan
tesebut, kita bisa melihat bahwa temperatur bervariasi terhadap ruang. Hal ini ditandai dengan
adanya 𝜕𝑇Τ𝜕𝑥, 𝜕𝑇Τ𝜕𝑦, dan 𝜕𝑇Τ𝜕𝑧. Ketiganya adalah turunan temperatur terhadap ruang x, y, z.
Persamaan 6.4 dan 6.5 disebut sebagai persamaan umum, karena keduanya masih memuat x, y,
dan z. pada prakteknya, kita boleh jadi hanya menganalisis dalam 1 dimensi atau 2 dimensi saja.
Untuk menyelesaikan persamaan-persamaan tersebut, kita membutuhkan informasi kondisi awal
(initial condition) dan kondisi batas (boundary condition). Pada kuliah selanjutnya, kita akan
menyelesaikan permasalahan ini menggunakan persamaan alternatif tanpa melibatkan turunan.
𝜕 2 𝑇 𝑞 1 𝜕𝑇 𝜕 2 𝑇 𝜕 2 𝑇 𝑞 1 𝜕𝑇
+ = . … (6.7) + + = . … (6.8)
𝜕𝑥 2 𝑘 𝛼 𝜕𝑡 𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2 𝑘 𝛼 𝜕𝑡
TERIMA KASIH
Alief Avicenna Luthfie, ST., M.Eng