Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Biologi, Volume 1 No 1, Oktober 2012

Hal. 23-32

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PENDEGRADASI PESTISIDA


DICOFOL DARI TANAH SAWAH DI KABUPATEN KARAWANG

Anindita Ayu Pratiwi1, Agung Suprihadi1, Budi Raharjo1,


Priyo Wahyudi2, dan Sih Parmiyatni2
1)
Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
2)
Laboratorium Agromikrobiologi, LAPTIAB, BPPT, PUSPIPTEK

Abstrak

Kabupaten Karawang merupakan salah satu wilayah sentra produksi padi, namun
produksi padi di persawahan Kabupaten Karawang sering menghadapi kendala serangan
hama wereng yang menyebabkan gagal panen. Kondisi ini mengakibatkan petani
menggunakan pestisida dicofol secara berlebihan, sehingga menyebabkan pencemaran
pestisida. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan isolat bakteri yang dapat mendegradasi
pestisida dicofol dari tanah sawah di Kabupaten Karawang dan mengetahui karakteristik
bakteri yang memiliki potensi mendegradasi pestisida tersebut. Penelitian dilakukan dengan
isolasi dan karakterisasi bakteri dari tanah sawah di Kabupaten Karawang, karakterisasi
isolat bakteri dengan pengamatan morfologi dan pengamatan fenotipik meliputi pengecatan
Gram dan uji biokimia, dilakukan uji resistensi isolat bakteri terhadap dicofol, pengukuran
kurva pertumbuhan serta Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) untuk mengetahui
penurunan konsentrasi dicofol berdasarkan waktu inkubasi selama 24,48, dan 72 jam. Hasil
yang diperoleh adalah enam isolat, yakni AA1, AA2, AA3, AA4, AA5, dan AA6. Isolat AA1
diduga sebagai genus Phenylobacterium, isolat AA3 dan AA6 diduga sebagai genus
Pseudomonas, isolat AA4 diduga sebagai genus Bacillus, isolat AA5 diduga sebagai genus
Alcaligenes, namun isolat AA2 belum dapat diidentifikasi. Hasil uji resistensi terhadap dicofol
menunjukkan bahwa isolat AA6 merupakan isolat yang paling resisten dan memiliki jumlah
sel terbanyak, yaitu 7,9x108. Isolat AA6 juga merupakan isolat yang paling efektif dalam
mendegradasi dicofol karena dapat menurunkan konsentrasi sebanyak 76,0 ppm (84,45%)
pada media MSM+dicofol 90 ppm.

Kata kunci : Isolasi, Karakterisasi, Bakteri, Resistensi, Degradasi, Pestisida Dicofol.

Abstract

Karawang was the center of rice production, but rice production in paddy fields in
Karawawang often faces obstacle hopper pest that caused crop failure. These condition
prompted the farmers to using dicofol pesticides excessively, thus caused pollution of
pesticides. The purpose of this research were get the isolates bacteria that could degrade
the pesticide dicofol in Karawang paddy fields and discovered characteristics of bacteria that
have potential to degrade pesticides. The research was conducted with the isolation and
characterisation of bacteria from Karawang paddy soil, the characterisation of isolates
bacteria by observation morphological and phenotypic include staining Gram and
biochemical tests, test isolates bacteria resistence of dicofol, measuring the growth curve
and High Performance Liquid Chromatography (HPLC) for discovering of decreased dicofol
concentration during 24, 48, and 72 hours of incubation time. The result is six isolates, that
Jurnal Biologi, Volume 1 No 1, Oktober 2012
Hal. 23-32

are AA1, AA2, AA3, AA4, AA5, and AA6. Isolates AA1 is suspected as genus
Phenylobacterium, isolates AA3 and AA6 are suspected as genus Pseudomonas, AA4 isolates
is suspected as genus Bacillus, isolates AA5 is suspected as genus Alcaligenes, but isolates
AA2 not yet be identified. The results indicate that isolate AA6 has most resistent to dicofol
and most number of cells bacteria, that is 7.9x10 8. Isolate AA6 is also the most effective in
degrading dicofol as much as it can reduce the concentration in amount of 76.0 ppm
(84.45%) in MSM medium + 90 ppm dicofol.

Keywords : Isolation, Characterisation, Bacteria, Resistention, Degradation, Dicofol Pesticide

PENDAHULUAN utama dalam golongan Persistent


Organic Pollutant, karena memiliki
Kabupaten Karawang merupakan sifat yang toksik, persisten, dan
salah satu wilayah sentra produksi bioakumulatif [4]. Dicofol yang
padi dengan latar belakang sumber merupakan salah satu jenis
daya alam yang sangat mendukung organoklorin masih ditemukan di
pertanian. Pertanian di Kabupaten lingkungan selama jangka waktu 40
Karawang tidak hanya memenuhi tahun dan terdistribusi secara global
kebutuhan pangan di Jawa Barat, [5].
namun juga sebagai penyangga Dampak negatif dari penggunaan
kebutuhan nasional [1]. Kabupaten pestisida di lingkungan adalah
Karawang memiliki daerah tersebarnya sisa-sisa pestisida di
persawahan yang luas. Kabupaten ini dalam tanah, air, dan udara. Lebih
terdapat hamparan sawah yang dari 75% pestisida yang digunakan,
luasnya mencakup 85% areal. Area diaplikasikan melalui penyemprotan,
sawah di Jawa Barat menggunakan dari jumlah tersebut 60 - 90% akan
pestisida cukup intensif karena hama terdeposit pada target, sedangkan
wereng yang menyerang pertanian dalam bentuk serbuk hanya 40 - 10%
dan mengancam produksi pangan. , sisanya akan ikut aliran angin atau
Produksi pangan sering menghadapi segera mencapai tanah
kendala serangan hama dan penyakit [6]. Penggunaan pestisida yang
yang menyebabkan gagal panen atau bersifat racun seperti organoklorin
terjadi penurunan hasil panen. Hama dapat menyebabkan perubahan
pertanian yang sulit dikendalikan di keseimbangan populasi hayati dalam
Kabupaten Karawang adalah hama ekosistem [7]. Upaya penanggulangan
wereng [2]. Kondisi ini mengakibatkan dampak negatif akibat residu pestisida
petani menggunakan pestisida secara tersebut dapat dilakukan dengan
berlebihan, sehingga residu pestisida bioremediasi.
melebihi ambang batas. Jenis Bioremediasi merupakan usaha
pestisida yang banyak digunakan untuk mengatasi pencemaran
petani Kabupaten Karawang adalah pestisida di lahan pertanian, yaitu
pestisida organoklorin [3]. pemanfaatan mikroba sebagai
Pestisida organoklorin merupakan perantara dalam reaksi kimia dan
jenis pestisida yang umum digunakan proses reaksi fisik secara metabolik di
di Indonesia untuk mengendalikan atas permukaan tanah (ex-situ) dan di
hama atau serangga pada pertanian. dalam permukaan tanah (in-situ) [8].
Organoklorin merupakan pencemar Mikroba tertentu dapat hidup pada
Jurnal Biologi, Volume 1 No 1, Oktober 2012
Hal. 23-32

tanah yang mengandung pestisida dan Pengambilan Sampel Tanah


memanfaatkan cemaran tanah Sampel tanah untuk penelitian
tersebut sebagai sumber karbon diambil dari empat lokasi kecamatan
dalam alur metabolismenya [9]. yang berbeda di Kabupaten Karawang.
Persawahan di daerah Karawang Empat kecamatan, yakni Kecamatan
telah dicemari polutan organoklorin Pangkalan, Kecamatan Lemahabang,
dengan jenis dicofol, maka perlu Kecamatan Cikampek, dan Kecamatan
diteliti keberadaan bakteri Jatisari. Lahan tanah sawah dipilih
pendegradasi pestisida dicofol. Bakteri secara sengaja (purposive) dan lahan
tersebut diharapkan dapat menjadi tersebut sudah berada dalam kondisi
agen bioremediasi pada tanah sawah selesai panen dan sudah ditanami oleh
yang tercemar pestisida dicofol. beberapa tanaman tertentu.
Pengambilan sampel tersebut telah
1. Metode Penelitian dilakukan oleh peneliti BPPT,
Bahan dan Alat yang digunakan Agromikrobiologi.
dalam penelitian ini adalah sampel Pengambilan sampel tanah sawah
tanah sawah di Kabupaten Karawang dilakukan dengan sistem diagonal.
yang didapat dari Laboratorium Jumlah titik dibuat sebanyak 5 dengan
Agromikrobiologi, BPPT, PUSPIPTEK. jarak ± 50 m dari titik pusat. Tanah
Sampel tanah diambil dari empat diambil dengan cara digali pada
kecamatan yakni Kecamatan kedalaman 0 - 20 cm. Kelima titik
Lemahabang, Kecamatan Jatisari, dalam satu kecamatan tersebut,
Kecamatan Cikampek, dan Kecamatan kemudian dilakukan pencampuran
Pangkalan. Pestisida yang digunakan [10].
adalah pestisida organoklorin dengan
jenis dicofol 191 g L-1. Media Mineral Persiapan Tanah
Salt Medium (MSM), pepton, yeast Sampel tanah yang telah diambil
extract, glukosa 1% (MSM diperkaya), sebanyak 500 g dari masing-masing
media MSM agar yang ditambah kecamatan di Kabupaten Karawang
dengan dicofol (media selektif), media disimpan dalam cold room (ruang
MSM agar diperkaya, medium dingin dengan temperatur ± 4°C)
Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth dengan tujuan kondisi tanah tetap
(NB). Gram A, B, C, dan D. Larutan terjaga.
H2O2 3%, medium Sulfat Indol Motility
(SIM) agar, medium simmon citrate, Isolasi Mikroorganisme
medium urease broth, medium MR-VP, Sampel tanah yang telah disiapkan
medium nutrien gelatin, medium dari empat kecamatan berbeda,
Triple Sugar-Iron Agar (TSIA), reagen masing-masing ditimbang sebanyak 1
Kovac’s, reagen Barrit’s (A dan B), g dengan timbangan analitik. Masing-
reagen methyl red. petroff-hausser masing sampel tanah yang telah
counting chamber, Magnetic stirer, ditimbang tersebut, kemudian
mikroskop fase kontras merk dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Olympus, Laminar Air Flow ( LAF ), yang berisi 9 mL aquades steril,
centrifuge, syringe, milipore filter¸ kemudian digojog (vortex). Suspensi
vacum pump, ultrasonic bath, KCKT tanah diambil sebanyak 5 mL dengan
(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). menggunakan mikropipet steril dan
dimasukkan ke dalam 45 mL media
Jurnal Biologi, Volume 1 No 1, Oktober 2012
Hal. 23-32

MSM diperkaya. Campuran suspensi Uji Resistensi Bakteri terhadap


tanah dalam media MSM diperkaya Dicofol
digoyang (shaker) dengan dengan Isolat bakteri pendegradasi dicofol
kecepatan 120 rpm pada suhu 37 °C. yang dibiakkan pada media NA diuji
Suspensi tanah digoyang selama 72 resistensi terhadap dicofol. Isolat
jam, kemudian dilakukan pengenceran bakteri tersebut diambil dengan
berseri 10-1 hingga 10-7. Hasil menggunakan ose, kemudian
tersebut dilakukan pencawanan diinokulasikan pada tabung reaksi
dengan metode spread plate berisi 25 mL media NB yang telah
menggunakan media MSM agar yang dicampur dengan variasi dicofol (20,
ditambah dicofol 1 ppm untuk 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90 ppm).
mendapatkan isolat bakteri yang Tabung reaksi tersebut digoyang
dapat mendegradasi dicofol dan media dengan kecepatan 120 rpm dengan
MSM agar diperkaya untuk suhu 37°C selama 24 jam. Hasil dari
mendapatkan isolat biodiversitas inkubasi, kemudian diamati dengan
tanah sawah di Kabupaten Karawang. menggunakan petroff-hauser dengan
Hasil dari pencawanan diinkubasi mikroskop dengan 1000x perbesaran
selama 24 – 48 jam pada suhu 30 °C, dan dibuat kurva resistensi.
kemudian diamati morfologi bakteri
dan dihitung jumlah koloni bakteri Pengukuran Kurva Pertumbuhan
untuk mengetahui jumlah isolat Bakteri Pendegradasi Dicofol
bakteri yang didapat. Isolat bakeri pendegradasi dicofol
Bakteri yang didapat dari kultur yang dibiakkan di NA diambil dengan
campuran dilakukan pemisahan ose dan diinokulasi pada tabung reaksi
kultur dengan metode streak kuadran berisi 25 mL media MSM yang
menggunakan ose tumpul dan media ditambah dicofol 90 ppm. Tabung
yang digunakan adalah media NA. reaksi tersebut digoyang dengan
Koloni yang terpisah pada cawan kecepatan 120 rpm pada suhu 37°C
gores dipindahkan pada media NA selama 24 jam. Hasil dari inkubasi
miring yang digunakan sebagai kultur setiap tiga jam dilakukan
stok. penghitungan jumlah sel bakteri
untuk membuat kurva pertumbuhan.
Karakterisasi Isolat Bakteri Perhitungan jumlah sel bakteri
Pendegradasi Pestisida menggunakan petroff-hauser. Cover
Karakterisasi bakteri yang mampu glass diletakkan di atas alat hitung,
mendegradasi pestisida dicofol kemudian ditambahkan sebanyak ±
dilakukan dengan cara karakterisasi 50 µL. Bakteri dihitung menggunakan
fenotip berdasarkan hasil pengamatan mikroskop dengan perbesaran 1000x.
morfologi, pewarnaan Gram, dan uji Rumus jumlah sel/mL = Jumlah sel x
fisiologis (biokimia). Karakteristik 2,5.105.
fenotip meliputi pewarnaan Gram, uji
katalase, uji hidrolisis gelatin, uji Uji Degradasi Pestisida Dicofol
urease, uji produksi indol, uji methyl oleh Bakteri dengan KCKT
red, uji voges proskauer, uji sitrat, uji Isolat bakeri murni diambil dengan
motilitas, serta uji fermentasi ose dan diinokulasi pada tabung reaksi
karbohidrat dan produksi H2S. berisi 25 mL media MSM yang
ditambah dicofol 90 ppm. Tabung
Jurnal Biologi, Volume 1 No 1, Oktober 2012
Hal. 23-32

reaksi tersebut digoyang dengan Keadaan tersebut membuktikan


kecepatan 120 rpm pada suhu 37°C bahwa bakteri dapat memanfaatkan
selama variasi waktu yaitu 24 jam, 48 dicofol sebagai sumber karbon untuk
jam, dan 72 jam. menunjang pertumbuhannya.
Uji degradasi pestisida dicofol Isolat-isolat bakteri yang didapat
dilakukan dengan menggunakan dari isolasi dengan media MSM yang
KCKT. Preparasi sampel dilakukan ditambah dengan dicofol 1 ppm,
dengan memisahkan natan dan kemudian isolat-isolat tersebut
supernatan menggunakan sentrifuse dikultivasi menggunakan media NA.
pada kecepatan 4000 ppm selama 10 Hal tersebut bertujuan untuk
menit. Proses selanjutnya untuk uji mengetahui morfologi bakteri yang
degradasi dicofol dengan KCKT, mampu mendegradasi dicofol karena
dilakukan dengan kolom C8. Eluent media NA merupakan media yang
yang digunakan adalah methanol : kaya nutrien, sehingga bakteri mampu
aquades (75 : 25) dengan panjang menunjukkan bentuk yang
gelombang 254, dan volume injeksi sesungguhnya. Isolat awal bakteri
adalah 20 µL. yang didapat sebanyak 15 isolat
bakteri kemudian dikelompokkan
2. Hasil dan Pembahasan menjadi 6 isolat bakteri.
Bakteri Pendegradasi Dicofol Pengelompokkan bakteri tersebut
Isolat bakteri yang diperoleh dari hasil berdasarkan kesamaan morfologi
isolasi dan karakterisasi bakteri makroskopis. Keenam isolat tersebut
menggunakan media MSM diperkaya diberi nama AA1, AA2, AA3, AA4, AA5,
dari tanah sawah di Kabupaten dan AA6.
Karawang untuk mengetahui Keenam isolat tersebut dilakukan
keanekaragaman bakteri tanah sawah uji biokimia bertujuan untuk
di Kabupaten Karawang. Isolat yang identifikasi bakteri berdasarkan
didapat berjumlah 20 isolat. Jumlah karakteristik fisiologis dari bakteri
20 isolat tersebut terdiri dari lima tersebut. Identifikasi bakteri
isolat Kecamatan Cikampek, empat berdasarkan [11] isolat AA1 mengarah
isolat Kecamatan Pangkalan, empat pada bakteri genus Phenylobacterium,
isolat Kecamatan Lemahabang, dan karena isolat AA1 memiliki kesamaan
tujuh isolat Kecamatan Jatisari. Isolat- karakteristik dengan genus
isolat bakteri yang tumbuh pada Phenylobacterium. Karakteristik
medium MSM diperkaya menandakan meliputi Gram negatif, bentuk sel
adanya keanekaragaman bakteri dari yang bulat (coccus), merupakan
masing-masing sampel tanah sawah bakteri yang tidak motil, tidak dapat
dari Kabupaten Karawang. menghidrolisis gelatin, reaksi negatif
Isolasi bakteri pendegradasi dicofol pada uji urease, produksi warna
pada tanah sawah di Kabupaten kuning pada uji methyl red, hasil uji
Karawang dilakukan dengan media voges proskauer negatif, dan tidak
MSM ditambah dengan pestisida memproduksi indol. Isolat AA2 belum
dicofol 1 ppm diperoleh sebanyak 15 teridentifikasi karena uji biokimia yang
isolat bakteri. Isolat bakteri tersebut dilakukan masih belum mencakupi
diindikasikan mampu bertahan dan untuk melakukan identifikasi isolat ini.
tumbuh pada media miskin nutrien Isolat AA3 dan AA6 mengarah pada
yang ditambah dengan dicofol. genus Pseudomonas. Hal ini karena
Jurnal Biologi, Volume 1 No 1, Oktober 2012
Hal. 23-32

kedua isolat tersebut memiliki memproduksi katalase, adanya


beberapa kesamaan karakteristik produksi indol, merupakan bakteri
dengan genus Pseudomonas. yang motil, serta menghasilkan alkali
Kesamaan karakteristik tersebut dari fermentasi karbohidrat.
meliputi bakteri Gram negatif dengan
bentuk batang (rods), adanya reaksi Resistensi Bakteri Terhadap
positif pada uji katalase, reaksi negatif Dicofol
pada uji methyl red, dan merupakan Hasil dari perlakuan ini, diketahui
bakteri yang motil. Kedua isolat bahwa keenam isolat bakteri memiliki
tersebut memiki perbedaan yakni hasil kemampuan resisten terhadap
uji hidrolisis gelatin yang berbeda, konsentrasi 90 ppm dicofol. Isolat
yakni pada isolat AA3 tidak dapat bakteri AA6 memiliki jumlah sel
menghidrolisis gelatin, sedangkan terbanyak pada penambahan dicofol
isolat AA6 dapat menghidrolisis dengan konsentrasi 90 ppm. Jumlah
gelatin. Hal tersebut mengindikasikan sel isolat AA6 diperoleh sebanyak 7,9 x
bahwa kedua isolat tersebut diduga 108 sel, sedangkan isolat AA2 memiliki
memiliki species yang berbeda. Isolat jumlah sel terendah pada media NB
AA4 mengarah pada genus Bacillus, yang ditambah dicofol 90 ppm dengan
karena kesamaan karakteristik. jumlah sel bakteri 4,7 x 107. Hasil uji
Kesamaan dengan genus Bacillus resistensi tersebut menyatakan bahwa
meliputi bakteri gram positif dan isolat AA6 merupakan isolat yang
berbentuk batang, mendapatkan dapat menggunakan dicofol sebagai
reaksi positif pada uji katalase, dan sumber karbonnya, namun adanya
merupakan bakteri yang motil. Isolat nutrien dari media NB dapat
AA5 mengarah pada genus memberikan tambahan nutrien untuk
Alcaligenes. Isolat tersebut memiliki kebutuhan pertumbuhannya. Isolat
beberapa kesamaan karakteristik AA2 merupakan isolat yang memiliki
dengan Alcaligenes. Kesamaan jumlah sel bakteri terendah (Gambar
karakteristik tersebut meliputi bakteri 1).
Gram negatif dengan bentuk batang,

Gambar 1. Resistensi Isolat Bakteri terhadap Pestisida Dicofol dengan Inkubasi 24 Jam
Jurnal Biologi, Volume 1 No 1, Oktober 2012
Hal. 23-32

Kurva Pertumbuhan Bakteri dibandingkan dengan kelima isolat


Pendegradasi Dicofol yang lain. Fase logaritmik dipengaruhi
Gambar 2 menunjukkan bahwa oleh ketersediaan nutrien di dalam
setiap isolat bakteri memiliki bentuk medium, sehingga diketahui bahwa
kurva pertumbuhan yang berbeda. penggunaan medium MSM yang
Perbedaan kurva pertumbuhan ditambah dengan dicofol 90 ppm dapat
disebabkan oleh kemampuan isolat mempengaruhi laju kecepatan
bakteri dalam memanfaatkan nutrien pertumbuhan. Isolat AA3 memiliki fase
yang terkandung pada media, stasioner yang dilihat dari jam ke 6
sehingga terjadi perbedaan efektivitas hingga jam ke 18. Pada fase stasioner
metabolisme. Isolat bakteri pada terjadi penurunan sumber energi,
media NA diinokulasi ke Media MSM sehingga pada jam ke 21 bakteri mulai
ditambah dicofol 90 ppm yang mengalami fase penurunan jumlah sel.
digunakan sebagai pengukur Isolat bakteri AA4 memiliki kurva
pertumbuhan. Isolat yang diinokulasi pertumbuhan yang terendah. Hal
dari medium memiliki nutrien lengkap tersebut dilihat pada jumlah sel yang
ke medium dengan keterbatasan rendah pada fase lag dari jam ke 0
nutrien mempunyai fase lag (adaptasi) hingga jam ke 6. Jumlah sel pada jam
yang lama. Grafik kurva pertumbuhan ke 24 dari isolat AA4 juga rendah, hal
menunjukkan beberapa isolat memiliki tersebut dapat terjadi karena isolat
fase adaptasi yang cukup lama [12]. bakteri dapat menggunakan dicofol
Kurva pertumbuhan isolat bakteri sebagai sumber karbonnya tetapi
AA3 memiliki kurva pertumbuhan yang tidak dapat menggunakan hasil
lebih baik dibanding dengan isolat pemecahan dicofol sebagai sumber
bakteri lainnya. Peristiwa ini, karbon dengan baik untuk
menunjukkan bahwa isolat tersebut pertumbuhannya
dapat memperbanyak diri lebih cepat

Gambar 2. Kurva Pertumbuhan Bakteri Pendegradasi Pestisida


Dicofol yang Dikultivasi pada Media MSM+dicofol 90 ppm

Degradasi Pestisida Dicofol oleh dicofol semakin tinggi maka waktu


Isolat Bakteri dengan KCKT inkubasi akan semakin menurun.
Isolat bakteri yang paling optimum
Hasil dari penurunan degradasi dalam mendegradasi dicofol adalah
dicofol dapat dilihat pada Gambar 3, isolat AA6 yang dapat menurunkan
yang menjelaskan bahwa konsentrasi residu pestisida dicofol dengan KCKT
Jurnal Biologi, Volume 1 No 1, Oktober 2012
Hal. 23-32

hingga 13,997 ppm dalam waktu 72 pertumbuhan yang tinggi, sedangkan


jam inkubasi. Isolat AA6 dapat isolat AA4 memiliki kurva
mendegradasi 76,0 ppm (84,45%) pertumbuhan yang rendah. Keadaan
pestisida dicofol. Isolat AA1 memiliki tersebut menunjukkan bahwa isolat
hasil degradasi 58,07 ppm (64,52%). AA4 dapat memanfaatkan dicofol
Isolat AA1 merupakan isolat bakteri sebagai sumber karbon tetapi tidak
yang mampu mendegradasi dicofol dapat memanfaatkan hasil degradasi
dengan penurunan yang paling rendah dicofol sebagai sumber karbon,
diantara kelima isolat lainnya, sehingga isolat AA4 memiliki kurva
sehingga pada waktu inkubasi 72 jam pertumbuhan yang rendah. Hasil
hanya dapat menurunkan konsentrasi penurunan konsentrasi dicofol
dicofol hingga 31,93 ppm. Grafik tersebut membuktikan bahwa isolat
penurunan konsentrasi dicofol oleh AA3, AA5, dan AA6 adalah bakteri
isolat AA3 dan AA4 memiliki grafik yang dapat mendegradasi dicofol.
yang hampir sama. Hal tersebut Isolat AA1, AA2, dan AA4 juga
berbanding terbalik dengan kurva memiliki potensi untuk mendegradasi
pertumbuhan hingga 24 jam, yang dicofol.
menunjukkan bahwa isolat AA3
merupakan isolat yang memiliki kurva

Gambar 3. Penurunan Konsentrasi Pestisida Dicofol 90 ppm dengan KCKT

KESIMPULAN Bacillus isolat AA5 diduga sebagai


genus Alcaligenes, namun isolat AA2
Berdasarkan penelitian yang telah belum dapat diidentifikasi. Isolat AA6
dilakukan dapat disimpulkan, bahwa merupakan isolat yang optimum
isolat tanah sawah di Kabupaten dalam menurunkan konsentrasi
Karawang memiliki potensi untuk dicofol.
mendegradasi pestisida organoklorin
dengan jenis dicofol. Hal tersebut UCAPAN TERIMAKASIH
terlihat dari didapat enam isolat AA1,
AA2, AA3, AA4, AA5, dan AA6. Isolat Penelitian ini didukung oleh
AA1 diduga sebagai genus Agromikrobiologi, BPPT, Serpong
Phenylobacterium, isolat AA3 dan AA6 Banten, yakni Bapak Priyo Wahyudi,
diduga sebagai genus Pseudomonas, M.Si dan ibu Dra. Sih Parmiyatni.
isolat AA4 diduga sebagai genus Penelitian ini juga didukung oleh
Jurnal Biologi, Volume 1 No 1, Oktober 2012
Hal. 23-32

Mikrobilogi, Biologi, Universitas Developments in Environmental


Diponegoro, yakni Bapak Dra. Agung Science (7) : 587-627
Suprihadi, M.Si dan Dra. Budi Raharjo, [6] Poerwanto, E.M., 1995. Pestisida
M.Si. Mikrobia dalam PHT. Buletin Ilmu
Terpadu. UPN, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Dalam : Dongowea, H.E. dan
David, A (Eds). 1996.
[1] Dinas Pertanian dan Kehutanan. Biodegradasi Pestisida
2011. Pertanian dan Kehutanan Organofosfat oleh Pseudomonas
Kabupaten Karawang. sp. Biota 1(2): 29-33.
http://www.karawangkab.go.id/ [7] Tarumingkeng , R.C. 1992.
34- profil/119-dinas-pertanian- Insektisida; Sifat, Mekanisme
dan-kehutanan.html. 15 Februari Kerja dan Dampak
2012. Penggunaannya. UKRIDA Press,
[2] Atmawidjaja, S., Daryono, H.T., Jakarta.
dan Rudiyanto. 2004. Pengaruh [8] Hussain, S., Siddique, T., Arshad,
Perlakuan Terhadap Kadar Residu M., and Saleem, M. 2009.
Pestisida Metidation pada Tomat. Bioremediation and
Acta Pharmaceutica Indonesia phytoremediation of pesticides.
2(29) : 72-82. Environment Scient Technol (39)
[3] Sustina, Itang. 2010. Mengatasi : 843–907.
Hama Wereng Coklat. [9] Rahmansyah, M. dan Nunik, S.
http://www.karawanginfo.com. 2009. Performa Bakteri Pada
15 Februari 2012. Tanah Tercemar Pestisida. Berita
[4] Zhou, G., liu, S., Li, Zhian, Zhang, Biologi 9(5): 657-664.
D., Tang, Xuli, Zhou, Chuanyan, [10] Cycoń, M., Marcin, W., and Zofia
Yan, Junhua, and Mo, Jiangming. P.S. 2009. Biodegradation of the
2006. Old-Growth Forest Can Organophosporus Insecticide
Accumulate Carbon in Soils. Diazinon by Serratia sp. and
Science 314(5804) : 14- Pseudomonas sp. and Their Use
17.Cycoń, M., Marcin, W., and in Bioremediation of
Zofia P.S. 2009. Biodegradation Contaminated Soil. Chemosphere
of the Organophosporus 79 (2009) : 494-501.
Insecticide Diazinon by Serratia [11] Holt, J.G., Krieg, N.R., Sneath,
sp. and Pseudomonas sp. and P.H., Staley, J.T., and William,
Their Use in Bioremediation of S.T. 1994. Bargey’s Manual of
Contaminated Soil. Chemosphere Determinative Bacteriology.
79 (2009) : 494-501. Williams and Walkins. United
[5] Sudaryanto, A. Takashi, Shin, and State of America.
Tanabe, Shinsuke. 2007. [12] Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi.
Persistent Toxic Substances in UMM press. Malang.
Environment of Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai