MATERI
Rangkaian listrik arus searah berhubungan dengan muatan listrik yang bergerak.
Bergeraknya muatan dalam penghantar disebabkan oleh beda potensial yang disebut
tegangan listrik. Muatan listrik positif mengalir dari beda potensial tinggi ke rendah dan
muatan listrik negatif seperti elektron mengalir dari potensial rendah ke tinggi.
A. Arus Listrik dan Pengukurannya
1. Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir pada suatu penghantar tiap
satuan waktu.
𝑞
𝐼=
𝑡
dengan
q = muatan listrik (C)
t = lamanya mengalir (s)
I = kuat arus listrik (A)
Banyaknya elektron yang mengalir tiap satuan waktu ditentukan dengan persamaan
berikut.
𝑞
𝑛=
𝑒
dengan
q = muatan listrik (C)
e = muatan elektron (−1,6 𝑥 10−19 𝐶)
n = banyaknya electron
contoh soal:
1. Dalam waktu 5 detik muatan listrik sebanyak 20 coulomb dapat mengalir melalui kawat
penghantar. Berapakah kuat arus listrik tersebut?
2. Arus listrik 8 mA mengalir melalui sebuah kawat penghantar. Berapakah banyaknya
elektron yang mengalir melalui penghantar tersebut selama 10 sekon?
Dengan demikian, pada amperemeter dan resistor akan mengalir arus yang sama.
Idealnya, amperemeter memiliki hambatan yang sangat kecil sehingga hanya sedikit
perubahan yang terjadi pada arus yang diukur. Amperemeter memiliki skala penuh atau
batas ukur maksimum, sedangkan kuat arus listrik yang akan diukur mungkin melebihi
batas ukur maksimum amperemeter. Galvanometer adalah komponen utama yang
menyusun amperemeter analog. Agar amperemeter dapat digunakan, maka dipasang
suatu hambatan yang paralel dengan galvanometer sehingga kelebihan arus akan
mengalir ke hambatan paralel (hambatan shunt) atau Rsh
Arus maksimum yang melalui galvanometer adalah Im, sehingga arus yang melalui
Rsh adalah I-Im. Resistor RG dan Rshdipasang secara pararel, maka beda potensial
antara a dan b sama besar. Dengan demikian, berlaku
b. Voltmeter
Voltmeter adalah alat pengukur beda potensial (tegangan) antara dua titik. Untuk
mengukur beda potensial pada ujung-ujung resistor maka voltmeter dipasang pararel
dengan resistor itu.
c. Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan atau resistansi resistor. Untuk membuat
ohmmeter, galvanometer dihubungkan seri dengan baterai dan resistor Rs.
Amperemeter ada yang mempunyai batas ukur dan skala terbatas. Misalnya sebuah
amperemeter batas ukurnya 5A dengan skala 1–10. Jika saat digunakan jarum
menunjukkan angka 4 pada skala, besar kuat arus listrik yang terukur adalah sebagai
berikut.
B. Hukum OHM
George Simon Ohm, orang yang pertama kali menemukan hubungan kuat arus listrik yang
mengalir melalui penghantar yang berhambatan tetap dengan beda potensial ujung-ujung
penghantar tersebut.
Menurut George Simon Ohm menyatakan “Besarnya beda potensial listrik ujung-ujung
penghantar yang berhambatan tetap sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir
melalui penghantar tersebut selama suhu penghantar tersebut dijaga tetap”.
Contoh soal:
1. Jika ujung-ujung sebuah penghantar yang berhambatan 5 Ohm diberi beda potensial 1,5
volt, maka berapakah kuat arus listrik yang mengalir?
2. Pada saat ujung-ujung sebuah penghantar yang berhambatan 50 ohm diberi beda
potensial, ternyata kuat arus listrik yang mengalir 50 mA. Berapakah beda potensial
ujung-ujung penghantar tersebut?
dengan
i = kuat arus listrik (dalam ampere)
E = GGL baterai (dalam volt)
R = hambatan luar (dalam ohm)
r = hambatan dalam (dalam ohm)
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan lagi:
Contoh soal:
1. Suatu penghantar pada saat ujung-ujungnya diberi beda potensial v arus yang mengalir
50 mA. Berapakah arus listrik yang mengalir melalui penghantar tersebut jika diberi
beda potensial 1,5 V.
2. Sebuah alat listrik yang berhambatan 19,8 dihubungkan dengan baterai yang ber-GGL
= E volt dan berhambatan dalam 0,2 Ω. Jika tegangan jepit baterai = 1,98 volt, maka
berapa nilai dari E tersebut?
Secara matematis, besar hambatan kawat penghantar dapat dinyatakan dengan persamaan:
dengan
R = hambatan kawat penghantar (ohm)
ρ = hambatan jenis kawat (ohm meter)
l = panjang kawat (m)
A = luas penampang kawat (m2)
Hambatan juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu penghantar, maka semakin
besar hambatannya yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
𝑅 = 𝑅0 (1 + ∆𝑇)
dengan
𝑅0 = hambatan pada suhu 𝑇1 (Ω)
R = hambatan pada suhu 𝑇2 (Ω)
∆𝑇 = 𝑇2 − 𝑇1 = perubahan suhu (0C)
α = koefisien suhu (/0C)
Alat untuk mengukur hambatan adalah ohmmeter.
Contoh soal:
1. Kawat penghantar dengan panjang 50 meter dan luas penampang 2 cm2, serta hambatan
jenis kawat 4 . 10-4 Ωm. Hitunglah besar hambatan kawat tersebut!