Anda di halaman 1dari 11

MODUL

RANGKAIAN ARUS SEARAH KELAS XII SMA

Disusun oleh: Ani Dwi Lestari, S.Pd


Sumber:
1. Buku Siswa:
Lasmini, Ni Ketut. 2014. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Penerbit Erlangga.
2. Ariningsih, Ni Luh Putu Ayu. 2010.
http://maribelajarfisika.blogspot.com/2010/04/arus-listrik-dan-pengukurannya.html
3. Luren, Antoni. 2015. http://nyontek.net/2015/12/b-hukum-ohm-pada-penghambat-
tetap/
4. Luren, Antoni. 2015. http://nyontek.net/2015/12/c-arus-listrik-dalam-rangkaian-
tertutup/
5. Luren, Antoni. 2015. http://nyontek.net/2016/01/d-hambatan-sepotong-kawat-
penghantar/

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 Menganalisis prinsip kerja  Memahami arus listrik dan pengukurannya
peralatan listrik searah (DC)  Memahami Hukum Ohm
berikut keselamatannya dalam  Menjelaskan arus listrik dalam rangkaian
kehidupan sehari-hari tertutup
 Hambatan sepotong kawat penghantar

MATERI

Rangkaian listrik arus searah berhubungan dengan muatan listrik yang bergerak.
Bergeraknya muatan dalam penghantar disebabkan oleh beda potensial yang disebut
tegangan listrik. Muatan listrik positif mengalir dari beda potensial tinggi ke rendah dan
muatan listrik negatif seperti elektron mengalir dari potensial rendah ke tinggi.
A. Arus Listrik dan Pengukurannya
1. Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir pada suatu penghantar tiap
satuan waktu.

𝑞
𝐼=
𝑡
dengan
q = muatan listrik (C)
t = lamanya mengalir (s)
I = kuat arus listrik (A)

Banyaknya elektron yang mengalir tiap satuan waktu ditentukan dengan persamaan
berikut.
𝑞
𝑛=
𝑒
dengan
q = muatan listrik (C)
e = muatan elektron (−1,6 𝑥 10−19 𝐶)
n = banyaknya electron
contoh soal:
1. Dalam waktu 5 detik muatan listrik sebanyak 20 coulomb dapat mengalir melalui kawat
penghantar. Berapakah kuat arus listrik tersebut?
2. Arus listrik 8 mA mengalir melalui sebuah kawat penghantar. Berapakah banyaknya
elektron yang mengalir melalui penghantar tersebut selama 10 sekon?

2. Alat Ukur Listrik


a. Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur kuat arus listrik. Untuk mengukur arus yang mengalir
melalui resistor pada rangkaian, amperemeter dipasang secara seri dengan resistor itu.

Simbol amperemeter dalam rangkaian adalah;

Dengan demikian, pada amperemeter dan resistor akan mengalir arus yang sama.
Idealnya, amperemeter memiliki hambatan yang sangat kecil sehingga hanya sedikit
perubahan yang terjadi pada arus yang diukur. Amperemeter memiliki skala penuh atau
batas ukur maksimum, sedangkan kuat arus listrik yang akan diukur mungkin melebihi
batas ukur maksimum amperemeter. Galvanometer adalah komponen utama yang
menyusun amperemeter analog. Agar amperemeter dapat digunakan, maka dipasang
suatu hambatan yang paralel dengan galvanometer sehingga kelebihan arus akan
mengalir ke hambatan paralel (hambatan shunt) atau Rsh

Arus maksimum yang melalui galvanometer adalah Im, sehingga arus yang melalui
Rsh adalah I-Im. Resistor RG dan Rshdipasang secara pararel, maka beda potensial
antara a dan b sama besar. Dengan demikian, berlaku

Dengan RG resistor galvanometer dan

b. Voltmeter
Voltmeter adalah alat pengukur beda potensial (tegangan) antara dua titik. Untuk
mengukur beda potensial pada ujung-ujung resistor maka voltmeter dipasang pararel
dengan resistor itu.

Voltmeter juga memiliki resistansi sehingga pemasangan voltmeter akan mengurangi


hambatan antara titik a dan b. Akibatnya, arus yang mengalir pada rangkaian meningkat
dan mempengaruhi tegangan pada titik a-b. Idealnya, voltmeter mempunyai hambatan
yang sangat besar sehingga efeknya pada rangkaian menjadi minimal.
Agar voltmeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar maka batas
ukur maksimum voltmeter dapat diperbesar dengan menambah hambatan yang dipasang
seri dengan galvanometer penyusun voltmeter itu.
Untuk menghitung besar Rs maka tegangan sebesar V dibagi menjadi dua, yaitu
tegangan pada galvanometer Vm dan tegangan pada ujung-ujung resistor Rs yaitu Vs.
Jadi, V = Vm + Vs. Resistor Rs dan RG disusun seri sehingga diperoleh resistor ekivalen
R = Rs+ RG. Untuk resistor susunan seri, berlaku

Dengan RG adalah resistor galvanometer dan n = V / Vmmenunjukkan perbandingan


antara tegangan skala penuh dan tegangan skala penuh galvanometer.

c. Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan atau resistansi resistor. Untuk membuat
ohmmeter, galvanometer dihubungkan seri dengan baterai dan resistor Rs.

Ketika terminal-terminal x dan y dihubungkan ke resistor R yang tidak diketahui, arus


I yang mengalir melalui galvanometer adalah

3. Pembacaan alat ukur listrik dalam rangkaian listrik


Pada dasarnya pembacaan alat ukur baik itu amperemeter dan voltmeter adalah sama.
Yang perlu diperhatikan adalah batas ukur yang digunakan. Batas ukur adalah batas
nilai maksimal yang bisa diukur oleh suatu alat ukur.
Cara untuk membaca hasil pengkuran adalah:

Amperemeter ada yang mempunyai batas ukur dan skala terbatas. Misalnya sebuah
amperemeter batas ukurnya 5A dengan skala 1–10. Jika saat digunakan jarum
menunjukkan angka 4 pada skala, besar kuat arus listrik yang terukur adalah sebagai
berikut.

Dengan demikian, arus listrik yang terukur sebesar 2 A.

B. Hukum OHM
George Simon Ohm, orang yang pertama kali menemukan hubungan kuat arus listrik yang
mengalir melalui penghantar yang berhambatan tetap dengan beda potensial ujung-ujung
penghantar tersebut.
Menurut George Simon Ohm menyatakan “Besarnya beda potensial listrik ujung-ujung
penghantar yang berhambatan tetap sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir
melalui penghantar tersebut selama suhu penghantar tersebut dijaga tetap”.

Dari penyelidikan lebih lanjut dengan menggunakan penghantar yang berhambatan R,


tenyata diperoleh:
dengan
V = beda potensial (volt)
i = kuat arus (ampere)
R = hambatan kawat penghantar (Ohm)

Contoh soal:
1. Jika ujung-ujung sebuah penghantar yang berhambatan 5 Ohm diberi beda potensial 1,5
volt, maka berapakah kuat arus listrik yang mengalir?

2. Pada saat ujung-ujung sebuah penghantar yang berhambatan 50 ohm diberi beda
potensial, ternyata kuat arus listrik yang mengalir 50 mA. Berapakah beda potensial
ujung-ujung penghantar tersebut?

C. Arus Listrik Dalam Rangkaian Tertutup


Rangakain tertutup adalah rangkaian yang ujung dan pangkal rangkaian bertemu. Di dalam
sumber listrik pada umumnya terdapat hambatan yang disebut hambatan dalam yang diberi
lambang r.
Gambar 5.6 di bawah adalah rangkaian tertutup sederhana yang terdiri atas hambatan luar
R, elemen yang ber GGL = E, dan berhambatan dalam r yang dihubungkan dengan kawat
penghantar.
Besar kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tertutup tersebut dapat dihitung
dengan persamaan:

dengan
i = kuat arus listrik (dalam ampere)
E = GGL baterai (dalam volt)
R = hambatan luar (dalam ohm)
r = hambatan dalam (dalam ohm)
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan lagi:

Contoh soal:
1. Suatu penghantar pada saat ujung-ujungnya diberi beda potensial v arus yang mengalir
50 mA. Berapakah arus listrik yang mengalir melalui penghantar tersebut jika diberi
beda potensial 1,5 V.
2. Sebuah alat listrik yang berhambatan 19,8 dihubungkan dengan baterai yang ber-GGL
= E volt dan berhambatan dalam 0,2 Ω. Jika tegangan jepit baterai = 1,98 volt, maka
berapa nilai dari E tersebut?

D. Hambatan Sepotong Kawat Penghantar


Kawat penghantar ada yang berukuran besar atau kecil, ada juga yang panjang atau pendek
serta dapat dibuat dari berbagai jenis logam.
Ternyata hal-hal tersebut berpengaruh pada nilai hambatan kawat penghantar tersebut. Untuk
lebih jelasnya diskusikan hasil pengukuran hambatan beberapa jenis kawat penghantar di
bawah ini.
Keterangan:
1 adalah kawat nikelin dengan panjang 0,5 m dan luas penampangnya 0,1 mm2.
2 adalah kawat nikelin dengan panjang 1 m dan luas penampangnya 0,1 mm2.
3 adalah kawat nikelin dengan panjang 1 m dan luas penampangnya 0,2 mm2.
4 adalah kawat nikrom dengan panjang 1 m dan luas penampangnya 0,1 mm2.
5 adalah kawat tembaga dengan panjang 1 m dan luas penampangnya 0,1 mm2.
Jika masing-masing kawat penghantar tersebut di atas diukur dengan ohm meter diperoleh
hasil seperti pada tabel di bawah ini

Secara matematis, besar hambatan kawat penghantar dapat dinyatakan dengan persamaan:

dengan
R = hambatan kawat penghantar (ohm)
ρ = hambatan jenis kawat (ohm meter)
l = panjang kawat (m)
A = luas penampang kawat (m2)
Hambatan juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu penghantar, maka semakin
besar hambatannya yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
𝑅 = 𝑅0 (1 + ∆𝑇)
dengan
𝑅0 = hambatan pada suhu 𝑇1 (Ω)
R = hambatan pada suhu 𝑇2 (Ω)
∆𝑇 = 𝑇2 − 𝑇1 = perubahan suhu (0C)
α = koefisien suhu (/0C)
Alat untuk mengukur hambatan adalah ohmmeter.
Contoh soal:
1. Kawat penghantar dengan panjang 50 meter dan luas penampang 2 cm2, serta hambatan
jenis kawat 4 . 10-4 Ωm. Hitunglah besar hambatan kawat tersebut!

Anda mungkin juga menyukai