Anda di halaman 1dari 6

Nama : Evilia Sri Yuniar

NPM : 198334045
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Daerah
Dosen Pengampu : Dr. H. Ade Komaludin, SE., M.Sc

1. Salah satu bentuk konkrit Manajemen Keuangan Daerah adalah kebijakan fiscal
yang dilaksanakan dan dikawal oleh Pemerintah Daerah secara konsisten dan
kredibel.
a. Coba jelaskan kebijakan fiscal yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
dalam rangka mengatasi problem ekonomi yang dihadapi, seperti: kemiskinan,
pengangguran, ketimpangan pendapatan, rendahnya daya beli!

Permasalahan ekonomi tidak hanya meliputi masalah-masalah mikro seperti


kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang memerlukan intervensi pemerintah.
Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam lingkup ekonomi makro yang memerlukan
kebijakan pemerintah. Dinegara-negara sedang berkembang, pada umumnya terdapat
tiga masalah besar pembangunan ekonomi. Ketiga masalah tersebut berkaitan dengan
kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan pengangguran yang terus meningkat.
Permasalahan ekonomi makro Indonesia dalam membangun negara sebenarnya tidak
hanya sebatas itu. Inflasi yang tidak terkendali, ketergantungan terhadap impor dan
utang luar negeri merupakan masalah pemerintah dalam bidang ekonomi makro.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Keynesian, kebijakan fiscal dapat
membantu Negara mencapai kestabilan ekonomi dan bisnis. Hal ini dikarenakan
kebijakan tersebut mampu menyesuaikan pengeluaran Negara dengan pendapatan
yang diterima dari pajak. Menurut Keynes, fiscal policy yang dilakukan jangka
panjang dapat mampu mengatasi masalah ekonomi yang terjadi dalam sebuah
Negara. Serta, dianggap bisa menyelesaikan maalah internal makro lainnya, seperti
inflasi, lemahnya kurs mata uang, ketimpangan pendapatan hingga minimnya
lapangan kerja yang tersedia. Kebijakan fiscal adalah salah satu kebijakan ekonomi
yang dicanangkan suatu Negara untuk mengelola serta mengarahkan perekonomian
ke kondisi yang lebih kondusif. Cara yang ditonjolkan dari kebijakan ekonomi ini
adalah dengan mengubah maupun memperbarui pengelolaan pendapatandan
pengeluaran Negara.
Dalam mengatasi pengangguran, kebijakan fiscal yan dilakukan oleh pemerintah
yaitu dengan menggunakan APBN sebagai alat untuk melaksanakan kebijakan fiscal
dengan cara membanun infrastruktur atau investasi pemerintah dibidang produksi
padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja, dengan demikian angka
pengangguran akan menurun.
Strategi penanggulanga kemiskinan dan ketimpangan pendapatan oleh kebijakan
fiscal dapat dilakukan melalui transfer pendapatan dan strategi pertumbuhan yang
memihak penduduk miskin. Kebijakan transfer pendapatan memberi efek lebih cepat
karena secara langsung berdampak meningkatkan pendapatan individual penduduk.
Kebijakan transfer pendapatan yang pernah dilakukan diantaranya program bantuan
langsung tunai (BLT) dan program beras untuk keluarga miskin (raskin). Peningkatan
belanja daerah secara langsung meningkatkan output daerah dan secara tidak
langsung meningkatkan pendapatan individual dan konsumsi masyarakat. Kebijakan
fiscal ditingkat daerah dimungkinkan dengan melalui kebijakan desentralisasi fiscal
dengan melimpahkan sebagian kewenangan fiscal pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah melalui tugas-tugas pendapatan dan tugas-tugas pengeluaran.
Mengatasi masalah ekonomi dengan kebijakan fiscal menjadi efek multiplayer
dimana mengatasi satu masalah maka akan berdampak pada memperbaiki satu
masalah lainnya. Contohnya, untuk mengatasi pengangguran, pemerintah
dapatmenambah pengeluarannya atau dengan mengubah tariff pajak. Jika pajak
diturunkan maka jumlah output barang dan jasa akan meningkat sehinga
meningkatkan daya beli masyarakat. Namun sebaliknya jika pajak dinaikkan, akan
menurunkan output barang dan jasa serta menurunkan daya beli masyarakat.

Kebijakan fiscal digolongkan dalam 2 jenis, yaitu:


 Kebijakan fiscal eksfansif ( expansionary fiscal policy). Kebijakan fiscal
ekspansif dilakukan dengan melakukan belanja daerah dan menurunkan
tingkat pajak. Kebijakan fiscal jenis ini dilakukan pada asaat perekonomian
mengalami penuruan daya beli masyarakat dan pengangguran yang tinggi.
Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat.
 Kebijakan fiscal kontraktif adalah kebijakan menurunkan belanja Negara dan
menaikkan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli
masyarakat dan mengatasi inflasi. Caranya dengan membuat pemasukan lebih
besar daripada pengeluarannya. Kebijakan ini dilakukan saat perekonomian
dalam kondisi yang ekspandi yang mulai memanas untuk menurunkan
tekanan permintaan.

b. Coba berikan saran strategis (bila anda sebagai Konsultan Keuangan daerah)
dalam rangka menjalankan Kebijakan Keuangan Daerah yang efektif dalam
upaya mengatasi problem ekonomi dan sosial yang dihadapi Pemerintah
Daerah!

Terdapat dua kebijakan penting yang dilakukan untuk menjaga stabilitas


makroekonomi, yaitu:
a. Pemenuhan berbagai faktor pendukung bagi pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja. Khususnya percepatan pembangunan infrastruktur baik
fisik maupun nonfisik.
b. Pengembangan sektor ekonomi potensial yang berdaya saing tinggi dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, informasi digital dan e-commerce.

Contoh konkrit yang dapat dilakukan untuk menjalankan kebijakan keuang daerah
untuk mengatasi masalah ekonomi dan sosial, diantaranya:

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas jalan dan infrastruktur kabupaten atau kota
2. Optimalisasi pemanfaatandana desa untuk pembangunan infrastruktur dan sarana
desa
3. Pengembangan dan pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
4. Perkembangan sektor pertanian yang difokuskan pada upaya meningkatkan nilai
tambah hasil produkai pertanian. Salah satunya dengan cara memperkuat
kelembagaan petani melalui corporate farming, sehingga agroindustry-agrobisnis
berkembang di daerah terbut.

2. Kasus Covid-19 ini melanda seluruh dunia dan semua daerah di Indonesia. Kita
sebagai warga dituntut untuk ikut andil mengatasi masalah ini:
a. Sebagai warga masyarakat, saran apakah yang akan diberikan pada
pemerintah agar persoalan ini segera selesai?
Pandemic ini memberikan dampak yang cukup besar bagi perekonomian
Indonesia. Dampak itu bisa saja diminimalisir, namun hal tersebut tergantung dari
kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengatasinya. Pemerintah sendiri sudah
mengeluarkan beberapa stimulus baik fiscal maupun moneter dan patut diapresiasi.
Ada beberapa saran untuk pemerintah dalam kebijakan ekonomi yang perlu diperkuat
untuk memperkuat ekonomi, diantaranya:
 Untuk mempercepat pengobatan dan pencegahan penularan yang lebih luas,
pemerintah harus menerapkan kebijakan at all cost seperti pengadaan alat
kesehatan, ruang isolasi dan APD, menggratiskan biaya pemeriksaan baik
yang terbukti positif maupun tidak ataupun hal-hal yang bersifat pencegahan.
Konsekuansi pembengkakan deficit anggaran, sejalan dengan pendapatan
APBN yang menurun tajam, memang akan membebani pemerintah. Namun,
perhitungan kemanusiaan semestinya harus lebih dikedepankan dibandingkan
dengan kalkulasi ekonomi yang masih dapat ditanggulangi sejalan dengan
pulihnya ekonomi masyarakat.
 Untuk menjaga daya beli masyarakat sebagai dampak perlambatan perputaran
roda ekonomi, pemerintah dituntut untuk dapat mengurangi beban biaya yang
secara langsung dalam kendali pemerintah, diantaranya : tariff dasar listrik,
BBM, dan air bersih. Penururnan tarif listrik dan BBm tentu tidak akan
membebani keuangan BUMN atau BUMD mengingat harga minyak mentah
yang turun US$20 per barrel diperkirakan masih akan berlangsung lama
sejalan dengan potensi resesi global.
 Upaya pemerintah untuk menajga daya beli masyarakat dengan memberikan
BLT kepada masyarakat yang mengalami penururnan pendapatan dan
mengalami PHK, perlu didukung oleh kebijakan untuk menjamin kelancaran
pasokan dan distribusi barang khususnya pangan.
 OJK agar memberlakukan kebijakan yang mendorong lembaga keuangan
untuk melakukan rescheduling dan refinancing utang-utang sektor swasta,
selain untuk UMKM juga untuk usaha-usaha yang mengahdapi risiko pasar
dan nilai tukar tinggi.

b. Bila anda sebagai ahli Keuangan Daerah, kebijakan anggaran seperti apakah
yang mesti dilakukan bila pandemic ini belum jelas kapan berakhirnya?

Implementasi Kebijakan Keuangan pada saat pandemic, diantaranya:


1. Penyusunan kembali skala prioritas belanja. Hal pertama yang dapat dilakukan
baik pemerintah pusat maupun daerah adalah melakukan analisis atas belanja
yang telah dianggarkan pada awal periode. Setelah itu menentukan skala prioritas
dengan mengurutkan anggaran belanja berdasarkan tingkat urgensinya.
Pemerintah dapat refocusing pada anggaran terutama untuk bidang kesehatan dan
sosial.
2. Realokasi belanja. Hal ini penting dilakukan karena prioritas utama kini menuju
kea rah penanggulangan Covid-19 serta berbagai efek dominonya. Kegiatan ini
bisa dilakukan dengan mengurangi/menghentikan sementara kegiatan
pembangunan infrastruktur, maupun kegiatan investasi lainnya dan direlokasikan
untuk pengeluaran penanggulangan covid-19. Pemerintah jugadapt melakukan
pemangkasan pada belanja-belanja tertentu misalnya, pengeluaran untuk
perjalanan dinas, belanja rapat, bimbingan teknis, penyuluhan, dan sejenisnya
untuk dialihkan pada penanganan covid-19.
3. Pemanfaatan saldo anggaran lebih (SAL), dana abadi, dana yang dikuasai
pemerintah dengan kriteria tertentu. Instansi pemerintah pusat maupun daerah
dapat memanfaatkan sumber pendanaan tersebut sesuai dengan peruntukannya
untuk penanganan dampak covid-19 dan persiapan masa recovery.
4. Percepatan transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Kelancaran dana
transfer dari pusat kepada daerah menjadi salah satu kunci penyelesaian masalah
pendanaan untuk mengatasi covid-19 di daerah, karena pemerintaah daerah akan
snagat tergantung dari kelancaran dana transfer pusat.
5. Penggalangan dana sumbangan dari dunia usaha maupun masyarakat secara
massif dapat menjadi sumber pendapatan yang digunakan dengan efektif dan
dapat dpertanggungjawabkan sesuai ketentuan.

Anda mungkin juga menyukai