Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN KATAPANG (Terminalia catappa)


SEBAGAI OBAT ALTERNATIF SARIAWAN (GEL MULUT) UNTUK
BAYI DAN ANAK

BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Hildan Akhrija Jakriyana NIM. 31118134 Angkatan 2018


Yoni Agam Putratama NIM. 31118125 Angkatan 2018
Shafa Anindya Budiani NIM. 31118115 Angkatan 2018

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA


TASIKMALAYA 2020
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-KEWIRAUSAHAAN
1. Judul Kegiatan :
2. Bidang Kegiatan : PKM – Penelitian
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan : Farmasi
d. Perguruan Tinggi : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
e. Alamat Rumah dan
No. Tel/HP :
f. E-mail :
4. Anggota Pelaksana
Kegiatan
/ Penulisan : 3 (tiga) Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan :
Gelar
b. NIDN/NIDK :
c. Alamat Rumah dan :
No. Tel/HP :
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti :
b. Sumber lain :
7. Jangka Waktu :
Pelaksanaan

Menyetujui, Tasikmalaya, November


2019
Ketua Program Studi S1 Farmasi Ketua Pelaksana Kegiatan

(Indra M.Si) (Hildan Akhrija Jakriana)


NIY. 880107 NIM. 31118134

Ketua STIKes Bakti Tunas Husada Dosen Pendamping


Tasikmalaya

(Hj. Enok Nurliawati, S. Kp. M. Kep.) (Apt.Firman )


NIY. 880005 NIY.0430049201
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Tujuan Khusus................................................................... 2
1.3 Keutamaan Penelitian........................................................ 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 fhjhgjfhjghhgj..................................................................... 3
2.2 fdgjfnjgnjffgjf..................................................................... 3
2.3 dkefjehgjhgj....................................................................... 4
2.3.1

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian............................................ 3
3.2 Alat dan Bahan Penelitian.................................................. 3
3.2.1 Alat yang digunakan.......................................................... 3
3.2.2 Bahan yang digunakan....................................................... 6
3.2 Tahapan Penelitian............................................................. 4
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya.................................................................. 6
4.2 Jadwal Kegiatan................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di daerah kami, banyak sekali limbah / sampah daun ketapang
(Terminalia catappa) yang berserakan. Sangat jarang sekali orang yang
memanfaatkan daun ketapang tersebut, baik daun gugur yang kering
maupun daun yang masih segar. Daun gugur ketapang ini hanya
digunakan atau dimanfaatkan dalam bidang perikanan terutama oleh para
breeder / peternak ikan cupang (Betta) sebagai zat alami untuk
menurunkan kadar pH air, menyerap zat kimia dalam air, menjaga dari
jamur atau berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
lainnya dan memperindah kulit serta mencerahkan warna ikan cupang.
Sehingga kami akan mencoba memanfaatkan daun gugur ketapang
tersebut dalam bidang kesehatan.
Pada musim kemarau, seringkali orang-orang mengalami panas
dalam atau sariawan, baik orang dewasa maupun anak-anak. Sehingga
memerlukan suatu obat untuk mengatasi penyakit tersebut. Di pasaran,
obat sariawan atau panas dalam, pada umumnya mengandung zat kimia
yang bersifat keras, sehingga menimbulkan rasa perih dibagian yang
tekena sariawan. Oleh karena itu, perlu adanya obat alternatif untuk
sariawan bagi anak-anak.
Berdasarkan jurnal penelitian Fitoterapia 253-260 oleh (YM Fan et
al., 2004) bahwa ekstrak etanol daun ketapang memiliki aktivitas
antiinflamasi dengan senyawa aktif asam triterpenic yang diujikan pada
tikus putih jantan yang dibuat edema akut dan kronis pada telinga tikus
putih yang diinduksi oleh TPA.
Dari kedua latar belakang tersebut, kami mencoba memanfaatkan
limbah daun Ketapang tersebut untuk dijadikan suatu sediaan Gel Mulut
untuk mengatasi sariawan yang di sebabkan cidera, infeksi jamur atau
bakteri,. (….)

1.2 Tujuan Khusus Penelitian


1. Membuat sediaan gel mulut dari bahan alami (daun ketapang) sebagai
obat alternatif sariawan untuk bayi dan anak
2. Membuktikan adanya aktivitas antiinflamasi dalam obat sariawan dari
daun ketapang
1.3 Manfaat Penelitian
Menghasilkan sediaan gel mulut yang aman dan tidak perih untuk bayi dan
anak-anak dari bahan alami (herbal) yaitu daun ketapang (Terminalia
catappa)
1.4 Keutamaan Penelitian
Pada saat musim kemarau, seringkali orang-orang mengalami panas dalam
atau sariawan, baik orang dewasa maupun anak-anak. Obat sariawan untuk
orang dewasa sudah sangat banyak di pasaran, sementara untuk anak-anak
tidak terlalu banyak seperti obat sariawan pada umumnya. Oleh karena itu,
diperlukan pembuatan obat alternatif sariawan dari bahan alami yang aman
untuk anak-anak seperti tanaman daun ketapang yang terdapat senyawa
aktif asam triterpenic.

1.5 Temuan yang Ditargetkan


Daun ketapang sebagai obat alternatif sariawan untuk bayi dan anak dalam
sediaan gel mulut
1.6 Luaran Penelitian
1. Menghasilkan sediaan gel mulut untuk obat alternatif sariawan yang
memiliki aktivitas antiinflamasi dengan menggunakan bahan alami
(herbal) yang aman, halal, dan praktis dalam penggunaannya.
2. Mempublikasikan hasil penelitian melalui presentasi baik ditingkat
nasional maupun internasional.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Gugur Ketapang (Terminalia catappa)

2.1.1 Antiinflamasi

2.1.2 Antibakteri

2.2 Sariawan

2.3 Gel mulut


BAB 3. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan secara eksperimental. Data hasil penelitian disajikan


secara deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan berdasarkan
studi literatur dari berbagai buku dan jurnal ilmiah yang relevan baik nasional
maupun internasional.

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Mei 2021 di Laboratorium
Penelitian, jurusan S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


3.2.1 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, cawan porselin, neraca
analitik, oven, blender, alat gelas (beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur,
dan yang lainnya), mortir dan stamper, mikroskop, loyang, spatula, plastik
wrap, alumunium foil, pipet tetes, pipet volume, water bath, rotary
evaporator, ….
3.2.2 Bahan yang digunakan

3.3 Tahapan Penelitian


3.3.1 Determinasi Tanaman

3.3.2 Pengumpulan Bahan


Daun ketapang diperoleh dari halaman SMPN 7 Tasikmalaya di Jl.
Letnan Dadi Suryatman No. 76, Kelurahan Sukamanah, Kecamatan
Cipedes, Kota Tasikmalaya.

3.3.3 Pembuatan Simplisia


Daun ketapang yang sudah disortir (sortasi basah), kemudian dicuci bersih
dan ditiriskan, kemudian dirajang. Kemudian daun ketapang dikeringkan
dengan oven pada suhu 50℃ selama 2 hari. Setelah kering, daun ketapang
dihaluskan hingga berbentuk serbuk halus.
3.3.4 Pembuatan Ekstrak dan Fraksi
3.3.4.1 Ekstraksi
Serbuk simplisia daun ketapang sebanyak 500 gram dimasukkan ke dalam
alat maserator. Kemudian tambahkan pelarut etanol sampai serbuk
simplisia terendam kurang lebih 5 cm. Diamkan selama 3x24 jam,
sesekalli dilakukan pengadukan. Ekstrak dipekatkan dengan rotary
evaporator lalu dikentalkan dengan waterbath.
ATAU CARA REFLUKS
3.3.4.2 Fraksinasi
Ekstrak kental daun ketapang yang telah dilarutkan dengan aquadest dan
methanol (9:1) dilakukan frasksinasi / ekstraksi cair-cair (ECC) dengan
metode partisi dengan pelarut berturut-turut yaitu, n-heksan, etil asetat dan
aquadest. Setelah fraksinasi / ECC selesai, semua hasil fraksi dipekatkan
atau dikentalkan menggunakan water bath.

3.3.5 Penapisan Fitokimia


3.3.5.1 Pemeriksaan Golongan Senyawa Alkaloid
Sampel dimasukkan ke dalam mortir, lalu ditambahkan amonia encer,
gerus. Kemudian tambahkan kloroform sambil digerus. Hasil gerusan
disaring. Tambahkan HCl 2N kedalam filtrat. Larutan dibagi menjadi 3
bagian. Bagian pertama sebagai blanko. Bagian kedua ditetesi pereaksi
Mayer, amati ada/tidaknya endapan putih. Bagian ketiga ditetesi pereaksi
Dragendorf, amati ada/tidaknya endapan.
3.3.5.2 Pemeriksaan Golongan Senyawa Flavonoid
Sampel dimasukkkan kedalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan
larutan HCl, amilalkohol, dan serbuk Zn/logam Mg. Kocok kuat. Sampel
positif flavonoid jika terbentuk warna merah, jingga, atau kuning pada
larutan yang dapat ditarik oleh amilalkohol.
3.3.5.3 Pemeriksaan Golongan Senyawa Tanin dan Polifenol
Sampel dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama ditetesi larutan FeCl3
Jika terbentuk warna biru-hijau kehitaman menunjukkan sampel
mengandung tanin dan polifenol. Baagian kedua ditetesi dengan larutan
gelatin 1%. Adanya endapan putih menuujukan sampel positif tanin.
3.3.5.4 Pemeriksaan Golongan Senyawa Saponin
Sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan air.
Sampel dikocok kuat selama beberapa menit. Amati busa yang terbentuk.
Adanya busa minimal 1 cm dan tetap selama beberapa menit dan tidak
hilang dengan penambahan asam menujukkan adanya saponin.
3.3.5.5 Pemeriksaan Golongan Senyawa Kuinon
Sampel ditetesi larutan NaOH. Terbentuknya warna kuning-merah
menunjukan adanya senyawa golongan kuinon.
3.3.5.6 Pemeriksaan Golongan Senyawa Steroid dan Terpenoid
Sampel disari dengan eter, kemudian pelarut diuapkan hingga kering. Pada
residu diteteskan pereaksi Lieberman-Bourchard. Terbentuknya warna
ungu menunjukkan terdapat senyawa kelompok teriterpenoid. Sedangkan
bila terbentuk warna hijau-biru menunjukkan adanya senyawa kelompok
steroid.
3.3.6 Pembuatan Sediaan Gel Mulut
3.3.6.1 Formulasi Sediaan
Bahan F1 F2 F3
Ekstrak Daun Ketapang 2% 4% 6%
Hydroxy Ethyl Cellulose 2 gram 2 gram 2 gram
(HEC)
Sodium Meta Bisulfit 0,5 gram 0,5 gram 0,5 gram
Gliserin 2 gram 2 gram 2 gram
Tween 5 gram 5 gram 5 gram
Etanol 10 gram 10 gram 10 gram
Menthae piperritae 4 gram 4 gram 4 gram
Aquadest Ad 100 gram Ad 100 gram Ad 100 gram
Keterangan Bahan dan Fungsinya :
 Ekstrak Daun Ketapang : sebagai zat aktif
 Hydroxy Ethyl Cellulose (HEC) : sebagai basis gel (gelling agent)
 Sodium Meta Bisulfit : sebaagai pengawet
 Gliserin : sebagai humektan/pelembab
 Tween : sebagai surfaktan/emulgator
 Etanol : sebagai pelarut
 Menthae piperritae : sebagai perasa
 Aquadest : sebagai pelarut pembawa

3.3.6.2 Pembuatan Sediaan


Dituang air (85 ml) ke dalam gelas beker yang berisi Hydroxy Ethyl
Cellulose (HEC) sementara sambil diaduk menggunakan magnetic stirer
dengan kecepatan 10 rpm selama kurang lebih satu jam dilanjutkan
dihidrasi selama 12 jam, kemudian setelah mengembang ditambahkan
gliserin, sodium meta bisulfit sedikit demi sedikit sampai tercampur
merata, kemudian ekstrak daun ketapang yang telah dilarutkan dalam
etanol dan tween ditambah sedikit demi sedikit ke dalam gelas beker
sembari diaduk diatas magnetic stirer sampai homogen. Mint flavor
diteteskan pada basis yang sudah tercampur dengan ekstrak serta bahan
tambahan lain dilanjutkan dengan penambahan aquades ad 100 gram
sambal tetap diaduk menggunakan magnetic stirrer hingga didapatkan
masa gel yang homogen.

3.3.7 Evaluasi Sediaan


3.3.7.1 Uji Organoleptik
Pengamatan organoleptik sediaan gel mulut dilakukan dengan pancaindra
yang meliputi rasa, warna dan bau. Evaluasi rasa, warna, dan bau sediaan
yang dibuat pada hari pertama, ke-3, 6, 9 dan hari ke-16 selama
penyimpanan.

3.3.7.2 Pengukuran pH
Pengukuran pH sediaan sediaan gel mulut dilakukan dengan menggunakan
pH meter. Sediaan dikatakan memenuhi kriteria jika sesuai dengan pH di
daerah mulut yaitu dalam interval 6 – 7. Timbang 2 gram sediaan gel,
kemudian diencerkan dengan air bebas CO2 sampai 20 mL, selanjutnya
dilakukan pengukuran pH dengan pH meter. Elektrode pH meter dicuci
dengan aquades dan dikeringkan, elektrode dikalibrasi dengan larutan
buffer pH 7 kemudian dicuci dengan aquades dan dikeringkan kembali.
Elektrode dicelupkan dalam sediaan dan dicatat angka yang ditunjukan
oleh alat. Pengujian dilakukan pada hari pertama, ke-3, 6, 9, dan hari ke 16
selama penyimpanan.
3.3.7.3 Konsistensi dan Bleeding
Dilakukan dengan mengamati perubahan konsistensi dari sediaan gel yang
dibuat apakah terjadi permisahan atau bleeding antara bahan pembentuk
gel dengan pembawanya yaitu air. Pengamatan dilakukan pada hari
pertama, ke-3, 6, 9, dan hari ke 16 selama penyimpanan.
3.3.7.4 Daya Sebar
Gel sebanyak 1 gram diletakan diatas kaca bening dengan tebal 2 mm
yang bagian bawahnya ditempeli kertas millimeter dengan diameter 20
cm. Kaca bening ditutup dengan kaca kain yang memiliki luas yang sama.
Kaca tersebut diberi beban yang terus meningkat mulai 1 gram sampai
beban terbesar dimana diperoleh diameter penyebaran yang konstan.
Pengukuran
daya sebar ini dilakukan pada hari pertama, ke-3, 6, 9, dan hari ke 16
selama
penyimpanan.
3.3.7.5 Uji Viskositas
Menggunakan viscometer Rion, dengan spindle 1, 2, dan 3 dengan hasil
dalam nilai decipascal (dpas). Pengukuran dilakukan pada hari pertama,
ke-3, 6, 9, dan hari ke-16 selama penyimpanan. Dan juga bisa
menggunakan viskometer Brookfield tipe DV-I Prime pada kecepatan 5
rpm dengan menggunakan spindel No. 6. Sedangkan untuk sifat alir
sediaan gel menggunakan 5 titik kecepatan geser yaitu pada 5 rpm, 10
rpm, 20 rpm, 30 rpm, 50 rpm dan 100 rpm (Nurdianti et al., 2017).
3.3.7.6 Uji Aktivitas Antiinflamasi

3.3.7.7 Uji Aktivitas Antibakteri


BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

4.2 Jadwal Kegiatan


DAFTAR PUSTAKA

 DE

Anda mungkin juga menyukai