Anamnesis
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dan menyapa pasien
3. Menanyakan identitas pasien
4. Menjelaskan cara dan tujuan pemeriksaan.
5. Menanyakan keluhan utama dan riwayat perjalanan penyakit
a. Sudah berapa lama menderita batuk?
b. Bagaimana manifestasi batuk (berdahak/tidak) yang dialami setiap hari?
c. Bila batuk terjadi berlanjut lebih dari 7 hari: Apakah batuk
berkepanjangan disertai atau tanpa batuk paroksismal? 1`
d. Apakah diikuti dengan whoop pada inspirasi?
e. Apakah pada akhir episode batuk selalu diikuti dengan muntah?
f. Apakah batuk muka merah, sianosis, mata menonjol, lidah menjulur,
lakrimasi, salivasi, distensi vena leher, dan petekie di wajah dan
konjungtiva?
g. Apakah batuk mudah dibangkitkan dengan stres emosional dan aktivitas
fisik?
h. Menanyakan riwayat penyakit yang pernah diderita
Selama terdapat gejala batuk apakah disertai demam yang tidak terlalu
tinggi, atau demam tinggi? Pada saat demam: apakah diukur dengan
termometer? Bila tidak, apakah disertai dengan gelisah dan sesak?
6. Menanyakan riwayat kehamilan ibu
7. Menayakan riwayat kelahiran
8. Menanyakan riwayat makanan pasien
9. Apakah anak menjadi apatis dan berat badan menurun?
10. Menanyakan riwayat imunisasi
11. Menanyakan riwayat pertumbuhan dan perkembangan
12. Menanyakan riwayat keluarga, corak reproduksi ibu dan data perumahan
a. Apakah ada yang menderita sakit serupa di lingkungan keluarga/
tetangga/sekolah?
b. Adakah riwayat alergi dalam keluarga?
c. Menanyakan riwayat minum obat
d. Apakah sudah diberi obat batuk dan obat penurun demam ?
13. Melaporkan hasil anamnesis secara rinci dan berurutan
Cara pemeriksaan pada bayi dan anak pada umumnya hampir sama dengan pemeriksaan
pada dewasa yaitu dimulai dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
a. Pemeriksaan dada dimulai dari thoraks posterior, pasien pada posisi duduk.
b. Dada di observasi dengan membandingkan satu sisi dengan sisi yang lainnya.
c. Inspeksi thoraks posterior terhadap warna kulit dan kondisinya, skar, lesi,
massa, dan gangguan tulang belakang.
e. Saat mengobservasi respirasi, catat durasi, dari fase inspirasi (I) dan fase
ekspirasi (E).
Perkusi
melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada
disekitarnya dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Jenis suara perkusi :
Auskultasi
Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara
napas normal dan suara tambahan (abnormal) . suara napas normal dihasilkan dari
getaran udara ketika melalui jalan napas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih.
Pemeriksaan penunjang
1. Sputum Culture
2. Ziehl neelsen: Positif untuk BTA
3. Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, patch)
4. Chest X-ray
5. Histologi atau kultur jaringan: positif untuk Mycobacterium tuberculosis
6. Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya selsel besar yang
mengindikasikan nekrosis
7. Elektrolit
8. Bronkografi
9. Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah
10. Tes Darah Lengkap, LED, Pemeriksaaan Serologi
Ref :
1) Departemen Kesehatan RI 2008. Modul MTBS revisi tahun 2015.
2) Direktorat Bina Kesehatan Anak, Depkes, 2009. Manajemen Terpadu Balita Sakit.
3) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2008. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Laporan Nasional 2007.