TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan kepada saya sehingga saya
mampu menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan
yang berjudul Analisis Kasus Difusi Inovasi Pembelajaran e-Learning di SMAN 1 Ciawi
Bogor.”
1. Ibu Retno Widyaningrum, S.Kom, MM. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Difusi
inovasi Pendidikan
2. Teman – teman mahasiswa yang telah turut serta memberikan konstribusi kepada saya
baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Serta pihak – pihak lain sebagai sumber yang belum bisa saya tulis satu persatu.
Saya berharap makalah yang telah saya susun ini bisa memberikan sumbangsih untuk
menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca mengenai Difusi Inovasi e-Learning.
Meskipun saya sangat berharap agar makalah ini tidak memiliki kekurangan, tetapi saya
menyadari bahwa pengetahuan saya terbatas, sehingga saya mengharapkan masukan serta
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi penyusunan makaalah yang lebih
baik lagi kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………….........12
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan elemen
difusi dan perannya dalam media pembelajaran. Di samping itu, makalah ini ditulis
sebagai tugas makalah pada mata kuliah Difunsi Inovasi Pendidikan yang diberikan oleh
dosen pengampu Retno Widyaningrum, S.Kom, MM.
BAB II
PEMBAHASAN
E-learning adalah sebuah proses pembelajaran berbasis elektronik. Salah satu media
yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan demikian memungkinkan untuk
dikembangkan dalam bentuk web. Penyajian e-learning berbasis web bisa menjadi lebih
interaktif. Informasi-informasi mengenai perkuliahan juga bisa real-time. Begitu juga
dengan komunikasi, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi
perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time. Dimana sistem e-learning tidak
memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih
banyak waktu. Kapanpun dan dimanapun asalkan tersedia jaringan internet mahasiswa
bisa mengakses sistem ini.
Reka baru sebagai suatu “objek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau
praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial.
Biasanya, beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya:
suatu inovasi dapat bersifat baru bagi suatu perusahaan (atau agen/aktor), baru bagi
pasar, atau negara atau daerah, atau baru secara sejagat. Sementara itu, reka baru sebagai
suatu “kegiatan” merupakan proses penciptaan reka baru, sering kali diidentifikasi
dengan komersialisasi suatu reka cipta.
Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi
disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada
sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari
Rogers (1961), yaitu “as the process by which an innovation is communicated through
certain channels over time among the members of a social system.” Lebih jauh dijelaskan
bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan
penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers (1961)
difusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its source of invention or
creation to its ultimate users or adopters.”
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat)
elemen pokok, yaitu :
1. Inovasi
Inovasi menurut Rogers ( 1996 ) mendefinisikan inovasi adalah suatu ide, gagasan, atau
praktik baru yang digarapkan mampu membawa perubahan bagi khalayak yang menjadi
target adopter. Inovasi terdiri dari lima atribut inovasi diantaranya adalah :
Relative advantage atau keuntungan relatif adalah ukuran dari seberapa jauh lebih baik
suatu inovasi dari ide atau produk yang digantikannya. Ini adalah salah satu pendelatan
yang paling umum dan paling efektif untuk menjual ide. Tingkat keuntungan atau
kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin
dari faktor status sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai
komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima, makin cepat
tersebarnya inovasi.
1.2 Compatibility
Compatibility atau kesesuaian dari mengadopsi inovasi yang sesuai dengan nilai nilai
dan kebutuhan indivdu atau kelompok yang berpotensi akan mengadopsinya. Inovasi
yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan
diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada.
1.3 Complexity
1.4 Trialibilty
1.5 Observabilty
Observability adalah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang
hasinya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya
inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat.
2. Saluran Komunikasi
Sebuah saluran komunikasi adalah sarana yang mendapatkan pesan dari satu orang ke
orang lain. Media massa saluran yang lebih efektif dalam penciptaan pengetahuan inovasi,
sedangkan saluran interpersonal yang lebih efektif dalam membentuk dan mengubah sikap
terhadap ide baru, dan dengan demikian dalam mempengaruhi keputusan untuk
mengadopsi atau menolak ide baru. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses
difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu
yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut
(innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan
pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter) melalui saluran komunikasi tertentu.
3. Waktu
Waktu dalam proses keputusan inovasi dari mulai seseorang mengetahui sampai
memutuskan untuk menerima atau menolaknya dan pengukuhan terhadap keputusan itu
sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Peranan dimensi waktu dalam proses difusi yaitu :
Sistem sosial didefinisikan sebagai satu set unit yang saling terkait yang terlibat dalam
pemecahan masalah secara bersama untuk mencapai tujuan bersama. Para anggota atau
unit dari suatu sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi, dan /
atau subsistem. Sistem sosial ini kiranya menjadi sasaran bagi sebuah inovasi dan
merekalah yang menjadi pihak yang menerima maupun menolak suatu inovasi.
Inovasi
1. Relative Advantage : Keuntungan relative dari Inovasi E-Learning yaitu dapat
mempermudah siswa dan guru dalam pembelajaran, dimana guru dapat menggunakan
media elektronik dan komputer untuk menjelaskan sesuatu dan siswa pun dapat
mengakses fitur yang beragam dan menawarkan kemudahan dalam pengerjaannya.
Relative advantage yang dirasakan di SMAN 1 Ciawi Bogor setelah mengadopsi
inovasi E-Learning yaitu siswa masih bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
walau masih dalam keadaan Pandemi Covid-19 dengan menggunakan aplikasi
moodle dan siswa merasa mudah dalam mempelajarinya karena aplikasi tersebut
menawarkan kemudahan dalam hal akses fitur yang ada / beragam, efisien dalam
pengerjaannya.
2. Compatibility : Kesesuaian dari mengadopsi E-Learning yaitu sesuai dengan
kebutuhan saat ini ( Kondisi pandemi ) serta tidak melanggar nilai ataupun norma
yang ada dan berlaku. Kesesuaian yang dirasakan oleh SMAN 1 Ciawi Bogor setelah
mengadopsi Inovasi E-Learning yaitu sesuai dengan kebutuhan saat ini, dimana KBM
harus tetap terlaksana walaupun sedang dalam keadaan pandemic, dan juga E-
Learning tersebut tidak berbenturan dengan nilai dan juga norma yang berlaku di
masyarakat.
3. Complexity : Kerumitan adalah derajat dimana inovasi E-Learning dianggap sebagai
sesuatu yang sulit untuk dipahai dan digunakan. Complexity yang dirasakan oleh
SMAN 1 Ciawi Bogor setelah mengadopsi E-Learning yaitu ada beberapa guru yang
masih tetap menggunakan metode konvensional dengan alasan tingkatan kesukaran
suatu mata pelajaran seperti matematika, fisika, dll.
4. Trialibility : Kemampuan E-Learning dapat diuji coba oleh individu terutama oleh
calon adapter. Trialibility yang dilakukan oleh SMAN 1 Ciawi Bogor dalam
pengadopsian Inovasi E-Learning yaitu dicoba terlebih dahulu oleh tim pengembang (
guru ) yang ada.
5. Observability : Kemampuan hasil inovasi E-Learning dapat dilihat dari orang lain
terutama oleh calon adopter. Observability yang dirasakan MAN 1 Ciawi Bogor
setelah mengadops inovasi E-Learning yaitu kemampuan hasil inovasi dapat dilihat
oranglain sangat tinggi karena seiring banyaknya yang menggunakan E-Learning
tersebut.
Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi berfungsi untuk menginforasikan kepada masyarakat bahwa ada
suatu inovasi yang perlu diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Saluran
komunikasi yang digunakan oleh SMAN 1 Ciawi Bogot dalam menginformasikan
penggunaan E-Learning yaitu dengan komunikasi antarpribadi kepada semua
siswanya.
Waktu
1. Proses Pengambilan Keputusan Inovasi oleh Individu : Jenis pengambilan
keputusan ini termasuk jenis pengambilan keputusan Otoriter karena berdasarkan
keputusan Kepala Sekolah SMAN 1 Ciawi bogor. Inovasi ini mulai diketahui
sejak munculnya Pandemi dan sekolah harus dilaksanakan secara jarak jauh.
2. Tingkat Kecepatan Individu dalam Mengadopsi Suatu Inovasi : Dalam hal ini
SMAN 1 Ciawi Bogor termasuk cepat dla mengadopsi inovasi E-Learning
dikarenakan para adopternya pun berada pada tingkatan Early Adopter.
3. Jumlah Anggota Sistem yang Mengadopsi Inovasi dalam Kurun Waktu Tertentu :
Dimulai waktu berlakunya PJJ hingga akhirnya penerimaan murid baru tahun
ajaran 2020/2021, karena sistem sosial SMAN 1 Ciawi Bogor yang banyak dan
beragam
Sistem Sosial
Sistem sosial diartikan oleh Rogers ( 1996 ) sebagai seperangkat unit yang saling
berhubungan dan terkait satu sama lain. Dalam proses pendifusian ini sangat
memperhatikan sistem sosial yang ada yaitu struktur sosial formal SMAN 1 Ciawi
Bogor dan juga proses difusi inovasi ini sangat berlaku di dalam sistem sosial SMAN
1 Ciawi Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Rogers, E. M. 2003. Diffusion of Innovations 5th Edition. New York: Free Press.
https://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/