Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI ISLAM

TEORI DISTRIBUSI

Di susun oleh kelompok 9:


Lailan Hafiza 2041000008
Liya Permata Sari Harahap 2041000009

Dosen Pengampu
Siti Kadariah, S.H.I, M.E

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS POTENSI UTAMA
2020

1
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dan Mahasiswa
khususnya.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, 31 Oktober 2020

Pemakalah

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Distribusi....................................................................................................3
B. Prinsip Prinsip Distribusi dalam Ekonomi Islam ....................................................4
C. Pembagian Distribusi dalam Beberapa pola.............................................................6
D. Tujuan Distribusi dalam Ekonomi islam .................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................11
B. Saran ........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembahasan mengenai pengertian distribusi pendapatan, tidak akan lepas dari
pembahasan mengenai kondep moral ekonomi yang dianut. Islam dengan tegas menggariskan
kepada penguasa, untuk meminimalkan kesenjangan dan ketidakseimbangan distribusi. Pajak
diterapakan atas kekayaaan seseorang untuk membantu yang miskin dan bentuk dari sistem
perpajakan ini berkaitan dengan salah satu prinsip pokok dalam islam (zakat). Dengan
demikian, tidak ada ruang bagi muslim untuk melakukan tindak kekerasan dalam upaya
melancarkan proses distribusi pendapatan.
Hal pertama yang perlu dibahas adalah konsep-konsep moral yang melatarbelakangi
pembahasan aspek-aspek ekonomi dari penentuan sumber maupun distribusi pendapatan.
Konsepmoral tersebut diterjemahkan menjadi faktor endogen dalam sistem distribusi
pendapatan perspektif islam. Setelah itu barulah penulis membahas masalah distribusi
pendapatan yang diihat melalui pendekatan instrumen dan mekanisme pada perspektif
individu maupun negara.
Kajian tentang distribusi kekayaan dan pendapatan merupakan satu isu yang paling
kontoversial dalam ilmu ekonomi. Kontroversial ini muncul karena biasanya dalam ilmu
ekonomi yang menjadi kajian utama adalah masalah produksi, bukan distribusi. Salah satu
alasan yang melatarbelakangi diabaikannya pembahasan tentang masalah distribusi dalam
ilmu ekonomi karena dipengaruhi oleh pandangan subjektif seorang ekonom. Disamping
karena penagruh cara pandang positivisme. Akan tetapi, ilmu ekonomi islam mempunyai
pandangan dan pendekatan yang berbeda dari ekonomi konvensial (yang bersifat
positivisme). Ekonomi islam secara esensial mengandung nilai-nilai yaitu nilai-nilai religius
dan moral.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan distibusi?
2. Bagaimana prinsip-prinsip distribusi secara garis besar?
3. Bagaiman pembagian distribusi berdasarkan beberapa pola?
4. Apakah tujuan distribusi dalam ekonomi islam?

1
B. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat memahami definisi distribusi secara jelas
2. Memahami prinsip-prinsip distrbusi secara garis besar
3. Agar dapat memahami pembagian distribusi berdasarkan beberapa pola
4. Mengerti tujuan distribusi pendapatan atau kekayaan dalam ekonomi islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Distribusi
Distribusi adalah suatu proses (sebagian hasi penjualan produk) kepada faktor-faktor
produk yang ikut menentukan pendapatan. Secara umum distribusi dapat diartiakn sebagai
penyaluran barang ke tempat-tempat. Menurut Collins distribusi adalah proses penyimpanan
dan penyaluran produk kepada pelanggan, diantaranya melalui perantara. Definisi yang
diungkapkkan Collins memiliki pemahaman yang sempit apabila dikaitkan dengan tujuan
ekonomi islam. Hal ini disebabkan karena definisi tersebut cenderung mengarah pada
perilaku ekonomi yang bersifat individual.
Sementara Anas Zarqa mengemukakan bahwa definisi distribusi itu sendiri sebagai
suatu transfer dari pendapatan kekayaan antara individu dengan cara pertukaran (melalui
pasar) atau dengan cara lain, seperti warisan, shadaqoh, wakaf dan zakat. Jadi konsep
distribusi menurut pandangan islam adalah peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan
agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan, sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah
dengan merata dan tidak hanya beredar diantara golonagn tertentu saja serta dapat
memberikan konribusi kearah kehidupan manusia yang lebih baik1.
Distribusi ekonomi islam berbeda dengan sistem konvensional dilihat dari sisi
tujuannya, asas ideologinya, moral dan sosialnya yang tidak dapat dibandingakn dengan
sistem ekonomi konvensional.
1. Konsep moral Islam dan sistem distribusi pendapatan
Secara umum islam mengarahakan mekanisme berbasis moral, spiritiual dalam
pemeliharaan keadilan sosial pada setiap aktivitas ekonomi. Latar belakangnya karena tidak
seimbangnya distribusi kekayaan adalah hal yang mendasari hampir semua konflik individu
maupun sosial. Upaya pencapaian manusia akan kebahagiaan membimbing manusia untuk
menerapakan keadilan ekonomi yang dapat menyudahi kesengsaraan. Untu itu, dalam
merespon laju perkembangan pemikiran ini yang harus dilakukan adalah:
a) Mengubah pola pikir dan pembelajaran mengenai niali islam dari yang fokus
perhatiannya bertujuan materialistis kepada tujuan yang mengarahkan
keejahteraan umum berbasis pembagian sumber daya dan resiko yang berkeadilan
untuk mencapai kemanfaatan yang lebih besar bagi komunitas sosial.
b) Keluar dari ketergantungan kepda orang lain. Hidup diatas kemempuan
pribadi sebagai personal maupun bangsa, melaksanakan kewajiban sinancial
1
Taqiyuddin Nabani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif,(Surabaya: Rislah Gusti, 1999), hlm. 54

3
sebagaiman yang ditunjukan oleh ajaran islam dan meyakini dengan sungguh-
sungguh bahwa dunia saat ini buaknlah akhir cerita kita. Akan ada kehidupan
baru setselah kehidupan di dunia yang fana ini.
Islam sendiri mengutamakan tema distribusi dengan perhatian besar yang nampak
dalam beberapa fenomena, dimana yang terpenting diantara adalah sebagai berikut:
1. Banyaknya nash al-Qur’an dan hadist yang mencakup tema distribusi dengan
menjelaskan sistem menejemennya, himbauan komitmen kepada cara-cara yang
terbaik, dan memperingatkan penyimpangan dari sistem yang benar.
2. Syariat islam tidak hanya menetapakan prinsip-prinsip umum bagi distribusi dan
pengembalian distrubusi, namun juga merincikan dengan jelas dan lugas,
diantaranya denagn menjelaskan cara pendistribusian harta dan sumber-sumber
nya yang terpenting.
3. Al-Qur’an menyebutkan secara tekstual dan eksplisit tenetng tujuan peringanan
perbedaan di dalam kekayaan, dan mengantisipasi pemutusan harta dalam
kalangan minoritas, seperti penjelasan firman Allah “agar harta tidak beredar
diantara orang-orang kaya diantara kamu”.

B. Prinsip-Prinsip Distribusi dalam Ekonomi Islam


Pada dasarnya prinsip distribusi secara umum sejauh ini dapat dikatakan belum
berhasil memberikan pemerataan distribusi kepada seluruh level masyarakat khususnya
masyarakat menengah ke bawah, fakta membenarkan prinsip distribusi umum hanya
menguntungkan pihak-pihak tertentu dalam distribusi. Berikut beberapa prinsip distribusi
secara umum:2
a) Tidak ada larangan mengenai riba dan gharar
b) Mekanisme distribusi dibiarkan kerja sendiri, sehingga tidak akan tercitanya
kemaslahatan
c) Dapat terjadi penumpukan harta
Sistem ekonomi yang berbasis islam mengehendaki bahwa dalam hal pendistribusian
harus berdasarkan dua sendi yaitu sendi kebebasan dan keadilan kepemilikan 3. Ada beberapa
prinsip yang mendasari proses distribusi dalam ekonomi islam yang terlahir dalam QS Al-

2
Nasution Edwin Mustafa,Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,(Jakarta: Prenadamedia GROUP,
2015), hlm. 131

3
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,2001), hlm. 47

4
Hasyr (59): 7 yang artinya “agar harta itu jangan hanya beredar di antara golongan kaya
diantara kamu”, prinsip tersebut memiliki bebrapa arti yaitu4:
1. Larangan riba dan gharar
Secara terminologi riba didefinisikan sebagai melebihkan keuntungan dari salah
satu pihak terhadap pihak lain dalam transaksi jual beli, tukar menukar dengan
tanpa memberikan imbalan atas kelebihan tersebut. Pelarangan riba merupakan
permasalahn penting dalam ekonomi islam terutama dikarenakan riba secara jelas
dilarang dalam al-Qur’an. Riba mempengaruhi dua masalah dalam distribusi
yakni pertama berhubungan dengan distribusi pendapatan antara bankir dan
masyarakat secara umum serta nasabah secara khusus dan kaitannya dengan
bunga bank. Masalah kedua yang timbul yakni berhubungan dengan distribusi
pendapatan antara berbagai kelompok di masyarakat
2. Keadilan dalam distribusi
Keadilan dalam distribusi merupakan satu kondisi yang tidak memihak pada salah
satu pihak atau golongan tertentu dalam ekonomi, sehingga menciptakan
keadilan.
3. Larangan menumpuk harta
Islam membenarkan hak milik pribadi tapi tidak membenarkan penumpukan harta
benda pribadi sampai batas-batas fondasi yang dapat merusak fondasi sosial
islam. Karena penumpukan harta berlebihan bertentangan dengan kepentingan
umum yang berimbas pada rusaknaya sistem sosial dengan munculnya kelas-
kelas yang mementingkan pribadi, disamping itu penumpukan harta berlebihan
dapat melemahkan daya beli masyarakat dan menghambat mekanisme
pasarbekerja secara adil karena harta tidak tersebar di masyarakat.
Akan tetapi secara garis besar prinsip-prinsip ekonomi dalam kegiatan distribusi
menurut syariat islam terbagi dalam beberapa elemen yaitu sebagai berikut:
a. Prinsip peggunaan
Segala sesuatau diciptakan oleh Allah untuk digunakan oleh manusian dan
untuk melayani manusia. Seperti penjelasan pada al-Qur’an surat an-Nahl
ayat 116.
b. Prinsip pertengahan

4
Zainuddin Ahmad, Kemiskinan Dan Pemerataan Pendapatan, (Jogjakarta:Dana Bakti Prima Yasa,
1998), hlm. 7

5
Islam sangat mengajarkan kita agar menyukai pertengahan artinya tidak
berlebihan terhadap suatu perkara apapun
c. Mengutamakan persaudaraan dan persatuan
Di dalam masyarakat islam tidak terdapat kelas antagonistik kaya-dan miskin
yang dibenturkan satu sama lain. Sekalipun terdapat ketimpangan kekayaan,
masyarakat islam tidaklah terbagi menjadi permusuhan-permusuhan karena
perbrdaan antara si kaya dan miskin
d. Pengembangan moral dan material
Dengan mendorong orang untuk membayar zakat dan sedekah dari sebagian
hartanya, islam mendorong semangat pengorbanan, cinta, kebaikan hati dan
kerjasama.

C. Pembagian Distribusi Berdasarkan Beberapa Pola


1. Distribusi Pendapatan Melalui Pola Kemitraan Usaha : Mudharabah/Trust
Financing, Trunst Investment, dan Musyarakah
Skema mudharabah merupakan jenis kemitraan dalam muamalah islam yang
menggabungkan pengalaman keuangan dengan pengalaman bisnis. Dalam sistem ini suatu
pihak memberikan modalnya dan pihak lain mengelola dengan pengalaman dan pengetahuan.
Selanjutnya laba dibagi menurut rasio yang telah disetujuisebelumnya pada perjanjian awal.
Sedangkan dalam kerugian pihak pertama memikul semua resiko keuangan dan nasabah
hanya kehilangan nilai kerjanya, bila hal ini merupakan keadaan diluar kemampuan nasabah.
Dalam mudharabah, pemilik modal tidak diberikan peran dalam manajemen
perusahaan. Konsekuensinya mudharabah merupakan perjanjian profit and loss
sharing.Musyarakah atau syirkah secara bahasa berarti al-ikhtilath (percampuran,
penggabungan, parthner). Syirkah atau perseroan adalah suatu bentuk transaksi antara dua
orang atau lebih, yang kedua-duanya sepakat untuk melakukan kerja sama yang bersifat
finansial dnegan tujuan untuk mencari keuntungan.
Musyarakah juga merupakan salah satu bentuk kerja sama (joint enterprised) antara
dua orang atau lebih dalam sebuah usaha atau modal dalam bentuk coorporate dengan bagi
hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan. Musyarakah berbeda dengan mudharabah, dalam
mudharabah pemilik modal tidak diberikan peran dalam menjalankan manajemen
perusahaan, sedangkan dalam musyarakah juga ada bagi hasil, tapi semua pihak berhak turut
serta dalam pengambilan keputusan manajerial.
2. Distribusi Pendapatan Melaluui Pola Hubungan Perburuhan

6
Kekayaan merupakan hasil kerja sama antara buruh dan majikan. Dalam islam,
terdapat peringatan terhadap mereka akan tanggungjawabnya kepada Allah SWT dan
ciptaanya, dan memerintahkan kepada mereka untuk menjaga kepentingan orang lain sama
dengan kepentinganya sendiri. Keefektifan dalam perencanaan pembagian keuntungan
terletak pada kerja sama antara buruh dan majikan serta peningkatan mutuhubungan mereka.
Jika pembagian keuntungan dari hasil usaha diberikan kepada buruh, atu akan sangat
meningkatkan efisieni kerja, manakala diketahuinya bahwa dia akan memperoleh bagian dari
keuntungan-keuntungan maka dia akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan sebaik
mungkin demi peningkatan produksi.
3. Distribusi Pendapatan Melalui Mekanisme Pasar
a) Penentuan harga
Dalam konsep ekonomi Islam, penentuan harga dilakukanoleh kekuatan-
kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Dalam konsep islam pula,
pertemuan permintaan dengan penawaran adalah terjadi secara seimbang dengan rela
sama rela atau tidak ada pemaksaan terhadap harga tersebut pada saat transaksi. Silam
mengatur agar persaingan dipasar dilakukan secara adil.
b) Larangan penimbunan
Dalam terminologi fiqih penimbulam dieknal dengan istilah ijtikar, yang
berasal dari kata hakara yang berarti az-zulm (aniaya) dan isa’ah al-
muasyarah(merusak pergaulan). Denagn timbangan ihtikara, yahtakiru, ihtikara kata
ini berarti upaya penimbunan barang dagangan untuk menunggu lonjaka
harga.Menurut Al-Ghazali ihtikar dalah “Penyimpanan barang dagangan oleh penjual
makanan untuk menunggu melonjaknya harga dan penjualannya ketika harga
melonjak”.Sedangkan menurut Taqiyudin al-Nabhani, penimbunan adalah orang yang
mengumpulkan barang-barang denagn menunggu waktu naiknya harga barang-barang
tersebut, sehingga dapat dijual dengan harga yang tinggi.
Syarat terjadi nya penimbunan adalah sampainya pada suatu batas yang
menyulitkan warga setempat untuk membeli barang yang tertimbun , semata karena
fakta penimbunan tersebut tidak terajdi selain dalam keadaan semacam ini.Orang-
orang yang menyembunyikan (menimbun) hartanya yang dikumpulkan sesungguhnya
mereka telah menghambat arus industri, serta menghalangi kemajuan
danpembangunan negara. Seharusnya harta mereka digunakan untuk menghasilkan
kekayaan lebih banyak keuntungan masyarakat dan kapitalis-kapitalis itu sendiri.
c) Larangan spekulasi

7
Al-Masri memberikan pengertian spekulasi sebagai:Spekulasi adalah outcome
dari sikap mental ingin cept kaya. Jika seseorang telah terjebak pada sikap mental ini,
maka ia akan berusaha dengan menghalalkan segala macam cara tanpa
memperdulikan rambu-rambu agama dan etika. Kegiatan spekulasi ada kemiripannya
dengan gambling (al-qimar) dalam konteks pengambilan keuntungan dan dianggap
sebagai kegiatan misdeed ( tidak senonoh).Dalam istilah fiqih muamalah dikenal
sebagai istilah tas’ir wa al-jabari yaitu pematokan harga harga dan pengambilan paksa
terhadap barang.
4. Distribusi Pendapatan Melalui Sedekah Wajib (Zakat) dan sedekah Sunat
(Sedekah, infaq, Hibah).
Zakat merupakan langkah dua yang sah yang digunakan segera untuk membagi-bagi
harta di antara masyarakat. Langkah ini metupakan suatu pungutan wajib yang dikumpulkan
dari orang-orang muslim yang kaya dandiserahkan kepada orang miskin ketika mencukupi
tarif dasar (nisab dan haul). Zakat adalah poros dan pusat keuangan islami. Zakat meliputi
bidang normal, sosial dan ekonomi. Dalam bidang sosial zakat bertindak sebagai alat khusus
yang diberikan oleh islam untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat dengan
menyadarkan sikaya akan tanggung jawab sosial yang mereka miliki dalam bidang ekonomi.
Zakat mencegah penumpukan kekayaan dalam tangan segelintir orang dan Menurut
M.A Mannan, zakat mempunyai enam prinsip. Pertama, prinsip keyakinan keagamaan (faith),
yaitu keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang membayar zakat yakin bahwa
pembayaran tersebut merupakan salah satu manifestasi keyakinan agamanya, sehingga kalau
orang yang bersangkutan belum menunaikannya, maka dia merasakan belum sempurna
ibadahnya. Kedua, Prinsip pemerataan (equity) dan keadilan (justice), yaitu pemerataan dan
keadilan cukup jelas menggambarkan tujuan zakat yaitu membagi lebih adil kekayaan yang
telah diberikan oleh Allah AWT kepada umat-Nya. Ketiga, Prinsip produktivitas
(productivity) dan kematangan, artinya produktivitas dan kematangan menekankan bahwa
zakat memang harus.
5. Distribsui Pendapatan Melalui Sistem Pewarisan dan Wasiat
Hukum waris merupakan suatu aturan yang sangat penting dalam mengurangi
ketidakadilan pembagian warisan dalam masyarakat. Tokoh-tokoh ekonmi menyetujui bahwa
pembagian warisan yang tidak merata merupakan penyebeb utama dari ketidakadilan dalam
masyarakat. Menurut Taussig, warisan mempunyai dampak-dampak yang sangat besar dalam
masyarakat. Hal tersebut senantiasa memperbesar jurang pemisah antara si kaya dan si
miskin. Hukum waris bagi Muslim merupakan alat penimbang yang sangat kuatdan efektif

8
dalam rangka mencegah pengumpulan kekayaan di kalangan tertentu dan pengembangannya
dalam kelompok-kelompok yang besar dalam masyrakat. Oleh karena itu, hukum waris
mempunyai pengaruh yang cukup baik dalam pengembangan sirkulasi harta di kalangan
masyarakat banyak.

D. Tujuan Distribusi Dalam Ekonomi Islam


Ekonomi islam mempunyai sistem distribusi yang merealisasikan beragam tujaun
yang mencakup berebagai bidang kehidupan diman distribusi dikelompokan menjadi empat
bagian, antara lain:5
a. Tujuan dakwah
Yang dimaksud dakwah disini adalah dakwah kepada islam dan menyatukan hati
kepada Allah. Contohnya, bagian mukallaf di dalam zakat. Dimana mukallaf itu
adakalanya orang kafir yang diharapakn keislamannya.
b. Tujuan pendidikan
1) Pendidikan terhadap akhlak terpuji, seperti susk memberi, berderma dan
mengutamakan orang lain
2) Mensuciakan dari akhlak tercela seprti pelit, egois dll
c. Tujuan sosial
1) Memenuhi kebutuahan kelompok yang membutuhakan, dan menghidupkan
prinsip soladoritas di dalam masyarakat muslim
2) Menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang di antara individu dan kelompok
masyarakat
3) Mengikis sebab-sebab kebenciaan dalam masyarakat, yang akan berdampak
pada terealisasinya keamanan dan ketentraman masyarakat
4) Keadilan dalam distribusi yang mencakup pendistribusian sumber-sumber
kekayaaan
d. Tujuan ekonomi
1) Pengembangan harta dan pembersihannya, karena pemilik harta ketiak
menginfakan sebagian hartanya kepada orang lain, baik infak wajib maupun
sunnah, maka demikian akan mendorong untuk menginvestasikan hartanya
sehingga tidak akan habis karena zakat

5
Madnasir. 2010. “Distribusi Dalam Islam”. Volume 2, No. 1, Januari 2010

9
2) Memberdayakan sumber daya manusia yang menganggur dengan
terpenuhinya kebutuhan tetang harta atau persiapan yang dilakukan untuk
melaksanakannya dengan melakukan kegiatan ekonomi
3) Andil dalam merealisasikan kesejahteraan ekonomi, dimana tingkat
kesejahteraan ekonomi berkaitan dengan tingkat konsumsi sedangkan tingkat
konsumsi tidak hanya berkaitan dengan bentuk pemasuakn saja namun juga
berkaitan dengan cara pendistribusiannya diantara individu masyarakat
Secara garis besar tujuan dari nilai-nilai islam dalam kegiatan distribusi yaitu sebagai
berikut:6
1. Pencapaian falah merupakan tujuan pada setiap manusia yang dibawa oleh islam
yang mencakup aspek yang lengkap dan menyeluruh bagi kehudupan manusia.
2. Distribusi yang adil dan merata melalui pelembagaan zakat dan sedekah, hukum
pewarisan dan wasiat, penghapusan bunga, melarang perolehan kekayaan
melalui cara yang haram dan melarang penimbunan.
3. Tersedianya kebutuhan dasar merupakan jaminan tersedianya kebutuhan dasar
bagi setiap orang yang memerlukan melalui sistem keamanan sosialnya yang
komprehensif.
4. Tegaknya keadilan sosial artinya jika seluruh ajaran ekonomi islam pada islam
dilaksanakan maka distribusi ekonomi akan tercapai denagn sendirinya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

6
Rahmawati, Anita. 2013. “Distribusi dalam Ekonomi Islam”. Volume 1, No. 1, Juni 2013

10
Distribusi adalah suatu proses (sebagian hasi penjualan produk) kepada faktor-faktor
produk yang ikut menentukan pendapatan. Secara umum distribusi dapat diartiakn sebagai
penyaluran barang ke tempat-tempat. Menurut Collins distribusi adalah proses penyimpanan
dan penyaluran produk kepada pelanggan, diantaranya melalui perantara. Definisi yang
diungkapkkan Collins memiliki pemahaman yang sempit apabila dikaitkan dengan tujuan
ekonomi islam. Hal ini disebabkan karena definisi tersebut cenderung mengarah pada
perilaku ekonomi yang bersifat individual. Distribusi ekonomi islam berbeda dengan sistem
konvensional dilihat dari sisi tujuannya, asas ideologinya, moral dan sosialnya yang tidak
dapat dibandingakn dengan sistem ekonomi konvensional.
Pada dasarnya prinsip distribusi secara umum sejauh ini dapat dikatakan belum
berhasil memberikan pemerataan distribusi kepada seluruh level masyarakat khususnya
masyarakat menengah ke bawah, fakta membenarkan prinsip distribusi umum hanya
menguntungkan pihak-pihak tertentu dalam distribusi. Berikut beberapa prinsip distribusi
secara umum:
a) Tidak ada larangan mengenai riba dan gharar
b) Mekanisme distribusi dibiarkan kerja sendiri, sehingga tidak akan tercitanya
kemaslahatan
c) Dapat terjadi penumpukan harta
Ekonomi islam mempunyai sistem distribusi yang merealisasikan beragam tujaun
yang mencakup berebagai bidang kehidupan diman distribusi dikelompokan menjadi empat
bagian, antara lain:
a) Tujuan dakwah
b) Tujuan pendidikan
c) Tujuan social
d) Tujuan ekonomi
Secara garis besar tujuan dari nilai-nilai islam dalam kegiatan distribusi yaitu sebagai berikut:
a) Pencapaian falah merupakan tujuan pada setiap manusia yang dibawa oleh islam yang
mencakup aspek yang lengkap dan menyeluruh bagi kehudupan manusia.
b) Distribusi yang adil dan merata melalui pelembagaan zakat dan sedekah, hukum
pewarisan dan wasiat, penghapusan bunga, melarang perolehan kekayaan melalui cara
yang haram dan melarang penimbunan.
c) Tersedianya kebutuhan dasar merupakan jaminan tersedianya kebutuhan dasar bagi
setiap orang yang memerlukan melalui sistem keamanan sosialnya yang
komprehensif.

11
d) Tegaknya keadilan sosial artinya jika seluruh ajaran ekonomi islam pada islam
dilaksanakan maka distribusi ekonomi akan tercapai denagn sendirinya.

B. Saran
Demikian hasil makalah penulis semoga dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui Teori Distribusi dalam Prespektif Ekonomi Islam. penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih banyak karena telah membaca
makalah ini

DAFTAR PUSTAKA
Arwani, Agus, Hadout Ekonomi Islam, www.repostory.iainpekalongan.ac.id

12
Arwani, A. (2015). Ekonomi Islam Salah Satu Model Alternatif Strategi Merekatkokohkan Nkri. An-Nisbah:
Jurnal Ekonomi Syariah, 2(1), 275-294.

Madnasir. 2010. “Distribusi Dalam Islam”. Volume 2, No. 1, Januari 2010


Nasution, Edwin Mustafa.2015. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta:
Prenadamedia GROUP
Nofrianto. 2009. “Distribusi Pendapatan dan Pemenuhan Kebutuhan dalam Ekonomi Islam”.
Volume 8, No. 2, Juli-Desember 2009
Qaardhawi, Yusuf. 2001. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press
Rahmawati, Anita. 2013. “Distribusi dalam Ekonomi Islam”. Volume 1, No. 1, Juni 2013
Zainuddin, Ahmad. 1998. Kemiskinan Dan Pemerataan Pendapatan. Jogjakarta: Dana Bakti
Prima Yasa

13

Anda mungkin juga menyukai