Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OBJEK IV
NO BP : 1911011021
SHIFT :4
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
Penggunaan Timbangan Analitik dan Pengenceran
I. Tujuan Percobaan
III. Teori
Satuan standar massa adalah kilogram (kg). Kilogram adalah massa balok
platinum-iridium yang disimpan di Bureau of Weights and Measures. Satuan
praktis massa dalam sistem cgs adalah gram (g), yaitu 1/1000 dari 1 kilogram. [2]
Neraca analitik merupan tuas kelas pertama, artinya titik topang atau
fulerumnya terletak di antara titik-titik penerapan gaya. Dalam neraca lengan
sama I1 = I2. Piring-piring digantung pada A dan C dan objek yang ditimbang
(Massa M1) diletakkan di piring kiri; dan batu timbangan yang diketahui (massa
M2) diletakkan di piring yang kanan. M1 dan M2 ditarik oleh bumi (gaya berat.
Menurut hukum kedua newton, gaya-gaya itu adalah
F1 = M1.g
F2 = M2.g
[3]
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut
atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau
solvasi. [7]
Fraksi mol suatu zat dalam campuranialah jumlah mol zat itu dibagi
jumlah keseluruhan mol yang ada. Istilah ini diperkenalkan dalam pembahasan
campuran gas dan hukum Dalton. Dalam campuran biner yang mengandung n1
mol spesies 1 dan n2 mol spesies 2, fraksi mol X1 dan X2 adalah
n1
X 1=
n 1+n 2
n1
X 1= =1− X 1
n 1+n 2
Fraksi mol semua spesies yang ada harus berjumlah 1. Jka dimungkinkan
membuat perbedaan antara pelarut dan zat terlarut, label 1 menyatakan pelarut dan
label yang lebih tinggi untuk zat terlarut. Jika jumlah kedua cairan sebanding,
misalnya dalam pencampuran air dan alkohol, penentuan label 1 dan 2 boleh
yang mana saja. [7]
Konsentrasi zat ialah jumlah mol per satuan volume. Satuan SI mol per
meter kubik tidak memudahkan pekerjaan kimia, sehingga molaritas yang
didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per liter larutan, yang digunakan :
“M” adalah singkatan untuk “mol per liter”. 0,1 M (dibaca “0,1 molar”) larutan
HCl memiliki 0,1 mol HCl (berdisosiasi menjadi ion-ionnya, tentu saja) per liter
larutan. Molaritas merupakan cara yang paling lazim untuk menyatakan
komposisi larutan encer. Untuk pengukuran yang cermat, cara ini kurang
menguntungkan karena sedikit ketergantungannya pada suhu. Jika larutan
dipanaskan atau didinginkan, volumenya berubah, sehingga jumlah mol zat
terlarut per liter larutan juga berubah. [7]
Molalitas, sebaliknya, ialah nisbah massa dan ini tidak bergantung pada
suhu. Molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per kilogram pelarut
mol zat terlarut
molalitas= =mol kg−1
kilogram pelarut
Karena air memiliki rapatan 1,00 g cm−3 pada 20℃, maka 1,00 liter air bobotnya
1,00 x 103 atau 1,00 kg.Dengan demikian, dalam larutan berair encer, jumlah mol
zat terlarut per liter kira-kira sama dengan jumlah mol per kilogram air. Jadi,
molaritas dan molalitas hampir sama nilainya. Untuk larutan tak berair dan laurtan
pekat dalam air, molaritas dan molalitas tidak sama. [7]
IV. Prosedur Percobaan
3. Jika zat tersebut higroskopis maka zat tersebut ditimbang di kaca arloji atau
wadah gelas, dilarang menimbang di atas kertas timbang langsung untuk zat zat
yang higroskopis.
4. Jika zat mudah terionisasi dan teroksidasi, timbangan harus ditutup agar cahaya
matahari langsung tidak masuk, bahan penutup bisa terbuat dari alumunium foil.
1. Kalibrasi Alat
[2] Sinko, P. J. 2006. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Edisi 5.
Jakarta : EGC
[3] Day R.A. dan Underwood A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6.
Jakarta : Erlangga
[6] Keenan, C.W. dkk. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga