Abstract
This paper will be discussing the service of microfinance agency which had influenced the
welfare of poor women who became its clients. The research for this paper took place in
Kecamatan Bayat, Klaten, which has been the location of a growing microfinance agency, Mitra
Usaha Mandiri (MUM). With the help from this microfinance agency, the poor women were expected
to be able to improve their family welfare and gain more income. The easy procedure to apply
and its fast process were the keys success of this microfinance agency. The form of this
microfinance agency was Grameen Bank model. This model has shown a significant result in
many countries. Grameen Bank model put women as their clients because giving credit to women
has minor risk compared to men.
Keywords: grameen bank, poor women, microfinance agency
1
Staf pengajar pada Jurusan Sosiologi, Fakultas ISIPOL, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan sedang
melanjutkan studi M.Sc. Social Research Methods di London School of Economics and Political Science.
2
Staf peneliti pada Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
3
Berdasarkan rencana awal penelitian, sensus akan dilakukan terhadap 288 anggota penerima bantuan
kredit dari MUM. Namun dalam proses pengumpulan data di lapangan, kejadian gempa bumi yang melanda
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah Mei 2006 sempat menyebabkan proses penelitian
ini dihentikan. Ketika gempa bumi tersebut terjadi, tim peneliti baru selesai melakukan survei terhadap 90
orang responden (31,25 persen) dari total target responden.
T
I
N Komunitas
Penyerapan tenaga kerja dan pendapatan
G Jaringan
K
Rumah tangga
A Peningkatan pendapatan
T Pengeluaran
Usaha Individu
Peningkatan skala ekonomi Kontrol atas sumber daya
D Pengaruh dalam
Penambahan komoditas/
A jenis usaha pengambilan keputusan
M
P
A
Jaringan sosial
K Partisipasi sipil
yang sederhana, tidak sarat aturan, dan cepat 3. melepaskan kaum marginal yang tidak
yang merupakan kunci dari lembaga keuangan beruntung, terutama perempuan, dan
mikro ini. Salah satu bentuk lembaga keuangan mendorong mereka untuk lebih memiliki
mikro adalah model Grameen Bank. jaringan dalam format pengorganisasian
yang rapi
Grameen Bank 4. mengurangi eksploitasi rentenir terhadap
Grameen Bank adalah sebuah strategi orang miskin
pengurangan kemiskinan yang pertama kali
5. memutus lingkaran setan kemiskinan.
diperkenalkan di Bangladesh. Grameen sendiri
dalam bahasa Bengali berarti desa atau Layanan keuangan mikro Model Grameen
kampung. Secara harfiah Grameen Bank Bank bertujuan membantu masyarakat miskin,
berarti bank yang diperuntukan bagi orang- khususnya perempuan, untuk lebih
orang desa yang juga dapat berarti orang- meningkatkan kapasitas usahanya. Selain itu,
orang miskin. Sasaran Grameen Bank Model Grameen Bank ini didukung dengan
memang adalah orang-orang miskin yang tidak skema layanan yang sangat berpihak dan
memiliki akses untuk mendapatkan pinjaman berempati pada masyarakat miskin karena
dari bank-bank konvensional atau lembaga dibuat sangat sederhana sehingga mudah
keuangan komersial lainnya. Lebih spesifik lagi diakses. Skema layanan tersebut meliputi:
Grameen Bank memprioritaskan kelompok 1. pinjaman diberikan kepada individu, secara
perempuan sebagai sasaran pemberian kredit. berkelompok (terdiri 5 orang)
Perempuan merepresentasikan kelompok 2. tidak perlu ada agunan dan penjamin
marginal dalam masyarakat miskin. Kelompok
3. tidak perlu ada sanksi hukum bila tidak
perempuan miskin dianggap sebagai sasaran
mengembalikan
yang efektif karena pendapatan tambahan
yang diperoleh perempuan terbukti mampu 4. tidak perlu datang ke kantor (bank) untuk
memperbaiki kehidupan rumah tangga, mendapat pinjaman karena petugas akan
termasuk kesejahteraan dan kesehatan anak- mendatangi anggota dalam pertemuan
anak. Selain itu, sejumlah studi menunjukkan kelompok
perempuan memiliki risiko kredit yang lebih 5. prosedur dibuat sederhana, tidak ada
kecil dibandingkan dengan kelompok laki-laki formulir yang tidak dimengerti oleh anggota
dan lebih memiliki tanggung jawab dalam
6. ada tabungan wajib.
mengelola sumber daya yang terbatas.
Tujuan dan target khusus layanan Lembaga Mitra Usaha Mandiri
keuangan mikro dengan Metode Grameen Deskripsi upaya Program Replikasi
Bank adalah sebagai berikut. Grameen Bank (Mitra Usaha Mandiri) adalah
1. memberikan layanan keuangan kepada program pengembangan institusi keuangan
orang miskin, terutama perempuan masyarakat, khususnya perempuan miskin,
2. mendorong tumbuhnya kesempatan dengan sistem Grameen Bank. Melalui
mempekerjakan diri sendiri program ini setiap wilayah dampingan Yayasan
Mitra Usaha (YMU) diorganisasi dalam wadah
lembaga replikasi Grameen Bank yang kondisi rumah sederhana, ukuran rumah
dinamakan Mitra Usaha Mandiri (MUM). kecil, dinding rumah maksimal separuh
Pendirian MUM merupakan alternatif jawaban tembok, maksimal indeks 15, indeks
atas permasalahan yang dihadapi masyarakat pendapat maksimal US$ 2,- per hari, indeks
miskin, khususnya perempuan, dalam aset produktif maksimal Rp1.000.000,00
mengakses dana/modal usaha yang selama ini mempunyai kegiatan yang memungkinkan
tidak pernah mereka dapatkan. Sebagian besar untuk memperoleh pendapatan.
saham lembaga MUM ini akan menjadi milik
nasabah/anggota. Profil Usaha Mikro Perempuan
Tujuan khusus lembaga replikasi Grameen Pada kelompok marginal dan miskin,
Bank yang dilakukan oleh MUM adalah keterlibatan perempuan dalam pemenuhan
meningkatkan akses dan pelayanan kebutuhan ekonomi rumah tangga tidak
permodalan bagi perempuan miskin melalui terelakkan lagi. Usaha-usaha mikro, seperti
wadah/institusi keuangan yang akan dimiliki perdagangan, pengolahan makanan, industri
bersama dengan mereplikasi Grameen Bank berteknologi rendah, konveksi, dan jasa,
yang diberi nama Mitra Usaha Mandiri. Jenis adalah jenis-jenis usaha yang banyak
kegiatan yang dilaksanakan, antara lain, adalah dijalankan perempuan, baik secara mandiri
sebagai berikut. maupun sebagai bagian dari sistem produksi
memberikan bantuan modal usaha (kredit) keluarga (Dewayanti dan Chotim, 2004).
dengan sistem Grameen Bank Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi tahun
1997 usaha mikro ternyata masih mampu
memberikan pendampingan dalam upaya
bertahan, bahkan menunjukkan lonjakan
peningkatan sumber daya (yang buta huruf
jumlah dan variasi jenis usaha. Usaha mikro
menjadi bisa baca tulis dan sebagainya)
sangat dekat dengan perempuan. Kondisi
memberikan pelatihan, baik untuk kesejahteraan usaha mikro maupun
kelompok maupun untuk ketua rembug, perempuan yang terlibat di dalamnya hampir
seperti pelatihan motivasi berkelompok, tidak mengalami perubahan dari waktu ke
pelatihan kesehatan lingkungan, pelatihan waktu. Keduanya senantiasa berada dalam
gender, pelatihan kesehatan reproduksi, kondisi buruk. Masuknya masyarakat desa,
pelatihan dan pembukuan kelompok. khususnya perempuan, ke dalam kerja-kerja
Sasaran program MUM adalah masyarakat produktif seperti usaha mikro tidak dapat
termiskin (terutama perempuan) di suatu dipandang sebagai bagian dari capaian
wilayah tertentu, yang didasarkan pada standar pembangunan, tetapi sebagai alat potensial
MUM, seperti indeks rumah dan pendapatan untuk menghasilkan pendapatan dan
per kapita. Cara menjaring sasaran adalah kesejahteraan (White, 1991: 20).
melalui survei, pertemuan umum, uji kelayakan, Di sisi lain, Tezzler (1989) dalam
dan pelatihan calon anggota (standar (Dewayanti dan Chotim, 2004) melihat usaha
grameen). kecil dan mikro dinilai sebagai solusi terhadap
Yang menjadi sasaran adalah perempuan masalah keterbelakangan pembangunan.
termiskin dengan kriteria: Proses industrialisasi yang merambah seluruh
dunia menyebabkan terjadinya perubahan usia relatif tua (50 tahun +) sekitar seperempat
struktur ekonomi dan sosial di hampir seluruh (28 persen) dan sisanya pada usia relatif muda
belahan dunia dengan berbagai variasinya. (20-29 tahun). Kondisi ini menunjukkan kredit
Kegiatan ekonomi mandiri yang awalnya yang diberikan oleh MUM lebih banyak
ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan sendiri dimanfaatkan oleh kelompok usia produktif
mulai tergantikan oleh kegiatan ekonomi yang yang masih memiliki peluang untuk
terspesialisasi dan tergantung pada pasar. mengembangkan usahanya. Sebagai
Kecamatan Bayat sebagai daerah kelompok masyarakat yang tergolong miskin,
penelitian sejak lama terkenal sebagai sentra tuntutan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi
industri batik. Riwayat pembatikan di sini tidak hanya bergantung pada laki-laki saja,
berhubungan erat dengan sejarah kerajaan tetapi peran perempuan dalam membantu
Kraton Surakarta masa dahulu. Jadi perekonomian keluarga sangat besar.
pembatikan di Kecamatan Bayat ini sudah ada Pemenuhan kebutuhan rumah tangga melalui
sejak zaman kerajaan dahulu. Kebanyakan sektor formal bagi masyarakat miskin
pengusaha batik di Bayat awalnya adalah merupakan langkah yang sulit sehingga usaha
pengrajin dan buruh batik di Solo. Hal ini sektor informal menjadi alternatif pilihan yang
didukung dengan hasil penelitian yang terelakkan. Kelompok perempuan tersebut
menunjukkan sebagian besar perempuan berusaha sendiri untuk memperoleh
bekerja di sektor usaha kecil dalam pembuatan permodalan. Kredit yang diberikan oleh MUM
batik. Terdapat 41 persen perempuan yang dapat menjadi stimulus untuk menjalankan
bekerja sebagai pembatik dan kelompok usaha dan dapat menjadi penentu
terbesar kedua (35 persen) bekerja sebagai kelangsungan usaha tersebut.
pedagang. Hasil diskusi kelompok terfokus Mengukur kemiskinan dapat dilakukan
menggambarkan bagaimana perempuan yang dengan berbagai cara, di antaranya adalah
tergabung dalam kelompok usaha mikro dengan menggunakan proksi tingkat
menjalankan usaha pembatikan. pendidikan maupun pendapatan individu dan
Batik itu bahan bakunya ambil dari juragan, rumah tangga. Responden dalam penelitian ini
nanti kalau sudah selesai disetorkan lagi memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
ke juragan dan bisa ditukar dengan kain Sebagai gambaran, hanya 13,3 persen
mori, malam, atau hanya dalam bentuk reponden yang mengenyam pendidikan
uang. Kain yang kita batik ada yang dari menengah ke atas. Bahkan sepertiga dari
sutra, sarung, dan selendang. Kalau responden yang mengenyam pendidikan
batikannya bagus ya hasilnya banyak, tapi formal, 20 persen tidak tamat SD, dan sisanya
kalau hanya ringan paling-paling dapat hanya mengenyam pendidikan hingga tamat
Rp30.000,00 dan kembalian berupa kain SD (35,6 persen). Minimnya pendidikan formal
mori (diskusi kelompok terfokus dengan tersebut dapat menjadi kendala bagi
Kelompok Usaha Perempuan). responden melakukan kegiatan ekonomi yang
produktif karena keterbatasan pengetahuan
Umur anggota MUM didominasi oleh
mereka mengenai kegiatan tersebut. Minimnya
kelompok umur menengah (30-49 tahun)
pendidikan formal juga berarti menutup
mencapai hampir dua pertiga (59 persen) dan
kemungkinan mereka memperoleh akses untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak. Memiliki usahanya. Solusi yang diambil adalah dengan
pekerjaan formal ataupun melakukan kegiatan cara melakukan pinjaman modal. Banyak
ekonomi produktif sering kali mereka pandang lembaga keuangan yang menyediakan
sebagai sesuatu yang mustahil untuk pinjaman bagi masyarakat perdesaan, di
dilakukan. Hal ini terjadi karena membangun antaranya adalah bank pemerintah, bank
kegiatan ekonomi produktif membutuhkan swasta, koperasi simpan pinjam, bahkan
modal yang tidak sedikit, sementara rentenir.
keterbatasan pendidikan dan properti ekonomi Sebagai sebuah program yang baru di mata
dapat menutup akses mereka untuk masyarakat, MUM membutuhkan upaya
memperoleh kemungkinan mendapatkan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat.
pinjaman modal dari pihak lain, termasuk Komunikasi yang kontinu dari MUM akan
lembaga perbankan. Lembaga perbankan memudahkan penjaringan anggota baru,
formal biasanya membutuhkan jaminan dari terutama perempuan yang mempunyai usaha
para kreditor dan jaminan inilah yang tidak kecil. Informasi detail untuk kelompok sasaran
dimiliki oleh para masyarakat miskin. Pilihan akan memengaruhi sikap seseorang
untuk mendapatkan kredit melalui MUM memutuskan menjadi anggota MUM. Langkah
menjadi alternatif yang sangat membantu pertama untuk sosialisasi yang ditempuh oleh
perempuan utuk melakukan usaha karena MUM adalah menghubungi perangkat desa
tingkat pendidikan dan skala usaha tidak sampai level terbawah. Sebagai penanggung
menjadi pertimbangan. jawab wilayah, kepada pihak desa dan dusun
harus dijelaskan mengenai profil lembaga dan
Modal Usaha bagi Perempuan Miskin tujuan lembaga agar tidak menimbulkan
Usaha mikro yang dilakukan oleh penolakan. Setelah pihak desa dan dusun
perempuan dapat dibedakan menjadi dua memberikan izin beroperasi, langkah
bentuk, yaitu sistem usaha yang sifatnya selanjutnya adalah mengidentifikasi calon
subkontrak dan usaha pemanfaatan sumber anggota. Kegiatan ini harus dilakukan dengan
daya alam yang ada. Sistem subkontrak adalah hati-hati dan cermat karena MUM harus benar-
usaha yang dilakukan oleh perempuan yang benar selektif dalam memilih anggotanya. Oleh
merupakan kepanjangan dari usaha industri karena itu, survei lokasi dan survei rumah
yang lebih besar. Untuk kasus di Kecamatan tangga dilakukan terlebih dahulu.
Bayat umumnya perempuan bekerja sebagai
Hasil penelitian menunjukkan informasi
pembatik dengan cara mengambil bahan baku
secara informal menjadi ujung tombak untuk
dan menjualnya kembali kepada juragan. mendapatkan anggota baru. Terdapat 68,9
Sistem subkontrak ini sebagian besar dirasa
persen responden menyatakan mengetahui
lebih menguntungkan karena keterbatasan
MUM dari masyarakat yang sudah menjadi
modal yang dimiliki. Sementara itu, usaha yang
anggota MUM. Informasi dari mulut ke mulut
memanfaatkan sumber daya alam dalam
ini terbukti ampuh sebab bagi masyarakat
bentuk perdagangan. Permasalahan terbesar
perempuan di perdesaan sumber informasi
yang dihadapi oleh usaha mikro perempuan yang berasal dari warga yang dinilai dapat
adalah keterbatasan modal untuk menjalankan
dipercaya biasanya akan diikuti. Sumber
informai terbanyak mengenai MUM juga arisan PKK. Gimana lagi ... terpaksa pinjam
diperoleh melalui petugas MUM (22,2 persen). sana pinjam sini wong hidup bermasyarakat
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir di desa itu banyak kegiatan sosialnya.
sebanyak 66,7 persen responden pernah Kalau sudah musim hajatan sumbangan
memiliki pengalaman meminjam dari pihak lain tidak pernah putus belum lagi kalau ada
di luar keluarga mereka. Selain kepada pihak yang meninggal, la uang dari mana kami
MUM, pinjaman tersebut mereka ajukan ya terpaksa pinjam (diskusi kelompok
kepada bank pemerintah maupun bank swasta, terfokus dengan Kelompok Usaha Mikro
termasuk koperasi, bahkan seorang di Perempuan).
antaranya pernah meminjam kepada rentenir. Semua responden dalam penelitian ini
Pinjaman uang kepada rentenir saat ini sudah merupakan nasabah MUM dan separuhnya (50
mulai ditinggalkan oleh masyarakat karena persen) mengajukan pinjaman karena prosedur
sangat memberatkan dengan bunga yang peminjaman di MUM lebih mudah. Sementara
tinggi. Salah seorang masyarakat itu, 14 persen lainnya karena ikut-ikutan, 11
menyampaikan keluhannya bagaimana persen karena kelonggaran angsuran, dan 8
beratnya pinjam melalui rentenir. persen karena dekat dengan tempat tinggal.
Kalau pinjam rentenir atau bank thithil Kami tidak merasa curiga atau khawatir
sangat berat angsurannya karena dengan lembaga MUM walaupun masih
bunganya tinggi karena sistemnya ngrolasi baru dan kami tidak tahu sama sekali
pinjam Rp100.000,00 mengembalikannya tentang lembaga tersebut yang kami tahu
Rp120.000,00, pokoknya bisa mencekik kalau pinjam tidak perlu ada jaminan
leher (Ibu M, salah satu anggota Kelompok apapun. Kami hanya diwajibkan mengikuti
Usaha Mikro Perempuan). sekolah, yaitu kegiatan bimbingan dari
Uang bagi sebagian besar masyarakat di MUM selama 5 hari. Dalam kegiatan
perdesaan memiliki fungsi sebagai transaksi tersebut kami diberikan bimbingan, cara
ekonomi. Menurut Nugroho (2001), selain masuk MUM dan disiplin, tanggung jawab.
memiliki fungsi sebagai transaksi ekonomi, Paling penting tanggung jawab dan
uang juga digunakan oleh masyarakat sebagai kehadiran (diskusi kelompok terfokus
ekspresi simbolik simpati dalam bentuk dengan Kelompok Matahari).
kontribusi sosial finansial. Kontribusi finansial Dalam konsep Grameen Bank, syarat untuk
ini termasuk untuk perayaan pernikahan, menjadi anggota dan dapat mengajukan
kelahiran, atau upacara kematian. Kontribusi pinjaman adalah membentuk kelompok usaha
mutual di antara para tetangga merupakan mikro yang semua anggotanya adalah
kebiasaan sosial yang telah ada sejak lama dan perempuan. MUM mensyaratkan jumlah
cenderung dijaga sebagai sebuah institusi anggota minimal adalah 5 orang. Sebelum
sosial hingga saat ini. membentuk kelompok, ada beberapa tahapan
Selain pinjam pada MUM, kami juga pinjam yang harus dilakukan terlebih dahulu, termasuk
pada usaha simpan pinjam yang dilakukan menentukan lokasi sasaran program. Berikut
oleh warga dan ada juga yang melalui ini hasil petikan wawancara dengan salah satu
pengelola MUM.
Kalau kelompok yang dibentuk oleh MUM pun. Kami hanya diwajibkan mengikuti
itu sistemnya tanggung renteng, kita sekolah, yaitu kegiatan bimbingan dari
disuruh melunasi dulu tunggakkan anggota MUM selama 5 hari. Dalam kegiatan
lainnya. Biasanya mereka tidak setor setiap tersebut kami diberikan bimbingan, cara
minggu seperti aturannya, terpaksa kita masuk MUM dan disiplin, tanggung jawab.
urunan untuk mbayari dulu. Nanti kita Paling penting tanggung jawab dan
datangi rumahnya untuk nagih utangnya. kehadiran (diskusi kelompok terfokus
Kalau utangnya nanti lunas, anggota dengan Kelompok Matahari).
tersebut kita keluarkan karena tidak tertib Kemudahan dalam prosedur pinjaman dan
dalam menjalankan kewajibannya dan kita tidak adanya jaminan sangat menarik minat
sudah mengeluarkan satu orang anggota masyarakat untuk menjadi anggota MUM.
jadi sekarang hanya empat orang saja (Ibu Walaupun demikian, ada 14,4 persen anggota
MG, salah satu anggota kelompok usaha yang tergabung menjadi anggota karena hanya
perempuan). ikut-ikutan warga masyarakat lainnya yang
Berdasarkan aturan yang dibuat oleh MUM, telah menjadi anggota sebelumnya.
besarnya pinjaman pertama yang bisa disetujui Sebagaimana dijelaskan pada
maksimal adalah Rp500.000,00. Sebelum pembahasan sebelumnya, kredit dari MUM
mengajukan pinjaman tersebut anggota hanya ditujukan untuk perempuan yang
kelompok bermusyawarah untuk menentukan memiliki usaha kecil. Tujuannya adalah
besarnya pinjaman masing-masing. Jumlah meningkatkan akses dan pelayanan
pinjaman tidak harus sama besar antaranggota permodalan bagi perempuan miskin melalui
tergantung dari kebutuhan tiap anggota. wadah/institusi keuangan yang akan dimiliki
Besarnya pinjaman yang menentukan bersama. Selama ini modal merupakan
kantor Mas, kita hanya mengajukan data. kendala dalam pengembangan usaha kecil.
Pinjaman pertama itu Rp500.000,00 tapi Pemberian kredit dipandang penting untuk
ada yang Rp300.000,00 tergantung membantu berjalannya usaha. Distribusi
kebutuhannya. Tiap-tiap anggota besarnya jumlah kredit yang diperoleh sebagai anggota
pengajuan beda-beda tergantung MUM adalah sebagai berikut: sekitar separuh
kebutuhan jadi satu kelompok tidak sama dari peminjam (54 persen) mengambil kredit
dan juga dilihat dari keaktifan untuk antara Rp500.000,00 hingga Rp1.000.000,00,
mendatangi pertemuan kelompok setiap seperlimanya mengambil kredit kurang dari
minggunya. Sebelum mengajukan kita Rp500.000,00 dan sisanya mengambil kredit
musyawarah dulu (diskusi kelompok lebih dari Rp1.000.000,00.
terfokus dengan kelompok usaha Kalau pinjamnya banyak nanti takut ndak
perempuan). bisa mengembalikan, makanya hanya
Kami tidak merasa curiga atau khawatir sedikit saja sesuai kemampuan. Toh
dengan lembaga MUM walaupun masih sebelum diajukan ditanya petugasnya dulu
baru dan kami tidak tahu sama sekali untuk apa trus juga dilihat pinjaman
tentang lembaga tersebut, yang kami tahu sebelumnya lancar nggak, kalo nggak ya
kalau pinjam tidak perlu ada jaminan apa
sulit dapat sesuai yang diajukan (Ibu S, kelancaran dan ketertiban dalam membayar
anggota kelompok usaha perempuan). angsuran. Lancar artinya tidak pernah lowong
Menurut 47,8 persen responden, jumlah sama sekali dalam membayar angsuran setiap
kredit yang diterima oleh anggota MUM dirasa minggunya dan tertib artinya anggota tersebut
masih kurang untuk peningkatan usaha. sering datang dalam kegiatan Rembug Pusat.
Walaupun 51,5 persen anggota lainnya Kegiatan ini bertujuan sebagai wadah
mengaku jumlah kredit tersebut sudah berkumpulnya anggota MUM untuk membayar
mencukupi dalam membantu peningkatan angsuran, menabung, dan kadangkala
usaha yang dimilikinya. Sebagai usaha kecil pembinaan usaha. Hasil survei secara
dengan jumlah modal yang terbatas tentunya keseluruhan dan pengecekan kelancaran
sangat riskan bagi MUM untuk memberikan pengembalian pinjaman sebelumnya ini
kredit sesuai dengan permintaan anggota. menjadi penentu berapa jumlah kredit yang
Pertimbangan rasional tentang kondisi bisa diterima oleh anggota.
ekonomi dan sosial menjadi penting. Jika Hasil survei memperlihatkan lama proses
bantuan modal yang diberikan kepada pengajuan kredit sampai diterimanya kredit
anggotanya sudah mencapai jumlah besar, tersebut terbanyak pada rentang waktu 3-4
tentu saja hal ini sudah tidak sesuai dengan minggu yang mencapai 56,7 persen, hanya 10
tujuan lembaga. persen di antara mereka yang membutuhkan
Proses penyaluran kredit harus melalui waktu 5-6 minggu, dan 33,3 persen butuh
mekanisme dan prosedur yang menjadi waktu 1-2 bulan. Hal ini biasanya terjadi karena
ketentuan yang dibuat oleh MUM. Cara proses survei dan pengecekan memakan
pengajuan kredit sangat mudah karena waktu yang agak lama agar keputusan yang
anggota hanya menyampaikannya melalui diambil sesuai dengan kondisi dan kemampuan
petugas lapangan dari MUM yang setiap anggotanya.
minggu bertugas mendatangi tiap-tiap Sesuai dengan tujuan utama lembaga
kelompok untuk mengambil angsuran. MUM untuk memudahkan akses perempuan
Pengajuan hanya disampaikan secara lisan miskin untuk mendapatkan modal usaha, maka
dan petugas hanya mencatat berapa jumlah beberapa kegiatan dilakukan selain pemberian
kredit yang akan diajukan oleh anggota modal. Kegiatan ini merupakan satu rangkai
tersebut. Petugas kemudian melakukan dengan pemberian modal usaha. Kegiatan
pengecekan; jika mereka anggota baru, maka tersebut, antara lain, adalah pendampingan
perlu dilakukan survei ekonomi lebih mendalam dalam upaya peningkatan sumber daya (yang
lagi. Survei ini juga diperkuat oleh informasi buta huruf menjadi bisa baca tulis dan
yang diperoleh dari para tetangga terdekat sebagainya). Kegiatan lainnya adalah
mengenai sejarah usaha yang dimiliki, memberikan pelatihan, baik untuk kelompok
kebiasaan utang, dan hubungan sosial maupun untuk ketua rembug, seperti pelatihan
kemasyarakatan. Untuk anggota yang motivasi berkelompok, pelatihan kesehatan
sebelumnya sudah pernah mengajukan kredit lingkungan, pelatihan gender, pelatihan
dan saat ini sudah lunas, jika mengajukan kesehatan reproduksi, pelatihan dan
pinjaman lagi, akan dipertimbangkan masalah pembukuan kelompok.
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6
Sangat Sangat
miskin kaya
Sumber: Data Primer, 2006. Sebelum Sesudah
memiliki konsep yang beragam dan memiliki sarana transportasi, sekolah, rumah sakit,
ukuran yang berbeda-beda pula. Dalam teori bangunan rumah sakit, pasar, jalan, dan
psikologi konsep tersebut dikenal sebagai jembatan juga mengalami kerusakan (Kaur
persepsi terhadap kesejahteraan secara Kesra Kecamatan Bayat).
subjektif (subjective wellbeing). Dalam studi Masa 7 hari pascagempa bisa dikatakan
yang dilakuan oleh Ravallion dan Lockshin sebagai masa-masa yang sangat sulit untuk
(dalam Fuentes dan Rojas, 2001), masyarakat karena matinya listrik dan belum
kesejahteraan secara subjektif berhubungan meratanya bantuan yang masuk. Ditambah lagi
dengan pendapatan seseorang, semakin tinggi isu yang berkembang seputar gempa telah
tingkat pendapatan semakin tinggi pula tingkat membawa masyarakat dalam kondisi tidak
kesejahteraan mereka. Grafik 1 menunjukkan menentu. Trauma akan gempa sampai saat ini
persepsi responden mengenai kehidupan masih dirasakan oleh warga masyarakat. Roda
rumah tangga mereka ketika sebelum dan perekonomian baru kembali bergulir 2 minggu
sesudah mendapatkan bantuan kredit dari pascagempa. Pasar mulai aktif kembali,
MUM. Dalam hal ini responden diminta untuk masyarakat mulai melakukan aktivitas usaha
membayangkan kondisi rumah tangga dan seperti sebelum gempa, dan kebetulan waktu
skala 1 (sangat miskin) hingga 6 (sangat kaya). itu padi telah masuk masa panen. Di samping
Pada umumnya, pemberian bantuan kredit itu, mereka mulai membereskan rumah-rumah
bagi para responden dalam penelitian ini dinilai yang rusak karena gempa. Rumah yang sudah
membuat kondisi kehidupan keluarga menjadi tidak layak huni dirobohkan, sedangkan yang
lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian ini, masih layak huni dibersihkan dan diperbaiki
terdapat perubahan yang signifikan mengenai sekadarnya agar segera bisa ditempati
kondisi rumah tangga responden sebelum dan kembali, Namun sampai saat ini sektor
sesudah mendapatkan kredit. Kondisi transportasi masih lesu karena sedikitnya
kehidupan anak-anak responden tampaknya orang yang menggunakan jasa tersebut.
secara signifikan mengalami peningkatan, baik Aktivitas ekonomi yang sudah berjalan
dalam hal konsumsi makanan maupun memang belum sepenuhnya normal karena
pendidikan. ada beberapa jenis usaha belum bisa memulai
aktivitasnya. Kegiatan yang sudah berjalan
Daerah Penelitian Pascagempa kebanyakan adalah aktivitas perdagangan,
Gempa yang terjadi 27 Mei 2006 telah terutama yang menyangkut kebutuhan sehari-
membawa banyak perubahan dalam hari. Industri belum sepenuhnya dapat berjalan
kehidupan masyarakat. karena banyak peralatan yang rusak akibat
Data kerusakan pascagempa yang terjadi gempa, misalnya pada industri tenun, batik,
di wilayah penelitian telah direkapitulasi dan juga keramik. Banyak dari para penenun
sehingga memudahkan untuk dilakukan yang mengalami kerusakan alat akibat alat
pendataan lebih lanjut, sebanyak 1.152 yang biasa digunakan tertimpa bangunan
rumah tinggal rusak total, 4.587 rusak berat, sewaktu gempa, sedangkan untuk batik juga
dan 8.914 rumah rusak ringan. Sejumlah beberapa warga mengalami kerusakan pada
fasilitas umum, seperti gedung perkantoran, alat yang digunakan untuk membatik, selain
dengan tingkat kerusakan yang tidak begitu secara umum oleh anggota keluarga yang
parah meskipun ada rumah anggota yang bersangkutan, seperti halnya dalam hal
rusak parah. Namun karena dilandasi peningkatan pendapatan, peningkatan
semangat tanggung jawab untuk mengangsur, konsumsi makanan, termasuk pendidikan dan
para anggota tetap mengutamakan kesehatan anak. Selain itu memberikan kredit
kewajibannya seiring dengan proses perbaikan kepada perempuan berisiko lebih kecil
rumah secara bertahap. Sementara itu, pihak dibandingkan dengan kepada laki-laki. Artinya,
MUM juga memberlakukan kebijakan khusus perempuan memiliki kecenderungan untuk taat
bagi anggotanya berkaitan dengan terjadinya para prosedur yang ditetapkan dalam hal
gempa. MUM belum memulai kegiatannya pengembalian pinjaman.
untuk menarik angsuran pada setiap kelompok Dalam penelitian ini para perempuan dari
dan memberikan kelonggaran selama satu rumah tangga miskin yang ada di Kecamatan
bulan atau 4 kali angsuran. Di beberapa lokasi Bayat telah memanfaatkan jasa layanan
yang kerusakannya tergolong parah belum keuangan mikro melalui kredit yang diberikan
dilakukan penarikan angsuran. oleh Yayasan Mitra Usaha Mandiri (MUM).
Dengan latar belakang pendidikan yang
Kesimpulan terbatas, kegiatan usaha di bidang informal
Layanan keuangan mikro adalah salah satu adalah bidang usaha yang mereka tekuni.
strategi yang digunakan untuk mengurangi Kegiatan usaha yang mereka lakukan, di
kemiskinan. Model layanan keuangan mikro ini antaranya, adalah perdagangan, misalnya
telah berkembang di beberapa negara di dunia menjual makanan kecil, membuka warung
dengan hasil yang cukup signifikan. Lembaga kelontong, dan pedagang sayur keliling. Di
keuangan mikro memberikan prioritas bagi antara mereka ada pula yang bekerja sebagai
para masyarakat miskin yang tidak tersentuh pengrajin, termasuk buruh tenun dan batik,
lembaga keuangan lainnya. Hal ini serta membuat gerabah. Hasil pinjaman kredit
dimungkinkan karena pemberian kredit melalui tersebut juga digunakan oleh sebagian
layanan keuangan mikro ini tidak responden untuk beternak dan usaha jasa
membutuhkan persyaratan yang rumit, lainnya, seperti menjahit atau membuka usaha
prosedur yang dibutuhkan sangat sederhana, persewaan angkutan.
bunga yang sangat rendah, dan tanpa jaminan
Kemudahan prosedur melakukan pinjaman
dari pihak penerima kredit. Kemudahan-
adalah salah satu alasan utama bagi mereka
kemudahan seperti inilah yang menarik
untuk memanfaatkan kredit MUM, selain
masyarakat miskin mulai memanfaatkan jasa kelonggaran angsuran, dekat dengan lokasi,
pelayanan mikro. Layanan keuangan mikro
dan adanya kebutuhan untuk memperoleh
seperti Grameen Bank memprioritaskan
modal juga menjadi pertimbangan bagi
perempuan sebagai nasabah mereka. Hal ini
responden. Tidak dapat dipungkiri bahwa
dilakukan dengan pertimbangan berdasarkan
sebagian penerima kredit juga menyebutkan
hasil studi yang pernah dilakukan pemberian
alasan mereka memanfaatkan jasa MUM
kredit usaha bagi perempuan terbukti mampu adalah karena sekadar ikut-ikutan saja. Hal ini
meningkatkan kesejahteraan rumah tangga
dimungkinkan terjadi karena untuk dapat
mereka. Peningkatan kesejahteraan ini dialami
mengajukan pinjaman kepada pihak pemberi
kredit, mereka perlu membentuk sebuah Dengan latar belakang pendidikan formal
kelompok yang terdiri dari lima orang. Proses yang minim, para penerima kredit juga
pembentukan kelompok inilah yang kemudian memiliki keterampilan yang minim pula.
menjadi ajang sosialisasi bagi para calon Keterbatasan keterampilan ini menjadi
kreditor untuk menambah anggota kendala terutama bagi kegiatan usaha,
kelompoknya. seperti pengrajin, baik tenun, batik, maupun
Pemberian kredit ini memiliki dampak gerabah, maupun kegiatan usaha lainnya.
signifikan terhadap kehidupan responden Untuk itu, diperlukan sebuah pelatihan yang
dalam beberapa hal, misalnya dampaknya bertujuan meningkatkan keterampilan
terhadap perkembangan usaha. Besarnya usaha dengan melibatkan para ahli di
pinjaman kredit bagi kelompok usaha sangat bidang masing-masing. Melalui pelatihan ini
dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan diharapkan akan dapat meningkatkan
riil tiap-tiap kelompok. Tidak semua kelompok keterampilan para pekerja yang pada
usaha mampu meningkatkan produktivitas akhirnya juga berpengaruh terhadap
kerja mereka. Salah satu persoalan yang masih peningkatan produktivitas mereka termasuk
mereka rasakan sebagai kendala adalah kualitas produk.
masalah pemasaran dan permodalan. Hingga 2. Pendampingan pemanfaatan modal
saat ini jangkauan usaha mereka sebagian Banyak temuan yang menunjukkan
besar hanya mencakup wilayah desa dan sebagian besar para penerima kredit sering
kecamatan. Pemberian kredit ini secara kali menggunakan kredit yang mereka
subjektif juga dirasakan mampu meningkatkan dapatkan tidak hanya untuk kepentingan
kesejahteraan keluarga, termasuk di antaranya usaha, tetapi juga untuk kepentingan
kondisi kehidupan responden secara khusus, konsumsi lainnya, termasuk pembelian
kondisi keluarga secara umum. Di dalamnya kebutuhan sehari-hari dan biaya-biaya
termasuk pula kondisi konsumsi makanan dan sosial lainnya. Kenyataan seperti ini
pendidikan anak-anak di rumah tangga yang menunjukkan pemanfaatan dana kredit
bersangkutan. sebagai kebutuhan permodalan tidak
dilakukan secara maksimal. Para penerima
Saran kredit juga perlu mendapatkan pelatihan
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada tiga sekaligus pendampingan mengenai cara
hal yang direkomendasikan sebagai bentuk pemanfaatan modal secara efisien. Dengan
model pemberdayaan bagi kegiatan usaha demikian, pemanfaatan dana secara
kecil para penerima kredit dari lembaga maksimal tersebut akan mampu
keuangan mikro. Secara umum model memperlancar jalannya kegiatan usaha
pemberdayaan ini berbentuk pelatihan dan mereka.
pendampingan usaha. Dengan model tersebut 3. Pemantauan dan evaluasi
ada tiga aktivitas yang perlu dilakukan, yaitu
sebagai berikut. Pemberian bantuan dalam bentuk pelatihan
keterampilan dan pendampingan juga
1. Pelatihan keterampilan usaha dengan
dapat berjalan maksimal jika disertai
melibatkan tenaga ahli.
dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi. Pinarsih, Rina Mulyati Alimi (ed.),
Nilai pelatihan akan semakin bermakna jika Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia.
para penerima pelatihan mampu Yogyakarta: Aditya Media, Cet. 2. hlm. 65-
mengaplikasikan keterampilan yang 74.
mereka peroleh tersebut. Setiap orang Fuentes, Nicole and Mariano Rojas. 2001.
tentu memiliki tingkat pemahaman yang Economic Theory & Subjective Wellbeing:
berbeda-beda dalam menyerap materi Mexico, Social Indicators Research, Kluwer
yang disampaikan selama pelatihan. Daya Academic Press. The Netherlands, Marzo.
serap tersebut berhubungan dengan
Indonesia. Badan Pusat Statistik. 2000. Potensi
pengetahuan kognitif masing-masing
Desa Tahun 2000. Jakarta.
peserta. Untuk mengatasi persoalan
tersebut, perlu dilakukan pemantauan Ismawan, Bambang. 2003. Peran lembaga
terhadap kegiatan usaha pascapelatihan. keuangan mikro dalam otonomi daerah,
Kegiatan pemantauan ini juga dapat Jurnal Ekonomi Rakyat, 2(1), http://
dimanfaatkan oleh para penerima kredit www.ekonomirakyat.org/
ketika mereka memiliki pertanyaan yang jurnalekonomirakyat.htm. Diakses 9
berhubungan dengan persoalan tentang Februari 2007.
praktik kegiatan usaha mereka. Selain itu, Komite Penanggulangan Kemiskinan. 2005.
melalui pemantauan pihak-pihak yang Strategi Nasional Penanggulangan
terlibat dapat melakukan evaluasi terhadap Kemiskinan. Jakarta.
kegiatan yang telah dilakukan, baik dari sisi
Sarman, Mukhtar dan Sajogyo. 2000. Masalah
pemberi kredit maupun bagi para penerima
Penanggulangan Kemiskinan: Refleksi dari
kredit.
Kawasan Timur Indonesia. Jakarta: Puspa
Swara.
Daftar Pustaka
Nugroho, Heru. 2001. Uang, Rentenir dan
Chambers, Robert. 1984. Rural Development:
Hutang Piutang di Jawa. Yogyakarta:
Putting the last First. New York: Longman.
Pustaka Pelajar.
Darwin, Muhadjir. 2005. Memanusiakan
Retnadi, Djoko. 2003. Kunci sukses lembaga
Rakyat: Penanggulangan Kemiskinan
keuangan mikro, pahami karakteristik orang
Sebagai Arus Utama Pembangunan.
kecil, Kompas, 13 Agustus.
Yogyakarta: Benang Merah.
Sebstad, Neil. 1999. Assessing the impacts
Dewayanti, Ratih dan Erna Ermawati Chotim.
of microenterprise intervensions: a
2004. Marjinalisasi dan Eksploitasi
framework for analysis, Buletin
Perempuan Usaha Mikro di Pedesaan
Internasional PLAN, (9): 2-3.
Jawa. Bandung: Yayasan AKATIGA.
White, Benjamin. 1991. Studying Women and
Dwiyanto, Agus. 1999. Evaluasi kebijakan
Rural Non-Farm Sector Development in
pengentasan kemiskinan selama PJP I
West Java. Bandung: PSP-IPB, ISS, PPLH-
dalam Awan Setya Dewanta, Nanang
ITB (Project Working Paper Series N0: B-
Pamuji, Siti Nurniza, Liza Nur Afani, Titien
12).