Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TEORI KEPUTUSAN

ANALISIS INCREMENTAL

Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Teori Keputusan

Dosen Pengampu
Arief Rachman Hakim, S.Si, M.Si

Disusun Oleh:

I Made Krisna Jaya (24050117140049)


Rian Aji Kurnia (24050117140042)

Kelas A

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
Analisis Incremental

I. Tinjauan Pustaka
Analisis incremental biasanya dinyatakan juga sebagai biaya diferensial, biaya
marjinal, atau biaya relevan. Analisis incremental ini fleksibel, dimana data dapat dihitung
dan disajikan untuk alternatif keputusan berdasarkan periode seperti hari, minggu, bulan
atau tahun.
Analisis incremental digunakan dalam pengambilan keputusan ketika jumlah dari
alternatif keputusan dan keadaan alam sangat besar. Penggunaan tabel payoff atau pohon
keputusan mungkin terlalu rumit untuk digunakan, sehingga dalam pengambilan keputusan
dilakukan pendekatan yang telah disederhanakan. Pendekatan ini membantu pemimpin
perusahaan untuk melakukan sejumlah keputusan yang tepat dalam waktu yang relatif
singkat. Analisis ini dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti bidang pemasaran
atau bidang produksi. Analisis incremental adalah cara pengambilan keputusan di mana
biaya operasional atau pendapatan dari satu alternatif dibandingkan dengan alternatif lain.
Alternatif keputusan terbaik adalah biaya operasional terkecil atau pendapatan yang
terbesar.
Analisis incremental dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif
keputusan, seperti:
• Menyimpan atau mengganti barang tertentu
• Membuat atau membeli sejumlah barang tertentu
• Menjual sekarang atau memproses barang lebih lanjut
• Menyewa ruangan lain atau melanjutkan kegiatan
• Melanjutkan atau menghentikan produksi
• Menerima atau menolak penawaran khusus
• Perubahan jangka waktu kredit
• Membuka tempat baru
• Membeli atau menyewa, dan lain-lain.

Aspek utama dari analisis incremental adalah mengidentifikasi secara tepat pendapatan
dan biaya yang relevan di antara berbagai alternatif. Ada tiga komponen biaya yang akan
muncul dan harus dipisahkan mana yang relevan dan yang tidak dalam melakukan proses
analisa, yaitu :
1. Sunk Cost
Sunk cost merupakan biaya yang sudah terjadi atau sudah dikeluarkan perusahaan dan
tidak memiliki dampak terhadap proses pengambilan keputusan. Biaya ini tidak relevan
untuk proses pengambilan keputusan karena uang yang sudah dikeluarkan tersebut
tidak dapat ditarik kembali. Namun demikian, manajemen masih sering
memperhitungkan biaya ini dalam pengambilan keputusan atau biasa disebut sunk cost
phenomenon. Contoh dari sunk cost antara lain biaya penelitian dan pengembangan
(R&D), biaya investasi atas aset yang ternyata tingkat pengembaliannya kurang bagus.
2. Opportunity Cost
Opportunity cost adalah kesempatan yang hilang karena perusahaan memilih suatu
alternatif tertentu dibandingkan alternatif lainnya. Kesempatan yang hilang tersebut
dapat berupa pendapatan yang hilang, marjin kontribusi yang hilang, dan lain
sebagainya. Contoh dari opportunity cost, yaitu Anda memilih menggunakan uang
Anda untuk membangun kantor cabang di kota lain padahal uang tersebut sebenarnya
bisa diinvestasikan pada instrumen investasi tertentu. Atas pilihan tersebut, muncul
opportunity cost berupa pendapatan dari investasi. Opportunity cost harus
diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama jika perusahaan
memiliki sumber daya yang terbatas, misalnya kapasitas produksi terbatas, jumlah kas
yang terbatas, dan lain-lain.
3. Relevant Cost (Biaya Relevan)
Relevant cost merupakan biaya yang dapat dipakai sebagai informasi untuk
pengambilan keputusan. Ada dua syarat dari relevant cost, yaitu:
- Biaya tersebut belum terjadi dan biaya tersebut baru akan terjadi apabila keputusan
yang dipilih perusahaan dilaksanakan.
- Biaya tersebut berbeda untuk setiap alternatif yang berbeda. Meskipun biaya
tersebut belum dikeluarkan, namun jika untuk setiap alternatif yang ada biayanya
adalah sama, maka biaya tersebut juga tidak relevan dalam pengambilan keputusan.
Salah satu contoh dari biaya yang sama untuk setiap alternatif yang berbeda adalah
biaya tetap.

Dengan analisis incremental, harapan kerugian untuk penyediaan barang tertentu akan
meningkat secara perlahan (gradually) sewaktu probabilitas permintaan untuk sejumlah
barang menurun. Konsekuensinya, harapan untuk tidak menyediakan barang tertentu akan
menurun secara perlahan sewaktu probabilitas tidak ada permintaan terhadap barang
tertentu tersebut meningkat. Kemudian, tingkat persediaan optimum akan ditemui pada
titik di mana harapan kerugian untuk menyediakan barang masih lebih rendah dari harapan
kerugian tidak menyediakan barang tersebut akan tetapi di mana penyediaan 1 barang atau
lebih akan mengakibatkan kerugian yang lebih besar.
Apabila harapan kerugian menyediakan suatu barang tertentu sama dengan harapan
kerugian tidak menyediakannya, berarti akan bersifat tidak berbeda (indiference), dengan
kata lain dapat memutuskan untuk menyediakan atau tidak menyediakan barang tertentu
tersebut.
Analisis permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan merumuskan suatu keputusan
penyediaan (a stock decision) untuk kasus yang umum, misalnya penyediaan kaleng susu
yang ke-n atau dapat pula berbagai komoditi.

Tindakan/Pilihan Alternatif
Tak Menyediakan
Menyediakan Barang ke-n
Kejadian Probabilitas Barang ke-n
Harapan Harapan
Kerugian Kerugian
Kerugian Kerugian
Ada
permintaan P(D ≥ n) 0 0 Lu Lu P(D ≥ n)
barang ke-i
Tak ada
permintaan P(D < n) Lo Lo P(D < n) 0 0
barang ke-i
1,00 Lo P(D < n) Lu P(D ≥ n)

Keterangan :
L0 = kerugian (kehilangan) akibat penyediaan berlebih (Q>D)
Lu = kerugian (kehilangan) akibat penyediaan kurang (Q<D)
P(D ≥ n) = probabilitas bahwa permintaan paling sedikit n
P(D < n) = probabilitas bahwa permintaan kurang dari n

Probabilitas (P) bahwa akan ada permintaan barang ke-n sama dengan probabilitas
bahwa permintaan barang akan sama atau lebih besar dari n. Ini berarti tidak akan ada
permintaan untuk barang ke-n apabila permintaan barang lebih kecil dari n, sehingga
jumlah dari kedua nilai probabilitas ialah satu.
P(D ≥ n) + P(D < n) = 1

Apabila menyediakan barang ke-n dan ada permintaan untuk barang tersebut,
kemungkinan akan mengalami kerugian 0 (nol). Namun, apabila menyediakan barang
ke-n dan tidak ada permintaan, maka akan mengalami kerugian karena penyediaan berlebih
(over stocking) sebesar Lo.
EL (Q > n) = Lo . P(D < n)

Apabila tidak menyediakan barang ke-n tetapi ada permintaan untuk barang tersebut,
kemungkinan akan mengalami kerugian akibat penyediaan kurang sebesar Lu. Sebaliknya,
apabila tidak menyediakan barang ke-n dan tidak ada permintaan untuk barang tersebut,
tidak akan mengalami kerugian. Harapan kerugian karena tidak menyediakan barang ke-
n sebesar penyediaan berlebih dikalikan probabilitas.
EL (Q < n) = Lo . P(D ≥ n)

Syarat yang diperlukan untuk menyediakan barang ke-n ialah apabila harapan
menyediakan akan sama atau lebih kecil dari harapan kerugian tidak menyediakan. Dengan
kata lain, dapat dituliskan hubungan berikut:
Lo . P(D < n) ≤ Lu . P(D ≥ n)

Jumlah probabilitas dari kedua kejadian tersebut sama dengan satu, yaitu P(D ≥ n) +
P(D < n) = 1. Karena P(D ≥ n) = 1 - P(D < n), maka dapat ditulis
Lo . P(D < n) ≤ Lu . P(D ≥ n)

Lo . P(D < n) ≤ Lu . [1 - P(D < n)]

Lo . P(D < n) ≤ Lu - Lu . P(D < n)

Jika ditambahkan Lu . P(D < n) di kedua belah pihak,

Lo . P(D < n) + Lu . P(D < n) ≤ Lu - Lu . P(D < n) + Lu . P(D < n)

Lo . P(D < n) + Lu . P(D < n) ≤ Lu

P(D < n) . [Lo + Lu] ≤ Lu

Dengan membagi kedua belah pihak dengan Lo + Lu , diperoleh


𝐿𝑢
P (D < n ) ≤ 𝐿𝑜+𝐿𝑢
Hubungan di atas menunjukkan bahwa untuk penyediaan barang ke-n, probabilitas

kumulatif barang kurang atau lebih kecil dari n akan sama atau lebih kecil dari rasio

kerugian karena penyediaan berlebih (Lo) dengan jumlah kerugian karena penyediaan

berlebih dan berkurang (Lo + Lu). Probabilitas, P(D < n) merupakan fungsi kumulatif,

seperti ditunjukkan oleh tabel berikut:

Permintaan Probabilitas Kumulatif, P(D < n)


1 e1 e1
2 e2 e1 + e2
3 e3 e1 + e2 + e3

⋮ ⋮ ⋮

n en e1 + e2 + ⋯ + en = 1

II. Contoh Soal


a. Contoh Soal 1
Pengendalian material disuatu pabrik dilakukan secara manual. Biaya yang diperlukan
untuk gaji karyawan yang mengoperasikan pengendalian material tersebut (termasuk gaji
lembur, asuransi, biaya cuti dan sebagainya) ditaksir tiap tahun Rp.
9.200.000.Pengendalian secara manual ini disebut alternatif A. Untuk menekan gaji
karyawan yang cenderung meningkat, pabrik tersebut ingin mengganti pengendalian
material tersebut dengan otomatis ingin mengganti pengendalian material tersebut dengan
yang otomatis (alternatif B) yang harganya adalah Rp. 15.000.000. Dengan menggunakan
pengendalian otomatis tersebut, gaji karyawan ditaksir akan berkurang menjadi Rp.
3.300.000 tiap tahun. Biaya pengoperasian yang terdiri atas biaya listrik, pemeliharaan dan
pajak masing-masing-masing tiap tahun adalah Rp. 400.000, Rp.1.100.000, dan Rp.
300.000. Jika pengendalian otomatis yang digunakan ada pajak ekstra sebesar Rp.
1.300.000 tiap tahun. Pengendalian otomatis tersebut dapat dipakai selama 10 tahun dengan
nilai akhir nol. Jika suku bunga i = 9% (MARR), tentukan alternatif mana yang dipilih.
Pertama-tama dibuat terlebih dahulu tabel aliran kas tersebut :
NPW = 0 = -15.000.000 + 2.800.000 (P/A, i%, 10)
Atau NAW = 0 = -15.000.000 (A/P, i%, 10) + 2.800.000
Dengan cara coba-coba diperoleh i = 13,3%.
Karena i = 13,3% > 9% maka pilih alternatif B karena lebih ekonomis.

Jika digunakan perhitungan EUAC maka diperoleh :


EUAC (A) = Rp. 9.200.000
EUAC (B) = 15.000.000 (A/P, 9%, 10) + 3.300.000 + 400.000 + 1.100.000 +
300.000 + 300.000
= Rp. 8.737.000.
Hasilnya konsisten dengan perhitungan PW, bahwa EUAC (B) < EUAC (A).

b. Contoh Soal 2 (alternatif tunggal)

Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli peralatan baru seharga


Rp.35.000.000. Dengan peralatan baru itu bisa dilakukan penghematan sebesar Rp.500.000
per tahun selama 5 tahun. Pada akhir tahun ke 5 peralatan itu memiliki nilai jual sebesar
40.000.000. apabila tingkat pengembalian 9% per tahun. Apakah pembelian peralatan baru
tersebut menguntungkan?

Penyelesaian :

Dengan menggunakan pendekatan present worth maka semua biaya dan benefit ditarik
ke present

B/C = (500.000 (P/A,9%,5)+40.000.000 (P/F,9 %,5))/35.000.000

B/C = (500.000 (3,88966)+40.000.000 (0,64993))/35.000.000


B/C = 0,79

Karena 0,79 kurang dari 1 maka investasi pembelian peralatan baru tidak layak atau
tidak menguntungkan.

c. Contoh Soal 3 (alternatif majemuk)

Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatannya. Dual
alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing sama yaitu 10 tahun ditawarkan kepada
perusahaan :

Mesin Harga beli Keuntungan per Nilai sisa di akhir usia


tahun pakai (Rp)

X 3.000.000 700.000 1.000.000

Y 3.500.000 800.000 1.500.000

Dengan MARR 15% per tahun, tentukan mesin yang harus dibeli

Penyelesaian :
urutan alternatif : Do Nothing (DN), Mesin X, Mesin Y

membandingkan DN dengan mesin X

Tahun DN (1) Mesin X (2) Inkremental

(3)=(2) –
(1)

0 0 -3.000.000 -3.000.000

1-9 0 700.000 700.000

10 0 1.700.000 1.700.000

B/C = (700.000 (P/A,15%,10)+1.000.000 (P/F,15%,10))/3.000.000

B/C = (700.000 (5,01877)+1.000.000 (0,24718))/3.000.000


B/C = 1,25 , Nilai B/C ≥ 1, pembelian X layak dilakukan

B/C = (700.000 (P/A,15%,10)+1.000.000 (P/F,15%,10))/3.000.000

B/C = (700.000 (5,01877)+1.000.000 (0,24718))/3.000.000

B/C = 1,25 , Nilai B/C ≥ 1, pembelian X layak dilakukan

Membandingkan mesin X dan mesin Y :

Tahun Mesin X (1) Mesin Y (2) Inkremental (3) = (2) – (1)

0 -3.000.000 -3.500.000 500.000

1-9 700.000 800.000 100.000

10 1.700.000 2.300.000 600.000

*1,7 juta dan 2,3 juta merupakan penjumlahan annual benefit dengan salvage value

B/C = (100.000 (P/A,15%,10)+500.000 (P/F,15%,10))/500.000

B/C = (100.000 (5,01877)+500.000 (0,24718))/500.000

B/C = 1,24 ,

Nilai B/C ≥ 1, pembelian Y layak dilakukan, namun sebelum itu, untuk kasus dengan
banyak alternatif yang bertipikal mutually exclusive, maka jika 2 alternatif
menghasilkan Nilai B/C ≥ 1, maka lihat cost yang paling tinggi. Maka dengan
perhitungan B/C dan nilai cost yang tinggi, alternatif jatuh pada alternatif Y.

d. Contoh soal berbeda alternatif, dengan berbeda usia pakai.

Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mengganti mesin lama dengan mesin
baru. Tiga buah alternatif tersedia dengan data sebagai berikut :

A B C
Investasi awal 6.000.000 12.000.000 15.000.000
(Rp.)

Keuntungan/tahun 700.000 1.000.000 1.200.000

Usia pakai (tahun) 10 20 20

Mesin baru yang akan dibeli direncanakan untuk digunakan selama 20 tahun. Oleh karena
usia pakai mesin A hanya 10 tahun, maka pada akhir tahun ke-10, mesin itu dapat digunakan
dengan mesin lain dengan konsekuensi ekonomi yang sama. Setiap alternatif tidak memiliki
nilai sisa. Tentukan mesin mana yang layak dibeli jika menggunakan MARR 6% per tahun

Penyelesaian

Urutan alternatif : DN,A,B,C

membandingkan DN dengan mesin A :

Tahun DN (1) Mesin A (2) Inkremental (3)= (2) – (1)

0 0 -6.000.000 -6.000.000

1-9 0 700.000 700.000

10 0 -6.000.000 -6.000.000

0 700.000 700.000

11-20 0 700.000 700.000

B/C= (700.000 (P/A,6%,20))/(6.000.000+6.000.000(P/F,6%,10))

B/C= (700.000 (11,46992))/(6.000.000+6.000.000(0,55839))

B/C= 8.028.944/9.350.340=0,85 Nilai B/C< 1,pembelian A tidak layak dilakukan.

Sehingga perhitungan B/C yang dibandingkan adalah alternatif DN, dengan B

membandingkan DN dengan mesin B :

Tahun DN (1) Mesin B (2) Inkremental (3) = (2) – (1)

0 0 -12.000.000 -12.000.000
1-20 0 1.000.000 1.000.000

B/C= (1.00.000 (P/A,6%,20))/12.000.000

B/C= (1.000.000 (11,46992))/12.000.000

B/C= 11.469.920/12.000.000=0,95 Nilai B/C< 1,pembelian B tidak layak dilakukan.

Dari 2 perhitungan B/C diatas masing-masing menghasilkan nilai yang kurang dari
satu, maka apabila hal ini terjadi, lihat alternatif yang memiliki cost terkecil. Alternatif
DN masing unggul, sehingga alternatif perhitungan selanjutnya adalah DN dengan
alternatif C.

membandingkan DN dengan mesin C :

Tahun DN (1) Mesin C (2) Inkremental (3) = (2) – (1)

0 0 -15.000.000 -15.000.000

1-20 0 1.200.000 1.200.000

B/C = (1.20.000 (P/A,6%,20))/15.000.000

B/C = (1.200.000 (11,46992))/15.000.000

B/C = 13.763.904/15.000.000=0,91 Nilai B/C< 1, pembelian C tidak layak


dilakukan.

Maka kesimpulanya, diantara 3 alternatif A,B,C tidak ada yang layak atau
menguntungkan, sehingga dengan tidak mengambil ketiga alternatif tersebut
merupakan jalan yang terbaik (Do Nothing)

Anda mungkin juga menyukai