Anda di halaman 1dari 2

Dd

ASCARIASIS LUMBRICOIDES

PATOLOGI DAN GEJALA


- Infeksi faeco-oral
- Migrasi larva ke paru-paru  Gejala pernafasan (batuk, dispnea) dan demam
- Cacing dewasa:
 Retardasi pertumbuhan pada anak  mereka makan apa yang kita makan
 Gejala perut, seperti: sakit perut, mual, muntah, diare
 Obstruksi usus dan apendisitis pada anak  ukuran besar
 Dapat dimuntahkan atau muncul di hidung

SCHISTOSOMIASIS

Gejala Klinis

Penyakit schistosomiasis akut dapat ditandai dengan gejala demam (nokturna), malaise,
mialgia, nyeri kepala, nyeri abdomen, batuk non produktif yang dapat terjadi sebelum
ditemukannya telur di alam feses dan akan mencapai puncaknya pada minggu ke 6-8 setelah
infeksi. Pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan eosinofilia dan infiltrat paru pada rontgen
foto torak. Kumpulan gejala ini dikenal sebagai sindroma Katayama dan sering terjadi pada
orang yang terinfeksi pertama kali atau pada keadaan reinfeksi berat serkaria. Gejala yang tidak
khas sering menyebabkan klinisi mengalami kesalahan diagnosis terutama pada daerah non
endemis. Klinis yang terjadi berhubungan dengan reaksi alergi terhadap migrasi larva dan
antigen telur.

ANKILOSTOMIASIS

Gejala Klinis

Anemia defisiensi besi akibat infeksi cacing tambang menyebabkan hambatan


petumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Pada wanita yang mengandung, anemia defisiensi besi
menyebabkan peningkatan mortalitas maternal, gangguan laktasi dan prematuritas. Infeksi
cacing tambang pada wanita hamil dapat menyebabkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Diduga dapat terjadi transmisi vertical larva filariform A. duodenale melalui air susu ibu.

Anemia defisiensi besi yang terjadi akibat infeksi cacing tambang selain memiliki
manisfestasi khas seperti atrofi papil lidah, telapak tangan berwarna jerami serta kuku sendok.
Juga terjadi pengurangan kapasitas kerja, bahkan dapat terjadi gagal jantung akibat penyakit
jantung anemia.
Saat larva tertelan dapat terjadi gatal kerongkongan, suara serak, mual dan muntah. Pada
fase selanjutnya, saat cacing dewasa berkembang biak dalam saluran cerna, timbul rasa nyeri
perut yang sering tidak khas (abdominal discomfort). Karena cacing tambang menghisap darah
dan menyebabkan perdarahan kronik, maka dapat terjadi hipoproteinemia yang bermanfestasi
sebagai edema pada wajah, ekstremitas atau perut.

Gejala klinis nekatoriasis dan ankilostomiasis ditimbulkan oleh adanya larva maupun
cacing dewasa. Gejala permulaan yang timbul setelah larva menembus kulit adalah timbulnya
rasa gatal-gatal biasa. Apabila larva menembuas kulit dalam jumlah banyak, rasa gatal-gatal
semakin hebat dan kemungkinan terjadi infeksi sekunder. Apabila lesi berubah menjadi vesikuler
akan terbuka karena garukan. Gejala ruam papuloentematosa yang berkembang akan menjadi
vesikel. Ini diakibatkan oleh banyaknya larva filariform yang menembus kulit. Kejadian ini
disebut ground itch. Apabila larva mengadakan migrasi ke paru maka dapat menyebabkan
pneumonia yang tingkat gejalanya tergantung pada jumlah larva tersebut.

REFERENSI :

1. Widjana DP, Sutisna P. Prevalence of soil-transmitted infections in the rural populations


of Bali, Indonesia. Southeast Asian J. Trop. Med. Public Health. 2000;31.
2. Andrew D. Schistosomiasis. In: Gordon C. Cook, Alimuddin L Z, editors. Manson’s
Tropical Diseases. 21 ed. China: Saunders Elsevier: 2009;82:1425
3. Safar R. Parasitologi Kedokteran. Protozoologi, Helmintologi, Entomologi. 1 st ed.
Bandung: CV. Yrama Widya; 2009.h: 208.
4. Anonim, 2006. Hookworms-Necator/Ancylostoma and Ancylostomiasis Information.
5. Landmann, J.K and Prociv, P., 2003. Experimental human with the dog hookworm,
Ancylostoma cacinum. Med. J. Aust. 178(2):69-71.
6. Loukas, A. and Prociv, P., 2001. Immune Response in Hookworm Infections. Clin.
Microbiol. Rev. 14 (4):689-703.

Anda mungkin juga menyukai