Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iii
Daftar Gambar iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 3
1.3. Sasaran 4
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan 4
1.5. Keluaran (Output) 5
1.6. Manfaat 6
1.7. Metodologi 6
1.8. Sistematika Penulisan 8
BAB II METODOLOGI
2.1. Konsep Evaluasi Kebijakan 9
2.2. Indikator Kinerja 10
2.3. Metode Pelaksanaan 11
2.4. Tahap Analisis dan Evaluasi 12
2.5. Jenis dan Sumber Data 14
2.6. Metode dan Lokasi FGD 14
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 3.1 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA 15
Kemendesa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016
Tabel 3.2 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA 20
BNPP Tahun 2016
Tabel 3.3 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA 26
BNPB Tahun 2016
Tabel 3.4 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP 28
Sabang Tahun 2016
Tabel 3.5 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP 34
Batam Tahun 2016
1.1 Latar
Belakang
Evaluasi merupakan salah satu fungsi dalam mata
rantai proses perencanaan pembangunan sesuai dengan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN). Evaluasi
dilaksanakan untuk mengetahui implementasi pelaksanaan
program dan kegiatan sesuai dengan target yang telah
ditetapkan dalam perencanaan. Perencanaan dan
pembangunan kawasan merupakan upaya terencana untuk
merubah dan meningkatkan kuantitas dan kualitas
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang meliputi
kawasan khusus (KAPET, KEK & KPBPB), perbatasan, kawasan
rawan bencana dan daerah tertinggal.
Permasalahan yang dihadapi dalam proses
perencanaan adalah (1) masih lemahnya koordinasi
program/kegiatan antar sektor, antar daerah, antar pusat dan
daerah dan masih tinggi ego sektoral; (2) belum terpadunya
pemahaman para pemangku kepentingan terhadap
pembangunan kawasan khusus, rawan bencana dan daerah
tertinggal/perbatasan; (3) masih besarnya ketergantungan
pendanaan pembangunan kawasan dari pusat; (4) masih
terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
kegiatan ekonomi, dan (5) kurang dipatuhinya rencana
program/kegiatan prioritas nasional dalam implementasi oleh
stakeholder terkait.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan
program/kegiatan pembangunan yang lebih difokuskan pada
upaya-upaya strategis untuk mendukung percepatan
pembangunan di kawasan khusus (KAPET, KEK & KPBPB),
perbatasan, kawasan rawan bencana dan daerah tertinggal.
Kondisi tersebut pada umumnya terdapat pada daerah yang
secara geografis berada di daerah terpencil seperti daerah
perbatasan antar negara, pulau-pulau kecil, pedalaman, rawan
bencana alam dan bencana social.
Sebagaimana amanat Undang-Undang No. 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(UU-SPPN), Kementerian PPN/Bappenas setiap tahunnya
menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan setiap
1.2 Tujuan
Hasil dari evaluasi Kajian Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung
Pembangunan Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Tahun
2015 ini akan menjadi umpan balik dalam penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah tahun berikutnya. Selain itu, bahan
ini menjadi alternatif rekomendasi untuk meminimalisir
permasalahan dan perbaikan program pembangunan kawasan
pada masa yang akan datang.
Adapun tujuan dari kegiatan evaluasi kebijakan ini
adalah:
1. Mengidentifikasi konsistensi perencanaan pembangunan
yang terdapat dalam RKP dengan RKA-K/L mitra;
2. Mengevaluasi kualitas belanja Kementerian/Lembaga
mitra dalam mendukung pembangunan kawasan;
3. Menilai kualitas hasil perencanaan dengan pelaksanaan
program/kegiatan pembangunan Kementerian/
Lembaga mitra dalam mendukung pembangunan
kawasan di lapangan;
4. Merumuskan alternatif rekomendasi dan saran
perbaikan untuk penyusunan rencana program
pembangunan dan pengembangan kawasan sebagai
bahan masukan dalam penyusunan perencanaan RKP
tahun berikutnya.
1.5 Keluaran
(Output)
Hasil keluaran yang diharapkan (output) kegiatan
evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung pembangunan
kawasan adalah :
1.6 Manfaat
Sementara itu manfaat/benefit yang didapat dari hasil
evaluasi kebijakan penyusunan perencanaan dengan
pelaksanaan program pembangunan kawasan adalah :
1. Terlaksananya efisiensi dan efektivitas perencanaan
dan pelaksanaan program/kegiatan pembangunan/
pengembangan kawasan di lapangan oleh K/L mitra.
2. Terlaksananya sinkronisasi perencanaan pembangunan
yang terdapat dalam RKP dengan RKA-KL mitra
3. Meningkatnya kualitas kinerja perencanaan,
penganggaran dan pelaksanaan program/kegiatan
kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung
pembangunan kawasan, sebagai dasar untuk
penyempurnaan dan penyusunan rencana pelaksanaan
program pembangunan kawasan khusus dan daerah
tertinggal tahun berikutnya;
1.7 Metodologi
Terkait dengan maksud dan tujuan dari kegiatan
evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung pembangunan
Pemilihan Kriteria
Sangat Baik
Cukup
Penyusunan Penetapan
Indikator Parameter
Kurang
2.1 Konsep
Evaluasi Kebijakan Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan
memberi nilai secara obyektif atas pencapaian hasil-hasil
pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya dan
dilakukan secara sistematis dan obyektif dengan menggunakan
metode evaluasi yang relevan. Kegiatan evaluasi dilakukan baik
sebelum suatu program/kegiatan dilaksanakan, pada saat
berlangsungnya maupun setelah program/kegiatan selesai
dilaksanakan (ex-post evaluation). Pada pelaksanaan evaluasi ini
adalah ex-post evaluation yang merupakan hasil pelaksanaan
program tahun 2011 dan 2012.
Sebagaimana diketahui bahwa sistem anggaran yang
digunakan saat ini dari tahap peralihan dari anggaran berbasis
pada input, proses dan output menjadi menggunakan sistem
penganggaran berbasis kinerja, dimana pendekatan penyusunan
anggaran didasarkan atas perencanaan kinerja, yang terdiri atas
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan indikator
kinerja yang ingin dicapai oleh suatu entitas anggaran.
Sementara itu program merupakan instrumen kebijakan
yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah/lembaga atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk mencapai
sasaran, tujuan dan memperoleh alokasi anggaran untuk
pelaksanaannya. Disamping program juga akan dijelaskan
mengenai kerangka regulasi, anggaran masukan, keluaran, hasil,
manfaat dan dampak akibat dari hasil pelaksanaan suatu
kegiatan atau program pembangunan, disamping juga faktor
efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan dan sasaran yang
dicapai. Sedangkan kegiatan itu sendiri merupakan bagian dari
program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan
kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran perukur pada
suatu program dan terdiri atas sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya baik yang berupa personil,
(sumberdaya mausia), maupun yang berupa modal termasuk
2.2 Indikator
Kinerja Secara operasional, khususnya pada sector public, ada
beberapa indikator kinerja yang umum di gunakan. Indikator
kinerja tersebut adalah sebagai berikut :
a. Indikator masukan ( inputs ),yaitu indikator yang
menggambarkan segala sesuatu yang dibutuhkan,baik
berupa sumber dana, sumber daya alam, sumber daya
manusia, maupun yang berupa teknoligi dan informasi, agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan
keluaran.
b. Indikator proses (process), yaitu indikator yang
menggambarkan upaya yang dilakukan di dalam mengolah
masukan menjadi keluaran. Indikator ini umumnya
dikaitkan dengan keterlibat stakeholders, termasuk
penerima manfaat (beneficiaries); serta dikaitkan dengan
mekanisme pelaksanaannya, termasuk koordinasi dan
hubungan kerja antar unit organisasi.
c. Indikator keluaran ( outputs ), yaitu indikator yang
diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan,baik
berupa fisik maupun berupa organisasi.
d. Indikator hasil ( outcomes ),yaitu indikator yang
menunjukan telah dicapainya maksud dan tujuan dri
kegiatan-kegiatan yang telah selesai dilaksanakan atau
indikator yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan pada jangka menengah.
e. Indikator manfaat ( benefits ),yaitu indikator yang terkait
dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
f. Indikator dampak (impacts),yaitu indkator yang
mwnunjukkan pengaruh,baik positif maupun negatif,yang
ditimbulkan pada setiap pelaksanaan kebijakan/program/
kegiatan dan asumsi yang telah ditetapkan.
2.3 Metode
Pelaksanaan
Berdasarkan latar belakang, maksud, dan tujuan evaluasi
kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan K/L mitra kerja
Direktorat KKDT dalam mendukung pembangunan kawasan
khusus Tahun 2015 yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka
metode pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan metode
kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan tiga metode
pengumpulan data, yaitu: Desk study, Focus Group Discussions
(FGD), dan kuesioner atau panduan wawancara.
Desk study dilakukan pada tahap awal untuk mempelajari
data, informasi, dan dokumen terkait dengan evaluasi
pelaksanaan pembangunan bidang Kawasan Khusus dan Daerah
Tertinggal (KKDT). Desk study terdiri dari:
Review target dan alokasi Rencana Kerja Pemerintah
2.4 Tahap Analisis Data dan informasi, baik bersumber dari desk study, Focus
dan Evaluasi Group Discussions (FGD), dan kuesioner atau panduan
wawancara dianalisa secara deskriptif untuk mendapatkan hasil
evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan K/L
mitra kerja Direktorat KKDT dalam mendukung pembangunan
kawasan khusus Tahun 2015, yaitu meliputi: (1) Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi c.q Drektorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Drektorat Pengembangan
Daerah Tertentu; (2) Badan Nasional Pengelola Perbatasan; (3)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana; (4) BP Batam dan BP
Sabang.
Dalam menganalisis evaluasi hasil pembangunan bidang
pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal, kerangka
berpikir analisis yang digunakan adalah kerangka teoritikal
ROCCIPI (Rules, Opportunity, Capacity, Communication, Interest,
Procces dan Ideology) dengan perpaduan analisa SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities and threats). Kerangka
berpikir ROCCIPI digunakan untuk sebuah pemecahan masalah,
meliputi hal: (1) mengenali suatu permasalahan; (2) mencari
penyebab perilaku bermasalah; (3) menyusun solusi; (4)
pemantauan dalam pelaksanaan. Sementara SWOT
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Evaluasi
3
Metode ROCCIPI acapkali digunakan sebagai metode dalam kerangka penyusunan peraturan-perundangan.
Namun, dalam konteks ini ROCCIPI digunakan sebagai alat bantu (guidance) untuk mengidentifikasi permasalahan
dalam bidang kawasan khusus dan daerah tertinggal. Metode ROCCIPI dikombinasikan dengan SWOT untuk
merumuskan pemecahan masalah.
Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 13
Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
2.5 Jenis dan
Sumber Data
Data yang digunakan dalam pelaksanaan kajian evaluasi
ini mencakup data primer dan data sekunder. Adapun jenis data
yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:
Data primer: yaitu data atau informasi yang diperoleh dari
bahan Focus Group Discussions (FGD) di Pusat dan Daerah
maupun in-depth interview dengan beberapa stakeholders
terpilih. Data dan informasi didapatkan berupa informasi
yang mendalam, hasil wawancara, maupun jawaban
responden terhadap kuesioner (panduan wawancara).
Data sekunder: berasal dari berbagai dokumen atau
literatur terkait pelaksanaan pembangunan kawasan
khusus dan daerah tertinggal (KKDT) dari kajian terkait,
serta kesesuaian antara RKP Tahun 2016 dengan RKA KL
Mitra dalam mendukung pembangunan kawasan.
3.1 Evaluasi
Kesesuaian
RKP 2016 Setelah adanya Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2015
dengan tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
RKA K/L Transmigrasi, di tahun 2015 ini Direktorat hanya bermitra dengan 2
2016 (dua) Unit Kerja Eselon I (diluar Sekretaris Jenderal dan Inspektorat
Kemendesa
Jenderal), yaitu : Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
PDT dan
Transmigra dan Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, sehingga
si pada evaluasi kualitas pelaksanaan dan perencanaan tahun ini hanya
difokuskan pada unit kerja tersebut. Berikut hasil review dari
kesesuaian antara RKP 2016 dengan Renja dan RKA Kemendesa, PDT
dan Transmigrasi Tahun 2016:
Tabel 3.1
Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA Kemendesa, PDT dan Transmigrasi
Tahun 2016
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/ RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA
1 Sasaran Sasaran strategis Renja Sasaran strategis KL Sebagian sasaran KL
KL Dirjen PDT dan PDTu dalam RKP 2016 masih belum sesuai dengan
2016 belum sepenuhnya terdapat RKP 2016
sesuai dengan sasaran ketidaksesuaian
RKP 2016
2 Program 1. Program Percepatan 1. Program Percepatan Sesuai
Pembangunan Pembangunan
Daerah Tertinggal Daerah Tertinggal
2. Program 2. Program
Pengembangan Pengembangan
Daerah Tertentu Daerah Tertentu
3 Kegiatan Sudah sesuai dengan Sudah sesuai dengan Sesuai
kegiatan dalam RKP kegiatan dalam RKA K/L
2016 2016
4 Indikator Masih terdapat Sebagian besar sudah Sesuai
ketidaksesuaian antara mengakomodasi
Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 15
Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/ RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
Indikator dalam Renja perubahan indikator
dalam proses trilateral
meeting.
5 Target Terdapat penambahan Masih terdapat Adanya perubahan
dan ada pengurangan ketidaksesuaian (tidak target yang
target di beberapa sama dengan Dokumen dilakukan karena
indikator output Trilateral Meeting) perubahan alokasi
internal
6 Anggaran Anggaran per program Anggaran per program Sesuai, anggaran per
dan kegiatan telah dan kegiatan telah program dan
sesuai dengan RKP 2016 sesuai dengan Renja kegiatan telah sesuai
dan kesepakatan KPDT antara Renja K/L
Trilateral meeting dan RKP 2016
3.2 Evaluasi
Kesesuaian
RKP 2016 Dalam penilaian kesesuaian yang dilakukan dengan
dengan menyandingkan antara substansi – substansi yang terdapat dalam RKP
RKA K/L dan Renja yang dapat mencerminkan konsistensi antara perencanaan
2016 BNPP dengan pelaksanaan dilapangan yang akan dilakukan oleh mitra kerja
Direktorat KKDT. Hasil dari sandingan kesesuaian Renja dan RKA
BNPP dengan RKP 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BNPP
Tahun 2016
ASPEK
ANALISIS
No KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA
1 Sasaran Sasaran strategis Renja KL Sasaran Sesuai, seluruh
mitra kerja Dit. KKDT pembangunan daerah sasaran
dengan sasaran RKP 2016 tertingggal pada tahun pembangunan
Bidang Pembangunan 2016 adalah sebagai dalam Renja BNPP
Kawasan Perbatasan berikut: disesuaikan dengan
Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 20
Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
No KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
(BNPP) sudah sejalan. 1. Berkembangny yang tertera dalam
a Pusat Kegiatan RKP 2016 buku I,
Strategis Nasional sehingga kesesuai
(PKSN) sebagai Renja K/L dengan
pusat RKP 2016 sebesar
pertumbuhan 100%
ekonomi kawasan
perbatasan negara
yang dapat
mendorong
pengembangan
kawasan di
sekitarnya.
2. Terwujudnya
Pusat Kegiatan
Strategis Nasional
(PKSN) di kawasan
perbatasan negara
sebagai simpul
utama tranportasi
yang
menghubungkan
wilayah sekitarnya
dan negara
tetangga.
3. Terwujudnya
Pusat Kegiatan
Strategis Nasional
(PKSN) di kawasan
perbatasan negara
sebagai pintu
gerbang
internasional.
4. Terwujudnya
Pusat Kegiatan
Strategis Nasional
(PKSN) di kawasan
perbatasan negara
sebagai pos
pemeriksaan lintas
batas negara
tetangga.
4 Indikator Indikator dalam Renja K/L Sesuai. Indikator pada Sesuai. Indikator
telah disesuaikan dengan Renja telah pada Renja telah
RKP 2016 mengakomodir mengacu/mengako
indikator RKP 2016 modir indikator
RKP 2016
5 Target Target yang tercantum pada Masih terdapat Sesuai, akan tetapi
RKP 2016 sebagian besar ketidaksesuaian (tidak masih terdapat
telah diakomodir pada sama dengan Dokumen beberapa kegiatan
Renja Trilateral) yang targetnya
mengalami
pergeseran
6 Anggaran Terdapat pergeseran Anggaran telah sesuai Sesuai. Sebagian
alokasi anggaran antar pagu indikatif dari besar telah sama.
program dan kegiatan BNPP Kementerian Namun, terdapat
Keuangan, pergeseran antar
program/kegiatan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dari hasil penelaahan RKA KL BNPP adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3
Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BNPB
Tahun 2016
ASPEK
NO KESESUAIAN RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS KESESUAIAN
MUATAN
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA
1 Sasaran Sasaran strategis Sasaran yang terdapat dalam
Renja KL mitra Sasaran Renja KL telah Renja KL merupakan
kerja Dit. KKDT terakomodir dalam sasaran penjabaran dari sasaran
dengan sasaran RKP. dalam RKP.
RKP 2016 Bidang
Penanggulangan
Bencana secara
umum sudah
sesuai.
3.4 Evaluasi
Kesesuaian
RKP 2016 Sama halnya dengan mitra kerja Direktorat KKDT yang lain, dalam
dengan penilaian kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan Renja dan RKA BP
RKA K/L Sabang juga dilakukan dengan menyandingkan antara substansi –
2016 BP substansi yang terdapat dalam RKP dan Renja yang dapat
Sabang
mencerminkan konsistensi antara perencanaan dengan pelaksanaan
dilapangan yang akan dilakukan oleh mitra kerja Direktorat KKDT.
Hasil dari sandingan kesesuaian Renja dan RKA BP Sabang dengan
RKP 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP Sabang
Tahun 2016
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA
1 Sasaran 1. Terwujudnya 1. Meningkatnya Sasaran dalam
Pelabuhan Sabang yang kapasitas bongkar Renja BP Sabang
Mampu Mendukung muat pelabuhan 2016 telah
Perdagangan Bebas Secara bebas. mengakomodir 3
Teknis Mampu Melayani 2. Terwujudnya dari keseluruhan 6
Kapal dengan Kapasitas KPBPB sebagai sasaran sasaran
10.000-14.000 Teus yang pusat kegiatan yang terdapat
Berlayar Melalui Samudra industri manufaktur, dalam dokumen
Hindia Dengan Unggulan pariwisata dan RKP 2016.
Penyediaan Kebutuhan perdagangan. Kesesuaian antara
Air, Listrik, Logistik, dan 3. Terwujudnya Renja BP Sabang
Fasilitas Perbaikan Kapal. iklim investasi yang 2016 dengan RKP
2. Meningkatnya kondusif di KPBPB 2016 sebesar 50%.
3.5 Evaluasi
Kesesuaian
RKP 2016 BP Batam merupakan otorita pengusahaan yang sudah settle dalam
dengan menjalankan tugas dan fungsinya. Mengingat peran vital yang diemban
RKA K/L oleh BP Batam yaitu berhadapan langsung dengan Negara tetanga
2016 BP menjadikan konsistensi dan eksistensi BP Batam harus baik. Dari
Batam
sandingan kesesuaian Renja dan RKA BP Batam dengan RKP 2016
masih ada beberapa yang perlu perbaikan dan konsisten, diantarnya
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP Batam
Tahun 2016
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIA RENJA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
N MUATAN
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA
1 Sasaran 1. Terwujudnya 1. Meningkatnya Sasaran dalam Renja
kapasitas pelabuhan kapasitas bongkar muat BP Batam 2016 telah
bongkar muat pelabuhan bebas. mengakomodir 5 dari
kontainer yang 2. Terwujudnya keseluruhan 6
berstandar KPBPB sebagai pusat sasaran sasaran yang
internasional. kegiatan industri terdapat dalam
2. Terwujudnya manufaktur, pariwisata dokumen RKP 2016.
Bandar Udara yang dan perdagangan. Kesesuaian antara
mampu melayani lalu 3. Terwujudnya iklim Renja BP Batam 2016
2 Program Program Pengelolaan dan Program Pengelolaan dan Sudah sesuai antara
Penyelenggaraan Penyelenggaraan Kawasan rencana program
Kawasan PBPB-Batam. PBPB-Batam. yang tercantum
dalam dokumen RKP
2016 dengan Renja
BP Batam 2016
2 Program Program Pengelolaan dan Program Pengelolaan dan Sudah sesuai antara
4.2 Rekomendasi Dari hasil evaluasi ini ada beberapa yang harus
ditindaklanjuti oleh Bappenas dalam upaya perbaikan kualitas
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan KL, diantaranya:
Blair, N. Et al. 2007. Delivering Cross-border Spatial Planning. Proposal for The Island of
Ireland. TPR 78 (4).
Evams, P. 1995. Embedded Autonomy: States and Industrial Transformation. Princeton
University Press. Princeton.
Dunn, William N, 1994. ”Public Policy Analysis : An Introduction”. Prentice Hall, New
Jersey.
Goodal, K. & J. Robert. 2003. Repairing Managerial Knowledge Ability Over Distance.
Organization Studies vol 24 (1153-1175).
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 2011. “ Buku
Panduan Konsinyering Evaluasi Kinerja pembangunan daerah di 33 Provinsi th
2011”.Bappenas. Jakarta
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, 2009. “Peraturan
Menteri Nomor 04/M.PPN/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kegiatan dan
Anggaran di Lingkungan Kementerian PPN/Bappenas, Bappenas, Jakarta.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019
Peraturan Presiden Nomor 60 tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2016,
Tahun 2015.
Sugiyono, 2004. ”Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, CV. Bandung