Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN AKHIR

EVALUASI KUALITAS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN


KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA MITRA DALAM
MENDUKUNG PEMBANGUNAN KAWASAN KHUSUS
TAHUN 2015

DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL


KATA PENGANTAR

Laporan Akhir Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan


Kementrian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasann
(Strategis, Rawan Bencana, Perbatasan dan Daerah Tertinggal) disusun dalam
rangka memenuhi pertanggungjawaban atas pelaksanaan Program/Kegiatan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan, sesuai dengan Peraturan Menteri
Negara PPN/Kepala Bappenas No. 04/M.PPN/2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kantor Kementerian
PPN/Bappenas.
Adanya Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan
Kementrian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan
(Strategis, Rawan Bencana, Perbatasan dan Daerah Tertinggal) ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi konsistensi perencanaan, mengevaluasi
kualitas belanja lembaga mitra, dan melihat kualitas hasil-hasil yang telah
dicapai dalam penerapan proses perencanaan, koordinasi dan pelaksanaan
program di lapangan khususnya dibeberapa lokasi sebagai studi kasus serta
melihat permasalahan dan kendala apa saja yang dihadapi. Kemudian akan
dirumuskan alternatif rekomendasi dan saran perbaikan untuk penyusunan
rencana program pembangunan dan pengembangan kawasan pada tahun
yang akan datang.
Laporan Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan
Kementrian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasann
(Strategis, Rawan Bencana, Perbatasan dan Daerah Tertinggal) tahun 2014 ini
masih belum sempurna, oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritiknya sebagai langkah penyempurnaan dalam pelaksanaan pemantauan
perencanaan dan program/kegiatan pembangunan daerah tertinggal dan
perbatasan pada tahun berikutnya.

Jakarta, Desember 2015


Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Bappenas

Ir. R. Aryawan Soetiarso Poetro, MSi

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga i


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iii
Daftar Gambar iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 3
1.3. Sasaran 4
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan 4
1.5. Keluaran (Output) 5
1.6. Manfaat 6
1.7. Metodologi 6
1.8. Sistematika Penulisan 8

BAB II METODOLOGI
2.1. Konsep Evaluasi Kebijakan 9
2.2. Indikator Kinerja 10
2.3. Metode Pelaksanaan 11
2.4. Tahap Analisis dan Evaluasi 12
2.5. Jenis dan Sumber Data 14
2.6. Metode dan Lokasi FGD 14

BAB III EVALUASI KUALITAS PERENCANAAN DAN


PELAKSANAAN KEGIATAN MITRA DALAM MENDUKUNG
PEMBANGUNAN KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH
TERTINGGAL
3.1. Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 15
Kemendesa PDT dan Transmigrasi
3.2. Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 20
BNPP
3.3. Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 26
BNPB
3.4. Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 28
BP Sabang
3.5. Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 34
BP Batam

BAB IV PENUTUP: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


4.1. Kesimpulan 38
4.2. Rekomendasi 39

DAFTAR PUSTAKA

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga ii


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA 15
Kemendesa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016
Tabel 3.2 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA 20
BNPP Tahun 2016
Tabel 3.3 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA 26
BNPB Tahun 2016
Tabel 3.4 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP 28
Sabang Tahun 2016
Tabel 3.5 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP 34
Batam Tahun 2016

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga iii


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Metode Evaluasi 7


Gambar 2.1 Kerangka Pikir Evaluasi 13

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga iv


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar
Belakang
Evaluasi merupakan salah satu fungsi dalam mata
rantai proses perencanaan pembangunan sesuai dengan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN). Evaluasi
dilaksanakan untuk mengetahui implementasi pelaksanaan
program dan kegiatan sesuai dengan target yang telah
ditetapkan dalam perencanaan. Perencanaan dan
pembangunan kawasan merupakan upaya terencana untuk
merubah dan meningkatkan kuantitas dan kualitas
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang meliputi
kawasan khusus (KAPET, KEK & KPBPB), perbatasan, kawasan
rawan bencana dan daerah tertinggal.
Permasalahan yang dihadapi dalam proses
perencanaan adalah (1) masih lemahnya koordinasi
program/kegiatan antar sektor, antar daerah, antar pusat dan
daerah dan masih tinggi ego sektoral; (2) belum terpadunya
pemahaman para pemangku kepentingan terhadap
pembangunan kawasan khusus, rawan bencana dan daerah
tertinggal/perbatasan; (3) masih besarnya ketergantungan
pendanaan pembangunan kawasan dari pusat; (4) masih
terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
kegiatan ekonomi, dan (5) kurang dipatuhinya rencana
program/kegiatan prioritas nasional dalam implementasi oleh
stakeholder terkait.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan
program/kegiatan pembangunan yang lebih difokuskan pada
upaya-upaya strategis untuk mendukung percepatan
pembangunan di kawasan khusus (KAPET, KEK & KPBPB),
perbatasan, kawasan rawan bencana dan daerah tertinggal.
Kondisi tersebut pada umumnya terdapat pada daerah yang
secara geografis berada di daerah terpencil seperti daerah
perbatasan antar negara, pulau-pulau kecil, pedalaman, rawan
bencana alam dan bencana social.
Sebagaimana amanat Undang-Undang No. 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(UU-SPPN), Kementerian PPN/Bappenas setiap tahunnya
menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan setiap

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 1


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
Kementerian/Lembaga menyusun Rencana Kerja-K/L (Renja
K/L) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang mengacu
kepada RKP yang telah ditetapkan. Adapun Rencana Kerja
Aanggaran-KL (RKA K/L) merupakan dokumen perencanaan
dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu
Kementerian/Lembaga sebagai penjabaran dari RKP dan
Renja K/L serta anggaran yang diperlukan untuk
melaksanakannya. Untuk meningkatkan kesesuaian
perencanaan dan penganggaran maka diperlukan suatu
sinkronisasi antara RKP 2015, Renja K/L 2015, dan RKA K/L
2015.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun
2006 maka Kementerian PPN/Bappenas melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan Renja K/L dan RKP untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan suatu program/kegiatan
berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum
dalam Renstra KL dan RPJMN. Kemudian untuk menjaga
kesesuaian dengan penganggaran dilakukan penelaahan
terhadap RKA K/L.
Berdasarkan hasil penelaahan RKA K/L mitra kerja,
ditemukan adanya inkonsistensi antara dokumen perencanaan
yang terdapat di RKP dan Renja K/L dengan RKA K/L.
Penyusunan RKA-K/L masih banyak yang belum mengacu
pada RKP dan Renja, hal ini tercermin dari indikator output
yang berbeda antara RKA-K/L dengan RKP dan Renja, serta
output/suboutput/komponen/sub komponen dll pada RKA-
K/L yang belum mendukung pencapaian indikator output.
Kementerian/lembaga mitra, khususnya yang bersifat
koordinatif, memiliki peran yang sangat besar dalam
mendorong pembangunan di kawasan khusus (KAPET, KEK &
KPBPB), perbatasan, kawasan rawan bencana dan daerah
tertinggal. Hal ini diwujudkan melalui penyusunan kebijakan
pembangunan yang bersifat operasional sebagai turunan dari
kebijakan pembangunan nasional yang tertuang dalam RKP
yang bersifat makro. Kebijakan yang bersifat operasional
tersebut kemudian diwujudkan dalam RKA K/L mitra kerja
dan rencana aksi pembangunan Kawasan yang menjadi
instrument koordinasi terhadap seluruh stakeholder terkait
lainnya.
Dalam rangka melihat kembali keberhasilan dan
efektivitas penyusunan perencanaan dan perumusan serta
implementasi program/ kegiatan pembangunan kawasan
tahun sebelumnya, diperlukan adanya kegiatan evaluasi
kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/
Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 2
Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
lembaga mitra agar dapat secara langsung dan tidak langsung
mendukung percepatan pembangunan di kawasan khusus
(KAPET, KEK & KPBPB), perbatasan, kawasan rawan bencana
dan daerah tertinggal
Hasil dari evaluasi kualitas perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan kementerian/ lembaga mitra dalam
mendukung pembangunan Kawasan ini akan menjadi umpan
balik dalam penyusunan rencana pembangunan tahun
berikutnya dan akan menghasilkan rekomendasi untuk
meminimalisir permasalahan dan perbaikan program
pembangunan kawasan pada masa yang akan datang.

1.2 Tujuan
Hasil dari evaluasi Kajian Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung
Pembangunan Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Tahun
2015 ini akan menjadi umpan balik dalam penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah tahun berikutnya. Selain itu, bahan
ini menjadi alternatif rekomendasi untuk meminimalisir
permasalahan dan perbaikan program pembangunan kawasan
pada masa yang akan datang.
Adapun tujuan dari kegiatan evaluasi kebijakan ini
adalah:
1. Mengidentifikasi konsistensi perencanaan pembangunan
yang terdapat dalam RKP dengan RKA-K/L mitra;
2. Mengevaluasi kualitas belanja Kementerian/Lembaga
mitra dalam mendukung pembangunan kawasan;
3. Menilai kualitas hasil perencanaan dengan pelaksanaan
program/kegiatan pembangunan Kementerian/
Lembaga mitra dalam mendukung pembangunan
kawasan di lapangan;
4. Merumuskan alternatif rekomendasi dan saran
perbaikan untuk penyusunan rencana program
pembangunan dan pengembangan kawasan sebagai
bahan masukan dalam penyusunan perencanaan RKP
tahun berikutnya.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 3


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
1.3 Sasaran
Berdasarkan tujuan seperti disebut di atas, maka
sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya rekomendasi
hasil evaluasi kebijakan perencanaan dan pelaksanaan
program pembangunan kawasan terhadap pencapaian tujuan
pembangunan nasional, sebagai bahan masukan untuk
perbaikan dalam penyusunan RKP tahun berikutnya, Renja
K/L dan RKA-KL tahun 2016.
1.4 Ruang
Lingkup
Kegiatan
Kegiatan evaluasi ini mencakup:
1. Identifikasi dan inventarisasi hasil evaluasi kualitas kinerja
perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan
kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung
pembangunan kawasan
2. Menentukan tingkat permasalahan dan kendala dalam
evaluasi kualitas kinerja perencanaan dan pelaksanaan
program/kegiatan kementerian/ lembaga mitra dalam
mendukung pembangunan kawasan
3. Mengadakan konsinyering yang membahas evaluasi
kualitas kinerja perencanaan dan pelaksanaan
program/kegiatan kementerian/ lembaga mitra dalam
mendukung pembangunan Kawasan khususnya pada
kegitan yang diidentifikasi memiliki multiplier effect besar
dalam mendukung pembangunan kawasan, dan juga untuk
mendiskusikan hasil analisis terhadap sinkronisasi
perencanaan pembangunan yang terdapat dalam RKP
dengan RKA-KL mitra kerja. Yang akan menjadi
Narasumber yang dalam rapat koordinasi adalah Kepala
Biro Perencanaan Kementerian/Lembaga Mitra Kerja serta
Direktur Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja
Pembangunan, Bappenas.
4. Dalam rangka mendapatkan masukan terhadap
penyempurnaan kegiatan, akan dilakukan kunjungan
insidentil oleh Kepala Sub Direktorat (Golongan IV)
disertai staf terkait (Golongan III) pada beberapa lokasi
antara lain:

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 4


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
o Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Kendari dan
Kabupaten Konawe dalam rangka melakukan
koordinasi pelaksanaan Kawasan Strategis Nasional
(KSN). Instansi yang akan dituju adalah Bappeda
Provinsi Sulawesi Tenggara, BP KAPET, dan SKPD
yang terkait dengan pengembangan perikanan dan
potensi daerah lainnya.
o Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Mentawai,
dalam rangka melakukan evaluasi penanganan
rehabilitasi dan rekonstruktsi pasca bencana alam.
Instansi yang akan dituju adalah BPBD Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta SKPD yang terkait dengan
penganganan Kawasan rawan bencana.
o Provinsi Maluku Barat Daya, Kalimantan Barat
dalam rangka melakukan evaluasi pembangunan
kawasan perbatasan dan daerah tertinggal. Instansi
yang akan dituju adalah Bappeda
Provinsi/Kabupaten dan SKPD yang terkait dengan
pembangunan daerah tertinggal, perbatasan.

1.5 Keluaran
(Output)
Hasil keluaran yang diharapkan (output) kegiatan
evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung pembangunan
kawasan adalah :

Teridentifikasinya fakta secara sistematis sebagai bahan


penyusunan laporan yang berguna bagi perbaikan penyusunan
rencana strategi dan kebijakan program/kegiatan
pembangunan nasional dimasa yang akan datang. Secara
lengkap output yang diharapkan dari hasil kegiatan evaluasi
ini adalah :

1. Teridentifikasikannya sinkronisasi RKP, Renja dan RKA


KL mitra dalam mendukung pembangunan kawasan;

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 5


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
2. Terindetifikasinya permasalahan dan kendala yang
dihadapi dalam sinkronisasi RKP, Renja dan RKA KL
mitra dalam mendukung pembangunan kawasan;
3. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi dalam sinkronisasi
RKP, Renja dan RKA KL mitra dalam mendukung
pembangunan kawasan;
4. Meningkatnya pelaksanaan program yang sesuai dengan
RKP baik secara kualitas maupun kuantitas;
5. Meningkatkan kualitas dan kinerja perencanaan,
penganggaran dan pelaksanaan program/kegiatan
kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung
pembangunan kawasan.

1.6 Manfaat
Sementara itu manfaat/benefit yang didapat dari hasil
evaluasi kebijakan penyusunan perencanaan dengan
pelaksanaan program pembangunan kawasan adalah :
1. Terlaksananya efisiensi dan efektivitas perencanaan
dan pelaksanaan program/kegiatan pembangunan/
pengembangan kawasan di lapangan oleh K/L mitra.
2. Terlaksananya sinkronisasi perencanaan pembangunan
yang terdapat dalam RKP dengan RKA-KL mitra
3. Meningkatnya kualitas kinerja perencanaan,
penganggaran dan pelaksanaan program/kegiatan
kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung
pembangunan kawasan, sebagai dasar untuk
penyempurnaan dan penyusunan rencana pelaksanaan
program pembangunan kawasan khusus dan daerah
tertinggal tahun berikutnya;
1.7 Metodologi
Terkait dengan maksud dan tujuan dari kegiatan
evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung pembangunan

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 6


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
Kawasan, maka metode yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan evaluasi ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemilihan kriteria
Pemilihan kriteria bertujuan untuk menetapkan kriteria
yang akan digunakan untuk melakukan penilaian kinerja
pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal.
Kriteria yang dipilih diharapkan sesuai dengan tujuan dari
evaluasi kebijakan perencanaan.
2. Penetapan Kriteria
Berdasarkan pilihan kriteria yang ada, ditetapkan setidak-
tidaknya satu kriteria yang dianggap tepat dan sesuai
dengan tujuan dari evaluasi kebijakan perencanaan ini.
Agar evaluasi tidak menjadi terlalu rumit, maka jumlah
kriteria yang akan digunakan adalah sebanyak-banyaknya
tiga (3) kriteria.
3. Penyusunan Indikator
Berdasarkan kriteria yang terpilih, maka ditetapkan
indikator untuk setiap kriteria. Jumlah indikator yang
dipilih untuk setiap kriteria minimal satu indikator dan
maksimal tiga (3) indikator.
4. Penetapan Parameter
Untuk setiap indikator yang terpilih ditentukan parameter
yang manjadi tolok ukur penilaian. Untuk mempermudah
penilaian maka hasil evaluasi akan dikelompokkan
kedalam empat kelompok (quartil) yaitu sangat baik, baik,
cukup dan kurang.

Gambar 1.1 Metode Evaluasi

Pemilihan Kriteria
Sangat Baik

Penetapan Kriteria Baik

Cukup
Penyusunan Penetapan
Indikator Parameter
Kurang

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 7


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
1.8 Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan laporan evaluasi ini terdiri dari 4
(empat) bab, yang meliputi:
 Bab I Pendahuluan
 Bab II Metodologi
 Bab III Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan
Kegiatan Mitra dalam Mendukung
Pembangunan Kawasan Khusus dan Daerah
Tertinggal
 Bab IV Penutup: Kesimpulan dan Rekomendasi

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 8


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
BAB 2
METODOLOGI

2.1 Konsep
Evaluasi Kebijakan Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan
memberi nilai secara obyektif atas pencapaian hasil-hasil
pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya dan
dilakukan secara sistematis dan obyektif dengan menggunakan
metode evaluasi yang relevan. Kegiatan evaluasi dilakukan baik
sebelum suatu program/kegiatan dilaksanakan, pada saat
berlangsungnya maupun setelah program/kegiatan selesai
dilaksanakan (ex-post evaluation). Pada pelaksanaan evaluasi ini
adalah ex-post evaluation yang merupakan hasil pelaksanaan
program tahun 2011 dan 2012.
Sebagaimana diketahui bahwa sistem anggaran yang
digunakan saat ini dari tahap peralihan dari anggaran berbasis
pada input, proses dan output menjadi menggunakan sistem
penganggaran berbasis kinerja, dimana pendekatan penyusunan
anggaran didasarkan atas perencanaan kinerja, yang terdiri atas
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan indikator
kinerja yang ingin dicapai oleh suatu entitas anggaran.
Sementara itu program merupakan instrumen kebijakan
yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah/lembaga atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk mencapai
sasaran, tujuan dan memperoleh alokasi anggaran untuk
pelaksanaannya. Disamping program juga akan dijelaskan
mengenai kerangka regulasi, anggaran masukan, keluaran, hasil,
manfaat dan dampak akibat dari hasil pelaksanaan suatu
kegiatan atau program pembangunan, disamping juga faktor
efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan dan sasaran yang
dicapai. Sedangkan kegiatan itu sendiri merupakan bagian dari
program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan
kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran perukur pada
suatu program dan terdiri atas sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya baik yang berupa personil,
(sumberdaya mausia), maupun yang berupa modal termasuk

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 9


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
eralatan dan teknologi yang diperlukan, dan atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut sebagai
masukan untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk
barang/jasa, dengan berpegang pada prinsip efektivitas dan
efisiensi.

2.2 Indikator
Kinerja Secara operasional, khususnya pada sector public, ada
beberapa indikator kinerja yang umum di gunakan. Indikator
kinerja tersebut adalah sebagai berikut :
a. Indikator masukan ( inputs ),yaitu indikator yang
menggambarkan segala sesuatu yang dibutuhkan,baik
berupa sumber dana, sumber daya alam, sumber daya
manusia, maupun yang berupa teknoligi dan informasi, agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan
keluaran.
b. Indikator proses (process), yaitu indikator yang
menggambarkan upaya yang dilakukan di dalam mengolah
masukan menjadi keluaran. Indikator ini umumnya
dikaitkan dengan keterlibat stakeholders, termasuk
penerima manfaat (beneficiaries); serta dikaitkan dengan
mekanisme pelaksanaannya, termasuk koordinasi dan
hubungan kerja antar unit organisasi.
c. Indikator keluaran ( outputs ), yaitu indikator yang
diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan,baik
berupa fisik maupun berupa organisasi.
d. Indikator hasil ( outcomes ),yaitu indikator yang
menunjukan telah dicapainya maksud dan tujuan dri
kegiatan-kegiatan yang telah selesai dilaksanakan atau
indikator yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan pada jangka menengah.
e. Indikator manfaat ( benefits ),yaitu indikator yang terkait
dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
f. Indikator dampak (impacts),yaitu indkator yang
mwnunjukkan pengaruh,baik positif maupun negatif,yang
ditimbulkan pada setiap pelaksanaan kebijakan/program/
kegiatan dan asumsi yang telah ditetapkan.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 10


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
Persyaratan Indikator kinerja, Indikator yang baik harus
memenuhi berbagai syarat, persyaratan yang umum digunakan
adalah SMART (Speecific, Measurable, Attributabel, Relevant, dan
Timely), yaitu :
 Specific ( spesifik dan jelas ). Indikator kinerja yang disusun
harus jelas agar tidak ada kemungkinan kesalahan
interpretasi.
 Measureable ( dapat diukur secara objektif).Indikator kinerja
yang disusun harus menggambarkan sesuatu yang jelas
ukurannya. Kejelasan ukuran tersebut akan menunjukan
tempat dan cara untuk mendapatkan data pencapaian
indikator tersebut.
 Attributabel (bermakna).indikator kinerja yang ditetapkan
harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan
keputusan.
 Relevant (sesuai).indikatorkinerja harus sesuai dengan ruang
lingkup program/kegiatan dan dapat menggambarkan
hubungan sebab-akibat antar indikator.
 Timely (tepat waktu) Indikator kinerja yang disusun harus
didukung oleh ketersediaan data yang dapat diperoleh pada
waktu yang tepat dan akurat,sehingga dapat digunkan
sebagai bahan pengambilan keputusan pada saat yang
dibutuhkan.

2.3 Metode
Pelaksanaan
Berdasarkan latar belakang, maksud, dan tujuan evaluasi
kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan K/L mitra kerja
Direktorat KKDT dalam mendukung pembangunan kawasan
khusus Tahun 2015 yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka
metode pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan metode
kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan tiga metode
pengumpulan data, yaitu: Desk study, Focus Group Discussions
(FGD), dan kuesioner atau panduan wawancara.
Desk study dilakukan pada tahap awal untuk mempelajari
data, informasi, dan dokumen terkait dengan evaluasi
pelaksanaan pembangunan bidang Kawasan Khusus dan Daerah
Tertinggal (KKDT). Desk study terdiri dari:
 Review target dan alokasi Rencana Kerja Pemerintah

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 11


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
Tahun 2016 khusus untuk Mitra Kerja Direktorat KKDT.
 Review RKA K/L Tahun 2016 melalui laporan Midterm
laporan hasil penelaahan yang telah dilakukan oleh
Bappenas dengan Kemenkeu Tahun 2015.

Sementara Focus Group Discussion (FGD) dilakukan pada


tahap awal maupun akhir dengan berbagai pihak (Instansi Pusat,
Daerah, serta ahli dalam bidang pembangunan Kawasan Khusus
dan Daerah Tertinggal). Tujuan FGD adalah untuk mengetahui
hasil pelaksanaan pembangunan kawasan khusus dan daerah
tertinggal pada Tahun 2015. Instrumen kuesioner ataupun
panduan wawancara digunakan untuk mengidentifikasi kendala
pelaksanaan pembangunan sektoral dan daerah di dalam
pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal, serta
mendapatkan masukan rekomendasi bentuk affirmative dalam
pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal pada masa
yang akan datang.

2.4 Tahap Analisis Data dan informasi, baik bersumber dari desk study, Focus
dan Evaluasi Group Discussions (FGD), dan kuesioner atau panduan
wawancara dianalisa secara deskriptif untuk mendapatkan hasil
evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan K/L
mitra kerja Direktorat KKDT dalam mendukung pembangunan
kawasan khusus Tahun 2015, yaitu meliputi: (1) Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi c.q Drektorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Drektorat Pengembangan
Daerah Tertentu; (2) Badan Nasional Pengelola Perbatasan; (3)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana; (4) BP Batam dan BP
Sabang.
Dalam menganalisis evaluasi hasil pembangunan bidang
pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal, kerangka
berpikir analisis yang digunakan adalah kerangka teoritikal
ROCCIPI (Rules, Opportunity, Capacity, Communication, Interest,
Procces dan Ideology) dengan perpaduan analisa SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities and threats). Kerangka
berpikir ROCCIPI digunakan untuk sebuah pemecahan masalah,
meliputi hal: (1) mengenali suatu permasalahan; (2) mencari
penyebab perilaku bermasalah; (3) menyusun solusi; (4)
pemantauan dalam pelaksanaan. Sementara SWOT

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 12


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
dititikberatkan pada peluang (opportunities) and tantangan
(threats), untuk melihat peluang dan tantangan atas solusi dan
permasalahan yang ada. 3
Dengan kerangka berpikir analisa tersebut, beberapa hal
yang hendak dituju antara lain yaitu: (1) Teridentifikasinya
sinkronisasi substansi kebijakan perencanaan bidang kawasan
khusus dan daerah tertinggal; (2) Hasil evaluasi kinerja
pelaksanaan program bidang pembangunan kawasan khusus
dan daerah tertinggal; serta (3) rekomendasi bentuk-bentuk
affirmative action terhadap pembagunan kawasan khusus dan
daerah tertinggal.
Secara ringkas, diagram dibawah ini menggambarkan
tahapan kerangka fikir dalam melakukan evaluasi kualitas
perencanaan mitra kerja Direktorat KKDT dalam mendukung
suatu program pembangunan kawasan khusus dan daerah
tertinggal:

Gambar 2.1
Kerangka Pikir Evaluasi

Sumber: Analisa Tim Evaluasi Kebijakan (2014)

3
Metode ROCCIPI acapkali digunakan sebagai metode dalam kerangka penyusunan peraturan-perundangan.
Namun, dalam konteks ini ROCCIPI digunakan sebagai alat bantu (guidance) untuk mengidentifikasi permasalahan
dalam bidang kawasan khusus dan daerah tertinggal. Metode ROCCIPI dikombinasikan dengan SWOT untuk
merumuskan pemecahan masalah.
Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 13
Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
2.5 Jenis dan
Sumber Data
Data yang digunakan dalam pelaksanaan kajian evaluasi
ini mencakup data primer dan data sekunder. Adapun jenis data
yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:
 Data primer: yaitu data atau informasi yang diperoleh dari
bahan Focus Group Discussions (FGD) di Pusat dan Daerah
maupun in-depth interview dengan beberapa stakeholders
terpilih. Data dan informasi didapatkan berupa informasi
yang mendalam, hasil wawancara, maupun jawaban
responden terhadap kuesioner (panduan wawancara).
 Data sekunder: berasal dari berbagai dokumen atau
literatur terkait pelaksanaan pembangunan kawasan
khusus dan daerah tertinggal (KKDT) dari kajian terkait,
serta kesesuaian antara RKP Tahun 2016 dengan RKA KL
Mitra dalam mendukung pembangunan kawasan.

2.6 Metode dan Proses pengumpulan data primer dimulai dengan


Lokasi FGD melakukan proses pemilihan lokasi sampel yang akan
dikunjungi untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD), dan
wawancara mendalam (in-depth interview). Lokasi sampel yang
akan ditetapkan berdasarkan kriteria, sebagai berikut:
 Merupakan daerah yang termasuk 122 Daerah tertinggal
periode RPJMN 2015-2019.
 Merupakan kawasan perbatasan, yaitu daerah yang
berbatasan dengan negara lain.
 Merupakan daerah rawan bencana, yaitu memiliki indeks
risiko bencana tinggi berdasarkan data IRBI tahun 2013.
 Merupakan bagian dari kawasan strategis ekonomi
(KAPET atau KEK) maupun wilayah hinterlandnya.
Berdasarkan kategori tersebut, maka lokasi sampel yang
akan dipilih sebagai lokasi penelitian terdiri dari 2 (dua)
kabupaten dan 1 (satu) provinsi. Adapun lokasi Focus Group
Discussion (FGD), terpilih adalah:
1) Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I Jogjakarta,
2) Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, dan
3) Provinsi Maluku Utara.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 14


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
BAB 3
EVALUASI RKP 2016 MITRA KERJA DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS
DAN DAERAH TERTINGGAL

3.1 Evaluasi
Kesesuaian
RKP 2016 Setelah adanya Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2015
dengan tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
RKA K/L Transmigrasi, di tahun 2015 ini Direktorat hanya bermitra dengan 2
2016 (dua) Unit Kerja Eselon I (diluar Sekretaris Jenderal dan Inspektorat
Kemendesa
Jenderal), yaitu : Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
PDT dan
Transmigra dan Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, sehingga
si pada evaluasi kualitas pelaksanaan dan perencanaan tahun ini hanya
difokuskan pada unit kerja tersebut. Berikut hasil review dari
kesesuaian antara RKP 2016 dengan Renja dan RKA Kemendesa, PDT
dan Transmigrasi Tahun 2016:

Tabel 3.1
Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA Kemendesa, PDT dan Transmigrasi
Tahun 2016
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/ RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA
1 Sasaran Sasaran strategis Renja Sasaran strategis KL Sebagian sasaran KL
KL Dirjen PDT dan PDTu dalam RKP 2016 masih belum sesuai dengan
2016 belum sepenuhnya terdapat RKP 2016
sesuai dengan sasaran ketidaksesuaian
RKP 2016
2 Program 1. Program Percepatan 1. Program Percepatan Sesuai
Pembangunan Pembangunan
Daerah Tertinggal Daerah Tertinggal
2. Program 2. Program
Pengembangan Pengembangan
Daerah Tertentu Daerah Tertentu
3 Kegiatan Sudah sesuai dengan Sudah sesuai dengan Sesuai
kegiatan dalam RKP kegiatan dalam RKA K/L
2016 2016
4 Indikator Masih terdapat Sebagian besar sudah Sesuai
ketidaksesuaian antara mengakomodasi
Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 15
Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/ RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
Indikator dalam Renja perubahan indikator
dalam proses trilateral
meeting.
5 Target Terdapat penambahan Masih terdapat Adanya perubahan
dan ada pengurangan ketidaksesuaian (tidak target yang
target di beberapa sama dengan Dokumen dilakukan karena
indikator output Trilateral Meeting) perubahan alokasi
internal
6 Anggaran Anggaran per program Anggaran per program Sesuai, anggaran per
dan kegiatan telah dan kegiatan telah program dan
sesuai dengan RKP 2016 sesuai dengan Renja kegiatan telah sesuai
dan kesepakatan KPDT antara Renja K/L
Trilateral meeting dan RKP 2016

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RKA KL


1 Sasaran Sasaran strategis Renja Sasaran strategis KL Sebagian sasaran KL
KL Dirjen PDT dan PDTu dalam RKP 2016 masih belum sesuai dengan
2016 belum sepenuhnya terdapat RKP 2016
sesuai dengan sasaran ketidaksesuaian
RKP 2016
2 Program 1. Program Percepatan 1. Program Percepatan Sesuai
Pembangunan Pembangunan
Daerah Tertinggal Daerah Tertinggal
2. Program 2. Program
Pengembangan Pengembangan
Daerah Tertentu Daerah Tertentu
3 Kegiatan Sudah sesuai dengan Sudah diakomodasi Sesuai
kegiatan dalam RKP dalam RKA K/L 2016.
2016.
4 Indikator Pada indikator kegiatan Sebagian besar sudah Ketidaksesuaian
sebagian besar telah mengakomodasi terjadi karena
sesuai, namun terdapat perubahan indikator adanya perubahan
perubahan komponen dalam proses trilateral internal kemendesa
indikator (IKK) yang meeting.
disesuaikan dengan tusi
masing-masing unit.
5 Target Terdapat penambahan Masih terdapat Ketidaksesuaian
dan pengurangan target ketidaksesuaian dengan terjadi karena
tidak sesuai dengan RKP dokumen RKAKL. adanya perubahan
2016. internal kemendesa,
tertama karena
adanya pemotongan
anggaran tiap UKE II

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 16


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
Dari review tersebut terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam peningkatan kualitas perencanaan kedepan yang
harus dilakukan oleh K/L mitra Direktorat KKDT dan harus dipantau
perkembangan dari pelaksanaan kegiatan mitra tersebt oleh
Direktorat KKDT, diantaranya sebagai berikut:
1. Aspek Koordinasi. Setiap UKE-II di Ditjen PDTu dan PDT harus
dapat meningkatkan kualitas koordinasi sehingga anggaran yang
direncanakan dapat memberikan hasil yang nyata dan
berkontribusi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi di daerah
tertinggal. Koordinasi dimulai dengan identifikasi kebutuhan
pembangunan dan masalah yang dihadapi secara spesifik oleh
setiap bidang dengan pemerintah daerah dan selanjutnya di
tindaklanjuti dengan koordinasi terbatas dengan K/L terkait di
pusat. Output dari koordinasi menghasilkan kesepakatan bersama
K/L terkait mengenai upaya pemenuhan kebutuhan dan solusi
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi secara spesifik pada
setiap bidang di daerah tertinggal. Kesepakatan tersebut juga
menjadi dasar dalam penentuan bentuk dan lokasi pelaksanaan
kebijakan yang dilakukan oleh setiap UKE-II.
2. Output Kegiatan. Mengingat skala pelayanan Ditjen PDTu dan PDT
merupakan wilayah kabupaten, maka output kegiatan yang dipilih
merupakan kegiatan yang memiliki jangkauan pelayanan yang luas,
menghubungkan beberapa desa dan kecamatan, sesuai aspek
ketertinggalan dominan di daerah, dan berdampak signifikan
terhadap pencapaian sasaran pembangunan daerah tertinggal
dalam RKP 2016. Oleh karena itu, diharapkan dapat
mempertimbangkan kembali penentuan output kegiatan yang
memiliki jangkauan pelayanan terbatas dan kurang berdampak
signifikan terdapat pencapaian sasaran pembangunan daerah
tertinggal dalam RKP 2016, antara lain perpustakaan berskala
desa; Sarana Usaha Pedagang Kaki Lima (Gerobak dan Tenda), dll.
Dalam rangka persiapan penyusunan RKP 2017, setiap UKE II
diharapkan dapat memilih bentuk intervensi utama yang relevan
dilakukan pada beberapa kabupaten. Dengan demikian maka
variasi output kegiatan akan berkurang (seperti kegiatan
pengembangan sumber daya manusia di daerah tertinggal yang
memiliki 22 output), dan tidak ada output yang hanya memiliki
sedikit atau bahkan 1 (satu) lokasi saja.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 17


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
3. Lokasi kegiatan pada RKA KL Ditjend PDTu. Terdapat intervensi
kegiatan yang berlokasi di kabupaten non tertinggal. Sebagai
contoh, intervensi kegiatan Penanganan Daerah Rawan Bencana,
lebih banyak diberikan pada daerah non tertinggal (16
kabupaten/kota), dibandingkan daerah tertinggal (13 kabupaten).
Lokasi penanganan PDTu fokus di daerah tertinggal yang memiliki
karakteristik tertentu sesuai dengan prioritas penanganan yang
ditetapkan oleh K/L yang yang menjadi leading sector.
4. Lokasi kegiatan pada RKA KL Ditjend PDT. Ditjend PDT harus
menjadi pilot project konsep pengembangan daerah tertinggal yang
berbasis kewilayahan, dimana intervensi dari seluruh UKE II di
Ditjend PDT fokus untuk menangani daerah tertinggal secara
terintegrasi. Hal tersebut menjadi inisiasi pengembangan daerah
tertinggal yang berbasis kewilayahan pada tahun yang akan datang.
Penentuan lokasi intervensi diharapkan diprioritaskan
berdasarkan kondisi ketertinggalan secara nasional. Pada RKA KL
masih ditemukan lokasi intervensi yang tidak prioritas, yaitu
pembangunan PLTMH dan PLTS di Kabupaten Parigi Moutong,
Lombok Barat dan Sumbawa yang memiliki nilai rasio elektrifikasi
tinggi sebesar 83.62%; 93.60%; dan 96.78%, sedangkan rata-rata
nilai rasio elektrifikasi adalah sebesar 69.99%.
5. Desentralisasi fiskal. Sesuai amanat PP 78/2014 tentang
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, diperlukan
penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD-PPDT) Provinsi dan
Kabupaten sebagai pedoman dalam penyusunan RKPD dan
evaluasi pelaksanaan PPDT di daerah. Untuk mendukung
penguatan dan pemberdayaan peran Gubernur selaku wakil
pemerintah pusat di daerah, maka mekanisme penyaluran bantuan
dalam Penyusunan RAD Provinsi dan Kabupaten diharapkan
melalui dana dekonsentrasi.
6. Perencanaan Pembangunan Daerah Tertinggal. Terdapat
beberapa output yang perlu dipertimbangkan kembali, antara lain:
a. Reformulasi Penetapan Kabupaten Daerah Tertinggal.
Berdasarkan PP 78/2014 tentang PPDT pasal 6, disebutkan
bahwa “Pemerintah menetapkan Daerah Tertinggal setiap 5
(lima) tahun sekali secara nasional berdasarkan kriteria,
indikator dan sub indikator ketertinggalan daerah”.
b. Penyusunan rancangan Perpres tentang RAN PPDT.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 18


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
Berdasarkan PP 78/2014 pasal 11 (2) menyebutkan bahwa
“Ketentuan mengenai RAN-PPDT diatur dengan Peraturan
Presiden”. Hal ini menunjukkan bahwa yang ditetapkan dalam
Perpres bukan RAN tahunan, tetapi Pepres mengenai
mekanisme dan substansi dalam penyusunan RAN.
c. Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) PPDT. RUU
PPDT merupakan RUU inisiatif DPR yang pernah diusulkan
kepada pemerintah pada tahun 2012. Namun mengingat sudah
terdapat berbagai peraturan perundangan yang telah memihak
terhadap pembangunan daerah tertinggal, maka disepakati
bahwa diperlukan pemihakan dalam PPDT tetapi cukup diatur
melalui peraturan di internal Pemerintah (PP 78/2014 tentang
PPDT), serta didukung komitmen seluruh pihak dalam
penyusunan perencanaan dan koordinasi di pusat dan daerah
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan pelayanan
dasar di daerah tertinggal.
d. Terdapat kesamaan output antara “Pelaksanaan Kebijakan
Penyusunan Perencanaan PPDT 122 kabupaten” senilai Rp
13.26 M dengan “Pelaksanaan Kebijakan Penyusunan RAD Kab.
Daerah Tertinggal” senilai Rp 23.08 M.
7. Pembinaan terhadap daerah tertinggal yang terentaskan.
Berdasarkan PP 78/ 2014, Pasal 30, “Daerah tertinggal yang telah
terentaskan dari status daerah tertinggal diberikan pembinaan
oleh Menteri paling lama selama 3 (tiga) tahun setelah
terentaskan”. Oleh karena itu Kemendes PDTT dapat melakukan
pembinaan terhadap daerah tertinggal tertentaskan berdasarkan
Kepmen PDT Nomor 141/2014 tentang 70 Daerah Terentaskan
maksimal s/d tahun 2017. Namun demikian, diperlukan perbedaan
treatment dalam melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal
yang terentaskan yaitu tidak berorientasi fisik, melainkan
berorientasi peningkatan kapasitas
8. Ruang Lingkup Sekjen. Terdapat beberapa output yang perlu
dipertimbangkan, antara lain:
a. Biro Hukum diharapkan melakukan reviu terhadap peraturan
perundang-undangan yang disharmoni dengan pembangunan
desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
b. Alokasi publikasi pada Biro Humas senilai Rp 52 M diharapkan
tidak sekedar menginformasikan eksistensi Kemendesa, tetapi

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 19


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
diarahkan untuk lebih komunikatif dan produktif dalam
menginformasikan potensi unggulan wilayah sehingga dapat
menarik investor untuk berinvestasi di desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi
c. Mengingat adanya kesamaan output antara Biro Umum dengan
setiap Sesditjen, maka pengadaan alat pendukung perkantoran
yang dilakukan oleh masing-masing Sesditjen berdasarkan atas
asistensi Biro Umum
d. Biro Keuangan dan BMN diharapkan melakukan penghapusan
BMN dengan baik, agar tidak menghambat pengadaan barang
yang menunjang pekerjaan pegawai secara langsung
Biro Perencanaan diharapkan dapat melakukan pembagian
tugas dalam pelaksanaan rapat koordinasi dengan UKE II
lainnya agar berjalan efektif dan tidak mengulang rapat
koordinasi yang telah dilakukan. Selain itu, Biro Perencanaan
diharapkan dapat menyusun pusat database dan
mengkonsolidasikan database yang disusun oleh setiap UKE II.

3.2 Evaluasi
Kesesuaian
RKP 2016 Dalam penilaian kesesuaian yang dilakukan dengan
dengan menyandingkan antara substansi – substansi yang terdapat dalam RKP
RKA K/L dan Renja yang dapat mencerminkan konsistensi antara perencanaan
2016 BNPP dengan pelaksanaan dilapangan yang akan dilakukan oleh mitra kerja
Direktorat KKDT. Hasil dari sandingan kesesuaian Renja dan RKA
BNPP dengan RKP 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BNPP
Tahun 2016
ASPEK
ANALISIS
No KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA
1 Sasaran Sasaran strategis Renja KL Sasaran Sesuai, seluruh
mitra kerja Dit. KKDT pembangunan daerah sasaran
dengan sasaran RKP 2016 tertingggal pada tahun pembangunan
Bidang Pembangunan 2016 adalah sebagai dalam Renja BNPP
Kawasan Perbatasan berikut: disesuaikan dengan
Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 20
Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
No KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
(BNPP) sudah sejalan. 1. Berkembangny yang tertera dalam
a Pusat Kegiatan RKP 2016 buku I,
Strategis Nasional sehingga kesesuai
(PKSN) sebagai Renja K/L dengan
pusat RKP 2016 sebesar
pertumbuhan 100%
ekonomi kawasan
perbatasan negara
yang dapat
mendorong
pengembangan
kawasan di
sekitarnya.
2. Terwujudnya
Pusat Kegiatan
Strategis Nasional
(PKSN) di kawasan
perbatasan negara
sebagai simpul
utama tranportasi
yang
menghubungkan
wilayah sekitarnya
dan negara
tetangga.
3. Terwujudnya
Pusat Kegiatan
Strategis Nasional
(PKSN) di kawasan
perbatasan negara
sebagai pintu
gerbang
internasional.
4. Terwujudnya
Pusat Kegiatan
Strategis Nasional
(PKSN) di kawasan
perbatasan negara
sebagai pos
pemeriksaan lintas
batas negara
tetangga.

2 Program Program Pengelolaan Batas Program Pengelolaan Sesuai. Renja KL


Wilayah Negara dan Batas Wilayah Negara 2016 telah
Kawasan Perbatasan dan Kawasan mengacu RKP 2016
Perbatasan

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 21


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
No KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
3 Kegiatan Kegiatan telah sesuai Kegiatan telah sesuai Sesuai. Kegiatan
sebagaimana pertemuan sebagaimana yang tercantum
pada Trilateral Meeting pertemuan pada pada Renja 2016
2015 antara Bappenas, Trilateral Meeting 2015 telah mengacu pada
Kementerian Keuangan, dan antara Bappenas, RKP 2016
Bappenas Kementerian
Keuangan, dan
Bappenas

4 Indikator Indikator dalam Renja K/L Sesuai. Indikator pada Sesuai. Indikator
telah disesuaikan dengan Renja telah pada Renja telah
RKP 2016 mengakomodir mengacu/mengako
indikator RKP 2016 modir indikator
RKP 2016
5 Target Target yang tercantum pada Masih terdapat Sesuai, akan tetapi
RKP 2016 sebagian besar ketidaksesuaian (tidak masih terdapat
telah diakomodir pada sama dengan Dokumen beberapa kegiatan
Renja Trilateral) yang targetnya
mengalami
pergeseran
6 Anggaran Terdapat pergeseran Anggaran telah sesuai Sesuai. Sebagian
alokasi anggaran antar pagu indikatif dari besar telah sama.
program dan kegiatan BNPP Kementerian Namun, terdapat
Keuangan, pergeseran antar
program/kegiatan

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RKA KL


1 Sasaran Sasaran strategis RKA-KL Sasaran strategis RKP Sesuai. Sasaran
mitra kerja Dit. KKDT mitra kerja Dit. KKDT strategis dalam
(BNPP) dengan sasaran RKP dengan sasaran RKA RKA KL mitra kerja
dan Renja K/L 2016 Bidang K/L 2016 Bidang (BNPP) telah
Pembangunan Kawasan Pembangunan sejalan dengan RKP
Perbatasan sudah sejalan. Kawasan Perbatasan 2016, maupun
sudah sejalan. Renja KL.

2 Program Program Pengelolaan Batas Program Pengelolaan Sesuai. RKA-KL


Wilayah Negara dan Batas Wilayah Negara 2016 telah
Kawasan Perbatasan dan Kawasan mengacu RKP 2016
Perbatasan
3 Kegiatan Sudah sesuai dengan Sudah diakomodasi Sesuai. Kegiatan
kegiatan dalam RKP 2016. dalam RKA K/L 2016. yang tercantum
pada RKA-KL 2016
telah mengacu pada
RKP 2016

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 22


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
No KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
4 Indikator Terdapat perubahan Sebagian besar sudah Tidak Sesuai.
indikator (IKK) disesuaikan mengakomodasi Ketidaksesuaian
dengan tusi masing-masing perubahan indikator disebabkan oleh:
unit. dalam proses trilateral 1. Perbedaan
meeting. input dalam
Renja dan RKA-
KL (sekitar
40%)
2. Kesesuaian
indikator rata-
rata 60%.
3. Perbedaan
disebabkan
perubahan
kebijakan di
Sekretariat
BNPP, yaitu
kegiatan Tugas
Pembantuan di
Keasdepan
dalam rangka
filling the gap
pembangunan
kawasan
perbatasan yang
tidak
dilaksanakan
K/L. Porsi
anggaran
transfer ke
daerah melalui
mekanisme
Tugas
Pembantuan
dan
Dekonsentrasi
dengan kegiatan
rutin di BNPP
sekitar
40%:60%.

5 Target Terdapat penambahan dan Masih terdapat Tidak Sesuai.


pengurangan target tidak ketidaksesuaian Ketidaksesuaian
sesuai dengan RKP 2016. dengan dokumen disebabkan oleh:
RKAKL. Perbedaan
disebabkan
perubahan
kebijakan di
Sekretariat BNPP,

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 23


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
No KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
yaitu kegiatan
Tugas Pembantuan
di Keasdepan
dalam rangka filling
the gap
pembangunan
kawasan
perbatasan yang
tidak dilaksanakan
K/L.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dari hasil penelaahan RKA KL BNPP adalah sebagai
berikut :

1. Pada Kegiatan Program Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan


Perbatasan (4039), jumlah Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 13,5 Milyar, tetapi
Jumlah Pagu pada RKP disebutkan sebesar Rp. 14,5 Milyar;
2. Pada Komponen Kegiatan Perencanaan Kebutuhan Anggaran Pengelolaan
Batas Negara Wilayah Darat, jumlah Volume Kegiatan pada RKA BNPP
disebutkan 3 dokumen (4039.024), tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada RKP
2016 disebutkan 2 dokumen;
3. Pada Kegiatan Pengelolaan Lintas Batas Negara (4041), jumlah Pagu RKA BNPP
disebutkan Rp. 16,3 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada RKP disebutkan Rp. 17,5
Milyar;
4. Pada Komponen Kegiatan Penetapan Kebijakan Program Pengelolaan Lintas
Batas Negara (4041.31), jumlah Volume Kegiatan pada RKA BNPP disebutkan 8
dokumen, tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada RKP 2016 disebutkan 10
dokumen;
5. Pada Komponen Kegiatan Perencanaan Kebutuhan Anggaran Pengelolaan
Lintas Batas Negara (4041.032), jumlah Volume Kegiatan pada RKA BNPP
disebutkan 3 dokumen, tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada RKP 2016
disebutkan 2 dokumen;
6. Pada Komponen Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan dan Koordinasi Pengelolaan
Lintas Batas Negara (4041.033), jumlah Volume Kegiatan pada RKA BNPP
disebutkan 8 dokumen, tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada RKP 2016
disebutkan 31 dokumen;

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 24


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
7. Pada Kegiatan Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Darat (4042), jumlah
Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 12,8 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada RKP
disebutkan Rp. 13,8 Milyar;
8. Pada Kegiatan Penetapan Ruang Kawasan Perbatasan (4043), jumlah Pagu RKA
BNPP disebutkan Rp. 17,7 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada RKP disebutkan
Rp.14,7 Milyar;
9. Pada Komponen Kegiatan Penetapan kebijakan Program Penataan Ruang
Kawasan Perbatasan [Output Baru – Perubahan Kebijakan] (4043.021), jumlah
Volume Kegiatan pada RKA BNPP disebutkan 12 dokumen, tetapi Jumlah
Volume Kegiatan pada RKP 2016 disebutkan 25 dokumen;
10. Pada Komponen Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan dan Koordinasi Penataan
Ruang Kawasan Perbatasan Negara (4043.023), jumlah Volume Kegiatan pada
RKA BNPP disebutkan 4 laporan, tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada RKP
2016 disebutkan 8 laporan;
11. Pada Kegiatan Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Laut (4044), jumlah
Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 12,8 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada RKP
disebutkan Rp. 13,8 Milyar;
12. Pada Kegiatan Pengelolaan Infrastruktur Fisik Kawasan Perbatasan (4045),
jumlah Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 15,8 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada
RKP disebutkan Rp. 83,1 Milyar;
13. Pada Komponen Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan dan Koordinasi Pengelolaan
Infrastruktur Fisik Kawasan Perbatasan (4045.20), jumlah Volume Kegiatan
pada RKA BNPP disebutkan 3 laporan, tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada
RKP 2016 disebutkan 23 laporan;
14. Pada Kegiatan Pengelolaan Infrastruktur Ekonomi dan Kesra Kawasan
Perbatasan (4046), jumlah Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 13,5 Milyar, tetapi
Jumlah Pagu pada RKP disebutkan Rp. 14,3 Milyar;
15. Pada Pengelolaan Infrastruktur Pemerintah Kawasan Perbatasan (4047),
jumlah Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 13,5 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada
RKP disebutkan Rp. 12,5 Milyar;

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 25


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
3.3 Evaluasi
Kesesuaian
RKP 2016 Program penanggulangan dan mitigasi bencana adalah
dengan program lintas sector, untuk itu perlunya peningkatan fungsi
RKA K/L koordinasi yang dilakukan oleh BNPB dan untuk menjaga konsistensi
2016 BNPB dari dokumen perencanaan ini, maka perlu adanya komitmen bersama
untuk dapat menjalankan perencanaan ini dengan baik.
Dalam penilaian kesesuaian yang dilakukan dengan
menyandingkan antara substansi – substansi yang terdapat dalam RKP
dan Renja yang dapat mencerminkan konsistensi antara perencanaan
dengan pelaksanaan dilapangan yang akan dilakukan oleh mitra kerja
Direktorat KKDT. Hasil dari sandingan kesesuaian Renja dan RKA
BNPB dengan RKP 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3
Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BNPB
Tahun 2016
ASPEK
NO KESESUAIAN RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS KESESUAIAN
MUATAN
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA
1 Sasaran Sasaran strategis Sasaran yang terdapat dalam
Renja KL mitra Sasaran Renja KL telah Renja KL merupakan
kerja Dit. KKDT terakomodir dalam sasaran penjabaran dari sasaran
dengan sasaran RKP. dalam RKP.
RKP 2016 Bidang
Penanggulangan
Bencana secara
umum sudah
sesuai.

2 Program Sudah sesuai Sudah sesuai dengan kegiatan Sesuai


dengan program dalam Renja 2016
dalam RKP 2016

3 Kegiatan Sudah sesuai Sudah sesuai dengan kegiatan Sesuai


dengan kegiatan dalam Renja 2016
dalam RKP 2016

4 Indikator Sudah sesuai Sudah mengakomodasi Sesuai


dengan Indikator indikator dalam proses
dalam RKP 2016 trilateral meeting.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 26


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
NO KESESUAIAN RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS KESESUAIAN
MUATAN
5 Target Target sesuai Sesuai dengan Renja KL Sesuai
dengan RKP 2016
6 Anggaran Besaran anggaran Besaran anggaran sudah Sesuai
sudah sesuai sesuai Renja KL
dengan RKP
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RKA KL
1 Sasaran Sasaran strategis Sesuai
dalam RKA KL
mitra kerja Dit.
KKDTsudah
sejalan dengan
Renja 2016
Bidang
Penanggulangan
Bencana sudah
sejalan.

2 Program Sudah sesuai Renja KL 2016 sudah Sesuai


dengan Renja KL diakomodasi dalam RKAKL
2016. 2016.
3 Kegiatan Sudah sesuai Sudah diakomodasi dalam Sesuai
dengan kegiatan RKAKL 2016.
dalam Renja KL
2016.
4 Indikator Indikator (IKK) Sebagian besar sudah Ketidaksesuaian disebabkan
RKA-KL tidak mengakomodasi perubahan oleh:
sesuai dengan indikator dalam proses 1. Ketidaksesuaian
Renja KL. trilateral meeting. indikator RKAKL 2016
akibat sistem aplikasi
RKAKL masih
menggunakan indikator
pada tahun 2015. Perlu
tindak lanjut baik dari
Bappenas (Direktorat
Alokasi Pendanaan
Pembangunan dengan
Direktorat Sistem
Pembangunan- DJA,
Kemkeu) untuk
penyesuaian indikator.
2. Kesesuaian indikator
rata-rata 85%.

5 Target Target dalam Masih terdapat Ketidaksesuaian diakibatkan


RKA-KL tidak ketidaksesuaian dengan Adanya perubahan oleh KL
sesuai dengan dokumen RKAKL. akibat penyesuaian kembali
berdasarkan perhitungan

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 27


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
NO KESESUAIAN RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS KESESUAIAN
MUATAN
Renja 2016. alokasi anggaran.
Terdapat
ketidaksesuaian
satuan target
dalam RKA-KL
dengan Renja KL.

3.4 Evaluasi
Kesesuaian
RKP 2016 Sama halnya dengan mitra kerja Direktorat KKDT yang lain, dalam
dengan penilaian kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan Renja dan RKA BP
RKA K/L Sabang juga dilakukan dengan menyandingkan antara substansi –
2016 BP substansi yang terdapat dalam RKP dan Renja yang dapat
Sabang
mencerminkan konsistensi antara perencanaan dengan pelaksanaan
dilapangan yang akan dilakukan oleh mitra kerja Direktorat KKDT.
Hasil dari sandingan kesesuaian Renja dan RKA BP Sabang dengan
RKP 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4
Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP Sabang
Tahun 2016
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA
1 Sasaran 1. Terwujudnya 1. Meningkatnya Sasaran dalam
Pelabuhan Sabang yang kapasitas bongkar Renja BP Sabang
Mampu Mendukung muat pelabuhan 2016 telah
Perdagangan Bebas Secara bebas. mengakomodir 3
Teknis Mampu Melayani 2. Terwujudnya dari keseluruhan 6
Kapal dengan Kapasitas KPBPB sebagai sasaran sasaran
10.000-14.000 Teus yang pusat kegiatan yang terdapat
Berlayar Melalui Samudra industri manufaktur, dalam dokumen
Hindia Dengan Unggulan pariwisata dan RKP 2016.
Penyediaan Kebutuhan perdagangan. Kesesuaian antara
Air, Listrik, Logistik, dan 3. Terwujudnya Renja BP Sabang
Fasilitas Perbaikan Kapal. iklim investasi yang 2016 dengan RKP
2. Meningkatnya kondusif di KPBPB 2016 sebesar 50%.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 28


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
Kualitas dan Kuantitas baik oleh
Infrastruktur Pelabuhan pemerintah pusat,
Sabang. pemerintah
3. Meningkatnya provinsi, maupun
Prasarana Transportasi pemerintah
Laut dan Infrastruktur kabupaten/kota.
Pendukungnya dalam 4. Terwujudnya
Melayani Pelayaran Baik hubungan
Dengan Kontainer kelembagaan
Internasional Maupun perusahaan dan
Nasional. tenaga kerja yang
4. Meningkatnya harmonis.
Prasarana Transportasi 5. Terbangunnya
Laut Dengan Segala sarana dan
Infrastrukturnya agar prasarana
dapat Melayani Pelayaran pendukung kegiatan
Kontainer Baik kepelabuhanan di
Internasional Maupun kawasan KPBPB.
Nasional. 6. Terwujudnya
5. Meningkatnya kapasitas
Prasarana Transportasi kelembagaan BP
Laut Dengan Segala yang mampu
Infrastrukturnya agar mengelola kawasan
dapat Melayani Pelayaran yang lebih berdaya
Domestik di Deudap. saing.
6. Meningkatnya
Prasarana Transportasi
Laut Dengan Segala
Infrastrukturnya agar
dapat Melayani Pelayaran
Internasional di Gapang.
7. Terjadinya
Percepatan Pembangunan
Kawasan Industri dan
Perdagangan Bebas di
Balohan, Industri
Perikanan di Lampuyang,
dan Kawasan Oil Refenery
dan Bunker di Lhok Pria
Laot.
8. Terbangunnya
Pelabuhan Sabang,
Gapang dan Balohan
Sebagai Port Of Entry
Pariwisata Khususnya
Wisata Bahari, Budaya,
Keluarga, Mounteenering
dan Ekowisata.
9. Menjadikan Sabang

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 29


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
Sebagai DTW Khususnya
Wisata Bahari.
10. Tersedianya Sistem
Penataan Ruang Laut,
Pesisir dalam Rangka
Pelaksanaan
Pembangunan Pelabuhan
dan Usaha Perikanan
Rakyat di Kawasan
Sabang.
11. Terciptanya Sistem
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan BPKS
yang Bersih, Efesien,
Efektif, Transparan,
Profesional dan
Akuntabel.
12. Terbangunnya
Prasarana Transportasi
Darat, Laut dan Udara,
Juga Infrastruktur Lainnya
Seperti Listrik, Gas, Air
Bersih, Telekomunikasi,
Drainase Pembuangan Air
Limbah Serta Prasarana
Penginapan Seperti Hotel
dan Resort Untuk
Menunjang Kegiatan
Pariwisata Serta
Perekonomian Kawasan
Sabang.

2 Program Program Perencanaan, Program Perencanaan, Sudah sesuai antara


Pengelolaan, dan Pengelolaan, dan rencana program
Penyelenggaraan Kawasan Penyelenggaraan yang tercantum
Sabang Kawasan Sabang dalam dokumen
RKP 2016 dengan
Renja BP Sabang
2016.

3 Kegiatan Terdapat 6 kegiatan dalam Terdapat 6 kegiatan Kedua dokumen


program perencanaan, dalam program perencanaan telah
pengelolaan, dan pengelolaan dan mengacu pada
penyelenggaraan kawasan. penyelenggaraan kesepakatan para
kawasan. pihak dalam
pertemuan tiga
pihak.

4 Indikator Telah mengakomodir Sudah mengakomodir Terdapat 3

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 30


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
perubahan indikator kinerja hasil pertemuan tiga indikator yang tidak
kegiatan sesuai dengan tugas pihak dengan mitra BP sesuai dari 16
dan fungsi masing-masing unit Sabang. indikator antara
kerja. Renja BP Sabang
2016 dengan RKP
2016. Hal ini
dikrenakan Renja
BP Sabang
melakukan
penyesuaian
nomenklatur
indikator kinerja.

5 Target Disesuaikan dengan keluaran Disesuaikan dengan Terdapat 6 target


dari indikator sebagainama keluaran indikator yang tidak sesuai
disepakati dalam pertemuan sebagaimana disepakati dari 16 indikator
tiga pihak. dalam pertemuan tiga antara Renja BP
pihak. Sabang 2016
dengan RKP 2016.
Hal ini dikrenakan
Renja BP Sabang
tidak mengikuti
kesepakatan
pertemuan tiga
pihak.

6 Anggaran Sesuai Sesuai Sesuai.

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RKA KL


1 Sasaran 1. Terwujudnya 1. Meningkatnya Sasaran dalam
Pelabuhan Sabang yang kapasitas bongkar Renja BP Sabang
Mampu Mendukung muat pelabuhan 2016 telah
Perdagangan Bebas Secara bebas. mengakomodir 3
Teknis Mampu Melayani 2. Terwujudnya dari keseluruhan 6
Kapal dengan Kapasitas KPBPB sebagai sasaran sasaran
10.000-14.000 Teus yang pusat kegiatan yang terdapat
Berlayar Melalui Samudra industri manufaktur, dalam dokumen
Hindia Dengan Unggulan pariwisata dan RKP 2016.
Penyediaan Kebutuhan perdagangan. Kesesuaian antara
Air, Listrik, Logistik, dan 3. Terwujudnya Renja BP Sabang
Fasilitas Perbaikan Kapal. iklim investasi yang 2016 dengan RKP
2. Meningkatnya kondusif di KPBPB 2016 sebesar 50%.
Kualitas dan Kuantitas baik oleh
Infrastruktur Pelabuhan pemerintah pusat,
Sabang. pemerintah
3. Meningkatnya provinsi, maupun
Prasarana Transportasi pemerintah
Laut dan Infrastruktur kabupaten/kota.
Pendukungnya dalam 4. Terwujudnya

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 31


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
Melayani Pelayaran Baik hubungan
Dengan Kontainer kelembagaan
Internasional Maupun perusahaan dan
Nasional. tenaga kerja yang
4. Meningkatnya harmonis.
Prasarana Transportasi 5. Terbangunnya
Laut Dengan Segala sarana dan
Infrastrukturnya agar prasarana
dapat Melayani Pelayaran pendukung kegiatan
Kontainer Baik kepelabuhanan di
Internasional Maupun kawasan KPBPB.
Nasional. 6. Terwujudnya
5. Meningkatnya kapasitas
Prasarana Transportasi kelembagaan BP
Laut Dengan Segala yang mampu
Infrastrukturnya agar mengelola kawasan
dapat Melayani Pelayaran yang lebih berdaya
Domestik di Deudap. saing.
6. Meningkatnya
Prasarana Transportasi
Laut Dengan Segala
Infrastrukturnya agar
dapat Melayani Pelayaran
Internasional di Gapang.
7. Terjadinya
Percepatan Pembangunan
Kawasan Industri dan
Perdagangan Bebas di
Balohan, Industri
Perikanan di Lampuyang,
dan Kawasan Oil Refenery
dan Bunker di Lhok Pria
Laot.
8. Terbangunnya
Pelabuhan Sabang,
Gapang dan Balohan
Sebagai Port Of Entry
Pariwisata Khususnya
Wisata Bahari, Budaya,
Keluarga, Mounteenering
dan Ekowisata.
9. Menjadikan Sabang
Sebagai DTW Khususnya
Wisata Bahari.
10. Tersedianya Sistem
Penataan Ruang Laut,
Pesisir dalam Rangka
Pelaksanaan
Pembangunan Pelabuhan

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 32


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN
dan Usaha Perikanan
Rakyat di Kawasan
Sabang.
11. Terciptanya Sistem
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan BPKS
yang Bersih, Efesien,
Efektif, Transparan,
Profesional dan
Akuntabel.
12. Terbangunnya
Prasarana Transportasi
Darat, Laut dan Udara,
Juga Infrastruktur Lainnya
Seperti Listrik, Gas, Air
Bersih, Telekomunikasi,
Drainase Pembuangan Air
Limbah Serta Prasarana
Penginapan Seperti Hotel
dan Resort Untuk
Menunjang Kegiatan
Pariwisata Serta
Perekonomian Kawasan
Sabang.

2 Program Program Perencanaan, Program Perencanaan, Sudah sesuai antara


Pengelolaan, dan Pengelolaan, dan rencana program
Penyelenggaraan Kawasan Penyelenggaraan yang tercantum
Sabang Kawasan Sabang dalam dokumen
RKP 2016 dengan
RKA Sabang 2016.

3 Kegiatan Terdapat 6 kegiatan dalam Terdapat 6 kegiatan Kedua dokumen


program perencanaan, dalam program perencanaan telah
pengelolaan, dan pengelolaan dan mengacu pada
penyelenggaraan kawasan. penyelenggaraan kesepakatan para
kawasan. pihak dalam
pertemuan tiga
pihak.

4 Indikator Telah mengakomodir Sudah mengakomodir Ketidaksesuaian


perubahan indikator kinerja hasil pertemuan tiga dikrenakan RKA BP
kegiatan sesuai dengan tugas pihak dengan mitra BP Sabang melakukan
dan fungsi masing-masing unit Sabang. penyesuaian
kerja. Terdapat 3 indikator nomenklatur
yang tidak sesuai dari 16 indikator kinerja.
indikator antara Renja BP
Sabang 2016 dengan RKP
2016.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 33


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIAN RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
MUATAN

5 Target Disesuaikan dengan keluaran Disesuaikan dengan Terdapat


dari indikator sebagainama keluaran indikator ketidaksesuaian
disepakati dalam pertemuan sebagaimana disepakati antara RKA BP
tiga pihak. Hanya 5 target dari dalam pertemuan tiga Sabang 2016
16 target yang sesuai. pihak. dengan RKP 2016.
Hal ini dikrenakan
RKA BP Sabang
tidak mengikuti
kesepakatan
pertemuan tiga
pihak.

3.5 Evaluasi
Kesesuaian
RKP 2016 BP Batam merupakan otorita pengusahaan yang sudah settle dalam
dengan menjalankan tugas dan fungsinya. Mengingat peran vital yang diemban
RKA K/L oleh BP Batam yaitu berhadapan langsung dengan Negara tetanga
2016 BP menjadikan konsistensi dan eksistensi BP Batam harus baik. Dari
Batam
sandingan kesesuaian Renja dan RKA BP Batam dengan RKP 2016
masih ada beberapa yang perlu perbaikan dan konsisten, diantarnya
sebagai berikut:

Tabel 3.5
Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP Batam
Tahun 2016
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIA RENJA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
N MUATAN
EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA
1 Sasaran 1. Terwujudnya 1. Meningkatnya Sasaran dalam Renja
kapasitas pelabuhan kapasitas bongkar muat BP Batam 2016 telah
bongkar muat pelabuhan bebas. mengakomodir 5 dari
kontainer yang 2. Terwujudnya keseluruhan 6
berstandar KPBPB sebagai pusat sasaran sasaran yang
internasional. kegiatan industri terdapat dalam
2. Terwujudnya manufaktur, pariwisata dokumen RKP 2016.
Bandar Udara yang dan perdagangan. Kesesuaian antara
mampu melayani lalu 3. Terwujudnya iklim Renja BP Batam 2016

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 34


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIA RENJA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
N MUATAN
lintas barang dan jasa investasi yang kondusif dengan RKP 2016
yang berstandar di KPBPB baik oleh sebesar 83%.
internasional. pemerintah pusat,
3. Terwujudnya pemerintah provinsi,
iklim investasi yang maupun pemerintah
kondusif. kabupaten/kota.
4. Terwujudnya 4. Terwujudnya
target peningkatan hubungan kelembagaan
nilai investasi yang perusahaan dan tenaga
terukur. kerja yang harmonis.
5. Terwujudnya 5. Terbangunnya
sistem pelayanan sarana dan prasarana
yang jelas dan pendukung kegiatan
terukur. kepelabuhanan di
6. Terwujudnya kawasan KPBPB.
peningkatan kualitas 6. Terwujudnya
sumber daya yang kapasitas kelembagaan
handal dalam BP yang mampu
mendukung mengelola kawasan yang
pengelolaan lebih berdaya saing.
kawasan.

2 Program Program Pengelolaan dan Program Pengelolaan dan Sudah sesuai antara
Penyelenggaraan Penyelenggaraan Kawasan rencana program
Kawasan PBPB-Batam. PBPB-Batam. yang tercantum
dalam dokumen RKP
2016 dengan Renja
BP Batam 2016

3 Kegiatan Terdapat 12 kegiatan Terdapat 12 kegiatan dalam Kedua dokumen


dalam program program pengelolaan dan perencanaan telah
pengelolaan dan penyelenggaraan kawasan. mengacu pada
penyelenggaraan kesepakatan para
kawasan. pihak dalam
pertemuan tiga pihak.

4 Indikator Telah mengakomodir Sudah mengakomodir hasil Kedua dokumen


perubahan indikator pertemuan tiga pihak perencanaan telah
kinerja kegiatan sesuai dengan mitra BP Batam. mengacu pada
dengan tugas dan fungsi kesepakatan para
masing-masing unit pihak dalam
kerja. pertemuan tiga pihak,
namun terdapat
perbedaan 4
indikator dari 45
indikatoryang tidak
tercantum dalam
Renja BP Batam.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 35


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIA RENJA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
N MUATAN
5 Target Disesuaikan dengan Disesuaikan dengan Kedua dokumen
keluaran dari indikator keluaran indikator perencanaan telah
sebagaimana disepakati sebagaimana disepakati mengacu pada
dalam pertemuan tiga dalam pertemuan tiga pihak. kesepakatan para
pihak. pihak dalam
pertemuan tiga pihak,
namun terdapat
perbedaan 9 target
dari 45 target yang
tidak tercantum
dalam Renja BP
Batam.

6 Anggaran Sesuai Sesuai Sesuai

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RKA KL


1 Sasaran 1. Terwujudnya 1. Meningkatnya Sasaran dalam RKA
kapasitas pelabuhan kapasitas bongkar muat BP Batam 2016 telah
bongkar muat pelabuhan bebas. mengakomodir 5 dari
kontainer yang 2. Terwujudnya keseluruhan 6
berstandar KPBPB sebagai pusat sasaran sasaran yang
internasional. kegiatan industri terdapat dalam
2. Terwujudnya manufaktur, pariwisata dokumen RKP 2016.
Bandar Udara yang dan perdagangan. Kesesuaian antara
mampu melayani lalu 3. Terwujudnya iklim RKA BP Batam 2016
lintas barang dan jasa investasi yang kondusif dengan RKP 2016
yang berstandar di KPBPB baik oleh sebesar 83%.
internasional. pemerintah pusat,
3. Terwujudnya pemerintah provinsi,
iklim investasi yang maupun pemerintah
kondusif. kabupaten/kota.
4. Terwujudnya 4. Terwujudnya
target peningkatan hubungan kelembagaan
nilai investasi yang perusahaan dan tenaga
terukur. kerja yang harmonis.
5. Terwujudnya 5. Terbangunnya
sistem pelayanan sarana dan prasarana
yang jelas dan pendukung kegiatan
terukur. kepelabuhanan di
6. Terwujudnya kawasan KPBPB.
peningkatan kualitas 6. Terwujudnya
sumber daya yang kapasitas kelembagaan
handal dalam BP yang mampu
mendukung mengelola kawasan yang
pengelolaan lebih berdaya saing.
kawasan.

2 Program Program Pengelolaan dan Program Pengelolaan dan Sudah sesuai antara

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 36


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
ASPEK
ANALISIS
NO KESESUAIA RENJA KL 2016 RKP 2016
KESESUAIAN
N MUATAN
Penyelenggaraan Penyelenggaraan Kawasan rencana program
Kawasan PBPB-Batam. PBPB-Batam. yang tercantum
dalam dokumen RKP
2016 dengan RKA BP
Batam 2016.

3 Kegiatan Terdapat 12 kegiatan Terdapat 12 kegiatan dalam Kedua dokumen


dalam program program pengelolaan dan perencanaan telah
pengelolaan dan penyelenggaraan kawasan. mengacu pada
penyelenggaraan kesepakatan para
kawasan. pihak dalam
pertemuan tiga pihak.

4 Indikator Terdapat perbedaan 6 Sudah mengakomodir hasil Terdapat perubahan


indikator dari 50 pertemuan tiga pihak indikator dalam RKA
indikator dalam RKA BP dengan mitra BP Batam. BP Batam sehingga
Batam 2016 dengan RKP tidak mengacu pada
2016. dokumen pertemuan
tiga pihak.
5 Target Terdapat perbedaan 12 Disesuaikan dengan Terdapat penyesuaian
target dari 50 target keluaran indikator target dalam RKA BP
dalam RKA BP Batam sebagaimana disepakati Batam sehingga tidak
2016 dengan RKP 2016. dalam pertemuan tiga pihak. mengacu pada
dokumen pertemuan
tiga pihak.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 37


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
BAB 4
PENUTUP : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan Evaluasi ini dimaksudkan sebagai usaha untuk


mengukur dan memberi nilai secara obyektif atas pencapaian
hasil-hasil perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan
yang telah direncanakan sebelumnya dengan menggunakan
metode evaluasi setelah program/kegiatan selesai
dilaksanakan (ex-post evaluation), khususnya perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan kawasan khusus dan daerah
tertinggal.

Hasil analisis evaluasi tersebut dapat dikemukakan


bahwa sebagian besar rencana program/kegiatan dengan
Renja K/L secara umum dapat dikemukakan telah sesuai
dengan apa yang tercantum dalam RKP. Namun dalam analisa
pada tingkat RKA-KL mitra kerja terkait, sebagian besar RKA-
KL yang disusun sebagai pelaksanaan dalam
program/kegiatan tidak mengacu kepada program maupun
kegiatan prioritas nasional sebagaimana tercantum RKP pada
tahun 2016. hal ini mengakibatkan sasaran program/kegiatan
yang telah disusun sebagaimana tercantum dalam RKP
banyak yang tidak mencapai sasaran/target, sebagaimana
tercantum dalam RKP.

Adapun kesimpulan hasil analisis evaluasi adalah (a)


belum digunakannya RKP dan Renja K/L sebagai
pedoman/dasar dalam perencanaan penyusunan RKA-KL
khususnya mitra kerja, sehingga banyak ditemukan kegiatan
K/L yang tidak sesuai dengan RKP; (b) lemahnya koordinasi
program/kegiatan antar K/L dalam melaksanakan
program/kegiatan pengembangan wilayah; (c) belum adanya
system pelaporan secara berkala atas kemajuan pelaksanaan
program/kegiatan K/L mitra kerja (BNPB, BNPP, Kemendesa,
PDT & Transmigrasi, BP-Batam, dan BP-Sabang) kepada
Bappenas; (d) masih lemahnya koordinasi antar K/L dalam
implementasi pelaksanaan program/kegatan untuk

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 38


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
percepatan pembangunan kawasan khusus dan daerah
tertinggal; (e) belum jelasnya persentase capaian kinerja yang
dihasilkan oleh K/L dalam mengatasi permasalahan
pembangunan khususnya pada kawasan khusus dan daerah
tertinggal, akibat tidak adanya peta kemajuan (progress map)
wilayah-wilayah yang menjadi sasaran program/kegiatan
sesuai dengan tupoksi masing-masing K/L mitra kerja;
Kesesuaian Renja dan RKA KL Kementerian terhadap
RKP merupakan dasar Rencana Kerja Pemerintah dalam
menentukan Arah Pembangunan Nasional. Dari kelima mitra
kerja Direktorat KKDT, telah lebih dari 50 persen sesuai,
namun demikian yang diperlukan untuk meningkatkan
kualitas perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan
bukan hanya ditangkan dalam sebuah dokumen administratif
semata. Diperlukan komitmen bersama dalam menjaga
kualitas perencanaan tetap baik.
Selain itu, manfaat program dan kegiatan juga perlu
ditingkatkan, hal ini sejalan dengan prisip perbaikan secara
berkelanjutan, dan agar perencanaan dan pelaksanaan dapat
berjalan secara efekti dan efisien.

4.2 Rekomendasi Dari hasil evaluasi ini ada beberapa yang harus
ditindaklanjuti oleh Bappenas dalam upaya perbaikan kualitas
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan KL, diantaranya:

1. Dalam sinkronisasi antara RKP dengan Renja K/L dan


RKA-KL diperlukan adanya komitmen dari masing-
masing K/L terkait mulai penyusunan perencanaan
program/kegiatan dan pelaksanaannya, sehingga RKP
digunakan betul sebagai acuan dalam penyusunan
Renja K/L dan penerapannya dalam RKA-KL serta
pelaksanaan program/kegiatan dilapangan. Disamping
itu, hendaknya Bappenas selaku penanggungjawab
RKP harus selalu mengawal dan memonitor
perkembangan pelaksanaan program/kegiatan dan
anggaran oleh K/L terkait untuk dapat mengetahui

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 39


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
penerapan implementasinya.
2. Bappenas hendaknya diberikan peran untuk melakukan
pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan RKP yang
diterjemahkan dalan Renja dan RKA-KL oleh K/L, dan
kemungkinan untuk diberikan teguran atau
kemungkinan sanksi kepada K/L bila K/L tidak
melaksanakan program /kegiatan prioritas
sebagaimana tercantum dalam RKP.
3. Untuk peningkatan kinerja pelaksanaan
program/kegiatan sesuai dengan tupoksi Direktorat
(kajian, monitoring, evaluasi, dan koordinasi) serta
kegiatan khusus lainnya agar tujuan dan sasaran
menjadi target dapat tercapai, diperlukan adanya
kedisiplinan dalam penggunaan alokasi anggaran yang
sesuai dengan plafon mata anggaran kegiatan (MAK)
yang direncanakan.

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga 40


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015
DAFTAR PUSTAKA

Blair, N. Et al. 2007. Delivering Cross-border Spatial Planning. Proposal for The Island of
Ireland. TPR 78 (4).
Evams, P. 1995. Embedded Autonomy: States and Industrial Transformation. Princeton
University Press. Princeton.
Dunn, William N, 1994. ”Public Policy Analysis : An Introduction”. Prentice Hall, New
Jersey.
Goodal, K. & J. Robert. 2003. Repairing Managerial Knowledge Ability Over Distance.
Organization Studies vol 24 (1153-1175).
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 2011. “ Buku
Panduan Konsinyering Evaluasi Kinerja pembangunan daerah di 33 Provinsi th
2011”.Bappenas. Jakarta
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, 2009. “Peraturan
Menteri Nomor 04/M.PPN/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kegiatan dan
Anggaran di Lingkungan Kementerian PPN/Bappenas, Bappenas, Jakarta.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019
Peraturan Presiden Nomor 60 tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2016,
Tahun 2015.
Sugiyono, 2004. ”Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, CV. Bandung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga


Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai