Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

SEJARAH FISIKA

Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Fisika

(Dosen pengampu: Sodikin, M.Pd)

Di susun oleh:

Firda Eka Agustina

1711090018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. Yang telah
memberikan karunia dan lindungan-Nya. Begitu besar rasa syukur yang penulis
rasakan, karena berkat Ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “SEJARAH FISIKA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Program Perencanaan Pembelajaran Fisika yang diampu oleh
Bapak Sodikin, M.Pd.
 Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, sudah selayaknya penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus – tulusnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga
amal baik yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal shaleh dan
mendapat imbalan yang berlipat dari Allah swt.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Untuk itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan
sebagai proses perbaikan untuk karya tulis selanjutnya hingga menjadi lebih baik.

Lampung Utara, 26 Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam era sekarang ini, untuk memahami fisika modern kita harus
mengenali lebih dalam kejadian-kejadian penting dalam perkembangan ilmu
fisika sepanjang sejarah. Sejarah pemikiran fisika penting untuk diketahui,
karena pengetahuan ini akan memberikan pengertian yang lebih mendalam
tentang kemajuan fisika dewasa ini. Mungkin kejadian-kejadian tertentu bagi
mereka yang hidup dimasa lampau tidak mempunyai arti penting menurut segi
pandang mereka sendiri, tetapi dari sudut historis merupakan sebagian dari
kejadian-kejadian yang spektakuler yang telah mereka capai. Dengan demikian
kita akan mendapat kesadaran yang lebih baik atas kebenaran pengetahuan
manusia tentang fisika modern sebagai perkembangan dari sains secara
keseluruhan.
Fisika pada awalnya berkembang dari dunia filosofi dimana manusia
terus memperhatikan benda-benda disekitarnyaberinteraksi, kenapa benda yang
tanpa disangka akan jatuh kebawa, kenapa benda yang berlainan memiliki sifat
yang berlainan juga, dan sebagainya. Sehingga fisika berawal bukan dari
eksperimen yang sistematis melanikan melalui pengamatan, pengalaman, dan
pemikiran yang terbatas. Selanjutnya dalam makalah ini akan titik beratkan
untuk membahas perkembangan dan pertumbuhan pemikiran fisika menurut
Richtmeyer dan jacoub, berikut juga akan dibahas tentang persamaan dan
perbedaan pendapat antara kedua tokoh tersebut, serta akan dipaparkan
ilmuwan-ilmuwan fisika beserta penemuannya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah Fisika Menurut Richtmeyer?
2. Bagaimana Sejarah Fisika Menurut Jacoub?
3. Apa Persamaan dan Perbedaan Dari Pendapat Richtmeyer dan Jocoub?
4. Siapa Saja Ilmuwan yang Berkontribusi dalam Penemuan Fisika?
5. Apa Saja Penemuan Dari llmuwan-Ilmuwan Fisika?

1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Fisika Menurut Richtmeyer.
2. Untuk Mengetahui Sejarah Fisika Menurut Jacoub.
3. Untuk Mengetahui Persamaan dan Perbedaan Dari Pendapat Richtmeyer
dan Jocoub.
4. Untuk Mengetahui Ilmuwan yang Berkontribusi dalam Penemuan Fisika.
5. Untuk Mengetahui Penemuan Dari llmuwan-Ilmuwan Fisika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Fisika Menurut Richtmeyer


Menurut Richtmeyer, Sejarah perkembangan ilmu Fisika dibagi menjadi
empat periode, yaitu:
1. Periode pertama:
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550an. Dalam
periode pertama ini belum ada penelitian yang sistematis. Pada zaman ini
manusia mulai mengembangkan ilmu pengetahuan menggunakan pola
pikir. Ilmu pengetahuan berkembang dengan adanya
pengamatan,pengalaman, dan pemikiran yang terbatas. Beberapa
penemuan pada periode ini diantaranya:
 2400000 SM-599 SM
Dibidang astronomi orang-orang yang hidup pada zaman tersebut
sudah menghasilkan Kalender Mesir dengan perhitungan 1 tahun =
365 hari, selain itu mereka dapat memprediksi gerhana, membuat jam
matahari dan membuat katalog bintang. Dalam bidang teknologi
mereka sudah mengenal peleburan berbagai logam, pembuatan roda,
teknologi bangunan (piramid), standart berat, pengukuran, koin (mata
uang).
 600 SM-530 M
Pada zaman ini perkembangan ilmu dan tehnologi sangat terkait
dengan perkembangan matematika. Dalam bidang Astronomi sudah
ada pengamatan tentang gerak benda langit ( termasuk bumi ), jarak
dan ukuran benda langit. Dalam bidang sains fisik, sudah ada hipotesis
Democritus bahwa materi teerdiri dari atom-atom. Archimides
memulai tradisi " Fisika Matematika " untuk menjelaskan tenmtang
katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain.Tradisi Fisika
Matematika berlanjut sampai sekarang.
 530 M – 1450 M
Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di
Timur Tengah . Pada saat itu perkembangan tehnologi di dunia islam
semakin berkembang, diantaranya muncul tokoh-tokoh fisikawan
muslim.yaitu: Ibnu Al-Haitham (965 M- 1039 M ) dalam karyanya
bertajuk kitab Almanazir (tentang optik ): Abu Nasr Mansur (960 M –
1036 M) yang menemukan hukum sains. Dalam kurun waktu ini juga
terjadi perkembangan ilmu kalkulus . Dalam bidang Asttronomi ada "
Almagest " karya ptolo meous yang menjadi teks standar untuk
astronommi. Dalam sains fisik , Aristoteles berpendapat bahwa gerak
bisa terjadi jika ada yang mendorong secara terus menerus;
kemagnetan berkembang; eksperimen optika berkembang, ilmu kimia
berkembang (Alchemy).
 1450 M-1550 M
Ada publikasi teori Heliosentris dari Copernicus yang tercetak dalam
bukunya De Revolutionibus Orbium Caelestium. Dalam pendapatnya
yang paling terkenal yaitu Heliosentris, ia mengganti posisi bumi
sebagai pusat alam semesta dengan matahari. Dan ia juga
menggambarkan gerakan benda-benda langit. Sehingga ilmu yang
disumbangkan Copernicus menjadi titik penting dalam revolusi
saintifik, yaitu ketika ilmu mulai memikirkan gaya-gaya yang
menyebabkan gerakan benda langit.
2. Periode Kedua:
Dimulai dari tahun 1550an sampai tahun1800an. Pada periode
kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis
dengangalileodikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam penelitian.
Galileo memperbaiki teori-teori sebelumnya untuk menghasilkan
mekanika. Dalam bukunya Discourses Concerning Two New Sciences, ia
tidak lagi mencari penyebab gerakan (dinamika), tapi menerangkan
dengan gejalanya (kinematika).
Newton meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang
mekanika menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih
dipakai. Sehingga dari tulisan Galileo terhubunglah benang merah
langsung ke menika newton. Dalam mekanika selain hukum-hukum
Newton dihasilkan pula persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas, Vibrasi
Transversal dari batang, kekekalan Momuntum sudut, persamaan
Lagrange. Dalam fisika panas ada penemuan termometer, Azas Black, dan
Kalorimeter. Dalam gelombang cahaya ada penemuan aberasi dan
pengukuran kelajuan cahaya. Dalam kelistrikan ada klasifikasi konduktor
dan nonkondukror, penemuan elektroskop, pengembangan teori arus listrik
yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum Coloumb.
3. Periode Ketiga
Dimulai dari Tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini
diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita
kenal dengan sebutan fisika klasik. Dalam periode ini fisika berkembang
dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-formulasi umum
dalam mekanika, Fisika panas, Listrik-Magnet dan gelombang, yang masih
terpakai sampai saat ini.
Dalam mekanika diformulasikan Hamiltonian (yang kemudian
dipakai dalam fisika kuantum), persamaan gerak benda tegar, teori
elastisitas, hidrodinamika. Dalam fisika panas diformulasikan hukum-
hukum termodinamika, teori kinetik gas penjalaran panas dan lain-lain.
Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukom Ohm, Hukum Faraday,
Teori Maxwell dan lain-lain. Dalam gelombang diformulasikan teori
gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain.
4. Periode Keempat
Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke-19
ditemukan beberapa fonumena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika
klasik. Hal ini menentut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar
lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini
dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencankup
masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas)
dan yang berkaitan dengan partikal yang sangat kecil (teori kuantum).
Teori Relativitas yang dipelapori oleh Einstein, teori ini
menjelaskan bahwa tidakj mungkin untuk membedakan satu sistem dari
yang lain jika dua-duanya bergerak dengan kecepatan tetap. Dari teori
Relativitas itu menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan
massa dan energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prisip dasar
dalam trasformasi partikel. Teori kuantum, yang diawali oleh karya Planck
dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli,
Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel
subatomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam
pengembangan ilmu dan teknologi.

B. Sejarah Perkembangan Fisika Menurut Jacoub


Perkembangan sejarah fisika dibagi kedalam 5 periode (Boer Jacoub,
1968), yaitu:
1. Periode Pertama (Antara zaman purbakala s.d. 1500)
Belum adanya eksperimen yang sistematis dan kebebasan dalam
mengadakan percobaan. Dengan karakteristik sebagai berikut:
 Hasil perkembangan pengetahuan dalam bidang fisika tidak
memuaskan
 Sifatnya spekulasi dan metafisik (sulap dan gaib)
 Eksperimen tidak sistematis dan jauh dari ketelitian.

2. Periode kedua (sekitar 1550-1800)


Perkembangan fisika berdasarkan metode eksperimen yang dapat
dipertanggungjawabkan, diakui, dan diterima sebagai persoalan yang
ilmiah. Dengan karakteristik sebagai berikut :
 Pertumbuhan penyelidikan berkembang pesat sekali dengan percobaan
yang dipelapori oleh Galileo (1564-1642)

 Galileo meletakkan pandangan modern dimana sains harus


berdasarkan pengamatan dan percobaan. Hampir 2 abad galileo
menghadapi dogma dan intoleransi kaum agama.
 Tokoh lain yang berperan Newton, Huygens, boyle, dll.

 Prinsip yang berkembang :" ilmu dapat dikembangkan dan dimajukan


sesuai dengan teorinya yang berdasarkan eksperiman ; diterima atau
ditolak apabila teori sesuai atau berlawanan dengan eksperimen yang
diperlukan untuk menguji teori tersebut".

3. Periode Ketiga (periode singkat, 1800-1890)


Berkembangnya fisika klasik yang meletakkan dasar fisika
kuantum. Dengan karakteristik sebagai berikut :
 Kemajuan pesat dari pertumbuhan dan perkembangan fisika klasik
yang meletakkan dasar fisika kuantum
 Periode ini singkat, tapi kemajuan pesat, hampir semua fisikawan
percaya semua hukum fisika telah ditemukan dan selesai, sehingga
penelitian dialihkan untuk memperbaiki validitas alat ukur dan
perbaikan metode pengukurannya.
 Beberapa fonomena dapat dicatat antara lain :
o Eksperimen count Rumford dan Joule yang memberi dasar teori
kinetik panas yang dikenal memberi dasar teori kinetik panas
yang dikenal sekarang
o Pengamatan dan percobaan Young telah membuktikan
interferensi dua berkas cahaya, yang mengukuhkan teori
gelombang Huygens dari teori Corpuscular Newton
o Hasil Riset Faraday yang memberikan dasar kebenaran teori
elektromagnetik maxwell.
o Banyak teknologi hasil fisika dipakai dalam kegiatan industri
4. Periode Keempat (Tahun 1887 s.d. 1925)
Adanya fenomena mikroskopis (elektron dll). Teori klasik semi
modern, teori kuantum masih terkait fisika klasik (the old quantum
mechanics). Dengan karakteristik sebagai berikut :
 Dimulai tahun1887 dengan ditemukannya efek fotolistrik.
 Sepuluh tahun kemudian ditemukan beturut-turut :sinar X (1895),
Radioaktivitas (1896), dan elektron (1900)
 Teori kuantum yang timbul masih dihubungkan dengan teori klasik
semi modern, perkembangannya kurang pesat (the old quantum
mechanics)
 Adanya fenomena mikroskopis, yaitu fenomena yang tidak dapat
dilihat langsung, seperti elektron dan newtron dimana fisika klasik tak
dapat menerangkan fenomena tersebut sehingga dicari ilmu dan
moodel-model baru lagi.
5. Periode Kelima (tahun 1925 s.d. sekarang)
Fenomena mikroskopis revolusioner, dibuat teori baru yang tidak
terkait fisika klasik (the new quantum mechanics). Dengan karakteristik
sebagai berikut :
 Dimilai perkembangan baru dengan dibuatnya teori-teori baru yang
lebih revolusioner dengan tidak mengindahkan mekanika klasik (the
new quantum mechanics)
 Teori baru ini muncul berdasarkan uraian teoritisde Broglie,
Heissenbergh, dan Schrodiger serta percobaan Davisson-Germer dan
Thompson)
 Ditemukan prinsip mekanika matriks (Heisenbergh), mekanika
gelombang (Schrodinger), dan mekanika gabungan keduanya yang
lebih umum (Dirac-Tomonaga)
 Mekanika kuantum yang dikemukakan Dirac dinamakan simbolic
method, sifatnya sangat abstrak dan sukar dimengerti, dikenal dengan
nama Relativistic quantum mechanics.
C. Persamaan dan Perbedaan Dari Kedua Tokoh Tersebut
1. Persamaan pendapat antara Richtmeyer dan Jacoub
Periode pertama sampai dengan ketiga mempunyai kesamaan
paradigma berfikir yang dijabarkan dalam penjelasan dibawah :
 Periode pertama (pra sejarah s.d.1550 M)
Dari periode zaman purba sampai dengan 1500 M mempunyai
kesamaan paradigma yaitu sifatnya tidak sistematis dan jauh dari
ketelitian, spekulatif dan metafisik. Pengetahuan yang telah
dibangunmencakup astronomi yang dihubungkan dengan astrologi,
matematika dan teknologi sederhana.
 Periode kedua (1550M-1800M)
Dimulai ketika galileo sebagai pencetus metode ilmiah dimana ilmu
dikembangkan berdasarkan pengamatan dan percobaan.
Pengembangan sains dititik beratkan pada teori baru gerak planet oleh
Newton yang meneruskan kerja galileo terutama dalam bidang
mekanika menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang
masih dipakai, Fisika Panas, Gelombang Cahaya, dan Kelistrikan.
 Periode Ketiga (1800M-1890M)
Dimulai dari tahun 1800an. Kesamaan menurut keduanya bahwa pada
periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang
sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini
fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan
formulasi-formulasi umum dalam mekanika, Fisika Panas, Listrik-
Magnet dan gelombang, yang masih dipakai sampai saat ini.
2. Perbedaan pendapat antara Richtmeyer dan Jacoub
Dalam periode keempat (1890 M sampai sekarang)Jacoub
membagi kedalam 2 periode lagi yaitu1890 M sampai 1925 M dan 1925 M
dan 1925 sd sekarang. Ia membagi periode tersebut membagi menjadi dua
bagian, karena fenomena fisika yang modern yang berkembang masih
terkait dengan fisika klasik dan juga perkembangan fisika modenr dizaman
ini kurang begitu pesat pada saat ini. Sedangkan Richtmeyer tidak
membagi kedalam 2 periode dalam perkembangan tersebut, karena dinilai
keduanya sudah termasuk kedalam era fisika modern. Berdasarkan buku
Introduction to modern physics. Richtmeyer menjelaskan bahwa pada
periode awal (pra sejarah sd 1550 M), ia membagi kedalam 4 periode,
yaitu:
 2400000 SM-599 SM: dibidang astronomi sudah dihasilkan Kalender
Mesir.
 600 SM-530 M : perkembangan ilmu dan teknologi sangat terkait
dengan perkembangan matematika.
 530 M-1450 M : mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya
perkembangan sains di Timur Tengah.
 1450M-1550 M : ada publikasi teori Heliosentris dari copernicus yang
menjadi titik penting dalam revolusi saintifik.

D. Ilmuwan Muslim dan Penemuannya


Sains dan seni dalam Islam merupakan kesatu paduan antara nilai
kewahyuan dan kreatifitas kemanusiaan dalam mengembangkan potensi alam
semesta. Proses pengembangan dan wujud dari puncak kemampuan semua ini
selalu disebut sebagai peradaban. Kesemua fenomena di kalangan masyarakat
Islam dalam mewujudkan hal ini, adalah sebagai sesuatu yang khas yang
menunjukkan bahwa Islam sendiri adalah sebagai bagian dari sistem
peradaban dunia. Karena dalam banyak hal, Islam memiliki sejumlah doktrin
yang selalu mengarahkan pada semua penganutnya untuk mewujudkan
kemampuan masing-masing semaksimal mungkin dalam aspek-aspek
kebudayaan. Seperti semua seni Islam murni, apakah itu bentuk-bentuk
arsitektur masjid, sya’ir-sya’ir alegoris sufi, dan sebagainya sampai pada
bentuk-bentuk dan model alat pengembangan sains, dan sebagainya,
kesemuanya itu sebagai perwujudan dari bentuk-bentuk pengabdian pada
nilai-nilai ilahiyah22. Dengan demikian semua bentuk-bentuk sains dan seni
dalam Islam secara keseluruhannya juga memanifestasikan pada pemanfaatan
fasilitas alam semesta, yang secara tidak langsung juga memang berasal dari
Allah SWT. Sehingga hampir tidak ada ruang untuk menjelaskan bahwa,
berbagai bentuk sains dan seni dalam Islam bersifat secular atau terpisah dari
pertanggung jawaban (para penciptanya) terhadap Allah Yang Maha Pencipta
dan Maha Ahli dalam semua hal “Wa Fauqo Kulli Dzi ‘Ilmin ‘Aliim” (QS.
Yusuf: 76).
Dalam sebuah tulisannya Oleg Grabor23 menjelaskan, bahwa sains,
seni dan budaya Islam jelas-jelas memiliki corak dan karakteristik yang
berbeda dengan seni dan budaya masyarakat dunia lainnya yang lainnya,
berikut sejumlah kekhasan dan keunikannya. Seperti halnya juga Kristen,
Budha, Eropa, China dan sebagainya. Hal ini bisa dimengerti, karena semua
bentuk-bentuk karya seni dan budaya bahkan sains dan teknologinya tidak
semata-mata lahir dari dunia yang kosong atau hampa, tapi ia merupakan
wujud dari hasil dialog antara idealitas dan sistem keyakinan si pencipta
(kreator) nya dengan realitas dan tuntutan sejarah yang mengililinginya.
Sekalipun demikian bukan berarti sains dan teknologi serta seni dan budaya
Islam sama sekali tanpa mengadopsi dari luar doktrin mereka, bahkan
mungkin sebagian dalam hal-hal yang bersifat teknis hampir sepenuhnya juga
berangkat dari luar doktrin. Karena doktrin-doktrin dalam Islam pada
umumnya lebih bersifat dan bernuansa pada sesuatu yang lebih universal,
dorongan kemajuan, tidak berbicara pada hal-hal yang bersifat teknis. Oleh
karena itu para sarjana muslim sebagai kreatornya, telah mengambil dan
mengadopsi unsur-unsur dari luar dengan begitu antusias, untuk kemudian
menyesuaikannya dengan konsep-konsep ajaran Islam itu sendiri. Berikut ini
adalah ilmuwan-ilmuwan sains dan penemuannya:
1. Al-Khawarimi (Penemu Algoritma)

Istilah algoritma, mungkin bukan sesuatu yang asing bagi


kita. Ditinjau dari asal-usul katanya, kata ‘Algoritma’ mempunyai sejarah
yang agak aneh. Orang hanya menemukan kata Algorism yang berarti
proses menghitung dengan angka Arab. Seseorang dikatakan ‘Algorist’
jika menghitung menggunakan angka Arab. Para ahli bahasa berusaha
menemukan asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya
para ahli sejarah matematika menemukan asal kata tersebut yang berasal
dari nama penulis buku Arab terkenal, yaitu Abu Abdullah Muhammad
Ibnu Musa Al-Khawarizmi dibaca orang barat menjadi Algorism.
2. Al-Biruni (Penemu Gravitasi)

Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al Biruni, ilmuwan besar


ini dilahirkan pada 362 H atau bulan September 973 M, di desa Khath
yang merupakan ibukota kerajaan Khawarizm, Turkmenistan (kini kota
Kiva, wilayah Uzbekistan). Ia lebih dikenal dengan nama Al Biruni.
Dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama, Al Biruni tumbuh dan
besar dalam lingkungan yang mencintai ilmu pengetahuan.
Prestasi paling menonjol di bidang fisika ilmuwan Muslim yang
pertama kali memperkenalkan permainan catur ke negeri-negeri Islam ini
adalah tentang penghitungan akurat mengenai timbangan 18 batu. Selain
itu, ia juga menemukan konsep bahwa cahaya lebih cepat dari suara.
Dalam kaitan ini, Al-Biruni membantah beberapa prinsip fisika
Aristotelian seperti tentang gerak gravitasi langit, gerak edar langit, tempat
alamiah benda serta masalah kontinuitas dan diskontinuitas materi dan
ruang.
Dalam membantah dalil kontinuitas materi yang menyatakan,
benda dapat terus-menerus dibagi secara tak terhingga, Al-Biruni
menjelaskan bahwa jika dalil itu benar tentu benda yang bergerak cepat
tidak akan pernah menyusul benda yang mendahuluinya, namun bergerak
lambat. Kenyataannya, urai Al-Biruni, dalam pengamatan kita, benda yang
bergerak cepat dapat menyusul benda yang mendahuluinya seperti bulan
yang mendahului matahari karena gerak bulan jauh lebih cepat daripada
matahari. Lalu Al-Biruni menjelaskan bahwa alangkah hinanya jika kita
menafikan pengamatan atas kenyataan itu. Sebagai seorang fisikawan, A1-
Biruni memberikan sumbangan penting bagi pengukuran jenis berat
(specific gravity) berbagai zat dengan hasil perhitungan yang cermat dan
akurat. Konsep ini sesuai dengan prinsip dasar yang ia yakini bahwa
seluruh benda tertarik oleh gaya gravitasi bumi. Teori ini merupakan pintu
gerbang menuju hukum-hukum Newton 500 tahun kemudian. Al
Biruni juga mengajukan hipotesa tentang rotasi bumi di sekeliling
sumbunya. Konsep ini lalu dimatangkan dan diformulasikan oleh Galileo
Galilei 600 tahun setelah wafatnya Al Biruni.
3. Al-Battani (Penemu Trigonometri)

Al Battani (sekitar 850– 923) adalah seorang ahli astronomi dan


matematikawan dari Arab. nama lengkap: Abū Abdullāh Muhammad ibn
Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-Harrani as-Sabi’ al-Battānī), lahir
di Harran dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah
tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24
detik. Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri. dan
menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan
persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun
tabel perhitungan tangen.
4. Al- Haitham
Fisikawan ternama ini bernama lengkap Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-
Hasan (atau al-Husain) Ibn Al-Haitham. Ia lahir tahun 965 di Basrah
(Irak). Namun namanya mulai masyhur di Mesir, saat pemerintahan Islam
dipimpin oleh Khalifah Al-Hakim (996-1020). Beliau merupakan
Fisikawan Muslim terbesar dan salah satu pakar optik terbesar sepanjang
masa. Sepanjang hidupnya, Al-Haitham telah menulis sekitar 70 kitab.
Salah satu kitabnya, Al-Manazir, telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin dengan tajuk Opticae Thesaurus. Dalam kitabnya Al-Haitham
mengatakan, proses melihat adalah jatuhnya cahaya ke mata. Bukan
karena sorot mata sebagaimana diyakini orang sejak zaman Aristoteles. 
Dalam kitab itu ia juga menjelaskan berbagai cara untuk membuat
teropong dan kamera sederhana (kamera obscura).
Kitab tentang optika ini telah menginspirasi para ilmuwan Barat
seperti Roger Bacon dan Johann Kepler. Tak heran jika Al-Hazen,
demikian Barat menyebut nama Al-Haitham, mendapat gelar ”Bapak
Optika Modern”.
Al-Haitham juga dinilai telah memberikan sumbangan besar bagi
kemajuan metode penelitian. Ia telah memulai suatu tradisi metode ilmiah
untuk menguji sebuah hipotesis, 600 tahun mendahului Rene Descartes
yang dianggap Bapak Metode Ilmiah Eropa di zaman Rennaisance.
Metode ilmiah Al-Haitham diawali dari pengamatan empiris, perumusan
masalah, formulasi hipotesis, uji hipotesis dengan melakukan penelitian,
analisis hasil penelitian, interpretasi data dan formulasi kesimpulan, serta
diakhiri dengan publikasi.
6. Ibnu Syina

Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin
Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada
tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara.
Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga
bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama
yang disampaikan oleh ayahnya. Ibnu juga memiliki peran besar dalam
mengembangkan berbagai bidang keilmuan. Beliau menerjemahkan karya
Aqlides dan menjalankan observatorium untuk ilmu perbintangan. Dalam
masalah energi Ibnu Sina memberikan hasil penelitiannya akan masalah
ruangan hampa, cahaya dan panas kepada khazanah keilmuan dunia.
Beliau setuju bahwa kecepatan cahaya pasti terbatas.
7. Ibnu Rasyid

Ibnu Rusyd adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Abu


Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520
Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim
terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang
mempunyai banyak minat dan talenta. Masa hidupnya sebagian besar
diberikan untuk mengabdi sebagai “Kadi” (hakim) dan fisikawan. Di dunia
barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas
filsafat Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad
pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Ibnu Rusyd
(1126-1198) adalah mujtahid dalam fiqih yang juga fisikawan, terbukti
dalam salah satu kitabnya dia mendefinisikan gaya berbagai tingkat kerja
yang harus dilakukan untuk mengubah kondisi kinetic dari sebuah benda
yang lembam. Apa yang ditulis ibnu Rusyd ini 500 tahun lebih awal dari
mekanika klasik Newton.
8. Kamal al-Din al-Farisi

Kamal al-Din al-Farisi adalah seorang ahli fisika Muslim


terkemuka dari Persia. Ia dilahirkan di kota Tabriz, Persia  sekarang Iran
pada 1267 M dan meninggal pada  1319 M.  Ilmuwan yang bernama
lengkap Kamal al-Din Abu’l-Hasan Muhammad Al-Farisi itu kesohor
dengan kontribusinya tentang optik serta teori angka. Ia merupakan murid
seorang astronom dan ahli matematika terkenal, Qutb al-Din al-Shirazi
(1236-1311), yang  juga murid Nasiruddin al-Tusi.  Dalam bidang optik,
al-Farisi berhasil merevisi teori pembiasan cahaya yang dicetuskan para
ahli fisika sebelumnya. Gurunya, Shirazi memberi saran agar al-Farisi
membedah teori pembiasan cahaya yang telah ditulis ahli fisika Muslim
legendaris Ibnu al-Haytham (965-1039).
Secara mendalam, al-Farisi melakukan studi mengenai risalah optik
yang ditulis pendahuluannya itu. Sang guru juga menyarankannya agar
melakukan revisi terhadap karya Ibnu Haytham. Buku hasil revisi terhadap
pemikiran al-Hacen nama panggilan Ibnu Haytham di Barat tersebut
kemudian jadi sebuah adikarya, yakni  Kitab Tanqih al-Manazir (Revisi
tentang Optik). Dalam bidang optik, ia berhasil merevisi teori pembiasan
cahaya yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya. Al-Farisi membedah
dan merevisi teori pembiasan cahaya yang telah ditulis oleh Al-Haitham.
Hasil revisi itu ia tulis dalam kitab Tanqih al-Manazir (Revisi
tentang Optik). Menurut Al-Farisi, tidak semua teori optik yang
dikemukakan Al-Haitham benar. Karena itulah ia berusaha memperbaiki
kelemahan dan menyempurnakan teori Al-Haitham. Tak cuma itu, teori
Al-Haitham soal pelangi juga ia perbaiki. Bahkan Al-Farisi mampu
menggabungkan teori Al-Haitham ini dengan teori pelangi dari Ibnu Sina.
Qutubuddin al-Syirazi (1236-1311) dan Kamaludddin al-Faris(1260-1320)
memberi penjelasan pertama yang benar pada fenomena pelangi.
9. Ibn Al Haytsam

Adalah pioneer optika modern ketika menerbitkan bukunya pada


tahun 1021. Dia menemukan bahwa proses melihat adalah jatuhnya cahaya
kemata, bukan karena sorot mata sebagaimana diyakini orang sejak zaman
Aristoteles. Dalam kitabnya al-Haytsam menunjukan berbagai cara untuk
membuat teropongdan juga kamera sederhana (camera obscura).
Melakukan eksperimen optikanya ini pada saat ia mengalami tahanan
rumah, setelah ia gagal memenuhi tugas Amir Mesir untuk mewujudkan
proyek bendungan sungai nil. Dia baru dilepas setelah penemuan optiknya
dinilai impas unuk investasi yang telah dikeluarkan sang Amir.
10. Ibnu Bajjah

Namanya Abu-Bakr Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Al-Sayigh. Tapi


ia biasa dipanggil Ibnu Bajjah yang berarti “anak emas”. Ibnu Bajjah lahir
di Saragoza, Spanyol, pada tahun 1082 dan wafat pada 1138 M. Ia
mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan di zaman kekuasaan Dinasti
Murabbitun. ”Avempace” –sebutan Barat untuk Ibnu Bajjah. Sebagaimana
Al-Haitham, karya Ibnu Bajjah dalam bidang fisika banyak mempengaruhi
fisikawan Barat abad pertengahan seperti Galileo Galilei. Ibnu Bajjah
menjelaskan tentang hukum gerakan. Menurutnya, kecepatan sama dengan
gaya gerak dikurangi resistensi materi. Prinsip-prinsip yang
dikemukakannya ini menjadi dasar bagi pengembangan ilmu mekanika
modern. Karena itu tidak mengherankan jika hukum kecepatan yang
dikemukakan Galileo sangat mirip dengan yang dipaparkan Ibnu Bajjah.
Karya-karya Ibnu Bajjah mengenai analisis gerakan juga sangat
mempengaruhi pemikiran Thomas Aquinas. Dalam bidang optik, ia
berhasil merevisi teori pembiasan cahaya yang dicetuskan para ahli fisika
sebelumnya. Al-Farisi membedah dan merevisi teori pembiasan cahaya
yang telah ditulis oleh Al-Haitham. Hasil revisi itu ia tulis dalam kitab
Tanqih al-Manazir (Revisi tentang Optik).
Menurut Al-Farisi, tidak semua teori optik yang dikemukakan Al-
Haitham benar. Karena itulah ia berusaha memperbaiki kelemahan dan
menyempurnakan teori Al-Haitham. Tak cuma itu, teori Al-Haitham soal
pelangi juga ia perbaiki. Bahkan Al-Farisi mampu menggabungkan teori
Al-Haitham ini dengan teori pelangi dari Ibnu Sina.
11. Taqi al-Din

Selain dikenal sebagai pakar fisika, Taqi al-Din Muhammad ibnu


Ma’ruf al-Shami al-Asadi (1526-1585 M) adalah pakar matematika, pakar
botani, astronom, astrolog, dan ahli teknik. Taqi al-Din juga teolog, filsuf,
ahli hewan, ahli obat-obatan, hakim, guru, dan imam masjid. Sebagai ahli
teknik, ia misalnya membuat jam dinding dan jam tangan. Taqi al-Din
menulis sekitar 90 kitab. Salah satunya bertajuk Al-Turuq al-Samiyya fi
al-Alat al-Ruhaniyya. Kitab yang ditulis pada 1551 ini menjelaskan kerja
mesin dan turbin uap air. Karya ini mendahului penemuan Giovanni
Branca (1629) tentang mesin uap air. Kitab-kitab lainnya antara lain
menerangkan tentang optik, matematika, mekanika, astronomi, dan
astrologi.
12. Al-Khazini
Abdurrahman al-Khazini hidup pada abad ke-12 M. Ia adalah
ilmuwan yang menemukan berbagai teori penting dalam sains. Temuan
ilmuwan kelahiran Bizantium ini antara lain: metode ilmiah eksperimental
dalam mekanik; perbedaan daya, masa dan berat; jarak gravitasi; serta
energi potensial gravitasi. Sumbangan penting Al-Khazini dalam bidang
fisika terangkum dalam kitab Mizan al-Hikmah yang ditulisnya pada tahun
1121. Berikut beberapa karya beliau:
 Menjelaskan tentang teori keseimbangan hidrostatika.
 Al-Khazini menerangkan prinsip keseimbangan hidrostatika
dengan tingkat ketelitian obyek sampai ukuran mikrogram (10^6
gr). Tingkat ketelitian seperti ini, menurut K. Ajram dalam The
Miracle of Islamic Science, baru dapat tercapai pada abad ke-20 M.
 Menerangkan pengaruh suhu (temperatur) terhadap kerapatan
benda. Hal ini ia lakukan sebelum Roger Bacon menemukan dan
membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada
dekat pusat bumi.
 Melahirkan ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa.
Al-Khazini juga telah berjasa meletakkan fondasi bagi
pengembangan mekanika klasik di era Renaisans Eropa.
13. Ja’far Muhammad ibn Syakir
Di dunia mekanika, ja’far Muhammad ibn Syakir (800-873)
berhipotesis bahwa benda-benda langit dan lapisan langit adalah subjek
yang mengalami hukum-hukum fisika yang sama dengan bumi. Pada tahun
1121, al-Hkanizi dalam kitab tentang keseimbangan Kebijaksanaan
mengusulkan bahwa grafitasi dan energy potensialnya berubah tergantung
jaraknya dari pusat bumi. Dia juga secara tegas membedakan antara gaya,
massa dan berat. Penemuan ini berguna untuk membuat kincir bertenaga
air.
14. Ibnu Bajah
Ibnu Bajah ( Avempace ) yang wafat 1138 berargumentasi bahwa
selalu ada reaksi pada setiap aksi. Teori ini sangat berpengaruh pada
fisikawan setelahnya, termasuk Galileo dan newton, dan sangat berguna
untuk menghitung kekuatan manjanik, yakni ketapel raksasa yang
berfungsi seperti meriam.
15. Hibatullah Abu ‘l-Barakat al-Baghdadi
Hibatullah Abu ‘l-Barakat al-Baghdadi (1080-1165) membantah
Aristoteles yang mengatakan bahwa gaya yang konstan akan menghasilkan
gerak yang seragam, ketika dalam alkitabnya al-Mu’tabar dia menulis
bahwa gaya konstan akan menghasilkan percepatan (akselerasi).
Menurutnya akselerasi adalah rerata dari perubahan kecepatan.
E. Ilmuwan Nonmuslim dan Penemuannya
1. Albert Einstein

Albert Einstein lahir di Ulm, Kerajaan Württemberg, Kerajaan


Jerman pada tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal di Princeton, New
Jersey, Amerika Serikat pada tanggal 18 April 1955. Ia adalah ilmuwan
fisika terbesar dalam abad ke-20. Ia mengemukakan teori relativitas. Kata
Einstein dianggap berarti kecerdasan atau genius. Untuk menghargai atas
jasa-jasanya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai Einstein, sebuah
unsure kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001
Einstein. Rumus yang paling terkenal adalah E=mc².
2. Alexander Graham Bell

Alexander Graham Bell lahir di Edinburgh, Skotlandia, Inggris


pada tanggal 3 Maret 1847 dan meninggal akibat komplikasi dari diabetes
di Beinn Bhreagh, Nova Scotia, Kanada pada tanggal 2 Agustus 1922. Ia
merupakan seorang Ilmuwan, insinyur, Profesor di Boston University,
Guru orang tuli dan bahkan penemu telepon. Ia juga termasuk pekerjaan
terobosan dalam telekomunikasi optik, hydrofoils dan aeronautika. Pada
1888, Ia menjadi anggota pendiri dari National Geographic Society. Ia
digambarkan sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah
manusia.
3. Archimides

Archimedes lahir di Syracuse, Sisilia pada tahun c.287 SM dan


meninggal pada tahun c.212 SM di Syracuse. Ia adalah seorang ahli
matematika Yunani, fisika, insinyur, penemu, dan astronom. Ia
menemukan Archimedes ‘prinsip, Archimedes sekrup, Claw Archimedes
dan Panas Sinar.
4. Aristoteles

Aristoteles lahir di Stageira, Chalcidice pada tahun 384 SM dan


meninggal pada tahun 322 SM di Euboea. Ia adalah seorang Yunani filsuf
dan polymath, seorang mahasiswa dari Plato dan guru dari Alexander
Agung. Tulisan-tulisan Aristoteles adalah yang pertama membuat system
yang komprehensif filsafat Barat, meliputi moralitas, estetika, logika, ilmu
pengetahuan, politik, dan metafisika. Meskipun Ia menulis risalah yang
elegan banyak dan dialog, diperkirakan bahwa sebagian tulisan-tulisannya
hilang dan hanya sekitar sepertiga dari karya asli telah bertahan.
5. Galileo Galilei

Galileo Galilei lahir di Pisa, Toscana – Italia pada tanggal 15


Februari 1564 dan meninggal pada tanggal 8 Januari 1642 di Arcetri,
Toscana – Italia. Ia adalah seoarang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia
yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Ia telah
menyempurnakan teleskop, mengamati berbagai pengamatan astronomi
dan juga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus mengenai
peredaran bumi mengelilingi matahari. Galileo dianggap sebagai
penyumbang terbesar bagi dunia sains modern, dan sering disebut sebagai
“Bapak Astronomi Modern”, “Bapak  Fisika Modern’, dan “Bapak Sains”.
6. George Ohm

Georg Ohm lahir di Erlangen, Bavaria pada tanggal 16 Maret 1789


dan meninggal pada tanggal 6 Juli 1854 di Munich, Bavaria. Ia adalah
seorang ahli fisika dan matematika. Ia menggunakan peralatan ciptaanya
sendiri dan menemukan bahwa ada proporsionalitas langsung antara beda
potensial diterapkan di konduktor dan resultan arus listrik, hubungan ini
dikenal dengan Hukum Ohm.
7. John Dalton

John Dalton lahir di Eaglesfied, Cumberland, Inggris pada tanggal


6 September 1766 dan meninggal pada tanggal 27 Juli 1844 di
Manchester, Inggris. Ia adalah seorang ahli kimia, ahli meteorologi dan
fisikawan. Ia dikenal karena kepeloporannya dalam pengembangan
modern teori atom, Hukum Proporsi, Hukum Daltn Tekanan Parsial, dan
Daltonism.
8. Isaac Newton

Sir Isaac Newton lahir di Woolsthorpe-by-Colsterwoth,


Lincolnshire pada tanggal 4 Januari 1643 dan meninggal pada tanggal 31
Maret 1727. Ia adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi,
filsuf alam, alkimiawan, dan teolog. Ia adalah pengikut dari aliran
heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah dan
dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik. Newton menjabarkan hokum
gravitasi dan tiga hokum gerak yang mendominasi pandangan sains dalam
karyanya.
9. Niels Bohr

Niels Bohr lahir di Kopenhagen, Denmark pada tanggal 7 Oktober


1885 dan meninggal pada tanggal 18 November 1862 di Kopenhagen,
Denmark. Ia adalah ahli fisika dan pernah meraih hadiah Nobel Fisika paa
tahun 1922. Ia menerapkan konsep kuantum yang menggambarkan bahwa
atom tersusun dari inti atom yang dikelilingi oleh orbit elektron.

10. Thomas Alva Edison

Thomas Alva Edison lahir di Milan, Ohio pada tanggal 11 Februari


1847 dan meninggal pada tanggal 18 Oktober 1931 di West Orange, New
Jersey. Ia adalah penemu dan pengusaha yang mengembangkan banyak
peralatan penting dan juga merupakan penemu pertama yang menerapkan
prinsip produksi missal pada proses penemuan.
Di masa mudanya pada tahun 1870 ia menemukan mesin telegraf
yang lebih baik. Mesin-mesinnya dapat mencetak pesan-pesan di atas pita
kertas yang panjang. Uang yang dihasilkan dari penemuannya itu cukup
untuk mendirikan perusahaan sendiri. Pada tahun1874 ia pindah ke Menlo
Park, New Jersey. Disana ia membuat sebuah bengkel ilmiah yang besar
dan yang pertama di dunia. Setelah itu ia banyak melakukan penemuan-
penemuan yang penting. Pada tahun 1877 ia menemukan Gramofon.
Dalam tahun 1879 ia berhasil menemukan lampu listrik kemudian ia juga
menemukan proyektor untuk film-film kecil. Tahun 1882 ia memasang
lampu-lampu listrik di jalan-jalan dan rumah-rumah sejauh satu kilometer
di kota New York. Hal ini adalah pertama kalinya di dunia lampu listrik di
pakai di jalan-jalan. Pada tahun 1890, ia mendirikan perusahaan General
Electric.

11. Alessandro Volta

Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Gerolamo Umberto Volta


(lahir di Como, Tanah Milik Duke Milan, (kini Italia), 18 Februari 1745 –
meninggal di Como, Lombardi-Venetia, (kini Italia), 5 Maret 1827 pada
umur 82 tahun) adalah seorang fisikawan Italia. Ia terutama dikenal karena
mengembangkan baterai pada tahun 1800.
Alessandro Volta adalah ahli fisika Italia, ahli kimia, pangeran,
guru besar, pengarang, penemu beberapa benda yang berguna seperti:
elemen batere atau tumpukan Volta (1800), penemu kondensator,
eudimeter, pistol listrik, dan lampu udara. Ia memperbaiki elektroforus
(1777) dan elektroskop. Ia menemukan dan mengisolir gas metan (1778).
12. Arthur Compton

Arthur Holly Compton  adalah seorang fisikawan Amerika yang


memenangkan Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1927 atas
sumbangannya dalam penemuan sebuah efek yang dinamai menurut
namanya (efek Compton). Ia juga dikenal karena kepemimpinannya di
Manhattan Project 's Metallurgical Laboratory. Ia menjabat sebagai
Kanselir dari Washington University di St Louis 1945-1953.
Pada tahun 1919, Compton mendapat beasiswa untuk belajar di
luar negeri dari Dewan Riset Nasional Beasiswa. Dia memilih untuk
mengenyam pendidikan di Cambridge University 's Cavendish Laboratory
di Inggris, di sana ia mempelajari hamburan dan penyerapan dari sinar
gamma. Penelitian lebih lanjut di sepanjang garis-garis ini menyebabkan
penemuan efek Compton, yang menunjukkan partikel sifat radiasi
elektromagnetik . Itu adalah penemuan sensasional pada waktu itu, untuk
sifat gelombang cahaya telah baik ditunjukkan, tetapi gagasan bahwa
cahaya dapat memiliki sifat ganda tidak mudah diterima.
13. Blaise Pascal
Blaise Pascal adalah seorang ahli matematika, fisikawan, penemu,
penulis dan filsuf Kristen berkebangsaan Perancis. Ia lahir di Clermont-
Ferrand, Perancis pada 19 Juni 1623 dan meninggal di Paris, Perancis pada
19 Agustus 1662 pada umur 39 tahun.
Minat utamanya ialah filsafat dan agama, sedangkan hobinya yang
lain adalah matematika dan geometri proyektif. Bersama dengan Pierre de
Fermat menemukan teori tentang probabilitas. Pada awalnya minat riset
dari Pascal lebih banyak pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan,
di mana dia telah berhasil menciptakan mesin penghitung yang dikenal
pertama kali. Mesin itu hanya dapat menghitung (mesin komputasi
sederhana yang merupakan cikal bakal kalkulator).

14. Johann Carl Friedrich Gauss

Johann Carl Friedrich Gauss adalah matematikawan, astronom,


dan fisikawan Jerman yang memberikan beragam kontribusi, termasuk
teori bilangan,aljabar , statistik, analisis, geometri diferensial, geodesi,
geofisika,elektrostatika, astronomi, dan optik. Ia dipandang sebagai salah
satu matematikawan terbesar sepanjang masa selain Archimedes dan Isaac
Newton. Carl Friedrich Gauss lahir di Brunswick, Duchy of Brunswick-
Wolfenbüttel, Kekaisaran Romawi Suci pada 30 April 1777. Saat umurnya
belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi kesalahan daftar gaji
tukang batu ayahnya.
15. Gustav Kirchhoff

Gustav Robert Kirchhoff adalah seorang fisikawan Jerman yang


berkontribusi pada pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik,
spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam yang dihasilkan oleh benda-
benda yang dipanaskan. Dia menciptakan istilah radiasi "benda hitam"
pada tahun 1862. Terdapat 3 konsep fisika berbeda yang kemudian
dinamai berdasarkan namanya, "hukum Kirchhoff", masing-masing dalam
teori rangkaian listrik, termodinamika, dan spektroskopi.
Gustav Kirchhoff lahir pada 12 Maret 1824 di Königsberg, Prusia
Timur (sekarang Kaliningrad, Rusia), putra dari padsangan Friedrich
Kirchhoff, seorang pengacara, dan Johanna Henriette Wittke. Dia lulus
dari Universitas Albertus Königsberg (sekarang Kaliningrad) pada 1847
dan menikahi Clara Richelot, putri dari profesor-matematikanya, Friedrich
Richelot. Pada tahun yang sama, mereka pindah ke Berlin, tempat dimana
ia menerima gelar profesor di Breslau (sekarang Wroclaw).
16. Henritz Hertz
Heinrich Rudolf Hertz adalah fisikawan Jerman yang menemukan
pengiriman energi listrik dari 2 titik (point) tanpa kabel (nirkabel).
Penemuannya yang paling mutakhir adalah electric charge jump. Ia lahir
pada 22 Februari 1857  dan meninggal dunia pada 1 Januari 1894. Hertz
menuntut pendidikan di Institusi University of Kiel, University of
Karlsruhe, University of Bonn. Almamaternya di University of Munich,
University of Berlin. Dia seorang Pembimbing doktoral dari Hermann von
Helmholtz. Dia juga dikenal atas penemuan tentang Radiasi
Elektromagnetik dan Efek fotolistrik.
Heinrich Rudolf Hertz dianggap sebagai Tokoh yang paling berjasa
dalam bidang Elektromagnetisme, cabang fisika tentang medan
elektromagnetik yang mempelajari mengenai medan listrik dan medan
magnet. Medan listrik dapat diproduksi oleh muatan listrik statik, dan
dapat memberikan kenaikan pada gaya listrik. Medan magnet dapat
diproduksi oleh gerakan muatan listrik, seperti arus listrik yang mengalir
di sepanjang kabel dan memberikan kenaikan pada gaya magnetik.

Istilah "elektromagnetisme" berasal dari kenyataan bahwa medan


listrik dan medan magnet adalah saling "berpelintiran"/terkait, dan dalam
banyak hal, tidak mungkin untuk memisahkan keduanya. Contohnya,
perubahan dalam medan magnet dapat memberikan kenaikan kepada
medan listrik; yang merupakan fenomena dari induksi elektromagnetik,
dan merupakan dasar dari operasi generator listrik, motor induksi, dan
transformer. Istilah elektrodinamika kadangkala digunakan untuk
menunjuk kepada kombinasi dari elektromagnetisme dengan mekanika.
Subjek ini berkaitan dengan efek dari medan elektromagnetik dalam sifat
mekanika dari partikel yang bermuatan listrik.
17. Max Planck

Max Karl Ernst Ludwig Planck, adalah seorang fisikawan


Jerman yang banyak dilihat sebagai penemu teori kuantum, yang
membuatnya memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun
1918. Planck membuat banyak kontribusi untuk teori fisika, tetapi terkenal
pada perannya sebagai pencetus teori kuantum. Teori ini merevolusi
pemahaman manusia dari proses atom dan subatom, seperti teori
relativitas Albert Einstein merevolusi pemahaman ruang dan waktu.
Mereka merupakan ilmuwan teori-teori dasar fisika abad ke-20.
18. Michael Faraday

Michael Faraday ialah ilmuwan Inggris yang mendapat julukan


"Bapak Listrik", karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang
banyak gunanya. Faraday yang lahir 22 September 1791 telah mempelajari
berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk elektromagnetisme dan
elektrokimia. Dia juga menemukan alat yang nantinya menjadi pembakar
Bunsen, yang digunakan hampir di seluruh laboratorium sains sebagai
sumber panas yang praktis. Karena penemuannya banyak yang terkait
dengan listrik atau kelistrikan manka sebagian orang menyebutnya
"Penemu Listrik".
Efek magnetisme menuntunnya menemukan ide-ide yang menjadi
dasar teori medan magnet. Ia banyak memberi ceramah untuk
memopulerkan ilmu pengetahuan pada masyarakat umum. Pendekatan
rasionalnya dalam mengembangkan teori dan menganalisis hasilnya amat
mengagumkan.

DAFTAR PUSTAKA

https://rizkifisthein.wordpress.com/2013/01/18/sejarah-ilmuwan-fisika-
islam/
https://blogpenemu.blogspot.com/2014/03/Tokoh-Ilmuwan-dan-Penemu-
Bidang-Fisika-Fisika-Terapan.html

Anda mungkin juga menyukai