Anda di halaman 1dari 24

Pertemuan Ke-2

Ukuran-Ukuran Dalam Epidemiologi

Dr. SUMARDIYONO, S.KM, M.Kes


S2 IKM EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIK
PASCASARJANA UNS
A. Perhitungan Frekuensi Penyakit
1. Rasio
 Suatu fraksi tanpa hubungan tertentu antara pembilang dan penyebut.
 Dapat dinyatakan dalam a/b  Berguna untuk pembandingan.
 Rentang: 0 hingga 
 Contoh ukuran yang menggunakan rasio
Rasio Laki-laki terhadap Perempuan
Rasio Urban terhadap Rural
Rasio Muda terhadap Tua
Contoh:
Jumlah laki-laki mengalami DM tahun 2019 berjumlah 2,412
Jumlah perempuan mengalami DM tahun 2019 berjumlah 2,314
Rasio laki-laki terhadap perempuan
2,412/2,314 = 1.04
(Pembilang tidak merupakan bagian dari penyebut)
2. Proporsi / Persentase
Menyatakan besar relatif suatu kelompok terhadap total semua kelompok.
Pembilang merupakan bagian dari penyebut.
Untuk dua kelompok a dan b, proporsi A = A/(A+B) atau dinyatakan dalam
persen A = A/(A+B) x 100%
Rentang: 0 hingga 1 atau 0% hingga 100%
A/(A+B)
Misal : Proporsi kematian karena HIV AIDS adalah jumlah yang mati
karena HIV-AIDS dibagi jumlah seluruh kematian
Distribusi Frekuensi, Proporsi dan Persentase Responden Menurut
Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Proporsi %

Tidak sekolah/tdk tamat SD 5 5/53 9,4


Tamat SD 23 23/53 43,4
Tamat SLTP 10 10/53 18,9
Tamat SLTA 11 11/53 20,8
Tamat Diploma/Universitas 4 4/53 7,5
Jumlah 53 100
3. Rate
 Besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah keseluruhan penduduk dimana peristiwa
itu berlangsung dalam suatu batas waktu tertentu  Memasukkan unsur waktu dalam
perhitungan rasio maupun proporsi.
 Merupakan jenis khusus proporsi.
 Unit waktu di dalam penyebut.
 A/(A+B) per interval waktu.
 Populasi sering digunakan sebagai penyebut
 Selalu dua komponen: Kasus baru dan Waktu
 Contoh: CDR (crude death rate), CBR (crude birth rate), RNI (rate of natural increase)
Rate
N kelahiran hidup dalam setahun
CBR   1000
populasi tengah ta hun

N kematian dalam setahun


CDR   1000
populasi tengah ta hun

RNI  CBR  CDR


B. Ukuran Morbiditas
1. Insidensi
Jumlah kejadian/penyakit (kasus baru) pada kelompok
penduduk tertentu dlm suatu kurun waktu tertentu
Pada penyakit menular tertentu dengan masa tunas yang pendek dapat dihitung
attack rate (angka serangan), misal pada wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) yg
biasanya berlangsung tidak terlalu lama (beberapa hari atau minggu saja).

Pada suatu sekolah SD dengan murid 400 anak, 75 anak diantaranya tiba-tiba
menderita muntaber setelah minum susu kotak dalam acara di sekolah tersebut.
AR = (75/400) x 100 = 18,75%
2. Prevalensi
a. Point prevalence, jumlah seluruh penderita (lama+baru) yg ada
pada suatu saat tertentu
b. Periode prevalence, jumlah seluruh penderita (lama+baru) yg ada pada
suatu periode tertentu

Prevalensi Virus Hepatitis B:


◦ 4.4% dari populoasi menunjukkan adanya bukti sedang atau pernah
terinfeksi Virus Hepatitis B.
Prevalensi Virus Hepatitis C:
◦ 1.0% dari populasi menunjukkan adanya bukti sedang atau pernah
terinfeksi Virus Hepatitis C
Manfaat ukuran insidensi
1. Angka insidensi dapat digunakan untuk mengukur angka kejadian
penyakit. Perubahan angka insidensi dapat menunjukkan adanya
perubahan faktor2 penyebab penyakit, yaitu fluktuasi alamiah dan
adanya program pencegahan.
2. Dalam penelitian epidemiologi  sebab akibat
3. Perbandingan antara berbagai populasi dengan pemamapan yg berbeda
4. Untuk mengukur besarnya risiko determinan tertentu
Manfaat ukuran prevalensi
1. Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit
2. Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan, misal obat, tenaga,
ruangan
3. Menyatakan banyaknya kasus yg dapat didiagnosis
C. Ukuran Mortalitas
1. Crude Death Rate (CDR)
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yg dicatat selama satu
tahun per 1000 penduduk di pertengahan tahun yg sama

AKK/CDR = Jumlah kematian yg dicatat dlm thn kalender X 1000


Jumlah seluruh pddk pertengahan thn yg sama
2. Age Specific Death Rate (ASDR)
Jmlh kematian pada kelompok umur tertentu
tertentu selama satu tahun
X 1000
Jmlh penduduk golongan umur tersebut pada
pertengahan tahun yg sama

Bisa interval 5 tahunan atau


Kelompok umur khusus spt: neonatus, bayi, balita, usia sekolah, dewasa, usia
lanjut, dll.
3. Case Fatality Rate (CFR)
merupakan suatu angka yang dinyatakan ke dalam persentase yang berisikan data orang
mengalami kematian akibat suatu penyakit tertentu. Pada dasarnya Case Fatality Rate
digunakan pada pengkuran penyakit menular.

◦ Lebih menunjukkan keganasan penyakit tersebut pada kondisi atau lingkungan tertentu.
◦ Seperti kematian saat Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit tertentu.
E. Ukuran Risiko
 Risiko dapat diartikan sebagai derajad ketidakpastian  Risiko = 0
 Ada kepastian suatu peristiwa tidak akan terjadi Risiko = 1
 Terdapat kepastian bahwa suatu peristiwa pasti akan terjadi.
 Besarnya risiko untuk terkena penyakit dapat dibandingkan dengan
menghitung besarnya insidensi suatu penyakit antara orang yg terpapar
dgn faktor penyebab penyakit tsb dgn yg tidak terpapar.
1. Risiko Atribut (Attribute Risk / AR)
 Selisih angka insidensi antara kelompok terpapar dgn tidak terpapar.
 Dianggap sbg akibat pemaparan oleh faktor penyebab penyakit (atribut).
 Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker paru.
 Dari 100 perokok berat  5 menderita ca paru  besar risiko = 5/100 = 0,05
 Dari 100 bukan perokok  2 menderita ca paru  besar risiko = 2/100 =
0,02
 Risiko Atribut = 0,05 – 0,02 = 0,03  3% insidensi ca paru disebabkan oleh
kebiasaan merokok
2. Risiko Relatif (Risk Ratio / RR)
Menghitung rasio antara 2 kelompok
Membandingkan insidensi antara kelompok terpapar dengan yang tidak
terpapar.
Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker prostat
Diketahui:
Dari 1000 perokok  90 menderita ca prostat
Dari 1000 bukan perokok  30 menderita ca prostat
Besarnya risiko yg ditanggung oleh perokok untuk terkena ca prostat
dibandingkan dgn bukan perokok dapat dijelaskan sbb.

Ca Prostat Jumlah Risiko

+ -

Perokok 90 910 1000 0,09

Bukan perokok 30 970 1000 0,03

Jumlah 120 1880 2000 RR= 0,09/0,03


RR=3,0

Kesimpulan : Perokok mempunyai risiko menderita Ca Prostat 3 kali lebih


besar dibandingkan dengan bukan perokok
3. Odds Ratio (OR)
 Odds terpapar = Perbandingan jumlah kasus terpapar dengan kasus tidak terpapar,
 Odds kontrol = Perbadingan jumlah kontrol terpapar dan kontrol tidak terpapar.
 Odds Ratio (OR) atau rasio odds = Odds terpapar / Odds control.
 Odds rasio merupakan sebuah pendekatan risiko relatif yang digunakan dalam
penelitian kasus kontrol.
 Yg dibandingkan bukan angka insidensi tetapi pemaparan.
Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker prostat
Diketahui:
Dari 1000 perokok  90 menderita ca prostat
Dari 1000 bukan perokok  30 menderita ca prostat
Besarnya risiko yg ditanggung oleh perokok untuk terkena ca prostat
dibandingkan dgn bukan perokok dapat dijelaskan sbb.
Ca Prostat Odds

+ -
Perokok 90 910 90/910

Bukan perokok 30 970 30/970

Odds OR= (90/910)/(30/970)


90/30 910/970 OR= 90 X 970 / 910 X 30
OR= 3,197 = 3,2
Kesimpulan : Besarnya risiko untuk menderita Ca Prostat pada perokok 3,2 kali
lebih besar dibandingkan dengan risiko menderita prostat pada yang bukan
perokok.
Tugas
Membuat contoh ukuran-ukuran epidemiologi.
Dipresentasikan minggu depan sebelum mulai kuliah oleh masing-masing
mahasiswa.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai