Anda di halaman 1dari 21

PRINSIP AGRONOMIK

BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 1
BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH

• Budidaya untuk produksi benih sedikit


berbeda dengan budidaya untuk produksi
non benih, yakni pada prinsip genetisnya,
dimana aspek kemurnian genetik
menentukan kelulusan dalam sertifikasi.
• Perbedaan spesifik yang lain terutama pada
waktu panen dan penanganan pasca panen
• Sedangkan teknik budidaya mulai dari
pengolahan tanah hingga panen antara
teknik budidaya produksi benih dan non
benih secara relatif sama.
31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 2
1. Pengolahan Tanah
• Pengolahan tanah pada dasarnya bertujuan untuk :
- memperbaiki struktur tanah,
- meningkatkan aktivitas organisme tanah,
- menciptakan aerasi yang baik;
- mengendalikan gulma, dan
- membebaskan lahan dari sisa-sisa tanaman atau
benih tanaman yang ada.
• Hendaknya cukup tersedia waktu antara saat
pengolahan tanah dan waktu tanam sehingga benih
gulma dan tanaman dari pertanaman sebelumnya
tumbuh dan dapat dicabut.

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 3
2. Penanaman

• Untuk memproduksi benih-benih kecil (bobot 1000


butir sebesar 10 gram), biasanya diawali dengan
pesemaian atau pembibitan.

• Hal utama yang perlu diperhatikan berkaitan dengan


penanaman adalah jarak tanam dan kedalaman
tanam.

• Jarak tanam yang digunakan dapat disesuaikan


dengan jenis atau varietas tanamannya, tingkat
kesuburan lahan, serta ketersediaan air dan sinar
matahari.
31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 4
• Penanaman direkomendasikan secara
beraturan dengan sistem baris karena :
a. Kebutuhan benih per hektar lebih sedikit sehingga
memunginkan luas tanam lebih besar.
b. Pemeriksaan lapang lebih mudah sehigga
pengenalan tanaman tipe simpang lebih jelas/akurat.
c. Pemeliharaan tanaman lebih mudah dilakukan
tanpa merusak tanaman.
d. Pencahayaan, kelembaban tanah dan pasokan
hara tanaman lebih terjamin.
e. Pembungaan tanaman dan kualitas benih lebih
baik karena cahaya yang cukup.

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 5
Hasil polong kering kacang tanah varietas Kelinci
pada berbagai populasi tanaman

Populasi tanaman Jarak tanam Hasil polong


per ha (cm x cm) (t/ha)
62.500 40 x 40 0,78 a
83.000 40 x 30 0,78 a
111.000 30 x 30 0,98 a
125.000 40 x 20 1,33 ab
167.000 30 x 20 1,60 b
167.500 40 x 15 1,61 b
250.000 40 x 10 1,94 b
250.000 20 x 20 1,80 b
333.000 40 x 7,5 2,09 b
BNT 0,05 0,51
31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 6
• Kebutuhan benih dipengaruhi oleh :
(1). Jarak tanam atau populasi tanaman per hektar.
(2). Ukuran atau bobot benih per 1.000 butir
(3). Daya tumbuh/berkecambah benih.

• B = 10.000 x 100/p x 100/q x100/r x s/1000 x t x 1 g


Keterangan :
B = Benih yang diperlukan per hektar (gram)
p = Jarak antar barisan (cm)
q = Jarak tanaman dalam barisan (cm)
r = Daya berkecambah benih (%)
s = Bobot 1.000 butir benih (gram)
t = Jumlah biji per lubang

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 7
3. PEMELIHARAAN
• Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan,
penyiangan, pengendalian hama dan
penyakit, serta pengariran dan pengelolaan
air.
• Teknik pemeliharaan hendaknya disesuaikan
dengan fase pertumbuhan tanaman
sehingga tindakan yang diberikan tepat dan
efisien.

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 8
A. Pemupukan
• Ketepatan pemupukan sangat penting karena
menentukan keserempakan waktu
pembungaan.
• Produsen benih harus dapat menetapkan
program pemupukan yang berimbang sehingga
dapat menghindari kelebihan dan kekurangan
hara bagi tanaman.
• Efektivitas dan efisiensi pemupukan ditentukan
4 T, yaitu :
a. Tepat Jenis
b. Tepat Jumlah
c. Tepat Waktu
d. Tepat Cara
31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 9
• Pemupukan dilakukan untuk memperbaiki
ketersediaan hara dalam tanah.
• Selain untuk pertumbuhan tanaman, pupuk
pun berpengaruh terhadap produksi dan
mutu benih.
• Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
membutuhkan 15 unsur hara esensial, yaitu
: C, H, O, N, P, K, S, Ca, Mg, Fe, Mn, Zn, Cu,
B, dan Mo.

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 10
• Ke-15 unsur tersebut dibedakan dalam
(dua) kelompok , yaitu :
1. Unsur hara makro : C, H, O, N, P,
K, S, Ca, dan
Mg.
2. Unsur hara mikro : Fe, Mn, Zn,
Cu, B, dan
Mo.
• Unsur hara makro dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Unsur hara primer : C, H, O, N, P,
K, dan S.
b. Unsur hara sekunder : Ca dan Mg.
31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 11
B. Pengairan
• Pengairan bertujuan untuk menyediakan air bagi
tanaman dalam jumlah yang tepat, sesuai dengan
fase pertumbuhan dan perkembangan-nya.
• Pada tahap pertumbuhan vegetatif sampai inisiasi
bunga, air diperlukan dalam jumlah banyak.
• Pada tahap pembungaan, air diperlukan dalam
jumlah sedang.
• Pada tahap pembentukan dan perkembangan benih
dini, air diperlukan dalam jumlah banyak.
• Pada tahap pemasakan benih, air tidak diperlukan
lagi.

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 12
• Pengairan atau irigasi yang teratur
memungkinkan produksi benih untuk
menghasilkan benih yang tinggi secara
kuantitas dan kualitas.
• Manfaat dari irigasi yang lain adalah
memungkinkan penambahan luas tanam atau
musim tanam dan pengendalian teknik
budidaya tanaman yang rutin.
• Ketersediaan air harus dijaga sepanjang
periode pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, terutama pada periode kritis
tanaman terhadap ketersediaan air.
• Penghentian irigasi selama fase akhir
pemasakan benih akan memaksimalkan
pemasakan benih dan menyederhanakan
penanganan benih pasca panen.

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 13
C. Pengendalian Gulma

• Gulma pada pertanaman dapat menjadi


kompetitor tanaman utama dalam
mendapatkan air, hara, dan cahaya
matahari.
• Gulma juga dapat menjadi inang hama dan
penyakit tertentu.
• Gulma juga memungkinkan terjadinya
penyerbukan silang dengan tanaman benih.
• Pengendalian gulma dapat dilakukan secara
manual, mekanis, kimiawi, ekologis (biologi).

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 14
D. Pengendalian Hama & Penyakit

• Hama dan penyakit di lapang selalu ada


sehingga perlu dikendalikan agar pertanian
dapat mencapai produksi yang tinggi.
• Pengendalian tersebut hendaknya dilakukan
sedini mungkin dengan senantiasa mem-
perhatikan batas ambang ekonomisnya,
yakni tingkat populasi dan intensitas
serangan yang membahayakan proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 15
• Pengendalian hama dan penyakit dapat
dilakukan secara preventif dan kuratif.
• Pengendalian hama dan penyakit dapat
dilakukan dengan cara :
a. penanaman varietas tahan/toleran
b. menanam benih sehat
c. rotasi tanaman
d. eradikasi
e. pemakaian bahan kimia

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 16
4. Pemanenan

• Jika penanganan pasca panen dapat


dilakukan dengan baik, maka panen pada
saat benih masak fisiologis adalah yang
terbaik karena :
a. benih belum mengalami kemunduran
(deteriorasi).
b. mempercepat program pemuliaan
karena segera diperoleh data viabilitas dan
vigor maksimum dari varietas yang
dikembangkannya.

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 17
c. menghemat waktu dan mengurangi
kehilangan benih di lahan.
d. perkecambahan benih di lahan dapat
dihindari.
• Oleh karena pada saat masak fisiologis
kadar air masih relatif tinggi (> 30%)
sehingga benih rentan terhadap kerusakan
mekanis, maka panen dapat dilakukan
beberapa hari setelah masak fisiologis.

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 18
• Kondisi iklim pada selang waktu antara
masak fisiologis dan panen sangat
berpengaruh terhadap daya berkecambah,
vigor, maupun daya simpan benih.
• Cuaca pada areal produksi yang tidak
menguntungkan dapat menurunkan mutu
benih yang dihasilkan.

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 19
Resiko penundaan waktu panen
1. Menurunkan mutu biji
2. Menurunkan hasil (yield)
3. Kerusakan biji oleh fungi atau hama
4. Kerontokan biji (shattering)
5. Kerebahan (lodging)

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 20
Daya
berkecambah Vigor
100

85%
Kadar air
80

Berat kering

Ukuran

20 Umum kadar air waktu panen


Masak
Fisiologis
0

31/10/2016 wafit@mercubuana-yogya.ac.id 21

Anda mungkin juga menyukai