Askep Kasus Lansia
Askep Kasus Lansia
DISUSUN OLEH
SRI MULIA
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Keluarga” tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun untuk
melengkapi tugas.
Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Baik kepada dosen maupun pihak sekitarnya Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
2.1 Konsep Dasar Keluarga............................................................................2
a. Definisi Keluarga.................................................................................2
b. Struktur Keluarga.................................................................................3
c. Ciri-Ciri Struktur Keluarga..................................................................4
d. Fungsi Keluarga....................................................................................7
e. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan.........................................10
f. Proses Dan Strategi Koping Keluarga................................................12
g. Tipologi Masalah Kesehatan Keluarga...............................................14
2.2 Konsep Dasar Penyakit...........................................................................17
a. Pengertian Hipertensi..........................................................................17
b. Etiologi Hipertensi................................................................................17
c. Klasifikasi Tekanan Darah.................................................................18
d. Tanda Dan Gejala ..............................................................................18
e. Faktor- Faktor Risiko..........................................................................19
f. Penatalaksanaan Hipertensi................................................................20
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga.............................................................22
BAB III PENUTUP.....................................................................................................30
3.1 Kesimpulan...................................................................................................30
3.2 Saran.............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................31
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu keluarga
2. Untuk mengetahui struktur dan fungsi keluarga
3. Untuk mengetahui proses dan strategi koping keluarga
4. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit hipertensi
5. Untuk mengetahui Bagaimana asuhan keperawatan keluarga
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu
dan anaknya.
e. Menurut Friedman (1998)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dari individu-individu yang ada
didalamnya terlihat dari pola intraksi yang saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama.
3
2.2.3 Ciri-ciri Struktur Keluarga
1. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggpta keluarga.
2. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan yaitu setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfngsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, ada hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakni mengemukaan
pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan
balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik,
dan valid.
Komunikasu dalam keluara dikatakan tidaka berfungsi apabila
tertutup, adanya isi atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan
4
selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komuniaksi keluarga bagi
pengirin bersifat asumsi. Ekspresi perasaan tidak jelas, judhemantal
ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal
mendengar, diskualifikasi, ofensuf (bersifat negatif), terjadi
miskomunikasi. Dan kurang atau tidak valid.
a) Karakter pemberi pesan :
1) Yakin dalam melakukan suatu pendapat
2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
3) Selalu menerima dan meminta timbal balik
b) Karakteristik pendengar
1) Siap mendengarkan
2) Memberi umpan balik
3) Melakukan validasi
2. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaki yang diharapkan sesuai
posisi sosial yang diberikam. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat
formal atau informal. Posisi/ status adalah posisi individu dalam
masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
Harapan Perilaku
masyarakat keterampilan
Contoh Perilaku
peran keterampilan
Perilaku individu
3. Struktur kekuatan
Friedman, Bowden, & Jones (2003) kekuatan keluarga merupakan
kemampuan (potensial atau actual) dari individu untuk mengendalikan
5
atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kea rah positif.
Tipe struktur kekuatan kekuatan dalam keluarga antara lain: legitimate
power/ authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua terhadap
anak, referent power (seseorang yang ditiru), resource or expert power
(pendapat, ahli dan lain-lain), reward power (pengaruh kekuatan karena
adanya harapan yang akan diterima), coercive power pengaruh yang
dipaksakan sesuai keinginan), affective power (pengaruh yang
diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan
sexual). Hasil dari keturunan tersebut yang akan mendasari suatu proses
dalam pengendalian kepitusan dalam keluarga seperti konsesus, tawar
menawar atau akomodasi, kompromi atau de facto dan paksaan.
6
2.2.4 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur
Friedman, Bowden, & jones (2003) fungsi keluarga yang berhubungan
dengan struktur keluarga adalah sebagai berikut:
1. Struktur egalisasi: masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama
dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)
2. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi.
3. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka: mendorong kejujuran
dan kebenaran (honesty dan authenticity)
4. Struktur yang kaku: suka melawan dan tergantung pada peraturan.
5. Struktur yang bebas: tidak adanya peraturan yang memaksakan
(permissiveness)
6. Struktur yang kasar: abuse (menyiksa, kejam, dan kasar)
7. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
8. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional).
7
2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta
selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif
akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada
berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak
anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang
tuanya. Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang
menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga,
kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi
afektif didalam keluarga tidak dapat terpenuhi.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial. Sosialisasi dimulai
sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita
lihat dengan penghasilan tidak seimbang antara suami dan istri hal ini
menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi Perawatan atau Pemeliharan Kesehatan
8
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan
keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan
kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan.Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
9
2.2.5 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Ada 5 pokok tugas keluarga yang dijabarkan oleh Friedman (1998)
yang sampai saat ini masih dipakai dalam asuhan keperawatan
keluarga.Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (1998) dalam
Efendi dan Makhfudi (2009) tersebut adalah:
1. Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti
dank arena kesehatnlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan
dana akan habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan
perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga.Perubahan
sekecil apapun yang dialami keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian keluarga dan orang tua. Apabila menyadari adanya
perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa
yang terjadi, dan berapa besar perubahannya. Sejauh man keluarga
mengetahui dan dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan
yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan yang
memengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
2. Membuat keputusan tindakan yang tepat.
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji
keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam
membuat keputusan. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dikaji oleh
perawat:
a. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah.
b. Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan.
c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialaminya.
d. Apakah keluarga merasa takut akan akibat penyakit.
e. Apakah keluarga mempunyai sifat negative terhadap masalah
kesehatan.
f. Apakah keluarga kurang percaya terhadap petugas kesehatan.
g. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
10
3. Member perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang
sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis
dan perawatannya).
b. Sifat dan perkembangan perawat yang dibutuhkan.
c. Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan,
d. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab atau financial, fasilitas fisik, psikososial).
e. Sikap keluarga terhadap yang sakit.
4. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat.
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga.
b. Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
c. Pentingnya hygiene sanitasi
d. Upaya pencegahan penyakit.
e. Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.
f. Kekompakan antar anggota keluarga.
5. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat.
Ketika merujuk anggita keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga
harus mengetahui hal-hal berikut ini:
a. Keberadaan fasilitas keluarga.
b. Keuntungan-keuntungan, yang diperoleh dari fasilitas kesehatan.
c. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan.
d. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
e. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
11
2.2.6 Tugas Perkembangan Keluarga Usia Lanjut
Tugas perkembangan keluarga usia lanjut merupakan bagian
penting dalam konsep keluarga usia lanjut. Perawat keluarga perlu
memahami setiap tahap perkembannganya yaitu menerima penurunan
kemampuan dan keterbatasan, menyesuaikan dengan masa pensiun,
mengatur pola hidup yang terorganisir, menerima kehilangan dan
kematian dengan tentram (Mubarak, 2006)
a. Tugas-tugas perkembangan keluarga usia lanjut
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (diadaptasi
dari caeter dan McGoldrik (1988 ), Duval dan Miller (1985)
b. Permasalahan yang terjadi pada usia lanjut
1) Menurunya fungsi dan kekuatan fisik
2) Sumber-sumber finansial yang tidak memadai
3) Isolasi social
4) Kesepian
(kelley et al, 1977 dalam friedman)
12
atau menurunya kesehatan keluarga (Bugess dalam Friedman,Bowden,
dan jones (2003).
Ada tiga strategis untuk adaptasi menurut White (dalam Friedman,
Bowden, dan jones (2003), yaitu ;
1. Mekanisme pertahanan
Merupakan cara-cara yang dipelajari,kebiasaan,otomatis untuk
berespon yang bertujuan untuk menghindari masalah-masalah yang
dimiliki stressor dan biasanya digunakan apabila tidak ada
penyelesaian yang jelas dalam keluarga.
2. Strategi koping
Merupakan perilaku koping atau upaya-upaya koping dan
merupakan strategi yang positif, aktif, serta khusus untuk masalah,
yang disesuaikan untuk pemecahan suatu masalah yang dihadapi
keluarga.
3. Penguasaan
Merupakan strategi adaptasi yang paling positif karena
keadaan koping bebar-benar diatasi sebagai hasil dari upaya –
upaya koping yang efektif dan dipraktikkan dengan baik yang
didasarkan pada kompetensi keluarga.
15
e. Kekurangan atau kelebihan gizi pada masing-masing anggota
keluarga :
1) Makanan kurang dalam hal kualitas maupun kuantitas
2) Mengkonsumsi bahan makanan/gizi secara berlebihan
3) Kebiasaan makan yang buruk/jelek
f. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress atau tekanan,
antara lain :
1) Hubungan keluarga yang kurang harmonis
2) Hubungan orang tua dan anak tegang
3) Hubungan suami – istri yang tegang
4) Orangtua yang tidak dewasa
g. Sanitasi lingkungan buruk :
1) Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik
2) Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat
3) Tempat pembuangan tinja yang berdekatan dengan sumber
air minum sehingga mencemari sumber air minum
4) Selokan atau tempat pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi syarat
5) Tempat-tempat yang memungkinkan berkembang-biaknya
serangga dan binatang-binatang pengerat.
6) Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat
7) Kebisingan
8) Polusi udara/sungai, air, tanah
9) Luas rumah tidak mencukupi syarat kesehatan
h. Barang-barang pribadi dan peralatan rumah kurang mencukupi
1) Hygiene personal kurang
2) Cara-cara menyiapkan makanan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan
i. Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah
j. Riwayat persalinan sulit
k. Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya karena salah
satu anggota keluarga meninggal
l. Imunisasi anak tidak lengkap
m. Kebiasaan-kebiasaan buruk :
1) Terlalu banyak minum-minuman keras
16
2) Terlalu banyak merokok
3) Tidak memakai alas kaki
4) Makan ikan/daging mentah
5) Minum obat tanpa resep
n. Suasana dalam keluarga yang tidak harmonis :
1) Suka mementingkan diri sendiri
2) Percekcokan antar anggota keluarga yang belum
terselesaikan
3) Ketidakcocokan yang cukup berat
2. Kurang/tidak sehat
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk
di dalamnya adalah :
a. Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosis
b. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang
tidak sesuai dengan pertumbuhan normal
3. Situasi krisis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga
dalam menyesuaikan diri, termasuk juga dalam hal sumber daya
keluarga. Yang termasuk di dalamnya adalah :
a. Perkawinan
b. Kehamilan
c. Persalinan
d. Masa nifas
e. Menjadi orang tua
f. Penambahan anggota keluarga
g. Abortus
h. Anak masuk sekolah
i. Anak remaja
j. Kehilangan pekerjaan
k. Kematian anggota keluarga
l. Pindah rumah
m. Kelahiran di luar perkawinan yang sah
17
2.2 KONSEP LANSIA
2.2.1 Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan
pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena
itu kesehatan lansia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap
dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara
produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat ikut serta berperan
aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006)
Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis
yang tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua
adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil)
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap
injuri termasuk adanya infeksi (Paris Contantinides, 1994)
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai
dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
saraf dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan
seorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya
sanga t berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun aat menurunya.
Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur
20-30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam
kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit
sesuai bertambahnya umur.
a. Batasan-batasan lansia
Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagiai berikut:
1) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas
2) Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium
3) Kelompok usia lanjut (65 th >) sebagai senium
18
Menurut organisasi kesehatan Dunia lanjut usia dikelompokkan
menjadi :
1) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun.
2) Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun.
4) Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun.
19
memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah (Oparil,
2003).
(mmHg) (mmHg)
Normal ≤120 ≤ 80
20
sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat,
berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi
hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf,
jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan
kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan
kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008).
22
4. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan
pengobatan seumur hidup.
Dikenal 5 kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim
digunakan untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu diuretik,
penyekat reseptor beta adrenergik (β-blocker), penghambat
angiotensin-converting enzyme (ACE-inhibitor), penghambat reseptor
angiotensin (Angiotensin Receptor Blocker, ARB) dan antagonis
kalsium.
23
Lampiran 1 Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Pada Lansia
Campak
Hub Kel. KK
Umur
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Tn. B L Suami 75 SD
Ny. A P Istri 70 SD
24
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap keluaga lanjut usia.
- Mempertahankan kesehatan
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. B mengatakan hanya sering sakit pada tangannya saja .
Ny. A mengatakan sering sakit pada daerah dada dan lemah tidak dapat berjalan,
Denah rumah
1 2 3
Ket :
1 & 2 : kamar tidur
3 : kamar mandi
4 : pintu 4
25
3. Mobilitas geografis keluarga (lama keluarga tinggal di dusun atau pindahan)
Keluarga Tn.B adalah asli warga desa lingsar. Sejak menikah Tn.B dan istri tinggal di rumah
tersebut ± sudah sejak menikah. Rumah yang sekarang keluarga tinggali adalah rumah hasil
perbaikan bantuan dari dana desa, karena rumah yang dahulu telah rusak diakibatkan
bencana gempa tahun 2018 lalu.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn.B adalah keluarga yang harmonis, yang menghargai sesama dan saling
mendukung.
2. Fungsi sosialisasi
26
Keluarga Tn.B adalah keluarga yang senang berinteraksi dengan orang yang berkunjung ke
rumahnya, tidak tertutup dan ramah kepada siapapun..
- TD : 100/70 mmHg
- N: 85x/menit
- RR : 20x/ menit
2 Subjek :
- Ny.A mengatakan Ketidakmampuan keluarga
jarang mandi karena Defisit Perawatan Diri merawat anggota keluarga
keterbatasan fisik yang sakit
Objek :
28
- Tercium bau badan
- Klien terlihat
kurang bersih
- Gigi kuning dan
kotor
1 Kelemahan Fisik b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit d/d
klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
2 Defisit perawatan diri b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
d/d klien mengatakan jarang mandi, klien terlihat kotor dan bau.
.
1 Sifat masalah
Skala
a. Skala: Tidak/kurang sehat 3 1 3/3x1 = 1
b. Ancaman kesehatan
c. Keadaan sejahtra
Menonjolnya masalah
Skala
4 a. Masalah berat harus segera 1 1/2x1=1/2
1
ditangani
b. Ada masalah, tapi tidak perlu harus
Segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan
Total 1
1
3
29
Defisit perawatan diri b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
1 Sifat masalah
Skala
d. Skala: Tidak/kurang sehat 2 1 2/3x1 = 2/3
e. Ancaman kesehatan
f. Keadaan sejahtra
Menonjolnya masalah
Skala
4 d. Masalah berat harus segera 1 2/2x1=1
2
ditangani
e. Ada masalah, tapi tidak perlu harus
Segera ditangani
f. Masalah tidak dirasakan
Total 5
2
6
Dapat melakukan
perawatan diri pada
Keluarga khususnya Ny.B
untuk membantu istrinya
Diagnosa Keperawatan : Kelemahan Fisik b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit
D. IMPLEMENTASI
31
Defisit perawatan diri b/d - Menjelaskan mengenai perawatan/
ketidakmampuan keluarga kebersihan diri
Kamis, 21/11/2019 merawat anggota keluarga yang
- Jelaskan mengenai manfaat perawatan
sakit
Pukul : 11.00 wita
diri
- Membantuuntuk melakukan perawatan
diri (mandi dan berpakaian)
Tanggal & waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi
E. EVALUASI
21/11/2019 1 S:
- Pasien dan keluarga mengatakan merasa segar dan
13.00 wita bersih, lebih baik dari sebelumnya
O:
- pasien terlihat lebih bersih dan segar
- pasien terlihat lebih ceria
A : Masalah teratasi
P : Intevensi dihentikan
2 S:
- klien mengatakan dapat mengangkat tangan, miring
kanan dan kiri, tetapi tidak dapat berdiri.
O:
- klien dapat mengangkat kakinya dengan dibantu
A:
- masalah teratasi sebagian
P:
- Intervensi dihentikan
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah seperangkat bagian yang saling tergantung satu sama lain
serta memiliki perasaan beridentitas dan berbeda dari anggota dan tugas utama
keluarga adalah memelihara kebutuhan psikososial anggota-anggotanya dan
kesejahteraan hidupnya secara umum.
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Terdapat dua tipe keluarga yaitu keluarga tradisional dan
non tradisional. Fungsi afektif berhubugngan erat dengan fungsi internal keluarga,
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Keluarga memili beberapa fungsi
diantaranya : Fungsi Sosialisasi, yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial. Fungsi Reproduksi, keluarga
berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Fungsi Ekonomi, merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggoat keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal dan yang terakhir Fungsi Perawatan atau Pemeliharan Kesehatan .
3.2 Saran
Bagi penyusun, agar lebih giat lagi dalam mencari referensi-referensi dari
sumber rujukan, karena dengan semakin banyak sumber yang di dapat semakin
baik makalah yang dapat disusun. Bagi Institusi, agar dapat menyediakan sumber-
sumber bacaan baru, sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar. Bagi
pembaca, agar dapat memberikan masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini.
31
DAFTAR PUSTAKA
Arista, Eka. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat Holistik Untuk Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Dion & Yasinta.2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Praktik. Yogyakarta:
Nuha Medika
Fredman, alih bahasa, Achir Yani. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori
& Praktik. Jakarta: EGC
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Dilengkapi Aplikasi Kasus Askep
Keluarga Terapi Herbal dan Terapi Modalitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Susanto, Tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan: Aplikasi Teori Pada Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM
32