Anda di halaman 1dari 7

MENGOPTIMALKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DI INDONESIA DENGAN MEREALISASIKAN KESETARAAN


GENDER

Nama Penulis : Achmad Zulfikar Muzaqi Putra


NIM : 20101357
Tahun Angkatan : 2020

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


SURABAYA
2020
a. PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
”Bukan sekali-sekali karena kami menginginkan anak-anak
perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya.
Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum
wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban
yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya menjadi ibu, pendidik
manusia yang pertama-tama.”
(R.A. Kartini, 1902).
Seperti yang dicanangkan PBB melalui programnya Sustainable
Development Goals (SDG) yang resmi di sepakati oleh negara-negara
PBB termasuk Indonesia pada tahun 2015. Dimana salah satu tujuannya
yaitu mencapai kesetaraan gender dan memperdayakan semua
perempuan dan anak perempuan. Mengapa begitu penting kehadiran
perempuan dalam pembangunan skala berkelanjutan?. karena kita tahu
begitu banyak perempuan yang sangat berpengaruh dalam pembangunan
ekonomi, sosial, budaya bangsa ini. Perempuan kini bukan lagi
dipandang sebagai pendamping kaum laki-laki dalam keikutsertaannya
bernegara. Tetapi masih terjadi diskriminasi yang terjadi pada kaum
perempuan. Di bidang pendidikan, perempuan menjadi pilihan terakhir
untuk mendapatkan akses. Oleh karena itu, tingkat buta huruf tertinggi di
Indonesia juga masih didominasi oleh kaum perempuan (kompas, 29 Juli
2010).
Tentu permasalahan ini harus segera ditangani apalagi di
kehidupan modern seperti ini baik laki-laki dan perempuan harus
mendapatkan hak yang sama. Dan dengan adanya program Sustainable
Development Goals (SDG) perempuan mempunyai alat tagih kepada
pemerintah untuk mendapatkan hak-hak nya, serta mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender serta memperkuat peran perempuan
dalam pembangunan.
Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan esai Sustainable
Development Goals (SDGs) dengan Subtema Kesetaraan Gender.
Esai ini dibuat dengan maksud menyelesaikan tugas PKKMB UNUSA hari Pertama
serta menginformasikan kepada pembaca agar lebih memahami dalam kesetaraan
gender.
Semoga esai yang penulis buat ini dapat bermangfaat dan berguna, khususnya bagi
penulis. Tiada kesempurnaan di dunia ini, dan penulis berterimakasih serta menyadari
banyak kekurangan dalam pembuatan esai ini, penulis mohon maaf atas kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan esai ini.

Surabaya, 11 Oktober 2020

Penulis 
b) Tujuan
Mengetahui apakah undang – undang dasar dapat membantu
permasalahan kesetaraan gender di Indonesia?

b. ISI
Seperti yang dicanangkan PBB melalui programnya Sustainable
Development Goals (SDG) yang resmi di sepakati oleh Negara-negara PBB
termasuk Indonesia pada tahun 2015. salah satu tujuannya yaitu mencapai
kesetaraan gender dan memperdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan peran pemerintah itu sendiri
dalam menanggulangi kesenjangan gender yang terjadi.
Jika di bandingkan dengan laki-laki , perempuan lebih kurang mendapatkan
hak-hak secara penuh. Contoh, dalam kasus perdagangan manusia (human
trafficking) kaum perempuan lah yang banyak menjadi korban. Lalu peristiwa
yang akhir-akhir ini marak terjadi pernikahan di usia dini. Mengapa demikian,
dalam penjabaran intinya menyebutkan bahwa perempuan indonesia berfungsi
sebagai istri pengatur rumah tangga, sebagai tenaga kerja di segala bidang dan
sebagai pendidik pada bagi anak-anaknya. Konsep tersebut semakin
membingungkan perempuan di Indonesia untuk memilih antara terjun dalam
kegiatan di luar rumah (pendidikan) atau menjadi istri serta ibu yang baik (Retno
Suhapti, 1995).
Seperti yang di katakan dalam UUD 1945 Pasal 28B ayat (1)
mengamanatkan bahwa “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan
mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya
demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia” dan
pasal 31 ayat 1 mengamanatkan bahwa ”setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan”.
Dalam undang-undang tersebut sudah sangat jelas perempuan harus
mendapatkan hak sama seperti kamu laki-laki. Pemerintah pun sudah mulai
membuka peluang untuk perempuan dalam keikutsertaannya dalam membangun
bangsa. Tetapi nyatanya di bidang pendidikan, perempuan menjadi pilihan
terakhir untuk mendapatkan akses. Oleh karena itu, tingkat buta huruf tertinggi
di Indonesia juga masih didominasi oleh kaum perempuan (kompas, 29 Juli
2010).
Dalam momentum Sustainable Development Goals (SDG), Perempuan
dapat memanfaatkan sebagai “alat tagih” kepada pemerintah untuk memenuhi
hak-hak perempuan, mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender serta
memperkuat pengarusutamaan gender dalam pembangunan. Dan untuk
mewujudkan itu semua butuh keikutsertaan seluruh elemen-elemen yang dapat
membuat kebijakan.
Tentu dalam menentukan setiap langkah terdapat tantangan-tantangan yang
menjadi penyebab kesenjangan gender yang terjadi, diantaranya :
1. Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan disegala bidang
pembangunan, terutama dibidang pendidikan kesehatan, ekonomi dan
pengambilan keputusan
2. Memperbaiki peraturan perundang-undangan yang dapat menyebabkan
kesenjangan / deskriminatif terhadap perempuan
3. Meningkatkan kesempatan kerja dan partisipasi perempuan dalam
pembangunan politik dan melaksanakan strategi pengarusutamaan
gender diseluruh tahapan pembangunan dan diseluruh tingkat
pemerintahan (nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota)
4. Dibidang pendidian tantangan yang dihadapi antara lain yaitu :
meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, menyediakan
pelayanan pendidikan secara lebih luas dan beragama, dan
menyempurnakan seluruh materi bahan ajar agar responsive gender.
Dalam menjawab tantangan di atas haruslah ada kebijakan-kebijakan yang
mengatur, diantaranya :
1. Mewujudkan pemerataan pendidikan yang bermutu dan berwawasan
gender bagi semua anak laki-laki dan perempuan.
2. Menurunkan tingkat buta huruf penduduk, terutama penduduk
perempuan melalui peningkatan kinerja pada setiap jenjang pendidikan
baik melalui sekolah maupun luar sekolah (organisasi sosial).
3. Meningkatkan kemampuan kelembagaan pendidikan dalam mengelola
dan mempromosikan pendidikan yang berwawasan pemerataan gender.
Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih
berkualitas, kebijakan diarahkan pada penyelenggaraan wajib belajar pendidikan
dasar 12 tahun. Penurunan secara signifikan jumlah penduduk yang buta huruf.
Pengingkatan keadilan dan kesetaraan pendidikan antar kelompok masyarakat
termasuk antara penduduk laki-laki dan perempuan.
Kondisi kesetaraan gender dalam pendidikan yang beragam memerlukan
bentuk-bentuk intervensi yang beragam. Sehingga berbagai program yang
dilaksanakan benar-benar dapat menurunkan kesenjangan dalam hal pendidikan
antara laki-laki dan perempuan.
Untuk meningkatkan pendidikan baca tulis, sangat jelas bahwa tingkat
melek huruf penduduk perempuan masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan
penduduk laki-laki baik di pedesaan maupun di perkotaan. Di setiap kelompok
usia penduduk dewasa, dan di setiap kelompok keluarga. Namun prioritas utama
diberikan pada upaya peningkatan kemampuan baca tulis penduduk perempuan
yang miskin dan tinggal di daerah perdesaan dan berusia lebih dari 25 tahun.
Karena kelompok inilah yang memiliki tingkat melek huruf paling rendah yang
diikuti oleh penduduk laki-laki kelompok usia yang sama, yang miskin dan
tinggal di perdesaan.
Seluruh upaya untuk meningkatkan partisipasi pendidikan dan tingkat
melek huruf penduduk tersebut di atas haruslah didukung dengan upaya
peningkatan kemampuan kelembagaan pendidikan sehingga memiliki
kemampuan dalam merencanakan pendidikan yang tanggap gender, disamping
meningkatkan pemahaman semua pihak mengenai pentingnya pendidikan baik
untuk laki-laki maupun perempuan.
Kelompok dan organisasi perempuan juga harus aktif dalam mendorong
pemerintah untuk memperbaiki kebijakan dan praktek yang selama ini
merugikan perempuan dan belum memperoleh perhatian dari pemerintah
maupun legislator. Kelompok dan organisasi perempuan dapat mendorong
pemerintah untuk melakukan keterkaitan sasaran dan indikator dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Rencana pembangunan
jangka menengah daerah dan rencana pembangunan jangka menengah desa
terhadap target dan indikator dalam tujuan Pembangunan berkelanjutan.
Kelompok dan organisasi-organisasi perempuan dapat menggunakan target dan
indikator Agenda Pembangunan berkelanjutan untuk melakukan advokasi
gender.
.
c. PENUTUP
a) Kesimpulan
Pembuatan undang-undang saja tidak untuk mengatasi permasalahan
gender di Indonesia. Perlu kesadaran masyarakat yang lebih untuk
merealisasikan kesetaraan gender. Pembangunan berkelanjutan di
Indonesia juga terpengaruh oleh kesetaraan gender.
b) Saran
Lebih mentaati undang – undang dan membantu memperbaiki kesetaraan
gender
DAFTAR PUSTAKA

Leviane Jackelin Lotulung, Deddy Mulyana. 2018. Perempuan Dalam Politik di


Sulawesi Utara.
http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/14889

Jurnal Perempuan. 2018. Hukum Pidana dan Ketimpangan Gender


https://www.jurnalperempuan.org/jurnal-perempuan.html

Komnas HAM. 2017. Tujuan 5: Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan


Semua Perempuan dan Anak Perempuan.
https://sdg.komnasham.go.id/sdg-content/uploads/2017/04/Tujuan-5.pdf

United Nations. 2016. Gender Equality


https://www.un.org/sustainabledevelopment/gender-equality/

K4 Health. 2015. Sekitar Masalah Gender


https://www.k4health.org/toolkits/indonesia/sekitar-masalah-gender

UN Women. 2017. SDG 5: Achieve gender equality and empower all women and girls
http://www.unwomen.org/en/news/in-focus/women-and-the-sdgs/sdg-5-gender-equality

Kompasiana Echy Rosalia. 2013. Permasalahan Gender di Indonesia


https://www.kompasiana.com/echyrosalia/5510da6ba333110237ba8f47/permasalahan-
gender-di-Indonesia

IDN Times. 2018. Menilik Ketimpangan Gender di Indonesia


https://rappler.idntimes.com/sakinah-haniy/menilik-fakta-ketimpangan-gender-
indonesia-1/full

Gajimu.com. 2018. Perempuan Dan Teriakannya Seputar Kesetaraan Gender.


https://gajimu.com/tips-karir/Tentang-wanita/perempuan-dan-teriakannya-seputar-
kesetaraan-gender

Anda mungkin juga menyukai