143-158 143
Naskah diterima: 11 Maret 2019 Direvisi: 26 April 2019 Disetujui terbit: 16 September 2019
ABSTRACT
Information transfer process in agricultural extension requires strong trust between extension workers and
farmers. Agricultural extension workers who are outsiders will deal with challenges in order to entering a farmers’
community familiar with the values and norms they adhere to. If there is no trust between farmers and extension
workers, there will be no information exchange, nor any innovation adoption. This paper reviews low mutual trust
between farmers and extension workers. To increase trust between farmers and extension workers, it is necessary
to improve competence of communicators, to create conducive communication climate, to involve informal actors,
and to carry out interpersonal communication. Extension workers must be able act as farmers and so do farmers.
Mutual respect process and opportunities provision may improve trust between them. In the future, it is necessary
to involve business sector, academics, and the media to improve the competence of extension agents for o
improving their credibility.
Keywords: communication, extension, mutual trust, information transfer
ABSTRAK
Proses transfer informasi dalam penyuluhan pertanian mensyaratkan adanya kepercayaan yang kuat antara
penyuluh dan petani. Penyuluh pertanian yang notabene sebagai orang luar akan banyak mendapatkan tantangan
ketika masuk ke dalam suatu masyarakat tani yang sudah terbiasa dengan nilai dan norma yang dianutnya. Tidak
ada kepercayaan antara petani terhadap penyuluh menyebabkan tidak terjadi proses pertukaran informasi dan
tidak akan terjadi proses adopsi inovasi. Tulisan ini merupakan review yang menggunakan data sekunder dari
laporan maupun hasil studi untuk mengungkap rendahnya salingpercaya antara petani dan penyuluh. Untuk
meningkatkan salingpercaya antara petani dan penyuluh adalah dengan cara meningkatkan kompetensi
komunikator, menciptakan iklim komunikasi yang kondusif, melibatkan aktor-aktor informal, dan melakukan
komunikasi interpersonal. Perlu adanya kondisi dimana penyuluh bisa memposisikan diri sebagai petani dan
sebaliknya. Proses saling menghargai dan memberikan kesempatan inilah yang kemudian bisa memupuk lahirnya
kepercayaan di antara keduanya. Ke depan perlu juga campur tangan sektor bisnis, akademisi, dan media untuk
meningkatkan kompetensi penyuluh sehingga kredibilitas mereka juga bertambah.
Kata kunci: kesalingpercayaan, komunikasi, penyuluhan, transfer informasi
akan muncul beragam stereotype terhadap dikonstruksi untuk ditelaah dan ditarik
penyuluh yang merupakan orang luar. Petani kesimpulan.
akan menghadapi suatu kondisi memandang
Review ini merespon permasalahan yang ada
penyuluh sebagai orang asing yang berusaha
dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
memasukkan suatu nilai dan inovasi tertentu.
mengingat proses adopsi inovasi cenderung
Jika tidak ada kepercayaan antara petani
bersifat lambat karena kurangnya
terhadap penyuluh akibatnya tidak terjadi proses
kesalingpercayaan antara petani dan penyuluh.
komunikasi di antara keduanya. Komunikasi
Dengan mengetahui penyebab dan cara
yang berlandaskan kepercayaan antara dua
mengatasinya diharapkan kajian ini memberikan
pihak ini diperlukan untuk menciptakan suatu
masukan kepada pelaku penyuluhan agar pesan
kondisi dimana penyuluh bisa memasukkan
dari penyuluh bisa tersampaikan dan
pesan inovasi dan petani bisa memahami serta
menimbulkan umpan balik dari petani.
menerima inovasi tersebut sehingga bisa
Diharapkan, adopsi inovasi bisa berlangsung
diadopsi.
dengan cepat dan program penyuluhan bisa
Menurut Koentjaraningrat (1977) petani berkelanjutan.
sebagai bagian dari masyarakat desa
merupakan komunitas kecil yang menetap di
suatu tempat. Sebagai sebuah komunitas, KASUS-KASUS RENDAHNYA
masyarakat desa cenderung homogen dan KEPERCAYAAN ANTARA PETANI DAN
menyatu. Petani merupakan kelompok sosial PENYULUH DALAM PENYULUHAN
yang terikat dalam sebuah ikatan yang disebut PERTANIAN DI INDONESIA
sebagai paguyuban (gemeinschaft). Tonnies dan
Loomis dalam Soekanto (2007) menjelaskan
bahwa ciri pokok kelompok paguyuban ini antara Terdapat banyak inovasi dalam kegiatan
lain bersifat intimate, hubungan bersifat penyuluhan yang ditawarkan oleh penyuluh
menyeluruh dan mesra. Selain itu, hubungan ditolak oleh petani. Salah satunya karena tidak
dalam kelompok sosial paguyuban ini juga adanya rasa percaya dari petani terhadap
bersifat private dan exclusive (ikatan paguyuban penyuluh. Studi Faqih (2014) di Kecamatan
itu hanya untuk orang dalam komunitas saja). Suranenggala, Kabupaten Cirebon memberikan
Ketika penyuluh sebagai orang luar datang ke hasil bahwasanya petani maupun kelompok tani
komunitas ini maka masyarakat tani akan akan sulit menerima inovasi dari penyuluh ketika
cenderung menolak. Apalagi ketika penyuluh tidak ada hubungan yang baik antara keduanya.
datang tanpa memahami petani dan hanya Kredibilitas penyuluh di mata petani terbentuk
datang untuk memberikan pesan tanpa adanya ketika keduanya bisa berhubungan baik. Petani
proses umpan balik. Maka, petani akan akan patuh ketika kredibilitas itu sudah terbentuk.
cenderung melihat hal ini sebagai sebuah konflik. Kehadiran penyuluh sebagai fasilitator, mediator,
inisiator, supervisor, dan motivator merupakan
Disinilah bagaimana pentingnya salah satu cara untuk membangun hubungan
pembentukan kepercayaan dalam proses antara penyuluh dengan petani.sehingga sudah
transfer informasi di bidang penyuluhan. tidak ada jarak psikologis antara penyuluh
Penyuluhan dengan aktor utama penyuluh dan dengan petani dan petani sudah memberi
petani memerlukan suatu kondisi yang saling kepercayaan kepada penyuluh serta
mengedepankan kepercayaan agar proses menganggap penyuluh sebagai mitra petani.
komunikasi bisa berjalan efektif dan inovasi Bahkan menurut Hanafiah et al. (2013)
sebagai pesan yang hendak disampaikan bisa kredibilitas dan kompetensi akan berpengaruh
diterima. Diperlukan beberapa hal agar petani terhadap produktivitas kerja penyuluh.
sebagai sasaran komunikasi bisa menaruh
kepercayaan kepada penyuluh agar penyuluh Narti (2015) dalam penelitiannya pada
juga bisa memasukkan pesannya dengan mudah program SL-PTT pada 33 kelompok tani di
kepada petani. Berangkat dari latar belakang Kecamatan Kerkap, Kabupaten Bengkulu Utara
inilah kemudian tulisan ini bertujuan menunjukkan bahwa rendahnya produktivitas
menganalisis bagaimana sebenarnya padi disebabkan salah satunya karena tidak
pembentukan kepercayaan antara penyuluh dan berhasilnya kegiatan penyuluhan. Hal ini terjadi
petani sehingga proses penyuluhan berjalan karena komunikasi yang berlangsung antara
lancar. Tulisan ini merupakan review artikel penyuluh sebagai penyampai pesan dengan
ilmiah dari berbagai sumber yang terkait, baik petani sebagai penerima pesan kurang efektif.
berupa laporan dan hasil studi yang berkaitan. Menurut petani efektivitas komunikasi
Semua data dan informasi yang direview menyebabkan munculnya perasaan saling
percaya dengan penyuluh.
MEMBANGUN KESALINGPERCAYAAN DALAM PROSES TRANSFER INFORMASI ANTARA PETANI DAN 145
PENYULUH PERTANIAN Kadhung Prayoga, Suryani Nurfadillah, Ichma Butar Butar, Manna Saragih
manusia, baik secara perorangan maupun diutarakan Supraktinya (1995), bahwa untuk
berkelompok, yang bersifat umum dengan membangun sebuah komunikasi yang
menggunakan lambang-lambang yang berarti, membentuk relasi, dua orang harus saling
maka tampak bahwa dengan perkembangan mempercayai. Saling percaya dibangun lewat
obyek tertentu akan memerlukan komunikasi resiko dan peneguhan. Mempercayai di sini
yang lebih spesifik. artinya rela menghadapi resiko menerima akibat-
akibat menguntungkan atau merugikan dengan
Komunikasi secara umum adalah suatu
menjadikan dirinya rentan di hadapan orang lain.
proses penyampaian pesan dari sumber kepada
Kesalingpercayaan akan mempengaruhi seluruh
penerima (Berlo, 1960). Namun demikian, dalam
hubungan antara individu dengan kelompok
kehidupan nyata proses komunikasi tidak hanya
individu (Martins, 2002).
terbatas sampai diterimanya pesan oleh
penerima, tetapi juga sampai pada kajian Jadi komunikasi baru dapat terjadi apabila
bagaimana pesan itu disampaikan dan diterima. ada kesamaan antara penyampai pesan dan
Devito (1997) memberikan batasan definisi orang yang menerima pesan. Apabila kita
bahwa komunikasi mengacu pada suatu berkomunikasi ini berarti bahwa kita berada
tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan
mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi kesamaan dan kepercayaan diantara pihak yang
oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu berkomunikasi (Suwardi dalam Rohim, 2009).
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu Kesalingpercayaan menjadi kondisi dimana
dan ada kesempatan untuk melakukan umpan tingkat kepercayaan seorang individu memiliki
balik. kompetensi dan individu tersebut mampu
melakukan dalam suatu tindakan yang adil, etis,
Tujuan komunikasi menurut Levis (1996)
dan dengan cara yang dapat diprediksikan
antara lain adalah: (1) informasi, untuk
(Nyhan dan Marlowe, 1997; Nyhan, 2000).
memberikan informasi yang menggunakan
pendekatan dengan pemikiran, (2) persuasif, Menurut Mohr dan Nevin (1990) untuk
untuk menggugah perasaan penerima, (3) mengukur tingkat kepercayaan dalam
mengubah perilaku (sikap, pengetahuan dan komunikasi bisa dilihat dari beberapa dimensi,
keterampilan) pelaku pembangunan, (4) yakni frekuensi, komunikasi dua arah,
meningkatkan kemampuan untuk komunikasi formal, komunikasi tanpa tekanan
mengembangkan usaha secara efisien di bidang dan mendengarkan. Frekuensi atau kuantitas
usaha yang dapat memberi manfaat dalam batas komunikasi menunjukkan pada seberapa sering
waktu yang tidak tertentu, dan (5) mewujudkan seorang melakukan kontak dengan orang lain,
partisipasi aktif masyarakat dalam seperti dalam kegiatan penyuluhan dimana
pembangunan. semakin sering penyuluh melakukan kontak dan
komunikasi interpersonal dengan petani maka
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan
kesalingpercayaan antara penyuluh sebagai
petani.
komunikator dan petani sebagai komunikan.
Kesalingpercayaan sendiri menurut Syafaruddin Komunikasi dalam penyuluhan pertanian
et al. (2016) adalah kepercayaan pihak tertentu merupakan suatu alat maupun metode untuk
terhadap yang lain dalam melakukan hubungan menumbuhkan kepercayaan serta meningkatkan
transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa minat petani terhadap inovasi-inovasi baru.
orang yang dipercayainya tersebut memiliki Artinya semakin baik kemampuan seorang
segala kewajibannya secara baik dan sesuai penyuluh dalam berkomunikasi maka akan
yang diharapkan. meningkatkan kesalingpercayaan antara
penyuluh dan petani.
Ketika terjadi komunikasi yang aktif antara
penyuluh dengan petani maka akan tercipta Menurut Sebayang (2016) kompetensi
kepercayaan. Tumbuhnya rasa percaya komunikasi sendiri merupakan komunikasi yang
membuat petani tertarik untuk menerima inovasi berhasil dimana tujuan dari penyuluh dan petani
maupun hal baru yang diberikan penyuluh. Minat yang berinteraksi dipenuhi dengan
petani untuk tertarik akan hal baru bergantung menggunakan pesan-pesan yang dianggap tepat
pada komunikasi yang dilakukan oleh penyuluh. dan efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat
Jelas terbukti betapa pentingnya komunikasi Sapar (2011) yang mengatakan bahwa terdapat
yang baik agar tercipta rasa kepercayaan. hubungan yang nyata antara kompetensi
kemampuan berkomunikasi penyuluh pertanian
Tanpa adanya kepercayaan di antara
dengan kinerja penyuluh pertanian. Kinerja
penyuluh dan petani maka proses alih informasi
penyuluh pertanian berpengaruh pada
tidak akan pernah terjadi dan tujuan juga tidak
kemampuan berkomunikasinya.
akan dicapai. Hal ini senada dengan apa yang
MEMBANGUN KESALINGPERCAYAAN DALAM PROSES TRANSFER INFORMASI ANTARA PETANI DAN 147
PENYULUH PERTANIAN Kadhung Prayoga, Suryani Nurfadillah, Ichma Butar Butar, Manna Saragih
memiliki kepercayaan, begitu pula penyuluh komunikasi semata yang dipandang kosong dan
memberi penyuluhan kepada petani tapi tidak tidak memiliki pengetahuan. Petani harus diberi
memiliki rasa percaya kepada sasarannya. Maka kesempatan untuk memberikan umpan balik
dari itu motivasi dapat menumbuhkan rasa agar proses komunikasi bisa berjalan dua arah.
percaya petani terhadap penyuluh. Secara psikologis petani akan merasa dihargai
dan dibutuhkan oleh penyuluh. Penyuluh harus
Jika motivasi kerja tinggi, maka produktivitas
membangun komunikasi dua arah yang
juga akan meningkat, sebaliknya jika motivasi
menjadikan petani sebagai pemberi pesan juga.
rendah maka produktivitas juga ikut melemah.
Dengan demikian, petani akan menaruh respect
Oleh karena itu, motivasi kerja diperlukan agar
dan percaya kepada penyuluh, karena
senantiasa mau bekerja dengan penuh gairah
memandang penyuluh sebagai orang yang
dalam melaksanakan tugas. Motivasi kerja
menghargai keberadaan mereka. Hal ini perlu
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
agar bisa meningkatkan partisipasi petani
eksternal. Faktor internal dalam hal ini dapat
Partisipasi klien dalam berkomunikasi dapat
dihubungkan dengan kompetensi komunikasi
dilakukan dengan memfasilitasi kesempatan
sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan
(Slamet, 2003).
iklim komunikasi. Jadi, di sini dapat dilihat betapa
pentingnya menciptakan iklim kondusif dalam
kegiatan komunikasi, selain untuk meningkatkan Peningkatan Komunikasi Interpersonal
kepercayaan antara komunikator dan komunikan
juga untuk meningkatkan motivasi dan Dalam penyuluhan, komunikasi yang
produktivitas. dibangun tidak bersifat menggurui masyarakat
akan pentingnya suatu pesan atau inovasi. Jika
Dalam proses komunikasi dan transfer
ingin berhasil, penyuluh bisa menggunakan dua
informasi, penyuluh juga tidak bisa
tipe saluran komunikasi yaitu saluran
memposisikan dirinya sebagai orang yang serba
tahu. Penyuluh harus melihat kenyataan bahwa interpersonal, dan saluran komunikasi massa,
petani juga memiliki pengetahuan dan yaitu komunikasi yang tergantung kondisi sosial
pengalaman yang setara dengan dirinya. budaya masyarakat setempat. .
Penyuluh juga tidak bisa melakukan tekanan Komunikasi interpersonal secara harfiah
kepada petani dalam menyampaikan informasi. adalah komunikasi tatap muka antara dua orang
Karena dengan adanya tekanan, petani akan yaitu sumber dan penerima pesan. Komunikasi
cenderung takut dan kepercayaannya kepada interpersonal memiliki karakteristik dalam
penyuluh akan cenderung menurun. meneruskan pesan antara lain: arus pesan
cenderung dua arah sehingga pesan yang
Wartini (2008) juga sempat melakukan hal
disampaikan lebih jelas, kemungkinan umpan
yang serupa bahwa untuk mendapatkan
balik tinggi, kemampuan mengatasi proses
kesalingpercayaan dalam proses transfer
informasi penyuluh harus melakukan komunikasi selektif lebih tinggi dan efek yang dihasilkan
tanpa tekanan dan mengarah pada berbagai berupa perubahan sikap yang dapat dilihat dan
dirasakan secara langsung. Komunikasi tatap
bentuk usaha untuk mempengaruhi petani dalam
muka adalah suatu bentuk komunikasi yang
mengubah perilaku tanpa paksaan. Dalam
mempertemukan secara tatap muka pihak
kontek hubungan penyuluh dan petani, penyuluh
komunikator dan komunikan. Pesan disampaikan
memiliki posisi yang lebih kuat dibandingkan
petani karena dapat menggunakan pengaruhnya secara langsung dari komunikator, dan langsung
untuk mempengaruhi kebijakan petani. menerima umpan balik dari komunikan
Pemakaian pengaruh di sini menyebabkan (Woeland, 2010 dalam Fitriyani et. al. 2014).
kesepakatan terjadi bukan berdasarkan atas Winkel dalam Barus (2005), Hardjana (2003),
kerelaan masing-masing pihak, tapi disebabkan dan Devito (1997) juga menegaskan bahwa
pihak yang satu tidak mempunyai alternatif komunikasi interpersonal merupakan proses
pilihan yang lainnya. Komunikasi tanpa tekanan komunikasi timbal balik yang berlangsung antara
menunjukkan bahwa penyuluh tidak bertindak dua orang atau lebih secara tatap muka,
oportunis melainkan peduli pada mitranya langsung, dan melalui kontak pribadi, dimana
(petani). pengirim dapat menyampaikan secara langsung,
dan penerima pesan dapat menerima dan
Petani perlu diberi kesempatan untuk
berbicara ketika penyuluhan terjadi. Bahkan menanggapi secara spontan, informal, dan
menurut Robbins (1994) seseorang akan terbuka.
antusias untuk berprestasi, asalkan diberi Untuk membentuk kesalingpercayaan dari
kemungkinan dan kesempatan. Jadi, petani tidak komunikan kepada komunikator dengan
lagi sebagai objek penyuluhan atau sasaran melakukan komunikasi interpersonal adalah
MEMBANGUN KESALINGPERCAYAAN DALAM PROSES TRANSFER INFORMASI ANTARA PETANI DAN 151
PENYULUH PERTANIAN Kadhung Prayoga, Suryani Nurfadillah, Ichma Butar Butar, Manna Saragih
dengan cara mendatangi petani untuk petani. Kondisi ini diharapkan akan
melakukan tatap muka dan berkomunikasi memunculkan kesalingpercayaan di antara
dengan intens serta mendalam mengenai apa keduanya.
saja masalah yang dihadapi dan apa yang
Komunikasi interpersonal memerlukan
dibutuhkan oleh petani. Hal ini dirasa efektif
adanya keterbukaan sebagai suatu sikap dan
untuk menumbuhkan kepercayaan karena petani
perasaan untuk selalu bertoleransi serta
akan merasa dibutuhkan, diajak berdialog,
mengungkapkan kemauan, membuka diri
serta bisa melakukan umpan balik secara
dengan senang hati terhadap setiap informasi
langsung. Hal ini disesuaikan dengan sifat
yang diterima dengan sejujurnya. Keinginan
komunikasi interpersonal yang menurut
untuk menanggapi secara jujur informasi yang
Trenholm dan Jensen dalam Suranto (2011)
datang dengan cara menelaah atau memeriksa
serta Devito (1997) adalah spontan dan informal,
kembali informasi tersebut. Memeriksa kembali
saling menerima feedback secara maksimal, dan
kebenaran dari informasi artinya setiap
partisipan berperan fleksibel.
informasi yang datang tidak langsung diterima,
Komunikasi interpersonal membuka peluang melainkan dilakukan proses cross check.
penyuluh mengetahui masalah yang dihadapi Proses ini akan menguatkan kepercayaan di
petani sehingga penyuluh pertanian bisa antara keduanya ketika informasi yang didapat
memikirkan solusinya dan merevisi sistem sangat h berguna dan sesuai bagi mereka.
program. Petani akan lebih percaya pada kinerja
Pada saat terjadi komunikasi interpersonal
penyuluh pertanian. Ketika masyarakat sudah
akan muncul pemahaman dalam berkomunikasi
percaya kepada penyuluh untuk melakukan
dan selanjutnya akan terjalin hubungan antar
inovasi, kesempatan untuk memasukkan apa
individu yang melibatkan proses psikologis.
yang menjadi kekurangan program dan
Komunikasi interpersonal merupakan
perbaikan apa yang diinginkan masyarakat.
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh
Saluran komunikasi personal harus didukung
seseorang, sehingga mampu menyampaikan
oleh saluran komunikasi massa, karena pada
pesan kepada orang lain dan dapat menjalin
dasarnya menurut Lionberger dan Gwin (1982)
hubungan dengan orang lain. Komunikasi
penggunaan saluran komunikasi massa adalah
interpersonal sangat dibutuhkan pada diri
untuk mendukung saluran interpersonal dan
seorang penyuluh, karena di dalam sebuah
bukan untuk menggantikannya. Hal tersebut
penyuluhan, seorang penyuluh dituntut untuk
sesuai dengan pendapat Efendy dan Uchjana
dapat menyampaikan pesan dan menerima
(2003) yang menjelaskan bahwa komunikasi
pesan atau pertukaran makna antara penyuluh
interpersonal paling ampuh dalam mengubah
dan petani.
sikap, kepercayaan, opini dan perilaku
komunikan. Dengan kata lain komunikasi Untuk meningkatkan rasa percaya petani
interpersonal merupakan alat untuk kepada penyuluh, penyuluh dituntut untuk
menghasilkan partisipasi.. mampu memahami kondisi psikologis petani
untuk melakukan proses belajar. Penyuluh harus
Komunikasi interpersonal juga berguna untuk
memahami apa saja yang menjadi penghambat
meningkatkan persepsi petani terhadap
kegiatan komunikasi dan bisa memilih metode
penyuluh. Dengan komunikasi interpersonal,
apa yang sesuai dan teknik apa yang seharusnya
petani akan mudah menyimpulkan informasi dan
dilakukan. Penyuluh dalam melakukan
pesan sehingga bisa menilai sendiri kredibilitas
komunikasi dengan petani harus memahami
penyuluh. Semakin baik persepsi petani
pesan apa saja yang disukai petani, apa yang
terhadap penyuluh maka proses pembentukan
tidak dikehendaki, bagaimana kondisi sosial
kepercayaan juga akan semakin kuat sehingga
budaya yang ada dan kebiasaan-kebiasaan
memudahkan proses transfer informasi di antara
komunikasi seperti apa yang sering dilakukan di
keduanya.
daerah tersebut.
Penyuluh juga harus mempersepsikan dan
Oleh karena itu, dimensi-dimensi kompetensi
mendefinisikan peran atas dirinya sendiri.
komunikasi harus dimiliki oleh penyuluh. .
Apakah sebagai pendidik, komunikator,
Kompetensi komunikasi yang diperlukan
konsultan, motivator/pendorong, pendamping,
menurut Slocum dan Hellriegel (2009) adalah
perencana, analisator, fasilitator, ahli evaluasi
bijaksana dan kesopanan, penerimaan umpan
kegiatan atau hasil penyuluhan. Ketika penyuluh
balik, berbagi informasi, memberikan informasi,
bisa memahami perannya dalam kegiatan
dan mengurangi ketidakpastian komunikasi.
penyuluhan dan memahami bagaimana
memposisikan dirinya sebagai komunikator Alangkah baiknya apabila penyuluh dapat
maka penyuluh akan lebih mudah memahami menggunakan bahasa daerah yang digunakan
petani serta bisa memposisikan dirinya sebagai petani sehari-hari. Penyampaian informasi baru
152 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 36 No. 2, Desember 2018: 143-158
pandangan atas pandangan lain dan tidak orang lain. Petani tidak hanya sebagai
dominasi dalam menyampaikan ide, saran dan komunikan yang pasif tetapi juga menjadi
kritik. Keterbukaan dalam penyampaian suara komunikator yang berhak memberikan
memberikan hak inilah yang sebenarnya pandangan, saran, kritik serta ide. Melalui dialog
dibutuhkan untuk menciptakan pemahaman diharapkan terjadi rasa saling menghargai dan
bersama dalam proses komunikasi. Tidak ada saling memiliki sehingga menimbulkan rasa
batasan antara penyuluh dan petani, posisi percaya dan tanggung jawab di antara keduanya.
komunikator dan komunikan sejajar, tidak ada Hal ini penting dalam membentuk kepercayaan
pihak yang merasa digurui ataupun menggurui. karena naluri seseorang untuk kebutuhan akan
perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan
Dalam mengembangkan rasa
ia tinggal dan bekerja (sense of belonging),
kesalingpercayaan antara komunikator dan
kebutuhan akan perasaan dihormati karena
komunikan, perlu disoroti penggunaan metode
setiap manusia merasa dirinya penting (sense of
dialog ketika berinteraksi. Dialog membuat para
importance), kebutuhan akan perasaan maju dan
aktor dapat mengenal dan menghormati satu
tidak gagal (sense of achievement), dan
sama lain. Dalam dialog setiap orang memiliki
kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of
hak yang sama untuk bicara atau untuk didengar,
patcipation) (Robbins, 1994).
dan mengharap bahwa suaranya tidak ditekan
oleh orang lain atau disatukan dengan suara
154 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 36 No. 2, Desember 2018: 143-158
Komunikasi dua arah menunjukkan pada berbicara dikekang, komitmen kepada pemberi
gerakan vertikal komunikasi dimana umpan balik pesan akan jauh berkurang.
disampaikan dan ditanggapi. Komunikasi ini
Aspek lain menurut Wartini (2008) yang
lebih bersifat dialog daripada monolog. Seperti
merupakan bagian dari kegiatan untuk
yang dinyatakan oleh Mohr dan Nevin (1990)
menumbuhkan kesalingpercayaan dalam
bahwa di dalam suatu hubungan yang terjalin
komunikasi adalah mendengarkan keluhan
atas dasar kepercayaan seharusnya tercipta
komunikan. Definisi mendengarkan adalah
komunikasi yang bersifat dua arah. Selanjutnya
sebagai kegiatan yang bersifat fisikal dimana
komunikasi formal mengarah pada ada tidaknya
seseorang menerima, memperhatikan serta
mekanisme formal, yakni suatu kesempatan
memahami suara. Artinya bahwa mendengarkan
yang terstruktur dan terencana untuk
membutuhkan konsentrasi penuh pikiran untuk
mengadakan interaksi. Bentuk komunikasi formal
mendapatkan interpretasi terhadap pesan yang
juga menunjukkan adanya manajemen yang baik
disampaikan, dan mendengarkan tidak hanya
atau tidak dalam kegiatan penyuluhan.
menggunakan indera pendengaran saja
Langkah selanjutnya, penyuluh harus bisa melainkan juga dengan pikiran.
berterus terang kepada petani mengenai segala
Dalam konteks ini penyuluh akan memiliki
kondisi yang dihadapi. Setiap penyuluh pertanian
perilaku untuk mendengarkan sebagai proses
dapat menceritakan kondisi sebenarnya tentang
kognitif dari merasakan, menginterpretasikan,
permasalahan yang terjadi dalam penyelesaian
mengevaluasi, dan merespon secara aktif
pekerjaan dan masalah yang ada di petani. Akan
terhadap pesan verbal dan nonverbal dari petani.
lebih baik apabila tercipta kejujuran,
Mendengarkan membutuhkan perhatian serius,
keterusterangan, serta keterbukaan di antara
pendengaran yang kritis, baik konsentrasi dan
petani dan penyuluh. Hal ini dimaksudkan untuk
penetrasi, ingatan dan pengetahuan. Kegiatan
membentuk iklim komunikasi yang positif.
mendengarkan juga dibutuhkan oleh penyuluh
Menurut Sanusi (2012), iklim komunikasi untuk memahami dan merespon secara penuh
positif antara penyuluh dan petani akan kebutuhan tiap petani. Petani tidak akan
menciptakan persepsi yang positif pula. Persepsi canggung untuk menyampaikan segala pesan
yang positif dapat mempengaruhi kinerja kepada penyuluh dan akan kembali melakukan
komunikasi petani dan penyuluh. Sebaliknya, komunikasi dengan penyuluh di masa depan
iklim komunikasi yang negatif akan Perilaku mendengarkan juga dapat membantu
mengakibatkan keretakan hubungan antara penyuluh mengumpulkan informasi dan
mereka, perselisihan yang terus berlarut-larut memahami kebutuhan petani secara lebih baik,
dan suasana komunikasi yang tidak kondusif, dengan menanyakan pertanyaan yang benar,
wujud sikap mementingkan diri sendiri, membentuk suasana kejujuran, membangun
produktivitas merosot, dan ketidakstabilan dalam kepercayaan dan memberikan kebebasan
berhubungan dan berkomunikasi. kepada petani untuk mengekspresikan diri
secara terbuka.
Sikap terbuka penting untuk menerima dan
memahami persoalan dalam berbagai macam Upaya yang dapat dilakukan untuk
sudut, mengolahnya kemudian membuat sintesa menciptakan iklim komunikasi yang kondusif
secara objektif dengan menggunakan data dan adalah:
keajegan logika. Jika pada awalnya seseorang
1. Penyuluh harus bisa memahami kondisi
defensif akan berubah menjadi supportif. Faktor
psikologis petani untuk melakukan proses
kejujuran diliputi oleh keterusterangan yang
belajar.
mewarnai hubungan-hubungan dalam kegiatan
2. Penyuluh harus memahami apa saja yang
penyuluhan. Para petani diharapkan mampu
menjadi penghambat kegiatan komunikasi
mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka
sehingga bisa memilih metode yang sesuai
tanpa memandang penyuluh sebagai atasan
dan teknik yang seharusnya dilakukan.
(Pace dan Faules, 1998).
3. Penyuluh dalam melakukan komunikasi
Keterbukaan akan memudahkan para petani dengan petani harus memahami pesan apa
dan penyuluh memperoleh informasi yang saja yang disukai petani, apa yang tidak
berhubungan dengan tugas mereka dan dikehendaki.
memungkinkan untuk mencari serta mengkritisi 4. Penyuluh harus memahami kondisi sosial
informasi tersebut. Menurut Gordon dan Infate budaya yang ada dan kebiasaan-kebiasaan
(1991) dalam Tubbs dan Moss (1996) seseorang komunikasi seperti apa yang sering
akan sangat menghargai kebebasan dilakukan di daerah tersebut.
mengemukakan pendapat. Jika kebebasan 5. Penyuluh harus menyesuaikan diri dengan
kondisi masyarakat.
MEMBANGUN KESALINGPERCAYAAN DALAM PROSES TRANSFER INFORMASI ANTARA PETANI DAN 155
PENYULUH PERTANIAN Kadhung Prayoga, Suryani Nurfadillah, Ichma Butar Butar, Manna Saragih
6. Penyuluh harus memposisikan diri sederajat Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
dengan petani. dalam pembentukan kesalingpercayaan, ketika
7. Membangkitkan rasa empati antara menggunakan informan kunci untuk menarik
penyuluh dan petani. kepercayaan masyarakat diantaranya
8. Penyuluh tidak bisa memposisikan dirinya pendekatan AIDDA (Attention, Interest, Desire,
sebagai orang yang serba tahu. Decision, Action) (Sitompul, 2002 dalam
9. Petani diberi kesempatan untuk berbicara Nuryanti, 2013). Efek komunikasi yang
dan mengartikulasikan keinginannya. diharapkan ditempuh dengan membangkitkan
10. Penggunaan metode dialog agar para aktor perhatian dulu, kemudian berupaya
dapat mengenal dan menghormati satu menumbuhkan minat. Minat yang sudah ada
sama lain. harus ditingkatkan levelnya menjadi hasrat, baru
11. Penyuluh harus bisa berterus terang kepada kemudian menimbulkan keputusan untuk
petani tentang kondisi dan masalah yang melakukan tindakan. Efek komunikasi di atas
dihadapi. akan dapat dicapai jika ada kredibilitas dan
12. Petani diberi kesempatan untuk melakukan kejujuran dari komunikator atau pembuat
umpan balik sehingga tercipta komunikasi kebijakan.
dialogis.
Penyuluh sebagai komunikator harus
mengusahakan agar pesan mudah dipahami
Melibatkan Aktor-Aktor Informal oleh masyarakat awam dan berusaha
mendapatkan umpan balik optimal tentang
Untuk menciptakan rasa percaya antar aktor pengaruh pesan dari masyarakat. Komunikator
dan memperlancar proses transfer informasi, perlu menganalisis sendiri informasi seperti apa
penyuluh bisa saja memanfaatkan penggunaan yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat.
aktor informal . Penyuluh perlu bekerjasama Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk
dengan aktor informal seperti ketua kelompok menjalin kerja sama dengan aktor lokal adalah:
tani atau orang yang dituakan agar menarik 1. Penyuluh bekerja sama dan menggunakan
kepercayaan petani lainnya. Jika sudah bisa
aktor informal.
bekerjasama dengan aktor informal maka petani
2. Melakukan komunikasi secara intens
akan menaruh rasa percaya setelahn melihat
terhadap aktor-aktor kunci di desa.
orang yang mereka percayai bekerjasama
3. Menggunakan pendekatan yang disebut
dengan penyuluh.. Namun, hal ini menjadi sulit AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision,
terjadi karena hanya sebagian penyuluh yang Action)
bisa meyakinkan aktor informal..
Tokoh masyarakat dijadikan strategi untuk
membentuk kepercayaan masyarakat karena PENUTUP
bisa berperan sebagai penasehat seperti
memberikan pandangan-pandangan, saran, Transfer informasi dan komunikasi tidak akan
kritik, dan ide-ide yang membangun untuk terjadi ketika penyuluh dan petani tidak memiliki
keberlangsungan kegiatan penyuluhan. rasa saling percaya. Kepercayaan itu menjadi
Penyuluh juga akan mengetahui kondisi wilayah modal penting untuk memperlancar proses
daerah sasarannya. Dengan begitu dia bisa komunikasi sehingga pesan atau inovasi yang
memahami apa yang sebenarnya terjadi di dibawa oleh penyuluh bisa dengan mudah
wilayah kerjanya dan bisa memilih metode diterima dan diterapkan oleh petani. Jadi, jika
komunikasi atau teknik komunikasi yang harus tidak ada kepercayaan antara petani terhadap
diterapkan. Rogers (1983), menjelaskan bahwa penyuluh, akibatnya tidak akan ada proses
seorang komunikan jika ingin mendapatkan komunikasi di antara keduanya dan proses
kepercayaan dan dipandang oleh masyarakat adopsi inovasi juga tidak tercapai. Hal yang perlu
memiliki kredibilitas maka hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan
dilakukan adalah melakukan komunikasi secara kesalingpercayaan antara petani dan penyuluh
intens terhadap aktor-aktor kunci di dalam desa, adalah meningkatkan kompetensi komunikator,
baik tokoh desa, tokoh agama, ketua kelompok menciptakan iklim komunikasi yang kondusif,
tani, maupun orang yang dihormati oleh petani. melibatkan aktor-aktor informal, dan melakukan
Seorang komunikan harus lebih sering komunikasi interpersonal.
melakukan kontak komunikasi interpersonal
dengan agen pembaharu dan tokoh masyarakat Untuk mencapai tujuan pembahasan artikel
untuk meningkatkan pengaruhnya di masyarakat ini, diperlukan peran serta berbagai stakeholder.
tani. Tidak hanya pemerintah dan masyarakat, tapi
juga perlu keterlibatan dari sektor bisnis,
156 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 36 No. 2, Desember 2018: 143-158
akademisi, dan media. Sektor bisnis bisa yang sangat kooperatif dan telah melakukan
membantu pendanaan untuk pelatihan penyuluh penyuntingan naskah sehingga bisa dan layak
guna meningkatkan kompetensi dan diterbitkan.
pembaharuan informasi. Informasi terbaru
dihasilkan dari penelitian dan kajian para
akademisi. Media juga harus ikut andil dengan DAFTAR PUSTAKA
mempublikasikan berbagai kegiatan penyuluhan
serta kemajuan pembangunan pertanian. Nama
Anwas OM. 2011. Lingkungan sebagai Media
baik penyuluh yang selama ini cenderung
Pembelajaran dan Pengaruhnya terhadap
dipandang sebelah mata bisa ditingkatkan, k Kompetensi Penyuluh Pertanian. Jurnal
sehingga kepercayaan dari masyarakat bisa Pendidikan dan Kebudayaan 17(3): 283-290.
diperoleh.
Anwas O M. 2009. Pemanfaatan media dalam
Kajian ini perlu ditindaklanjuti untuk pengembangan kompetensi penyuluh pertanian.
mengetahui efektifitasnya, mengingat selama ini Disertasi: Program Studi Ilmu Penyuluhan
dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian di Pembangunan, Departemen Sains Komunikasi
Indonesia banyak terjadi masalah kaitannya dan Pengembangan Masyarakat Pascasarjana
dengan proses transfer informasi. Sebagai IPB Bogor.
warisan dari sistem top down, penyuluh merasa Ardiansyah A, Gitosaputro S, dan Yanfika H. 2014.
petani hanyalah subjek. Penyuluh masuk ke Persepsi petani terhadap kinerja penyuluh di
masyarakat berpikir bahwasanya dia adalah BP3K sebagai model Center of Excellence (CoE)
orang yang paling tahu, sehingga terkadang Kecamatan Metro Barat, Kota Metro. JIIA 2(2):
mengabaikan kondisi lingkungan sosial budaya 182-189.
sasarannya. Kenyataan bahwasanya petani juga Asayehegn K, Weldegebrial G, Kaske D. 2012.
merupakan manusia yang memiliki pengetahuan Effectiveness of develoopment agents’
kemudian diabaikan. Di lain sisi petani merasa performances in agricultural technology
minder dengan kondisinya sehingga tidak mau dissemination: the case of Southern Nations
memberikan masukan kepada penyuluh. Petani Nationalities and Peoples Regional State
cenderung menunggu dan menerima saja apa (SNNPRS), Ethiopia. Journal of Africultural
yang dikatakan oleh penyuluh, tidak ada proses Extension and Rural Development. 4(17): 446-455
komunikasi yang baik . Akibatnya, penyuluh tidak Barus, G. 2005. Komunikasi interpersonal suami-isteri
menaruh percaya kepada petani dan melihat menuju keluargaharmonis. Jurnal Intelektual, 3:
petani sebagai kaum yang bodoh. Sebaliknya, 137-152.
petani melihat penyuluh sebagai orang luar yang Belch, George E, Belch, Michael A. 2011. Advertising
memaksa suatu inovasi, sehingga petani juga and Promotion: An Integrated Marketing
tidak menaruh hormat kepada penyuluh. Communication Perspective. New York (US):
Penyebaran inovasi yang dilakukan oleh McGrew Hill Companies.
penyuluh banyak mengalami bias sebagai akibat Berlo DK. 1960. The Process of Communication: An
terjadinya distorsi informasi saat inovasi coba Introduction to Theory and Practice. New York
didifusikan. Akibatnya, banyak petani menolak (US): Holt, Rinehart and Winston.
inovasi yang dibawa oleh penyuluh karena tidak Besar I. 2002. Pengaruh kredibilitas pendamping
adanya kepercayaan dan komunikasi. Alasan terhadap sikap dan perilaku anak-anak jalanan di
inilah yang kemudian mendasari perlunya kajian Kota Bandung. Jurnal Sosiologi 18(1): 29-34.
ini dan pengimplementasiannya dalam kegiatan
Bestina, Supriyanto, Slamet H., dan Amiruddin S.
penyuluhan agar penyuluhan pertanian di
2005. Kinerja penyuluh pertanian dalam
Indonesia bisa berjalan lebih baik. pengembangan agribisnis nenas di Kecamatan
Tambang, Kabupaten Kampar. Jurnal Pengkajian
dan Pengembangan Teknologi Pertanian 8(2):
UCAPAN TERIMA KASIH 218-231.
BoyatzisR E. 1984. The competent manager: A model
Ucapan terima kasih dan penghargaan for effective Performance. New York: Jihn Willy &
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Sons.
seluruh pihak yang telah membantu dalam
Devito JA. 1997. Komunikasi antarpribadi. Jakarta:
penyiapan bahan dan penulisan artikel ini.
Professional Books.
Terima kasih secara khusus juga penulis
haturkan kepada reviewer yang telah Dahuji KZ, Tavakkoli MAR, dan Neamatolahi R V.
memberikan banyak masukan guna perbaikan 2014. Influence of communication skills on marital
artikel ini. Tidak lupa terima kasih kepada Dewan satisfaction and life quality among mothers of girls
high school students. Applied Psychology 5: 23-30.
Redaksi Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi
MEMBANGUN KESALINGPERCAYAAN DALAM PROSES TRANSFER INFORMASI ANTARA PETANI DAN 157
PENYULUH PERTANIAN Kadhung Prayoga, Suryani Nurfadillah, Ichma Butar Butar, Manna Saragih
Effendy, Uchjana O. 2003. Ilmu, teori dan filsafat Mulyana, D. 2002. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.
komunikasi. PT Citra Aditya Bakti. Bandung. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Faqih, A. 2014. Peranan Penyuluh Pertanian Narti, S. 2015. Hubungan karakteristik petani dengan
Lapangan (PPL) dalam kegiatan pemberdayaan efektivitas komunikasi penyuluhan pertanian dalam
kelompok terhadap kinerja kelompok tani. Jurnal program SL-PTT (Kasus kelompok tani di
Agrijati 26(1): 41-60. Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara).
Jurnal Profesional FIS UNIVED 2(2): 40-52.
Fitriyani, Denmar D, dan Nurfathiyah P. 2014.
Hubungan komunikasi interpersonal tenaga Nuryanti. 2013. Strategi Komunikasi Membangun
pendamping dengan partisipasi petani dalam Kemandirian Energi. Jurnal Acta 9(2): 61-70.
program aksi Desa Mandiri Pangan (Proksi
Demapan) di Kelurahan Pall Merah Kota Jambi. Nyhan RC. 2000. Changing the paradigm: trust and its
Sosio Ekonomika Bisnis 17(1): 36-44. role in public sector organizations. American
Review of Public Administration 30(1): 87-109.
Gilley JG, dan Eggland SA. 1989. Principles of human
resource development. Toronto: Addison Wesley Nyhan RC. and Marlowe HA. 1997. Development and
Pub. Co. Inc. psychometric properties of the organizational trust
inventory. Evaluation Review 21. 614-635.
HanafiahMA., Witman R., dan Agus P. 2013.
Hubungan karakteristik, motivasi dan kompetensi Pace W dan FaulesD F. 1998. Komunikasi organisasi.
terhadap produktivitas kerja penyuluh pertanian di Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kota Bengkulu. Jurnal Agrisep 13(1): 69-84. Rakhmat J. 2003. Psikologi sosial. Bandung: PT.
Hardjana AM 2003. Komunikasi Intrapersonal & Remaja Rosdakarya.
Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. Rakhmat J. 2000. Psikologi komunikasi. Bandung: PT.
Hubeis A V S. 2007. Motivasi, kepuasan kerja dan Remaja Rosdakarya.
produktivitas penyuluh pertanian lapangan: Kasus Riggio RE dan Taylor SJ. 2000. Personality and
Kabupaten Sukabumi. Jurnal Penyuluhan 3(2): 90- communication skills predictors of hospice nurse
99. performance. Journal of Business and Psychology
Indraningsih KS, Sugihen BG, Tjitropranoto P, 15(2): 351-359.
Asngari PS, dan Wijayanto, H. 2010. Kinerja Robbins SP. 1994. Organizational behavior: Concept-
penyuluh dari perspektif petani dan eksistensi controversies application New Jersey: Prentice
penyuluh swadaya sebagai pendamping penyuluh Hall, Inc.
pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian 8(4): 303-
321. Rogers, E M. dan Shoemaker FF. 1987.
Communication of Innovations terjemahan Abdillah
Indraningsih, KS. 2011. Pengaruh penyuluhan Hanafi: Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya:
terhadap keputusan petani dalam adopsi inovasi Usaha Nasional.
Teknologi Usahatani Terpadu. Jurnal Agro
Ekonomi 29(1): 1-24. Rogers EM. 1983. Diffusion of innovations. Third
Edition. New York: The Free Press
Koentjaraningrat. 1977. Masyarakat desa dalam
perubahan zaman: sejarah diferensiasi di Jawa Rohim S. 2009. Teori komunikasi, perspektif, ragam,
1830-1980. Jakarta: Grasindo. & aplikasi. Jakarta: Rineke Cipta.
Leeuwis C. 2009. Komunikasi untuk inovasi pedesaan. Sadiman, Arief S, Rahardjo R, Haryono A, dan
Berpikir kembali tentang penyuluhan ertanian. Rahardjito. 1984. Media pendidikan: pengertian,
Yogyakarta: Kanisius. pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta:
Rajawali.
Levis LR. 1996. Komunikasi penyuluhan. Bandung:
Citra Aditya Bakti. Sanusi, Azwar. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja dan
Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Komitmen
Lionberger H, and Gwin PH. 1982. Communication Keorganisasian Pegawai Arsip Nasional Republik
Strategis, The Interstate Printera & Publisher, Linc Indonesia. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Canville.
Sapar. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Martins N. 2002. A Model for managing trust. Journal kinerja penyuluhan pertanian dan dampaknya
of Manpower 23(8): 745-769. pada kompetensi petani kakao di empat wilayah
Moorman, C., R. Deshpande dan Gerald Zaltman. Sulawesi Selatan. Jurnal Forum Pascasarjana.
1993. Factord Affecting Trust In Market. Journal Of 34(4): 297-305.
Research Relationship Marketing: 81-101. Sari J., Indah N., dan Helvi Y. 2015. Persepsi petani
Morgan, Robert M. dan Shelby D. Hunt. 1994. The terhadap kinerja penyuluh dalam pengembangan
Commitment trust theory of Relationship padi organik di Kecamatan Pagelaran Kabupaten
Marketing. Jounal Of Marketing 8(3): 20-38. Pringsewu. JIIA 3(4): 432-439.
Muhammad A. 2005. Komunikasi organisasi. Jakarta: Satriani I, Muljono P, dan Lumintang REW. 2011.
Bumi Aksara. Komunikasi partisipatif pada program pos
pemberdayaan keluarga (Studi Kasus di RW 05
158 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 36 No. 2, Desember 2018: 143-158
Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Sumardjo. 2008. Penyuluhan Pembangunan: Pilar
Bogor). Jurnal Komunikasi Pembangunan 9(2): 17- Pendukung Kemajuan dan Kemandirian
27. Masyarakat Dalam Pemberdayaan Manusia
Pembangunan yang Bermartabat. Bogor: Sydex
Sebayang, Nanta F. 2016. Pengaruh kompetensi dan Plus.
iklim komunikasi terhadap motivasi kerja Penyuluh
Pertanian Lapangan pada Badan Pelaksana Sumardjo. 2010. Penyuluhan menuju pengembangan
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan kapital manusia dan kapital sosial dalam
Kabupaten Karo. Jurnal Simbolika 2(1): 1-11. mewujudkan kesejahteraan rakyat. Orasi ilmiah
Guru Besar dalam rangka Dies Natalis IPB ke-47.
Seth, J N. dan Mittal B. 2004. Customer behavior: A Bogor (ID): Institusi Pertanian Bogor.
Mangerial perpective. Ohio: Thomson South-
Western. Supratiknya A. 1995. Komunikasi antarpribadi tinjauan
psikologis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sirdesmukh, Deepak, Jadgip Singh dan Berry Sabol.
2002 Customer Trust, Value, And Loyalty in Suranto AW 2011. Komunikasi interpesonal.
Relational Exchanges. Journal Or Marketing 66(1): Yogyakarta: Graha Ilmu.
15-37.
Syafaruddin, Suharyono, dan Kumadji S. 2016.
Slamet, Margono. 2003. Menata Sistem Penyuluhan Pengaruh komunikasi electronicword of mouth
Pertanian Menuju Pertanian Modern Dalam terhadap kepercayaan (trust) dan niat beli
Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. (purchase intention) serta dampaknya pada
Bogor: IPB Press. keputusan pembelian (Survey pada konsumen
online shopping zafertech.com). Jurnal Bisnis dan
Slocum dan Hellriegel, M. 2009. The Communication Manajemen 3(1): 65-72.
Competence of Leaders in a Knowledge- Based
Organization. Jyvaskyla: University of Jyvaskyla. Tahitu ME. 2013. Kualitas pelayanan penyuluhan
pertanian dan kepuasan petani dalam
Soekanto S. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: pengembangan usahatani (Kasus di Desa
PT. Rajagrafindo Persada. Sukadamai, Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Soekartawi. 1988. Prinsip dasar komunikasi pertanian. Bogor). Jurnal Penyuluhan 9(2): 146-155.
Jakarta: UI Press. Tubbs SL. and Moss S. 1996. Human comunication:
Spencer, M. Lyle dan M. Signe Spencer. 1993. Prinsip-prinsip dasar. Bandung: Rosda Karya.
Competence at Work: Models for Superrior Wartini S. 2008. Pengaruh komunikasi sales person
Performance. New York, USA: John Wily & Son, dalam membangun kepercayaan terhadap
Inc. hubungan jangka panjang. Fokus Ekonomi 7(3):
147-154.