Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

2.1.1 Definisi Keperawatan Komunitas


Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki
satu sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan
dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan
komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia
lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang
termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan (Ratih Dwi Ariani, 2015)

Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan


oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan dari American
Nurses Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan
komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan
pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat.
Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada
kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang
bersifat episodik. (Effendi & Makhfudli, 2010)

5
6

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan


kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni,
& Supriyono, 2017).

Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public


Health Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan
teori keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
pada keseluruhan komunitas.
Menurut WHO (1974) keperawatan komunitas mencakup perawatan
kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan
pada orang lain.
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 1996). Praktik
yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi
kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui
kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.
Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari
pengkajian, jaminan dan kebijakan pengembangan (IOM, 2003). Fungsi inti
7

diaplikasikan dalam cara sistematik dan komprehensif. Proses pengkajian


meliputi identifikasi kepedulian, kekuatan dan harapan populasi dan dipandu
dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui regulasi, advokasi
pada penyedia layanan kesehatan profesional lain untuk memenuhi kebutuhan
layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi pelayanan komunitas atau
ketentuan langsung pelayanan.

2.1.2 Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,


keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,


dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami


2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi ,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara
kesehatan secara mandiri (self care)

2.1.3 Sasaran Keperawatan Komunitas


Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan,
8

membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat


untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat
sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya.

Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)

1. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta,
Malaria, Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita
penyakit degeneratif.
2. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk
group), dengan prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesm
dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak
terikat dalam suatu institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi
antara lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil,
9

Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu,


kelompok pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara
lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang
rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah
kesehatan, diprioritaskan pada a. Masyarakat di suatu wilayah (RT,
RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan
daerah lain
3. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
4. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,
demam berdarah, dll)
5. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau
akibat lainnya

2.1.4 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
dapat diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan ,
yaitu :
1. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang
mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat nginap
2. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung
pada keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis.
Peran home care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan.
3. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)
diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan
tinggi, guru dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan program
10

screening kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan


kesehatan
4. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan
langsung dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat
kerja/kantor, home industri/ industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan
kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang,
penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan
makanan.
5. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan
langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda,
dan mental.
6. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam
puskesmas keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di
pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan
adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus
penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
7. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti
wreda, dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga
pemasyarakatan (Lapas). Bab 1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan
Komunitas
8. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
a. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia
mendapat perlakukan kekerasan
b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
c. Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
d. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia,
gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV
(ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids), dan WTS
11

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas


adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan,
membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat
untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat
sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya.

2.1.5 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


1. Proses kelompok ( group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/
pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan
oleh pettugas kesehatan, dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah
kesehatan lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat memengaruhi
upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan menggunakan
proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan (health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adnya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan kesehatan
adalah agar seorang mampu:
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;
12

b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya,


dengan sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan
dukungan dari luar
c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan
taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang


Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu “meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan ; baik fisik, mental, dan sosialnya ; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara social.

3. Kerja Sama (Partner Ship)


Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya ini
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat

2.1.6 Model Asuhan Keperawatan Menurut Betty Neuman


Asuhan Keperawatan yang di berikan pada komunitas atau kelompok adalah sebagai
berikut.

1. Pengkajian
Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai
berikut :
a. Inti (Core) meliputi
 Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia
yang berisiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-
nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
13

b. Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :


 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stressor bagi penduduk
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan dilingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa
nyaman atau tidak, apakah sering mengalami stress akibat
keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin.
 Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, ssehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
dan merawat/ memantau gangguan yang terjadi.
 System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan
dapat di manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit.
 System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan
kebijakan Upah Minimun Regional (UMR) atau sebaliknya di
bawah upah minimum.
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat di jangkau oleh masyakarat.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis di tegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor
yang ada.
3. Perencanaan Intervensi
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis
keperawatan komunitas yang muncul.
4. Implementasi
14

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah di


rencanakan.
5. Evaluasi/ penilaian
a. Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di lakukan
intervensi .
b. Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan
intervensi keperawatan
c. Meencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke RS .

2.2 KONSEP UKS


2.2.1 Definisi
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha
kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik
beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan di
sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu
bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar,
mengobati luka, merawat kuku, dan juga memperoleh pendidikan seks yang
sehat (Prasasti, 2008).
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara
dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada
gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai usaha untuk
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan (P. Ananto, 2006).

2.2.2 Tiga program UKS/TRIAS


Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini
mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga
15

program pokok (trias) UKS (Depkes RI, 2003). Penjelasan mengenai trias
UKS adalah sebagai berikut.

1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat
baik fisik, mental, sosial, maupun lingkungan melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan yang diperlukan bagi peranannya
saat ini maupun di masa yang mendatang. Tujuan Pendidikan
Kesehatan :

 Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan,


termasuk cara hidup sehat dan teratur.
 Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap
prinsip hidup sehat.
 Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan
hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan
perawatan kesehatan.
 Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari
yang sesuai dengan syarat kesehatan.
 Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan
perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari
 Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya
tinggi badan dan berat badan yang seimbang.
 Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip
pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan
kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
 Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh
buruk dari luar.
16

 Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat


kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang
baik terhadap penyakit.
2. Pelayanan Kesehatan
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah
adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),pengobatan
(kuratif), dan pemulihan (rehabilitasi)yang di lakukan secara serasi dan
terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada
umum nya di bawah koordinasi guru pembina UKS dengan bimbingan
teknis dan pengawasan puskesmas setempat.
Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah pada dasar nya di
lakasanakan dengan kegiatan yang kompherensif, yaiutu kegiatan
peningkatan kesehatan (promotif) berupa penyuluhan kesehatan dan
latihan keterampilan memberikan pelayanan kesehatan,kemudian
kegiatan pencegahan (preventif) berupa kegiatan peningkatan daya tahan
tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan kegiatan
penghentian penyakit sedini mungkin, serta selanjut nya adalah kegiatan
penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) berupa kegiatan
mencegah cedera atau kecatatan agar dapat berfungsi optimal. Namun
demikian, upaya pelayanan kesehatan di sekolah harus lebih di utamakan
pada upaya peningkatan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit
terutama dilaksanakan melalui kegiatan penjaringan kesehatan siswa
kelas satu atau baru masuk sekolah, pemeriksaan berkala seluru
siswa,penyuluhan kesehatan dan imunisasi (bulan imunisasi anak sekolah
–BIAS,pada setiap bulan november). Tujuan pelayanan kesehatan :
 Tujuan umum : meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan
seluru warga masyarakat sekolah secara optimal.
 tujuan khusus : Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk hidup
sehat; Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap
17

penyakit dan mencegah terjadinya penyakit,kelainan,dan cacat;


Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit atau kelainan, pengambilan fungsi, dan peningkatan
kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat
berfungsi optimal; Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik,
mental, sosial,maupun lingkungan.
Tempat melaksanakan pelayanan kesehatan
 Di sekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan
ekstrakulikuler.
 Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter
praktik) yang ada di sekitar sekolah atau madrasah sesuai
kebutuhan.
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup
pembinaan lingkungan sekolah,lingkungan keluarga, masyarakat
sekitar,dan unsur-unsur penunjang. Program pembinaan lingkungan
sekolah :
a) Lingkungan fisik sekolah
 Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih.
 Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah.
 Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
 Pemeliharaan kamar mandi,wc,kakus,urinoar.
 Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas,ruang
perpustakaan, ruang laboratorium,dan tempat ibadah.
 Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun
sekolah(termasuk penghijauan sekolah).
 Pengadaan danpemeliharaan warung atau kantin sekolah.
 Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.
b) Lingkungan mental dan sikap
18

 Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat di


lakukan melalui usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan
pendidikan (wiyata mandala) dengan meningkatkan pelaksanaan
konsep ketahanan sekolah,sehingga tercipta suasana dan hubungan
kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.

2.2.3 Sasaran usaha kesehatan di sekolah


Sasaran pelayanan UKSadalah seluruh peserta didik dari berbagai
tingkat pendidikan sekolah,mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar,
pendidikan menengah,pendidikan agama, pendidikan kejuruan,pendidikan
khusus( sekolah luar biasa).

2.2.4 Peran Perawat Kesehatan Sekolah

Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah,perawat mempunyai


peran:

 Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan


melakukan pengumpulan data,analisa data,serta perumusan dan prioritas
masalah;
 Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina usaha
kesehatan di sekolah(TPUKS);
 Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kesehatan yang di
susun;
 Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS;
 Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.

Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di


puskesmas ,menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga di
tunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat puskesmas.bila perawat
kesehatan di tunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS
19

menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim
pengelola UKS.

Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan,peranan perawat


kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat di lakukan secara
langsung (melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal)
atau tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik
secara perseorangan.

2.2.5 Fungsi Perawat Sekolah

 Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan


memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah.
 Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik dan sosial sekolah
 Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan
masyarakat yang lain.
20

2.3 KONSEP ANAK REMAJA

2.3.1 Definisi
Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain,
seperti puberteit, adolesence, dan youth. Remaja atau adolescence ( inggris),
berasal dari bahasa latin “adolescence” yng berart tumbuh kembang ke arah
kematangan. Kematangan yang dimaksud bukan kematangan fisik saja tetapi
juga kematangan sosial dan psikologi (Kumalasari, 2012 : 13)
Menurut WHO, Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang
pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya
perubahan-perubahan perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran
sosial ( Kumalasari, 2012)

2.3.2 Kategori Remaja


a. Periode remaja awal (early adolescence)
Periode ini berkisar antara umur 10 sampai 12 tahun. Periode
remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode
dewasa. Periode inidianggap sebagai masa-masa yang amat
penting dalam kehidupan seseorang khusunya dalam pembentkan
individu
b. Periode remaja akhir’
Periode ini antara umur 15 sampai 20 tahun. Periode remaja
adalah periode pemantapan “siapa aku” yang dpengaruhi oleh
pandangan orang-orang sekitarnya serta pengalaman-pengalaman
pribadinya akan menentukan pola perilakunya sebagai orang
dewasa. Pemantapan idetitas diri ini tidak selalu berjalan lancar,
tetapi sering melalui proses yang panjang dan bergejolak. Oleh
karena itu, banyak ahli menamakan periode ini sebagai masa-masa
storm and stress (Latifah, 2008). Pegkategorian remaja brdasarkan
jenis kelamin (Hurlock, 2001):
21

1) Remaja laki-laki
Reaja laki-laki mengalami pubertas antara umur 14-17 tahun
dengan tanda-tanda yaitu: mimpi basah, timbul rambut di
ketiak, dada dan dagu, tidak cepat terbawa emosi, tidak cepat
mengeluh, tidak mudah putus asa
2) Remaja Putri
Remaja putri mengalami pubertas berlangsung pada umur 12-
15 tahun, dengan tanda-tanda yaitu : menarche (menstruasi
pertama), timbul rambut di ketiak dan kemaluan, pembesaran
payudara dan pinggul.

2.3.3 Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak remaja usia


SMP
a. Perubahan fisik
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan
lebih cepat dibandingkan dengan masa kanak-kanak dan masa
dewasa. Pada fase ini remaja memerlukan asupan gizi yang lebih, agar
perumbuhan bisa berjalan secara optimal. Prkembangan fisik remaja
jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang, kaki dan tangan, serta
otot-otot tubuh berkembang pesat.
b. Perkembangan seksual
Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual
pada remaja. Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki
diantaranya alat reproduksi spermanya mulai bereproduksi, ia
mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar
mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan, bila
rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi
yang pertama.
Terdapat ciri-ciri lain pada anak laki-laki maupun perempuan.
Pada laki-laki pada lehernya menonjol buah jakun yang bia membuat
22

nada suaranya pecah, didaerah wajah, ketiak, dan kemaluannya mulai


tumbuh bulu-bulu atau rambut, kulit menjadi lebih kasar, tidka jernih,
warnanya pucat.
Pada mas apubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam
memproduksi dua jenis hormon (gonadotropin, atau gonadothropic
hormon) yang beruhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1. Follicle-
stimulating Hoemone (FSH), 2. Luteinizing Hormone (LH). Pada
anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsnag pertumbuhan
estrogen dan proesterone.
c. Cara berpikir Kausalitas
Hal ini menyangkut tentang hbungan sebab akibat. Remaja
sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua,
guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil.
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jeen Piaget
(seorang ahli perkembangan kognitif merupakan periode terakhir dan
tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (Period Of Formal
Operation). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki
pola pikir sendiri dalam usaha memcahkan masalh-maslaah yang
kompleks dan abstrack.
Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk
indonesia) masih sangat banyak remaja ( bukan orang dewasa) yang
belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif
operasional formal ini. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidik
di indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar-
mengajar satu arah (ceramah)
d. Emosi yang meluap-luap
Emosi pada remaja masih aktif, karena erat berhubungan
dengan keadaan hormon. Mereka belum bisa mengontrol emosi
dengan baik. Dalam satu waktu mereka akan kelihatan sangat senang
sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa menjadi sedih atau marah.
23

e. Perkembangan sosial
Sebagai makhluk sosial dituntut untuk mampu menatasi segala
permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan
atau norma yang berlaku. Oleh karen aitu setiap individu dituntut
untuk menguasai ketrampilan ketrampilan sosial dan kemampuan
penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya.
Keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi
semakin penting manakala anak sudah menginjak masa remaja, hal ini
disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia
pergaulan yang lebih luas deimana mempengaruhi teman-teman dan
laingkungan sosial akan sangat menentukan kegagalan remaja dalam
keterampilan
Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka amatlah penting bagi
remaja untuk dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan
sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan diri.
Salah satu pola hubungn sosial remaja diwujudkan dengan
membentuk satu kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat
tertarik pada kelompok sebabnya sehingga tidak jarang orangtua
dinomorduakan, sedangkan kelompoknya dinomorsatukan
Pola hubungan sosial remaja lain adalah dimulainya rasa
tertarik pada lawa jenisnya dan mulai mengenal istilah pacaran. Jika
dalam hal ini orang tua kurnag mengerti dan elarangnya maka akan
menimbulkan masalah sehingga remaja cenderung akan bersikap
tertutup pada orang tua mereka.
f. Perkembangan Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-
tanya mengenai berbagai yang terjadi dilingkungan sekitarnya sebagai
dasar bagi pembentukan nilai dari mereka
g. Perkembangan Kepribadian
24

Secara umum penampilan sering diidentifikasi dengan


manifestasi dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak,
karena apa yang tampil tidak selalu menggabarkan pribadi yang
sebenarnya. Dalam hal ini amatilah penting bagi remaja untuk tidak
menilai seseorang berdasarkan penampilan semata.
h. Adapun ciri-ciri penting pada masa remaja awal atau anak SMP
sebagai berikut:
1. Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat seksual dengan tumbuh
dan kembangnya fungsi organ maka ciri-ciri seks sekunder mulai
berkembang seperti tubuhnya rambut pubis dan timbulnya jakun
pada anak laki-laki, sedangkan pada anak perempuan mulai
memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada,
dengan adanya kedewasaan biologis ini remaja memiliki
kemampuan biologis yang sama dengan orang-orang dewasa
lainnya dalam hal reproduksi.
2. Masa remaja awal merupakan periode yang singkat dibandingkn
dengan banyaknya perubahan yang terjadi didalam perkembangan
manusia maka masa puber merupakan periode yang paling singkat
yaitu sekitar dua sampai empat tahun usianya
3. Masa remaja awal merupakan masa pertumbuhan dan perubahan
yang pesat, misla timbul keraguan, perasaan tidak mampu, dan
tidak aman. Memungkinkan timbulnya perilaku negatif

Masa awal remaja merupakan masa negatif. Pada masa ini anak
cenderung mengambil sikap anti terhadap kehiupan dan kehilangan sifat-sifat
baiknya yang pada masa sebelumnya sudah berkembang.

Anda mungkin juga menyukai