Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Antara Falsafah, Paradigma, Model

Konseptual dan Teori Keperawatan


Falsafah Keperawatan
Falsafah adalah pengetahuan yang menguraikan logika, etika, estetika, metafisika, dan
epistemologi. Falsafah juga merupakan kajian tentang penyebab dan hukum-hukum yang
mendasari realitas, serta keingin-tahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan
pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang
mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan
sakit, serta terutama berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Orientasi
filosofis suatu pengetahuan adalah naturalistik dan empiris. Orientasi ini melibatkan kegiatan
mengeksplorasi, menjelaskan dan mengklasifikasikan fenomena melalui proses observasi dan
pemeriksaan langsung.
Tujuan dari adanya falsafah adalah untuk menyajikan suatu gambaran pengetahuan
ilmiah yang diformalisasikan, termasuk didalamnya adalah suatu aplikasi prinsip logis untuk
mempertanyakan tentang gambaran ilmiah. Hal ini karena logika memberikan prinsip utama
hubungan antar pernyataan ilmiah.
Falsafah keperawatan merupakan landasan pemahaman perawat tentang manusia
sehatsakit yang unik dan individualistik serta memiliki kemampuan untuk berespons secara
negatif dan positif. Keunikan individu dinilai dan dikatakan terkait dengan kebudayaan,
sosial ekonomi, agama, dan pengalaman yang relatif. Berdasarkan keholistikan, sistem
terbuka, dan pandangan unik manusia, maka setiap individu akan mengalami pengalaman
tentang realita dirinya sendiri. Selain itu, setiap individu juga akan mendapatkan pengalaman
yang mencerminkan bahwa manusia merupakan makhluk sosial dan adaptif terhadap
berbagai tingkat perubahan dan tantangan.
Berdasarkan keyakinan ini, seyogyanya perawat mampu mengeliminir respon negatif
dan meningkatkan respon positif, serta memberdayakan kemampuan bersosialisasi dan
beradaptasi dari seorang individu agar tetap dapat melangsungkan kehidupannya ditengah-
tengah periode sakit atau ketika sehat. Perawat juga merupakan advokat untuk membantu
mempertahankan hak-hak individu yaitu klien yang menjadi tanggung jawabnya. Perawat
tidak membantu mewakili klien untuk menentukan pilihan akan tetapi mendidik klien
bagaimana menentukan pilihan dan mendukungnya ketika klien telah menentukan pilihannya.
Hal ini untuk menjamin bahwa hak menentukan diri sendiri dari k1ien dapat dipertahankan
dan memberi kesempatan pada k1ien untuk terlibat atau tidak terlibat dalam merancang
program perawatan kesehatannya.
Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan
mendasari pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya
definisi paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian
konsep yang bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak
memiliki definisi umum yang dapat berlaku secara universal. Paradigma ini terdiri dari empat
komponen yaitu
1. Manusia
Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan
keperawatannya bahwa manusia merupakan individu yang layak diperlakukan secara
terhormat, dihargai keunikannya berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi,
dan sistem yang dapat mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya.
Perspektif keperawatan menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan
bukan obyek. Konseptualitas keperawatan tentang manusia dapat dibuktikan melalui model-
model keperawatan tentang kemanusiaan, penghargaan terhadap manusia, dan perasaan
sebagai manusia, yang telah berlaku sejak lama. Meskipun demikian,
mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu sumber energi atau beberapa set sistem
perilaku, atau memperlakukan pikiran dan perasaan manusia sebagai lingkungan internal
dapat menimbulkan keraguan keperawatan untuk menerangkan tentang manusia secara jelas.
2. Sehat dan kesehatan
Definisi sehat & kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang yang bebas penyakit
menjadi kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk berfungsi secara konsisten,
stabil dan seimbang dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan
lingkungan. Kesehatan dipandang juga sebagai sebuah kisaran antara sehat dan sakit dimana
individu memiliki suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan bukan semata-mata suatu
fenomena empiris tentang kondisi seseorang.
Para teologis berpendapat bahwa kesehatan bukan suatu elemen utama yang menjadi
gambaran alami seorang individu, tetapi merupakan elemen tambahan bagi gambaran alami
individu. Mereka menyatakan bahwa tingkat kesehatan individu dapat berbeda dan dapat
dipersepsikan sebagai pelengkap yang bervariasi. Selain itu, makna kesehatan dikaitkan
dengan dua elemen dasar proses kehidupan yaitu identitas diri dan perubahan diri.
Sebaliknya, keperawatan menolak bahwa kesehatan hanya merupakan kondisi bebas dari
penyakit. Hal ini didukung oleh Smith yang mencarikan jalan keluar terhadap keragu-raguan
keperawatan tentang kesehatan, dan memperkenalkan empat model yaitu
(a) model klinik berdasarkan tidak terdapatnya tanda dan gejala penyakit,
(b) model kinerja peran dimana kinerja peran yang adekuat mencerminkan kriteria sehat,
(c) model adaptif dimana kesehatan merupakan kondisi interaktif yang efektif antara fisik
seseorang dan lingkungannya, dan
(d) model "eudaemonistik" yang memperluas makna kesehatan menjadi kesejahteraan umum
dan realisasi diri
Bcrdasarkan model yang dikemukakan diatas serta keyakinan keperawatan akan
definisi sehat dan kesehatan yang tidak terbatas pada kondisi bebas dan penyakit, maka
komponen paradigma tentang sehat & kesehatan dapat berkembang menjadi suatu
pemahaman tentang “terciptanya suatu kondisi fisik dan psikologis seseorang yang bebas dari
tanda dan keluhan akibat terjadinya masalah kesehatan, dimana orang tersebut dapat tetap
memperlihatkan kinerja aktif, dinamis, dan efektif serta kemampuan untuk menyesuaikan
diri. terhadap setiap tantangan dan ancaman yang datang baik dari dalam dirinya sendiri
maupun lingkungannya, dan berkemampuan untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan
fisik, psikologis, sosial dan spmtualnya secara seimbang melalui upaya aktualisasi diri yang
positif”
3. Masyarakat dan lingkungan
Masyarakat dan lingkungan merupakan komponen dalam paradigma keperawatan dimana
setiap individu berinteraksi. Masyarakat dan lingkungan juga dianggap sebagai sumber
terjadinya keadaan sakit (tidak sehat) dan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan atau kondisi sakit seseorang. Orem (Marriner-Tomey, 1994) mengidentifikasi
bahwa hubungan antara individu dan Iingkungannya serta kemampuan individu untuk
mempertahankan kesehatan dirinya dapat dipenagruhi oleh lingkungan dimana individu itu
berada. Individu selalu berada pada lingkungan fisik, psikologis, dan sosial. Fokus perhatian
terhadap interaksi manusia dan lingkungannya dalam teori keperawatan dapat dikategorikan
menjadi dua bagian yaitu teori keperawatan yang berfokus parsial dan teori keperawatan yang
berfokus total.
a. Pada fokus parsial, perawat berperan sebagai pengganti, dimana peran perawat
diperlukan pada saat klien tidak mampu melakukan kegiatannya. Teori ini
beranggapan bahwa perawat bertanggung jawab terhadap kesehatan dan kebutuhan
harian klien sampai mereka dapat pulih kembali dan mampu bertanggung jawab
terhadap kelangsungan hidup selanjutnya (Marriner-Tomey, 1994). Aplikasi teori ini
dapat dilihat dalam teori Orem Henderson, dan Orlando, dimana ketiga ahli teori ini
sepakat bahwa peran perawat merupakan peran pengganti ketika klien tidak mampu,
tidak mau atau tidak tahu merawat diri dalam menjalankan fungsi interaksinya yang
seimbang dengan lingkungan, yang dapat disebabkan oleh faktor perkembangan,
faktor ketidak mampuan, faktor keterbatasan lingkungan, faktor respons berlawanan
terhadap interaksi lingkungan dan faktor ketidakmampuan berkomunikasi.
b. Teori yang berfokus total dikemukakan melalui dukungan beberapa ahli teori
keperawatan yaitu Nightingale, Levine, Rogers, Roy, Neuman, dan Johnson
(MarrinerTomey, 1994) yang memandang bahwa lingkungan merupakan kondisi
eksternal sebagai sumber ventilasi, kehangatan, kebisingan, dan pencahayaan dimana
perawat dapat mengatur dan memanipulasinya dalam rangka membantu klien
memulihkan diri. Dengan demikian, kegiatan keperawatan meliputi antara lain
menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan
pemulihan kesehatan seorang klien. Teeri ini juga menekankan bahwa keperawatan
seyogyanya berperan aktif dalam memfasilitasi interaksi antara individu dan
lingkungannya melalui upaya menciptakan lingkungan fisik yang kondusif agar
kondisi kesehatan dapat tercapai. Selain itu, berperan aktif melalui hubungan interaksi
klien dan lingkungan yang tidak terpisahkan dan amat ekstensif (komplementer,
helisi, dan resonansi). Juga, melalui upaya mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan proses adaptasi klien terhadap berbagai stimulus. Disamping itu, melalui
kemampuan meningkatkan sistem terbuka klien secara intrapersonal, interpersonal,
dan ekstrapersonal, dan memfasilitasi sistem perilaku yang positif rnelalui
peningkatan fungsi - fungsi interrelasi dan interdependensi subsistem yang terdapat
dalam setiap individu.

4. Komponen keperawatan
Menurut Henderson, keperawatan merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada
individu baik sehat maupun sakit, yang dibutuhkan sampai pulih kembali atau menjelang ajal,
dimana individu tidak mampu melaksanakan kegiatan kehidupannya akibat ketidak
mampuan, ketidak mauan, dan ketidak-tahuan (Marriner-Tomey, 1994). Asuhan keperawatan
adalah pelayanan yang diberikan kepada klien (individu atau kelompok) yang sedang
mengalami stress kesehatan - stress penyakit dimana situasi kehidupan yang seimbang
menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan (biologis, psikologis, dan sosial) serta ketidak-
nyamanan.
Keperawatan dapat dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga sebagai suatu keluaran
kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan. Sebagai proses
serangkaian kegiatan, maka keperawatan perlu mengorganisasikan, mengatur,
mengkoordinasikan serta mengarahkan berbagai sumber (termasuk klien didalamnya) untuk
digunakan seefektif dan efisien mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Selain
itu, untuk mengatasi masalah-masalah aktual dan potensial klien melalui suatu bentuk
pelayanan keperawatan yang menekankan pada pengadaan fasilitasi interaksi klien dan
lingkungannya. Keperawatan sebagai dimensi keluaran dipandang sebagai titik akhir
pencapaian tujuan dimana keperawatan berhasil menghantarkan klien kembali kepada
keadaan awal sebelum sakit sehingga mampu berfungsi sebagai individu sosial yang dapat
berinteraksi dengan lingkungan dalam rangka mempertahankan kesejahteraan fisik,
psikologis dan sosial.

Model Konseptual
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema
yang menerangkan tentang serangkaian idea-idea global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Fenomena ini
diklasifikasikan menjadi konsep, terdiri dari kata – kata yang mengandung citra mental dari
sesuatu yang akan dijelaskan. Konsep bisa berupa idea abstrak (seperti adaptasi, ekuilibrium)
atau idea konkrit (misalnya bangku atau papan tulis). Karena itu, model konseptual dapat
dijabarkan sebagai serangkaian konsep dan asumsi yang berintegrasi menjadi suatu gambaran
yang berrnakna.
Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu
lingkungan atau stressor yang mengakibatkan seseorang individu berupaya menciptakan
perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model
konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan
keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk rnengatasi
stressor ini. Melalui penjelasan tentang fenomena ini dan keterkaitan antara istilah umum dan
abstrak maka model konseptual mencerminkan langkah pertama. mengembangkan formulasi
teoritis yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu
keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan
unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan surnber awal masalah
tetapi juga merupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga
dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika
seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam
perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien).
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, rnasyarakat, dan kelompok lain termasuk
lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari
setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penekanan pada sistem adaptif manusia,
subsistem perilaku atau aspek komplementer. Model konseptual mendefinisikan sehat sebagai
kisaran sehat-sakit dari seseorang, dan lingkungan kondusif untuk pemulihan kesehatan.
Model ini juga mengidentifikasi tujuan keperawatan yang biasanya menterjemahkannya dari
definisi sehat yang dimaksud. Dalam konsep keperawatan juga terlibat suatu penjelasan
tentang proses keperawatan dan pola pikir yang terbentuk dari konsep ini.

Komponen Keperawatan.
Teori keperawatan yang berkembang dan berasal dari aspek-aspek dan berbagai
dimensi kemanusiaan telah dibuktikan banyak menirnbulkan dampak terhadap praktek
keperawatan, dimana teori menghasilkan suatu situasi yang diharapkan. Sebaliknya, situasi
yang dihasilkan oleh suatu teori dapat menolong seorang ilmuwan untuk menyusun, menguji,
merevisi atau rnenghaluskan serta menggunakan teori keperawatan. Kegiatan praktek
keperawatan bertujuan untuk memperbaiki dan lebih meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan seorang klien. Kegiatan ini seyogyanya berlandaskan teori dan hasil riset,
karena melalui hasil uji suatu hipotesa maka kegiatan dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah. Skema berikut ini menjelaskan tentang ilmu keperawatan yang merupakan sintesis
dari berbagai ilrnu dasar dan ilmu aplikatif terkait, dapat menghasilkan suatu operasionalisasi
kegiatan pengetahuan keperawatan yang mencerminkan suatu seni dari kegiatan keperawatan.
Perbedaan model konseptual dan teori keperawatan harus diawali dengan penjelasan
karakteristik dari masing-masing model konseptual dan teori. Model konseptual terrnasuk
asumsinya merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori, dimana ditekankan
tentang konsep-konsep, definisi, dan proposisi dari teori tersebut. Sedangkan teori adalah
serangkaian konsep yang saling berhubungan yang menggambarkan tentang sesuatu situasi
yang diharapkan. Teori disusun secara induktif, deduktif ataupun retroduktif. Cara apapun
yang ditempuh untuk menciptakan suatu teori, maka untuk mencapai akhir dari sebuah teori
(menggunakan teori) perlu suatu imaginasi, pengetahuan tentang materi/substansi teori, dan
pemikiran logis. Selain itu, menyusun teori bukan pekerjaan yang lurus dan mudah karena
tidak banyak model konseptual yang tersedia bagi pengembangan suatu teori tertentu. Oleh
karena itu, perbedaan model konseptual dan teori keperawatan terletak pada lingkar abstraksi,
dimana model konseptual lebih abstrak dari teori, dan teori mengandung konsep, definisi, dan
proposisi yang lebih konkrit serta memberikan spesifikasi fenomena yang lebih besar dan
penjelasan hubungan postulat yang lebih rinci.
Hubungan Falsafah dan Paradigma dengan Model Konseptual dan Teori Keperawatan

Falsafah keperawatan merupakan  keyakinan tentang keperawatan yang mengkaji tentang


penyebab-penyebab dan hukum-hukum yang mendasari suatu fenomena-fenomena
keperawatan yang terjadi dan adanya keingintahuan tentang fenomena-fenomena tersebut.
Dari falsafah tersebut,  berbagai cara pandang atau paradigma pun bermunculan dimana
manusia, lingkungan dan kesehatan serta keperawatan menjadi fokus kajian yang dipandang
dari berbagai konsep. Konsep-konsep tersebut kemudian diuraikan dan dijelaskan secara
lebih rinci dan dituangkan dalam suatu model konseptual. Sehingga, dari model tersebut
dapat didefenisikan secara operasional tiap-tiap konsep terhadap fenomena-fenomena.
Konsep-konsep tersebut dijelaskan melalui hubungan sebab akibat. Hubungan
antara  beberapa konsep akan akan menghasilkan suatu teori yang merupakan kesimpulan
dari hubungan hubungan beberapa konsep-konsep tadi.

Kesimpulan
Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang menekankan pada kemanusiaan,
dan rnanusianya yang individual, unik, utuh, dan holistik. Pelayanan keperawatan yang
dihasilkan juga seyogyanya merupakan hentuk pelayanan keperawatan yang humanistik dan
komprehensif, berlandaskan pada falsafah keperawatan yang menspesifikasi manusia sebagai
titik sentral keyakinan keperawatan.
Melalui pemahaman tentang paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, sehat
dan kesehatan, lingkungan, dan keperawatan, suatu model konseptual keperawatan dari
keempat komponen paradigrna tersebut telah menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar
keempat konsep yang juga melandasi teori keperawatan.
Teori keperawatan dapat dikembangkan berdasarkan pada tiga sumber yaitu
kesadaran akan status teori aplikasi, minat untuk mengembangkan teori aplikasi, dan
keterbukaan terhadap realitas empiris yang relevan. Dan teori keperawatan dapat diperoleh
melalui konseptualisasi proses riset yang memfokuskan terhadap berbagai upaya peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan manusia yang diberikan melalui pelayanan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai