Anda di halaman 1dari 33

5th SAFE SIP NATIONAL COMPETITION 2019

“STM-01” OPTIMALISASI TRANSPORTASI TAMBANG BELERANG


BERBASIS PEMANENAN ENERGI POTENSIAL YANG AMAN,
MANDIRI ENERGI DAN RAMAH LINGKUNGAN SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN PRODUKSI TAMBANG BELERANG

Sumber Daya dan Energi Terbarukan

Disusun oleh:
Sanhaji F14160056 / 2016
Achmad Widodo F14160059 / 2016
M. H. Azhmi F14160002 / 2016

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


BOGOR
2019
LEMBAR PENGESAHAN

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah, Tuhan semesta alam yang
dengan rahmat-Nya paper dengan Judul “ “STM-01” Optimalisasi Transportasi
Tambang Belerang Berbasis Pemanenan Energi Potensial yang Aman, Mandiri
Energi dan Ramah Lingkungan sebagai Upaya Peningkatan Produksi Tambang
Belerang” dapat dibuat dengan baik. Penulis menyadari bahwa kelancaran selama
penyusunan karya ini tidak lepas dari kontribusi beberapa pihak. Terima kasih
kepada Dr. Ir. Radite P. A. Setiawan, M. Agr atas bimbingan dan masukan sehingga
karya ini dapat dirumuskan. Terima kasih kepada kedua orang tua, kakak-kakak,
adik atas doa terbaik, cinta dan kasih sayang yang telah diberi. Terima kasih atas
kemudahan dalam perizinan penggunaan laboratorium, bapak Udin dan bapak
Wana. Penulis sampaikan terima kasih kepada Bung Daka Putera dan Abdul Ghofur
sebagai sahabat perjuangan selama pembuatan paper dan pengujian. Terima kasih
untuk doa, kasih sayang, semangat dan ukhuwah yang indah. Karya ini mungkin
masih jauh dari kesempurnaan. Namun semoga dengan karya ini mampu
memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bogor, 8 Februari 2019


Sanhaji

iv
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Kegiatan ........................................................................................ 3
1.4 Manfaat Kegiatan ...................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
2.1. Penambangan Belerang ............................................................................. 3
2.2. Rem Cakram Hidraulik ............................................................................. 4
2.3. Accumulator ................................................................................................ 4
2.4. Motor DC Tipe Brushed............................................................................. 4
2.5. Unit Pengendali ........................................................................................... 5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN .................................................................. 5
3.1. Waktu dan Tempat .................................................................................... 5
3.2. Tahapan Pelaksanaan Program ................................................................ 5
3.3. Pendalaman Masalah ................................................................................. 6
3.4. Analisis Teknik ........................................................................................... 6
3.4.1 Analisis Teknik Kebutuhan Daya Motor ........................................... 6
3.4.2 Analisis Kebutuhan Accumulator (Aki) ............................................. 7
3.5. Desain Rancang Bangun STM-01 ............................................................. 8
3.5.1 Rancangan Fungsional ......................................................................... 8
3.5.2 Desain Struktural.................................................................................. 9
3.5.3 Desain Kelistrikan ................................................................................ 9
3.6 Pabrikasi Alat ............................................................................................ 10
3.7 Pengujian Prototip .................................................................................... 10
3.8 Parameter Pengukuran ............................................................................. 10
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 11
4.1 Gerobak Pengangkut Belerang STM-01.............................................. 11
4.2 Hasil Uji Lapang .................................................................................... 12
4.3. Manfaat Bagi Penambang .................................................................... 13
BAB 5. PENUTUP............................................................................................... 14

v
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 14
5.2 Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15


LAMPIRAN ......................................................................................................... 16

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram alir tahapan pelaksanaan STM-01 .......................................... 6
Gambar 2. Diagram Gaya ....................................................................................... 6
Gambar 3. Rancangan fungsional energi saat turun................................................ 8
Gambar 4. Rancangan fungsional penggunaan daya saat mendaki ........................ 8
Gambar 5. Rancangan fungsional pengereman ....................................................... 8
Gambar 6. Desain gerobak tampak atas, depan, samping, dan isometri ................. 9
Gambar 7. Rancangan skema kelistrikan .............................................................. 10
Gambar 8. Skema Pengukuran Arus(A), Tegangan(V), dan Kapasitas Aki(k) .... 11
Gambar 9. Hasil akhir prototip STM-01 ............................................................... 11
Gambar 10. Daya sesaat terhadap kemiringan jalan saat mendaki dan turun ....... 12
Gambar 11. Indikator baterai saat mendaki .......................................................... 23
Gambar 12. Diagram gaya .................................................................................... 24

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil pengujian pada saat mendaki ......................................................... 21
Tabel 2. Pemanenan energi listrik saat turun ........................................................ 22
Tabel 3. Waktu tempuh ......................................................................................... 22
Tabel 4. Perbandingan beban ................................................................................ 22

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Lembar Orisinalitas Karya ................................................................ 16
Lampiran II. Daftar Riwayat Hidup ...................................................................... 17
Lampiran III. Data dan Perhitungan Hasil Pengujian ........................................... 21
Lampiran IV. Analisis Teknik............................................................................... 24

vi
RINGKASAN

Gunung Ijen merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi SDA
tambang belerang terbesar di dunia. Saat ini produksi belerang mencapai 14 ton/hari
dan jumlah tersebut hanya 20% dari potensi eksplorasi belerang di Gunung Ijen.
Penambang memiliki permasalahan dibagian transportasi. Penambang mengangkut
belerang menggunakan gerobak roda dua yang didorong menggunakan tenaga
manusia. Gerobak ini memiliki kapasitas yang relatif kurang yaitu 150 kg dan
memerlukan tenaga yang besar untuk mengoperasikannya. Ditinjau dari segi medan
yang terjal dan disekelilingi oleh jurang, gerobak ini kurang aman digunakan
apabila beban melebihi kapasitas gerobak sehingga tali rem tromol putus. Selain
itu, dari perjalanan penambangan belerang dihasilkan energi potensial yang dapat
dikonversi menjadi energi lain. STM-01 (Sulphur Transporting Machine) dapat
menjadi alternatif pemecahan masalah tesebut dengan meningkatkan kapasitas
angkut, mempercepat waktu tempuh, meningkatkan keamanan, dan dapat memanen
energi serta ramah lingkungan. Alat ini menggunakan daya untuk mendaki Gunung
Ijen melalui motor listrik, kemudian pada saat turun gunung dapat memanen energi
listrik. Pabrikasi dan pengujian fungsional dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor
(IPB). Pengujian lapang dilakukan di Gunung Ijen. Berdasarkan hasil pengujian di
Gunung Ijen, STM-01 mampu mengangkut belerang hingga 230 kg atau naik 53%
dari kapasitas gerobak konvensional yang biasa digunakan penambang. Proses
penambangan belerang dengan menggunakan STM-01 hanya membutuhkan waktu
5,1 jam dalam sekali proses penambangan. Sedangkan dengan menggunakan
gerobak konvensional membutuhkan waktu 9 jam. Dalam sehari penambang dapat
melakukan dua kali penambangan. Sehingga pendapatan penambang dapat
meningkat tiga kali lipat. Energi listrik yang dihasilkan sistem kinetic energy
recovery system (KERS) saat menuruni gunung yaitu 590 kJ lebih besar dari energi
yang dibutuhkan untuk naik gunung yaitu sebesar 571 kJ. Surplus energi yang
dihasilkan oleh sistem ini membuat STM-01 mandiri energi atau tidak perlu input
energi lain saat penggunaannya. Selain itu alat ini ramah lingkungan karena
menggunakan motor listrik sehingga tidak mencemari lingkungan.

Kata kunci : belerang, Gunung Ijen, KERS, mandiri energi, STM-01

vii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belerang berasal dari gas sulfur bersuhu 2000C yang terbentuk melalui
proses deposisi sehingga menjadi padatan. Total sulfur yang diproduksi di
Indonesia, sekitar 70-85% digunakan untuk pembuatan asam sulfat. Penggunaan
asam sulfat relatif banyak yaitu untuk industri pupuk (37%), industri bahan kimia
(18%), industri bahan warna (8%), pulp dan kertas (7%), besi baja, serat sintetis,
minyak bumi dan lain-lain. Salah satu sumber daya alam belerang terbesar di dunia
berada di kawasan Kawah Gunung Ijen, yaitu Kecamatan Licin, Kabupaten
Banyuwangi dan Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso (Firnanda 2015).
Ketinggian danau kawah mencapai 2.145 mdpl sedangkan tepi kawahnya mencapai
2.386 mdpl (Badan Geologi 2015). Menurut data yang diterbitkan oleh PT.Candi
Ngrimbi yang merupakan salah satu industri belerang di Kawah Ijen, kapasitas
produksi belerang mencapai 14 ton perhari, total tersebut masih 20% dari total yang
disediakan oleh Gunung Ijen.
PT. Candi Ngrimbi memiliki ± 349 penambang yang berkelompok
berdasarkan daerah asal desanya, namun penambangan belerang pada kawasan
tersebut masih belum optimal. Setiap hari penambang hanya dapat mengangkut
satu kali dengan berat maksimal 150 kg sekali angkut. Keterbatasan kapasitas
gerobak tersebut menyebabkan penambang tidak dapat mengoptimalkan proses
pengangkutan belerang. Setiap 1 kg belerang hanya dihargai Rp. 1000 oleh PT.
Candi Ngrimbi, sehingga total pendapatan dari penambang tersebut hanya sekitar
Rp 150.000 per hari (Dewi 2014).
Penyebab utama rendahnya produktivitas belerang di Kawah Gunung Ijen,
Banyuwangi yaitu sistem transportasi pengangkutan belerang yang belum optimal.
Sistem pengangkutan yang diterapkan oleh penambang belerang di kawasan Kawah
Gunung Ijen, adalah gerobak dorong yang dikendalikan secara manual (Firnanda
2015). Penerapan sistem transportasi tersebut memiliki beberapa kekurangan, yaitu
tidak amannya penggunaan gerobak, kapasitas gerobak yang rendah, dan
membutuhkan tenaga yang besar untuk menggunakan gerobak tersebut. Jenis rem
tromol yang digunakan pada transportasi gerobak saat ini tidak efektif dan efisien.

1
Selain itu, Kondisi hujan akan mempersulit medan yang dilalui penambang
sehingga membutuhkan tenaga yang besar untuk mengendalikan gerobak. Medan
yang licin akibat hujan dapat meningkatkan slip pada roda gerobak yang beresiko
terjadinya kecelakaan. Siahaan dan Sen (2008) menyatakan, rem cakram lebih
efisien dan efektif saat bekerja menghentikan putaran roda terhadap stopping
distance. Oleh karena itu, inovasi dan modifikasi gerobak belerang yang efektif dan
efisien dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah transportasi pengangkutan
belerang yang dialami oleh penambang belerang. Salah satu alat inovatif yang dapat
meningkatkan produktivitas belerang yang aman, optimal dan mandiri energi
adalah STM-01.
STM-01 memiliki beberapa keunggulan yaitu: aman, optimal dan mandiri
energi serta ramah lingkungan. STM-01 dilengkapi dengan rem cakram yang dapat
mengendalikan laju kecepatan gerobak saat turun menuju tempat pengepulan
belerang. Pengoptimalan penggunaan rem cakram tersebut dapat mengurangi
resiko terjadinya kecelakaan. Rem cakram mampu menghentikan laju kecepatan
gerobak saat gerobak membawa beban maksimal. STM-01 dapat meminimalisir
kerja yang harus dikeluarkan oleh penambang saat menuju lokasi tambang. Putaran
motor listrik dapat menambah kecepatan putaran roda gerobak, sehingga dapat
mengefisiensikan waktu yang dibutuhkan untuk menuju lokasi tambang serta
mengurangi energi yang harus dikeluarkan. Keunggulan lain alat ini yaitu dapat
memanen energi listrik melalui energi kinetik dari putaran roda yang dihubungkan
dengan alternator. Energi listrik yang dihasilkan oleh alternator akan tersimpan
pada accumulator. Energi listrik tersebut selanjutnya digunakan untuk
menggerakkan motor DC pada gerobak saat menuju lokasi penambangan di puncak
Gunung Ijen. Selain itu, dapat digunakan untuk menyalakan lampu yang ada pada
bagian depan gerobak untuk penerangan jalan. Selain itu alat ini ramah lingkungan
karena tidak menggunakan motor bakar yang dapat mencemari lingkungan dari sisa
hasil pembakaran motor itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi latar belakang proposal ini :
1. Alat pengangkut belerang tidak efektif sehingga menguras tenaga
penambang dan beresiko terjadi kecelakaan.

2
2. Medan pengangkutan belerang yang terjal membutuhkan sistem
pengereman yang optimal.
3. Dibutuhkannya alat inovatif yang dapat mengangkut belerang dengan
optimal dan aman bagi penambang belerang.
4. STM-01 merupakan solusi untuk meningkatkan pengangkutan belerang
secara aman, optimal, dan mandiri energi.

1.3 Tujuan Kegiatan


1. Meningkatkan kapasitas alat pengangkut belerang.
2. Mendesain alat penambang belerang yang aman dan dapat meminimalisir
terjadinya kecelakaan.
3. Membantu penambang agar dapat memaksimalkan pengangkutan belerang
secara aman, optimal serta dapat menghasilkan energi listrik dari hasil
pengangkutan belerang.

1.4 Manfaat Kegiatan


Manfaat dari kegiatan ini adalah:
1. Mengoptimalkan penggunaan alat pengangkut belerang yang aman dan
efisien bagi masyarakat.
2. Meningkatkan produktivitas pengangkutan belerang di masyarakat yang
berada di Kawah Gunung Ijen, Banyuwangi.
3. Membantu mengatasi masalah masyarakat dalam penambangan belerang.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penambangan Belerang


Menambang belerang di Gunung Ijen merupakan pekerjaan yang beresiko
terjadinya kecelakaan dan berujung pada kematian (Putra, 2015). Alat pengangkut
yang digunakan oleh penambang belerang di Gunung Ijen yaitu gerobak roda dua
yang di dorong secara manual. Proses pengangkutan belerang, penambang harus
mendaki gunung dengan mendorong gerobak sejauh 3,3 km menempuh waktu
sekitar 1 jam. Selanjutnya, penambang menuruni lereng kawah sekitar 0,5 km untuk
mengambil belerang. Setelah mengambil belerang, penambang harus

3
mengangkutnya menuju paltuding atau tempat penimbangan belerang untuk di
tukarkan dengan uang. Upah yang dapat diterima yaitu sebesar Rp. 1.000/kg.

2.2. Rem Cakram Hidraulik


Rem merupakan salah satu dari bagian kendaraan yang mempunyai peranan
penting untuk kenyamanan dan keselamatan berkendara. Fungsi rem adalah
menyerap baik energi kinetik atau energi potensial yang ditimbulkan oleh
komponen lain (Jossy, 2011). Ada 2 tipe rem yaitu rem tromol dan rem cakram.
Rem cakram ini akan digunakan sebagai penunjang alat angkut belerang ini. Rem
cakram adalah rem yang konstruksinya menggunakan cakram (disc) yang terbuat
dari besi tuang, bahan gesek (disc pad) yang menjepit & mencengkeram cakram,
serta kaliper rem yang berfungsi untuk menekan dan mendorong bahan gesek. Daya
pengereman terjadi karena adanya gesekan antara cakram dengan pad, sehingga
pengereman terjadi (Andun et al., 2005). Siahaan dan Sen (2008) menyatakan, rem
cakram lebih efisien dan efektif saat bekerja menghentikan putaran roda terhadap
stopping distance. Rem cakram mampu menahan beban lebih besar dari rem tromol.

2.3. Accumulator
Accumulator adalah sebuah alat yang dapat menerima, menyimpan, dan
mengeluarkan energi listrik, melalui proses kimia (Setiono, 2015). Accumulator
atau aki dapat diartikan sebagai sel listrik yang berlangsung proses elektrokimia
secara bolak-balik (reversible) dengan nilai efesiensi yang tinggi. Kapasitas aki
adalah jumlah ampere jam, artinya aki dapat memberikan atau menyuplai sejumlah
isinya rata-rata sebelum setiap selnya menyentuh tegangan turun (drop voltage)
yaitu sebesar 1,75 V (tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V; jika dipakai maka
tegangan akan turun terus dan kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai semuanya
bila tegangan sel telah mencapai 1,75 V) (Nugroho, 2011).

2.4. Motor DC Tipe Brushed


Pada motor DC, kumparan medan yang dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah
tertentu. Perubahan energi baik energi listrik menjadi enegi mekanik (motor)
maupun sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik (generator)

4
berlangsung melalui medium medan magnet. Energi akan diubah dari suatu sistem
ke sistem yang lain. Energi tersebut akan tersimpan sementara pada medan magnet

untuk kemudian dilepaskan menjadi energi sistem lainnya (Dyto, 2012). Salah satu
jenis motor tersebut yaitu motor DC tipe brushed. Motor ini memiliki dua buah
magnet permanen sehingga timbul medan magnet diantara keduanya. Didalam
medan magnet inilah rotor berputar.

2.5. Unit Pengendali


Unit pengendali terdiri dari unit pengendali untuk menjalankan motor dan
pengendali pengisian baterai. Unit pengedali untuk menjalankan motor terdiri dari
kontroler. Kontroler (controller) adalah suatu alat atau cara untuk memodifikasi
karakteristik sistem dinamik (dynamic system) yang dihasilkan sehingga sesuai
dengan yang dikehendaki (Triwiyatno, 2015). Fungsi kontroler yaitu
mengendalikan sistem dengan memanipulasi sinyal error sehingga respon sistem
(output) sama dengan yang diinginkan (input). Dimana kecepatan motor diatur
dengan menggunakan metode Pulse Width Modulation (PWM). Dimmer
merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk mengatur waktu ON dan OFF
pada tengangan tetap (metode PWM).
Unit pengendali pengisian baterai terdiri dari unit generator dan penyearah
(kiprok). Kiprok adalah suatu alat yang berfungsi sebagai penstabil arus dan
tegangan yang masuk ke aki serta mencegah arus balik. Listrik DC ini yang
kemudian ditampung di dalam aki.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari bulan Juni – Agustus 2018. Pembuatan
dan pengujian fungsional alat dilakukan di IPB, Bogor. Lapang dilakukan di
Gunung Ijen, Kab. Banyuwangi dan Kab. Bondowoso.

3.2. Tahapan Pelaksanaan Program


Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan Program
STM-01. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

5
Mulai Pendalaman masalah Desain rancang bangun STM-01

Selesai Pabrikasi alat


Pengujian alat

Gambar 1. Diagram alir tahapan pelaksanaan STM-01

3.3. Pendalaman Masalah


Pendalaman masalah dilakukan dengan melihat secara langsung proses
penambangan belerang di Gunung Ijen. Hasil observasi ditemukan beberapa faktor
penting yaitu rem tromol yang tidak aman digunakan pada jalan terjal, kapasitas
gerobak rendah, dan adanya energi potensial dari puncak Gunung Ijen sampai
pengepulan yang dapat dikonversi menjadi energi listrik. Semua faktor tersebut
dianalisis lebih mendalam untuk menemukan desain dan solusi yang lebih baik.

3.4. Analisis Teknik


3.4.1 Analisis Kebutuhan Daya Motor
Analisis kebutuhan daya motor dihitung berdasarkan kondisi beban yang
harus digerakkan dan memperhitungkan tahanan gelinding (kondisi jalan).
Gaya-gaya yang bekerja digambarkan dalam diagram gaya yang terdapat pada
Gambar 1.

Keterangan :
m = massa dari gerobak (kg)
FRA = gaya gelinding roda depan
(N)
FRB = gaya gelinding roda
belakang (N)

Fm = tahanan motor (N)
NA = gaya normal roda depan (N)
NB = gaya normal roda belakang
(N)

Gambar 2. Diagram Gaya.

6
Asumsi yang digunakan adalah: berat gerobak m=100 kgf dengan
kemiringan jalan sebesar 30°, koefisien tahanan gelinding (coef. rolling
resistance) CRA= CRB= 0,05, jari-jari roda R=0,24 m, dan kecepatan jalan
manusia V=0,6 m/s. Perhitungan gaya, torsi, dan daya menggunakan
persamaan sebagai berikut:

𝐹𝑚 − 𝑚𝑔𝑠𝑖𝑛∅ − 𝐹𝑅𝐴 − 𝐹𝑅𝐵 = 𝑚𝑎 (1)


𝐹𝑅𝐴 = 𝑁𝐴 . 𝐶𝑅𝐴 𝐹𝑅𝐵 = 𝑁𝐵 . 𝐶𝑅𝐵 (2)
𝐷𝑎𝑦𝑎 = 𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝜔 (3)
𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 = 𝐹𝑚 𝑅 (4)
𝑉
𝜔=𝑅 (5)

Persamaan 1 dan 2 digunakan untuk menghitung gaya dorong ke atas.


Berdasarkan persamaan tersebut didapatkan gaya dorong sebesar 563,0 N.
Persamaan 3, 4, dan 5 digunakan untuk menghitung daya motor yang
dibutuhkan. Dari analisis tersebut didapatkan daya motor sebesar 337,8 Watt.
Namun dalam perancangan digunakan dua motor untuk mengakomodasi
kemudi diferensial (differential steering) sehingga dipilih dua buah motor
masing-masing 250 W menyesuaikan dengan ketersediaan motor DC 24 V
jenis brushed yang sudah dilengkapi dengan gearbox.

3.4.2 Analisis Kebutuhan Accumulator (Aki)


Analisis kebutuhan aki dihitung berdasarkan jarak yang ditempuh dan
konsumsi energi listrik yang dibutuhkan oleh motor sepanjang jarak tempuh.
Jarak yang ditempuh selama pendakian adalah 3,3 km, kecepatan maju 0,6 m/s
atau 2,16 km/jam dengan spesifikasi motor DC 500 W 24 V. Dari analisis
tersebut didapatkan kapasitas aki minimal 28,3 Ah sehingga dipilih aki dengan
spesifikasi 12V, 45 Ah.

7
3.5. Desain Rancang Bangun STM-01
3.5.1 Rancangan Fungsional
a. Proses Pemanenan Energi saat Turun
Saat turun, STM-01 memanen energi melalui putaran roda
menggerakan generator, listrik yang dihasilkan oleh generator disearahkan
oleh kiprok dan pada tahap akhir listrik masuk ke aki.

Perputaran Menggerakan Kiprok


roda gearbox generator (penyearah arus) Aki

Gambar 3. Rancangan fungsional energi saat turun

b. Proses Penggunaan Daya saat Mendaki


Saat mendaki, gerobak STM-01 menggunakan energi yang
tersimpan dalam aki yang dihubungkan ke kontroler untuk mengatur
kecepatan gerobak dan kemudian di hubungkan ke motor

Aki Kontroler Motor Gearbox Putaran roda

Gambar 4. Rancangan fungsional penggunaan daya saat mendaki

c. Perangkat Pengereman
Pengereman ini menggunakan pengereman brake system (cakram)
dan pengereman generator. Sistem pengereman STM-01 dilakukan dengan
cara menarik tuas rem sehingga selang hidraulik tertekan menggerakan
piston di kapiler cakram, yang selanjutnya akan menekan kampas cakram.
Tertekannya kampas akan mengakibatkan gesekan kampas dan cakram
sehingga terjadi proses pengereman.

Selang Piston kapiler Generator


Tuas rem
hidraulik hidraulik Brake

Gambar 5. Rancangan fungsional pengereman

8
3.5.2 Desain Struktural
STM-01 menggunakan besi hollow 40x40x4 mm dibagian bawah
rangka dan 30x30x3 mm untuk bagian samping. Handle menggunakan besi
pipa ketebalan 3 mm. Poros depan menggunakan diameter 50 mm dan poros
belakang menggunakan diameter 30 mm. Roda depan dan belakang
menggunakan velg diameter 18 in dan 11 in. Rancangan struktur gerobak
ditunjukkan pada Gambar 5.

70 cm
175 cm

55 cm

90 cm

Gambar 6. Desain gerobak tampak atas, depan, samping, dan isometri

3.5.3 Desain Kelistrikan


Komponen kelistrikan meliputi motor, aki, dimmer, kiprok, kabel dan
throttle pengatur. Komponen terintegrasi seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

9
Keterangan:

: Motor/generator

K : kiprok
A
: Aki
: Throttle

: Percabangan

: Switch

: Dimmer

Gambar 7. Rancangan skema kelistrikan

3.6. Pabrikasi Alat


Perangkaian dan pabrikasi STM-01 dilakukan di Lab. Manufaktur dan
Bengkel Metanium IPB. Pabrikasi meliputi pembuatan rangka, perakitan
komponen kelistrikan, dan pemasangan komponen tambahan (Lampiran 4).

3.7 Pengujian Prototip


Uji coba STM-01 meliputi uji fungsional di IPB dan uji lapangan di Gunung
Ijen, Jawa Timur.
a. Uji fungsional
Pengujian fungsional dilakukan setelah semua komponen alat berhasil
dipasang. Pengujian fungsional yang dilakukan di IPB meliputi percobaan
beban, pengereman, kinerja motor saat jalan tanjakan dan turunan.
b. Uji lapangan
Pengujian lapangan dilakukan di lokasi Gunung Ijen. Uji yang
dilakukan meliputi uji beban, uji konsumsi energi, uji panen energi dan uji
kekuatan cakram dalam menahan beban.
3.8 Parameter Pengukuran
Parameter yang diambil pada pengujian ini yaitu tegangan listrik, arus
listrik, kecepatan rata-rata, waktu tempuh, beban belerang, dan kemiringan lahan.
Tegangan listrik diambil dengan cara meletakkan dua kutub multitester di aki 24 V.
Arus listrik diukur dengan cara meletakkan multitester di antara kabel aliran arus
dari aki ke motor. Skema pengujian tegangan dan arus dapat dilihat pada Gambar

10
7. Kecepatan rata-rata dihitung dengan cara menggunakan parameter revolution per
minute (RPM) yang diukur dengan alat tachometer. Waktu tempuh saat mendaki
dan menurun gunung diukur dengan stopwatch secara terpisah. Beban belerang
diukur dengan timbangan gantung pada saat di tempat pengepulan. Kemiringan
lahan diukur dengan aplikasi level pada smartphone.

+ A + +
Kontroller Motor
Aki V, K
DC
- -
-

+ + +
V, K Konverter Generator
Aki
- - -

Gambar 8. Skema Pengukuran Arus (A), Tegangan (V), dan Kapasitas Aki (K).

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gerobak Pengangkut Belerang STM-01


Prototip gerobak pengangkut belerang STM-01 yang telah dipabrikasi
ditunjukkan dalam Gambar 7.
Keterangan:
5 1. Rangka gerobak
4 2. Motor/generator DC
3. Rem cakram hidrolik
4. Tuas kendali kelistrikan
1 bagian kiri
6 5. Tuas kendali kelistrikan
bagian kanan
6. Lampu penerangan
2
3

Gambar 9. Hasil prototip STM-01

11
4.2 Hasil Uji Lapang
Uji lapang dilaksanakan di Gunung Ijen. Dari pengujian tersebut,
didapatkan data pengukuran daya terhadap kemiringan jalan pada saat mendaki
dalam keadaan kosong (berat gerobak 92 kg) dan pada saat turun dengan membawa
belerang seberat 230 kg (berat total 322 kg), sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 8.

350
300
250
Daya (watt)

200
150 Mendaki
100 Turun
50
0
21 23 25 27 29 31
Kemiringan (°)

Gambar 10. Daya sesaat terhadap kemiringan jalan pada saat mendaki dan turun

Berdasarkan hasil pengujian, daya yang terukur semakin besar seiring


meningkatnya kecuraman jalan. Selain itu, daya ketika mendaki lebih tinggi
dibandingkan ketika turun. Ketika turun, dua buah motor berfungsi sebagai
generator yang dapat menghasilkan energi listrik, dimana setiap motor menyimpan
energinya di dalam aki masing-masing (aki kiri dan aki kanan). Agar tidak terjadi
arus balik, maka digunakan kiprok.
Penggunaan STM-01 ini dapat menurunkan waktu yang diperlukan dalam
satu kali proses penambangan (mendaki dan turun gunung). Proses penambangan
belerang dengan menggunakan STM-01 hanya membutuhkan waktu 5,1 jam dalam
sekali proses penambangan. Sedangkan dengan menggunakan gerobak
konvensional membutuhkan waktu 9 jam. Sehingga dalam sehari penambang dapat
melakukan dua kali penambangan. Berdasarkan daya yang terukur, energi listrik
yang dihasilkan oleh dua motor saat menuruni Gunung Ijen dengan beban pada
kecepatan rata-rata 1,35 m/s selama 40,74 menit yaitu sebesar 590,1 kJ. Konsumsi
energi listrik untuk menggerakkan motor saat naik menuju puncak Gunung Ijen
tanpa beban selama 45,8 menit yaitu sebesar 571,1 kJ. Perhitungan nilai energi

12
tersebut didapat dari daya terukur rata-rata masing-masing kondisi yang dikalikan
dengan waktu tempuh masing-masing. Dengan demikian, energi yang berhasil
dipanen lebih besar dibandingkan energi yang digunakan dengan surplus energi
sebesar 19 kJ. Dengan kondisi tersebut, STM-01 dapat dikatakan mandiri energi.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat ini lebih mudah dikendalikan,
lebih aman, dan mengurangi kejerihan kerja. STM-01 dapat menampung lebih
banyak belerang dikarenakan kapasitasnya yang lebih besar (250 kg) dibandingkan
gerobak konvensional (150 kg). Berdasarkan hasil pengujian STM-01 mampu
mengangkut hingga 230 kg dalam satu kali proses penambangan. Jika dalam sehari
mengangkut belerang 2 kali pengangkutan dengan berat angkutan 230 kg, maka
pendapatan penambang dapat meningkat tiga kali lipat. Hal tersebut juga
berdampak bagi pihak industri PT. Candi Ngrimbi, jika semua penambang
menggunakan STM-01 maka tingkat produksi tambang belerang yang awalnya
hanya mampu mengeksplorasi belerang sebesar 20% (14 Ton)/hari meningkat
sebesar 67% (46 Ton)/hari. Data hasil pengujian dan perhitungan secara terperinci
terdapat pada Lampiran 2.

4.3. Manfaat Bagi Penambang


STM-01 dapat memberikan manfaat yang signifikan apabila dibandingkan
dengan gerobak konvensional yang dimiliki para penambang saat ini. Banyak
keuntungan yang akan diperoleh oleh penambang antara lain: (1) meningkatnya
penghasilan; (2) meningkatnya keselamatan kerja; (3) turunnya kejerihan saat
bekerja; dan (4) menurunnya waktu tempuh pada saat mendaki. Penghasilan yang
diperoleh menggunakan STM-01 dapat meningkat 2 kali lipat dari penggunaan
gerobak konvensional yang dimiliki penambang. Keselamatan dalam bekerja pun
lebih terjamin dengan penggunaan rem cakram, dan penggunaan lampu. Adanya
motor DC sebagai tenaga penggerak pada STM-01 memberikan kemudahan bagi
penambang. Saat menuju puncak Gunung Ijen penambang tidak perlu mendorong
gerobak, melainkan hanya menarik tuas gas untuk menggerakkan STM-01 sehingga
kejerihan bekerja berkurang dan waktu berkerja lebih cepat.

13
BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, STM-01 dapat dijadikan solusi untuk
mempermudah penambang dalam meningkatkan produksi belerang secara aman.
STM-01 mempunyai kapasitas angkut saat pengujian yaitu 230 kg atau
meningkatkan sebesar 53% kapasitas angkut gerobak konvensional yang hanya 150
kg. Proses penambangan belerang dengan menggunakan STM-01 hanya
membutuhkan waktu 5,1 jam dalam sekali proses penambangan. Dalam sehari
penambang dapat melakukan dua kali penambangan. Sehingga pendapatan
penambang meningkat tiga kali lipat dan jika semua penambang menggunakan
STM-01 maka tingkat produksi belerang industri PT. Candi Ngrimbi dapat
meningkat 67% (46 ton)/hari. Alat ini juga dapat dikatakan mendiri energi.
Dibuktikan dengan data energi listrik yang dihasilkan pada saat turun dari puncak
Gunung Ijen (590,1 kJ) sedangkan konsumsi energi listrik yang dibutuhkan untuk
mendaki Gunung Ijen (571,1 kJ) dengan beban belerang 230 kg. Selain itu alat ini
ramah lingkungan karena tidak menggunakan motor bakar yang dapat mencemari
lingkungan dari sisa hasil pembakaran motor itu sendiri.

5.2. Saran
Dalam melakukan pengembangan STM-01 kedepan, lebih baik
menggunakan bahan stainless steel untuk bahan rangka, dan lebih ringan. Karena
bahan stainless steel lebih kuat dan tahan karat dari besi sehingga dapat
menggunakan bahan stainless steel yang lebih tipis sehingga berat kerangka dari
STM-01 lebih ringan. Selain itu perlu juga menggunakan bahan piringan rem
cakram yang lebih berkualitas agar lebih tahan korosi dan faktor keamanan lebih
terjamin.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andun, Andhari, Agus P. 2005. Overhoul komponen sistem rem. Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Kode Modul OPKR-40-004 B.
Dewi RK, Sutrisno D, Bambang HP. 2014. Pengaruh pendapatan penambang
belerang terhadap pemenuhan kebutuhan pokok keluarga: studi kasus pada
penambang belerang di Kawah Ijen Kabupaten Banyuwangi. Artikel Ilmiah
Mahasiswa.Vol I (1): 1-8
Dyto NN. 2012. Rancang bangun prototip sistem aktuator menggunakan brushed
DC motor dengan pengendalian fuzzy. Skripsi. Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia.
Firnanda BD, Sugiono, FMT Ceria. 2015. Modifikasi alat bantu angkut belerang
untuk mengurangi injury. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem
Industri.Vol III (2):343-352
Putra BS. 2015. Solidaritas kehidupan penambang belerang tradisional di Kawah
Ijen. Skripsi. Universitas Airlangga, Surabaya.
Jones, Childrers. 2013. “The Friction of Automobile Tires” Contemporary College
Physics. 3rd ed. di dalam Kordani AA, Omid R, Amir SAN, Sid MB (ed.),
Pengaruh kondisi cuaca buruk pada jarak pengereman kendaraan dari jalan
raya. Jurnal Teknik Sipil. IV (2): 46-57.
Jossy JM. 2011. Brake and dynamometer. SSAS institute of technology. US
Nugroho DN. 2011. Analisis pengisian baterai pada rancang bangun turbin angin
poros vertikal tipe savonius untuk pencatuan beban listrik. Skripsi.
Universitas Indonesia, Depok.
Setiono I. 2015. Aki, pemakaian dan perawatannya. METANA. Vol 11(01):31-36.
Siahaan IH dan Sen. 2008. Kinerja rem tromol terhadap kinerja rem cakram
kendaraan roda dua pada pengujian stationer. TEKNOSIM. Yogyakarta.
Triwiyatno A. 2015. Buku Ajar Kontrol Analog. LPPMP UNDIP. Semarang.

15
LAMPIRAN
Lampiran I. Lembar Orisinalitas Karya

16
Lampiran II. Daftar Riwayat Hidup
Biodata Ketua Kelompok
A. IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : Sanhaji
Jenis Kelamin : Laki laki
Program Studi : Teknik Pertanian dan Biosistem
NIM/angkatan : F14160056/2016
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso, 02 Juni 1997
Email : sanhaji554@gmail.com
No. Telp/HP : 081299894055

B. KARYA ILMIAH YANG PERNAH DIBUAT DAN PENGHARGAAN


ILMIAH YANG PERNAH DIRAIH
1. Juara 1 LKTI INAPALM tahun 2018 dengan judul Rancang Bangun
Alat Pengangkut TBS Kelapa Sawit ke TPH Berbasis Panen Energi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengikuti 5𝑡ℎ SAFE SIP National
Competition 2019.
Bogor, 08 Maret 2019

(Sanahji)
NIM F14160056

17
Biodata Anggota 1
A. IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : Achmad Widodo
Jenis Kelamin : Laki laki
Program Studi : Teknik Pertanian dan Biosistem
NIM/angkatan : F14160059/2016
Tempat Tanggal Lahir : Madiun, 13 Oktober 1997
Email : Achmadwidodo32@yahoo.co.id
No. Telp/HP : 085608869232

B. KARYA ILMIAH YANG PERNAH DIBUAT DAN PENGHARGAAN


ILMIAH YANG PERNAH DIRAIH
1. Juara 1 LKTI INAPALM tahun 2018 dengan judul Rancang Bangun
Alat Pengangkut TBS Kelapa Sawit ke TPH Berbasis Panen Energi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengikuti 5𝑡ℎ SAFE SIP National
Competition 2019.

Bogor, 08 Maret 2019

(Achmad Widodo)
NIM F14160059

18
Biodata Anggota 1
A. IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : M. H. Azhmi
Jenis Kelamin : Laki laki
Program Studi : Teknik Pertanian dan Biosistem
NIM/angkatan : F14160002/2016
Tempat Tanggal Lahir : Ujunggading, 13 Juli 1998
Email : mhazhmi@gmail.com
No. Telp/HP : 082298056689

B. KARYA ILMIAH YANG PERNAH DIBUAT DAN PENGHARGAAN


ILMIAH YANG PERNAH DIRAIH
1. -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengikuti 5𝑡ℎ SAFE SIP National
Competition 2019.

Bogor, 08 Maret 2019

(M. H. Azhmi)
NIM F14160002

19
Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
Nama Lengkap Dr. Ir. Radite P.A. Setiawan, M.Agr
Jenis Kelamin Laki-laki
Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem
NIP 196212231986011001
Tempat dan tanggal lahir Wonogiri, 23 Desember 1962
Alamat Email iwan_radit@yahoo.com
Nomor telepon/Hp 081513124126

B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Institut Pertanian Kyoto University Kyoto
Bogor Japan University Japan
Jurusan/Prodi Teknik Pertanian Agricultural Agricultural
Engineering Engineering
Tahun Masuk-Lulus 1980-1984 1988-1990 1995-1997

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam mengikuti 5𝑡ℎ SAFE SIP National Competition 2019.

Bogor, 08 Maret 2019

(Dr. Ir. Radite P.A. Setiawan, M.Agr)


NIP. 196212231986011001

20
Lampiran III. Data dan Perhitungan Hasil Pengujian

 Kapasitas aki
Energi listrik yang tersedia pada aki = 24 V x 45 A x 3.600 detik = 3,8 MJ.
Sehingga, aki yang masih penuh memiliki energi potensial teoritis yaitu 3,8
MJ.
 Energi konsumsi pada saat mendaki
Kondisi pengujian :
Jarak tempuh = 3.300 m
Beban gerobak = 92 kg
Waktu total mendaki gunung = 45,8 menit
Kecepatan (v) rata-rata = 1,2 m/s
kemiringan tanjakan = antara 25°-32° (diukur dengan software
level di smartphone)
Putaran poros roda = 40 rpm sampai dengan 53 rpm (diukur
dengan tachometer)
Tabel 1. Hasil pengujian pada saat mendaki
Tegangan (V) Arus (A) Kemiringan jalan (°) Daya (watt)
21,5 8,50 22,3 182,75
21,6 8,62 22,5 186,19
21,8 9,08 23,0 197,94
22,0 10,00 27,5 220,00
23,0 10,10 27,7 232,30
23,2 10,46 29,6 242,67
23,4 10,70 30,6 250,38
daya rata – rata 207,84

Konsumsi energi listrik = Daya x waktu (detik)


= 207,84 W x 2.748 = 571.147 = 0,57 MJ
0,57 MJ
Persentase penggunaan energi listrik pada aki = x 100% = 14,6%
3,8 MJ

 Hasil Pemanenan Energi saat Turun


Kondisi :
Beban belerang = 230 kg
Jarak tempuh = 3.300 m
Waktu tempuh = 40,74 Menit = 2.444 detik
Kecepatan rata-rata = 1,35 m/s
Mendapatkan 43 rpm sampai dengan 55 rpm (diukur menggunakan
tachometer)

21
Tabel 2. Pemanenan energi listrik saat turun
Tegangan (V) Arus (A) Kemiringan jalan (°) Daya (watt)
14,0 7,0 22,0 98,00
14,1 7,2 22,3 101,52
14,2 7,7 23,0 109,34
14,3 8,0 27,5 114,40
14,4 8,5 27,8 122,40
14,6 9,1 29,4 132,86
14,7 9,3 30,0 136,71
daya rata – rata 120,712

Energi listrik yang dihasilkan:


- 1 motor = 120,715 W x 2.444 detik = 295.027,5 J
- 2 Motor : 2 x 295.027,5 J = 590.055 J
590.055 J
- Presentase energi listrik yang di hasilkan : 3.888.000 Jx 100 % = 15,9 %
Sehingga pada saat turun alat STM-01 dapat memanen energi sebesar
590.055 joule.

 Waktu Tempuh
Tabel 3. Waktu tempuh
Pembanding
Indikator
Gerobak Mitra Star-Trex
Waktu tempuh mendaki 68,8 menit 45,8 menit
Waktu tempuh turun 41 menit 40,7

Efisiensi waktu tempuh mendaki : (68,8-45,8)/68,8 x 100 % = 33,4 %


Efisiensi waktu tempuh turun : (41-40,7)/41 x 100 % = 0,7 %

 Tabel perbandingan beban


Tabel 4. Perbandingan beban
Pembanding
Indikator Gerobak
STM-01
konvensional
Beban belerang 150 kg 230 kg
Penghasilan =@Rp 1.000 x 150 =@Rp 1.000 x 230
= Rp.150.000 = Rp.230.000

Gerobak milik penambang hanya bisa mengangkut 150 kg, sedangkan


STM-01 bisa mengakut 230 kg sehingga meningkat 53% dari segi beban dan
penghasilan.

22
 Pemakaian daya berdasarkan baterai indikator
Metode lain untuk menghitung konsumsi daya mendaki adalah
menggunakan indikator baterai dengan memperhitungkan selisihnya.

Gambar 11. Indikator baterai saat mendaki

Kapasitas beterai sebelum menanjak gunung = (7/8) x 100%= 87,5%


Kapasitas beterai setelah sampai dipuncak = (5/8) x 100%= 62,5%
Jadi persentase penggunaan energi listrik aki yaitu = 87,5% - 62,5% = 25%

23
Lampiran IV. Analisis Teknik

Analisis kebutuhan motor DC


Gaya-gaya yang bekerja digambarkan dalam diagram gaya yang tersaji dalam
Gambar 10.

Keterangan :
m = massa dari gerobak (kg)
FRA = gaya gelinding roda depan (N)
FRB = gaya gelinding roda belakang
(N)
Fm = tahanan motor (N)
NA = gaya normal roda depan (N)
NB = gaya normal roda belakang (N)

Gambar 12. Diagram gaya

Asumsi:
Berat total gerobak = 100 kg
Gaya grafitasi = 9,81 m/s2
Titik berat di tengah
Kemiringan jalan = 30o
Rolling resistance = 0,05
Kecepatan awal,V0 = 0 m/s
Kecepatan jalan, V = 0,6 m/s
Jari-jari roda = 0,24 m

Percepatan (a) dihitung menggunakan persamaan 1.


𝑉−V0
𝑎= (1)
𝑡
Sehingga :
0,6−0
𝑎= = 0,3 m/s2
2
Perhitungan gaya dorong :
Gaya dorong ke atas dihitung melalui persamaan kesetimbangan gaya yang dapat
dilihat pada persamaann 2, 3, dan 4.

NA + NB = m.g.sin∅ (2)
Fm - m.g.sin∅ - FRA - FRB = m.a (3)
Fm - m.g.sin∅ - FTotal = m.a (4)
Sehingga :
Fm - (100.9,81.sin 30o) – 0,05(100.9,81.cos 30o) = 100.0,3
Fm – 490,5 - 42,47 = 30

24
Fm = 562,978 N

Perhitungan Torsi
Torsi dihitung menggunakan persamaan 5.
Torsi = Fm.Rroda (5)
Sehingga :
Torsi = 562,9 x 0,24 m = 135,1 Nm
Daya dihitung menggunakan persamaan 6 dan 7.
𝑉
𝜔=𝑅 (6)
diperoleh :
0,6
𝜔 = 0,24 = 2,5 rad/s
Dengan demikian :
Daya = Torsi.ω (7)
Sehingga :
Daya = 135,1 x 2,5 = 337,78 W
Setelah daya motor didapatkan, maka kecepatan roda dapat dihitung. Kecepatan
roda dihitung menggunakan persamaan 8 dengan satuan rpm.
𝑛
𝜔 = 2𝜋. (60) (8)
Sehingga :
2,5 𝑥 60
𝑛= = 23,88 rpm
2(3,14)
Denga toleransi slip sebesar 10%, maka putaran poros roda adalah :
n = 23,88/1-0,1 = 26,53 rpm

Analisis Kebutuhan Aki


Putaran roda = 26, 53 rpm
Keliling roda = 𝜋. 𝑑
= 3,14 x 0,48
= 150,72 cm
Jarak tempuh dalam 1 satu menit = 150,72 x 26,53 cm
= 3998,6 cm = 39,98 m
Jarak total menuju puncak = 3300 m
Jadi, waktu tempuh adalah = 3300/39,98 = 82 menit
Digunakan Motor (500 W, 24 V)
Arus Maksimal = 500/24 = 20,8 A
Waktu tempuh menuju puncak = 82 menit = 1,36 jam
Kapasitas aki minimal = 1,36 x 20,8 = 28,3 Ah
Untuk keamanan digunakan aki minimal 2* 12 V 45 Ah.

25
Perhitungan Kapasitas Angkut STM-01
Asumsi:
Perkiraan pengeraman satu cakram sepeda motor suzuki smash pada:
Kecepatan (V) = 50 km/jam (13,9 m/s)
Berhenti dalam (t) = 3 detik
Berat motor dan berat penumpang (m) = 94 kg (berat motor), 130 kg (berat)
penumpang)
Gaya gravitasi = 9,81 m/s2
Maka, persamaan gaya pengereman sampai berhenti adalah
𝑉−0
𝐹 =𝑚( ) (9)
𝑡
Dari persamaan tersebut didapat besarnya gaya sebesar 1.037,9 N
Berat yang dapat di rem dengan 2 rem cakram pada kemiringan 30o setara dengan:
m x g x sin 30o (10)
Sehingga :
m x g x sin 30o = 2 x 1.037,9
m = 423 kg
untuk menjaga keamanan maka digunakan berat total gerobak yaitu 350 kg (100 kg
berat gerobak dan 250 kg kapasitas angkut berat belerang)

Perhitungan Ban Menahan Slip saat Gerobak Berhenti di jalan turunan


Asumsi:
Gaya gravitasi = 9,81 m/s2
Kemiringan = 30o
Ukaret = Koefisien gesek karet dengan jalan

Persamaan :
Ukaret x m x g x cos 30o > m x g x sin 30o (11)
Didapatkan gaya gesek minimum roda karet dan tanah adalah Ukaret = 0,58

Gesekan roda karet dengan tanah yaitu 0,7 - 0,9 (Jones dan Childers, 2013).
Sehingga penggunaan rem cakram tersebut aman digunakan untuk beban 350 kg.

26

Anda mungkin juga menyukai