Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
isotropis. Bentuk komposit yang tersusun dari partikel dapat dilihat sebagai
berikut :
2.3.1 Penguat
Penguat (Reinforcement) atau filler, yang mempunyai sifat kurang elastis,
tetapi lebih kaku serta lebih kuat. Secara umum,bentuk penguat bisa berupa
serat, bubuk, kristal, atau serat pendek (whiskers) dan juga organik,
anorganik, metal, ataupun material keramik. Reinforcing agents utama yang
digunakan pada produksi komposit sekarang adalah glass, paper (cellulosic
fiber), cotton, polyamide, dan serat alami lainnya, asbestos, sisal, dan rami.
Agen spesial meliputi karbon, grafit, boron, steel, dan whiskers (serat yang
sangat pendek untuk penguat, biasanya terbuat dari material kristalin). Filler
juga dapat berupa serat panjang. Filler menawarkan keuntungan yang
bervariasi: meningkatkan kekuatan dan kekakuan, ketahanan terhadap panas,
konduktivitas panas, stabilitas, kekuatan basah (wet strength) mobilitas
fabrikasi, vislositas, ketahanan abrasi, dan kekuatan impak, mengurangi
ongkos, penyusutan panas exothermic, koefisien ekspansi thermal, sifat
merembes, dan crazing. Dan meningkatkan surface appearent.
Bagaimanapun, filler juga memiliki kekurangan. Mereka mungkin membatasi
metode fabrikasi, menghambat pengawetan dari resin tertentu, dan
memendekkan sifat pot life dari resin.
a. Serat alami
Serat alami telah menunjukkan keunggulan dalam beberapa tahun
terakhir. Keunggulan dari serat alami dibandingkan dengan serat sintetis
adalah harganya murah, densitas rendah, mudah lepas, bahan terbarukan dan
terbiodegradasi dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Akibatnya, ada
12
Sedangkan kekuatan tarik dari serat pelepah salak yang didapat dari
penelitian milik Darmanto et al, di tahun 2016, adalah 160 Mpa pada kondisi
murni tanpa perlakuan kimia ataupun fisika.
2.3.2 Matriks
Matriks, umumnya lebih elastis, tetapi mempunyai kekuatan dan
kekuatan yang lebih rendah. Resin umumnya mencakup polyester, phenolic,
epoxy, cillicone, alkyd, melamin polyimide, fluorocarbon, polycarbonat,
acrylic, acetal, polypropylenne, ABS (acrylonitile-bbutadiene-styrene)
copolymer, polyethylene, dan polystyrene. Resin dapat diklasifikasikan
sebagai thermoplastik (dapat dikeraskan dan dilembutkan secara berulang-
ulang dengan meningkatkan dan mengurangi temperatur) dan thermoset
(tidak dapat diawetkan berulang kali setelah diawetkan oleh aplikasi panas
atau bahan kimia).
Dalam dunia aerospace, yang paling umum digunakan adalah resin
thermoset, terutama jenis epoxy dan phenolic. Pada manufaktur pesawat
terbang, resin epoxy digunakan untuk komponen eksterior, dan Phenolic
untuk komponen interior. Pembagian ini dikarenakan, epoxy memiliki stregth
yang lebih dari phenolic, sehingga cocok untuk komponen eksterior yang
menerima lebih banyak bebean kerja daripada komponen interior. Selain itu,
phenolic digunakan pada interior karena sifatnya yang tidak mendukung
pembakaran.
Secara umum, fungsi matriks atau resin pada komposit adalah:
14
a. Polyester
Polyseter ialah resin termoset yang berbentuk cair, dan memiliki
viskositas rendah, jika ditambahkan katalis, polyester akan mengeras pada
suhu ruang. Karena banyaknya kandungan monomer stiren pada resin
polyester, sehingga suhu deformasi termalnya lebih rendah daripada resin
termoset lainnya dan ketahanannya jangka panjangnya kira kira 110- 1400 C.
Ketahanan. resin ini termasuk baik.
Polyester umumnya tahan terhadap asam kecuali asam peroksida, namun
lemah .terhadap .alkali. Bila dimasukkan kedalam air mendidih dalam jangka
waktu. lama (300 jam), bahan akan pecah dan retak-retak. Jika dimasukkan
dalam pelarut yang melarutkan polimer stiren, bahan ini mudah
mengembang. Ketahanan terhadap. cuaca sangat baik. Tahan kelembababan
dan sinar UV bila dibiarkan di luar, netapi sifat tembus cahayanya akan rusak
dalam beberapa tahun. Bahan ini digunakan secara luas sebagai bahan
komposit. (Surdia, 1995)
Penelitian ini menggunakan resin polyester merk Yucalac BTQN-157
dengan kekuatan impak 0.046 J/mm2 dan Modulus Young sebesar 320,867
N/mm2. (Saefudin M, 2014)
b. Katalis
Katalis merupakan bahan kimia yang di tambahkan pada matriks resin
yang bertujuan untuk proses pembekuan matriks. Klatalis yang di gunakan
untuk plyester adalah Methyl Ethyl Ketone Peroxide (MEKP). Bahan ini di
gunakan untuk penggunaan setting dingin. Kecepatan resin untuk menjadi
padat pada saat proses curing dapat di kontrol dengan pemberian katalis
sebesar 0,5 % - 3% dari jumlah fraksi volume matriks. Penambahan katalis
yang terlalu sedikit mengakibatkan proses curing tidak sempurna.
15
pada fiber weight ratio telah menghasilkan penuruan sifat tarik. (Jia Ying
Tong et al., 2014).
Menambahkan terlalu sedikit penguat serat dalam komposit justru akan
menurunkan sifat-sifat material terlalu banyak fiber volume juga dapat
menurunkan kekuatan komposit Karena kurangnya ruang bagi matriks untuk
sepenuhnya mengelilingi dan terikat dengan serat. (Fu, Shao Tun, et al,
2009).
Resin Content (RC) adalah prosentase kandungan resin dalam komposit.
Sedangkan Fiber Content (FC) adalah prosentase kandungan fiber dalam
komposit. Sekarang, nilai RC yang umum digunakan oleh pabrikan adalah
40% RC dan 60% FC.
Dengan penentuan komposisi polimer dan penguat (serat) diharapkan
nanti diperoleh komposit yang dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh
fraksi volume bisa menggunakan rumus dibawah ini :
Volume cetakan (Vc)
Vc = p x l x t
Volume resin (Vf)
𝑉𝑐 𝑥 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟
Vf =
100%
Massa fiber (Mf)
Mf = Vf x ρf
Volume matrik (Vmatrik)
𝑉𝑐 𝑥 (100% − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟)
𝑉𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘 =
100%
Massa matrik (Mmatrik)
𝑀𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑉𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑥 𝜌𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘
a. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik ialah salah satu sifat dasar yang dimiliki bahan. Hubungan
regangan dan tegangan pada tarikan tergantung dari laju tegangan,
temperatur, kelembaban, dst. Kekuatan tarik di ukur dengan menarik sampel
dengan dimensi sesuai standar.
Kemampuan maksimum bahan. dalam menahan. beban di sebut Ultimate
Tensile Strength di singkat (UTS). Untuk semua bahan, pada tahap awal uji
tarik, hubungan antaran beban atau gaya yang di berikan, berbanding lurus
dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau
linear zone. Daerah ini, kurva pertambahan panjang vs beban mengikuti
aturan hooke, yaitu rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah
konstan. Hubungan kurva tegangan dan regangan dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
𝐹
σ=
𝐴
Dimana σ : Tegangan tarik
F : Gaya tarikan (N)
A : Luas penampang (mm2)
18
∆𝐿
ε=
𝐿
Dimana ε : Perpanjangan tarik
ΔL : Pertambahan panjang (mm)
L : Panjang awal (mm)
σ
E=
ε
Dimana E : Modulus Elastisitas (N/mm2)
σ : Stress (N/mm2)
ε : Strain (%)
b. Impak
Pengujian Impak adalah suatu pengujian material yang mengukur
ketahanan bahan terhadap beban kejut (impak). Dasar dari pengujian impak
ini adalah. penyerapan energi. potensial dari pendulum. beban yang berayun
dari suatu ketinggian tertentu, dan menghantam benda kerja sehingga
mengalami deformasi.
Ʃ𝐻𝐼
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐻𝐼 =
𝑛