BAB 4 Psi. Konseling

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mat yusuf

Nim : F1141191039
Prodi : Bimbingan Dan Konseling

Dimensi psikologi kepribadian klien


A. Dimensi Psikologis Pribadi Klien
Semua individu yang diberi bantuan profesional oleh seorang konselor atas permintaan dia
sendiri atau atas permintaan orang lain dinamakan klien. Karena dia membutuhkan bantuan,
tetapi ada juga yang datangnya bukan kemauan dari dirinya. Dia sadar bahwa dalam dirinya ada
suatu kekurangan atau masalah yang memerlukan bantuan seorang ahli yang dapat membantu
dirinya dalam mengatasi permasalahannya.
Shertzer and Stone (1987) mengemukakan bahwa keberhasilan dan kegagalan proses konseling
ditentukan oleh 3 hal yaitu :
1. Kepribadian Klien
Kepribadian klien cukup menentukan keberhasilan proses konseling. Aspek-aspek kepribadian
klien adalah sikap, emosi, intelektual, motivasi dan sebagainya. Seorang klien yang cemas akan
tampak pada saat berhadapan dengan konselor, seorang konselor yang efektif akan mengungkap
perasaan-perasaan cemas klien semaksimal mungkin dengan cara menggali atau eksplorasi
sehingga keluar dengan leluasa bahkan mungkin diiringi dengan air mata klien.
Sebagai mana konselor, klien juga dilatarbelakangi oleh sikap, nilai-nilai, pengalaman, perasaan,
budaya, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Semua itu membentuk kepribadiannya. Saat
berhadapan dengan konselor dalam proses konseling, maka latar belakang tersebut akan muncul
baik dengan sengaja dimunculkan maupun muncul dengan tidak disengaja
2. Harapan Klien
Mengandung makna adanya kebutuhan yang ingin terpenuhi melalui proses konseling. Pada
umumnya harapan klien terhadap proses konseling adalah untuk memperoleh informasi,
menurunkan kecemasan, memperoleh jawaban atau jalan keluar dari persoalan yang dialami dan
mencari upaya bagaimana dirinya supaya lebih baik dan lebih berkembang.
Faktor harapan konselor kadang-kadang dapat pula mengganggu jalannya proses konseling.
Terutama jika harapan tersebut terkesan dipaksakan. Hal ini dapat membuat klien menjadi tidak
kreatif, tergantung, dan mengacaukan konsentrasinya, akibatnya klien tidak mampu menggali
dirinya dan terjadi konflik dalam diri klien antara harapan konselor dan harapan dirinya
bertentangan, konflik harapan juga bias terjadi antara klien dengan orang tuanya, klien dengan
atasan, dan sebagainya.
3. Pengalaman atau Pendidikan Klien
Hal ini amat menentukan atas keberhasilan proses konseling. Sebab dengan pengalaman dan
pendidikan tersebut, klien akan mudah menggali dirinya sehingga persoalannya semakin jelas
dan upaya pemecahannya semakin terarah. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman
dalam konseling, wawancara, berkomunikasi, berdiskusi, pidato, ceramah, mengajar, melatih
keterbukaan, dalam suasana demokratis di keluarga , kantor, sekolah, dan sebagainya.
B. Aneka Ragam klien
Sebagai seorang konselor tentu akan menghadapi berbagai jenis atau ragam klien yang
diantaranya sebagai berikut ini :
a. Klien Sukarela yang artinya klien yang hadir di ruangan atas kesadaran sendiri. Yang secara
umum dapat kita kenali ciri-ciri klien sukarela sebagai berikut :
a. Hadir atas kehendak sendiri
b. Dapat menyesuaikan diri dengan konselor
c. Mudah terbuka
d. Mengikuti proses dengan kesungguhan hati
e. Mengemukakan sesuatu dengan jelas
f. Sikap bersahabat, mengharapkan bantuan
g. Bersedia mengungkap rahasia walaupun menyakitkan
b. Klien yang terpaksa adalah klien yang kehadirannya di ruang konseling bukan atas dasar
keinginannya sendiri. Dia datang atas dorongan dari orang lain. Karakteristik dari klien yang
terpaksa dapat kita kenali ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Bersifat tertutup
b. Enggan berbicara
c. Curiga terhadap konselor
d. Kurang bersahabat
e. Menolak secara halus bantuan konselor
3. Reluctant Client atau Klien Enggan salah satu bentuk klien yang seperti ini adalah Dia
banyak bicara. Pada prinsipnya klien yang seperti ini enggan untuk di bantu oleh konselor.
Karakteristik atau ciri-ciri klien seperti ini dapat kita kenali dengan :
a. Enggan untuk dibantu konselor atau tidak suka diberi bantuan oleh konselor karena Dia
hanya anggap ini tidak pantas diceritakan kepada konselor.
b. Hanya ingin berbincang dengan konselor tanpa menyelesaikan masalanya
4. Klien bermusuhan/menentang : Klien terpaksa yang bermasalah cukup serius bias menjelma
menjadi klien yang bermusuhan. Klien seperti ini dapat kita kenali dengan sifatnya sebagai
berikut :
a. Tertutup
b. Menentang
c. Bermusuhan
d. Menolak secara terbuka.
5. Klien krisis : Yang dimaksud dengan klien krisis adalah Jika seorang menghadapi musibah
seperti kematian di antara orang-orang yang dekat dengan dirinya atau yang telah ia kenal),
kebakaran, diperkosa, dan sebagainya yang dihadapkan kepada konselor untuk diberikan bantuan
agar dia menjadi stabil dan mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang baru (musibah
tersebut) .
Beberapa gejala perilaku klien yang krisis adalah sebagai berikut ini :
a. Tertutup atau menutup diri dari dunia luar
b. Amat emosional, tak berdaya ada yang histeri
c. Kurang mampu berpikir rasional
d. Tidak mampu mengurus diri dan keluarga
e. Membutuhkan orang yang amat dipercayai

Anda mungkin juga menyukai