Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keterbatasan penelitian dan


pembahasan hasil penelitian yang meliputi respon informan dengan Asuhan
keperawatan pada TN. M dengan PPOK eksaserbasi akut dan TN. A. dengan
PPOK Stabil Diruang Anyelir Rumah Sakit Umum Kota Tanggerang Selatan
Tahun 2018.

A. Pembahasan Penelitian

Adapun penulis membahas yang akan di uraikan sesuai dengan proses


keperawatan yang meliputi tahap pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi pada pada TN. M dan Tn A.

1. Pengkajian Keperawatan
Meliputi nama, umur dan jenis kelamin dan komplikasi perlu dikaji
pada penyakit PPOK.Menurut Arita Murwani (2011) Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan satu kelompok penyakit paru yang
mengakibatkan obstruksi yang menahun dan persisten dari jalan napas di
dalam paru, yang termasuk dalam kelompok ini adalah : bronchitis,
emfisema paru, asma terutama yang menahun, bronkiektasis
PPOK / COPD (Cronic Obstruction Pulmonary Disease) merupakan
istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang
berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran
udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya (Price, Sylvia Anderson :
2005). Sedangkan menurut T.M. Marrelli, Deborah S.Harper (2008),
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah suatu kondisi kronis yang
berkaitan dengan sekelompok penyakit : emfisema, asma dan bronchitis.
Secara Umum data yang di temukan Pada Tn.M sesak nafas, lemes,
batuk berdahak, dahak sulit keluar dan berwarna putih, sebelum nya pasien
mengeluh sesak napas sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan
sebelumnya pernah pengobatan TB Paru 9 bulan yang lalu dan

92
93

pengobatannya tuntas, pasien mengatakan perokok aktif dari remaja


sampai sekarang sehari biasanya menghabiskan 1 bungkus. Pasien
mengatakan mau tidur pun susah karena sesak sedangkan pada dan Tn.A
data yang ditemukan tidak jauh berbeda dengan data focus dalam teori
antara lain Pasien datang ke RS dengan keluhan sesak nafas, sejak 2 hari
sebelum masuk RS pasien sesak terus menerus, dan sering batuk, klien
merokok dalam sehari menghabiskan rokok 1 bungkus.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara teori dengan data kasus pada Tn M. dan Tn A, karena
menurut Smeltzer & bare (2006), pasien dengan PPOK biasanya
ditemukan dispneu serta sesak berat, yang di sebabkan oleh sumbatan
jalan napas karena penumpukan secret.

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA NIC NOC, diagnosa keperawatan adalah penilaian
klinis tentang respon individu , keluarga, atau komunitas terhadap masalah
kesehatan dan proses kehidupan aktual atau potensial.
Hasil penelitian yang dilakukan diagnosa keperawatan yang didapat
pada pada Tn.M dengan 5 diagnosa keperawatan antara lain Bersihan jalan
napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi, peningkatan
produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga dan
infeksi bronkopulmonal, Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
napas pendek, mucus, bronkokontriksi dan iritan jalan napas, Gangguan
pertukaran gas b/d ventilasi perfusi, Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen,
Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan, pengaturan
posisi. Sedangkan pada Tn.A peneliti mengangkat 3 diagnosa keperawatan
diantaranya Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen, serta
Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan, pengaturan
posisi.
94

Pada NANDA NIC-NOC terdapat 10 diagnosa yang muncul.


Sedangkan dalam kasus diagnose keperawatan yang diangkat Tn.M. dan
Tn. A. adalah 8 diagnosa. Beberapa diagnosa yang tidak diangkat dalam
kasus Tn. M. dan Tn. A. namun diangkat dalam teori antara lain:

1. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan


sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan
insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep
diri, ancaman terhadap kematian, keperluan yang tidak
terpenuhi.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan
kurang sosialisasi, ansietas, depresi, tingkat aktivitas
rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi, tidak mengetahui sumber informasi

Masalah diatas tidak diangkat karena tidak ada data yang mendukung
pada kedua kasus yang diteliti oleh peneliti. Maka dapat dikatakan terdapat
perbedaan diagnose keperawatan yang diangkat dengan diagnose
keperawatan PPOK berdasarkan teori.

3. Intervensi Keperawatan

Rencana Asuhan Keperawatan Pada Tn M dan Tn A Pada masalah


keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan gangguan pola
nafas tidak di lakukan pada Tn A.Pada Tn.M Intervensi yang di lakukan
adalah Pada masalah keperawatan kaji TTV, kaji faktor penyebab
gangguan istirahat tidur, kaji tingkat ketergantungan pasien kaji klien
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.Sedangkan Pada Tn A adalah kaji
95

TTV, mengkaji faktor penyebab gangguan istirahat tidur, mengkaji tingkat


ketergantungan pasien kemampuan posisikan semi fowler.
Merupakan tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi
kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Intervensi yang di
lakukan pada Tn M dan Tn A dilakukan sesuai dengan intervensi yang
direncakan. Jika dibandingkan dengan teorin intervensi NIC NOC ada
berapa Pada Kasus Tn. M dan Tn. A. intervensi yang diambil bersumber
pada NANDA dilakukan selama 2-3 hari sesuai dengan data kasus yang
mendukung.
.
4. Implementasi Keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan
keperawatan pada Tn. M dan Tn. A. dilaksanakan dalam waktu yang
berbeda. Pada implementasi yang dilakukan pada Tn. M selama 2 hari dan
Tn. A selama 3 hari sesuai dengan intervensi yang sudah direncanakan.
Dengan masalah keperawatan, Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Berhubungan Dengan Nafsu Makan Menurun Dan Mual ,Bersihan jalan
napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi, peningkatan
produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga dan
infeksi bronkopulmonal, Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
napas pendek, mucus, bronkokontriksi dan iritan jalan napas, Gangguan
pertukaran gas b/d ventilasi perfusi, Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen,
Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan, pengaturan
posisi telah dilakukan sesuai dengan teori menurut NANDA NIC NOC.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada kedua data kasus
pada Tn.M dan Tn. A antara lain memberikan posisi nyaman, mengajarkan
tekhnik relaksasi, memberikan therapy oksigen, dan memberikan edukasi
penyuluhan terhadap keluarga klien untuk bahaya merokok, serta hindari
asap rokok dan polusi udara. Pada kedua kasus data yang diambil seluruh
diagnose keperawatan yang diangkat dapat teratasi dikarenakan kondisi
tubuh pada klien yang berespon dengan bik dalam waktu implementasi 2-3
96

hari. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan antara teori dengan
kasus.

5. Evaluasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan yang dilakukan menggunakan format
SOAP yaitu subjektif yang merupakan catatan yang berhubungan dengan
masalah yang di keluhkan menurut sudut pandang pasien, Objektif
merupakan data yang memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosa dan hasil pemeriksaan.
Analisa/Assesment merupakan masalah atau diagnosa yang di tegakkan
berdasarkan data objektif dan subjektif yang di kumpulkan di analisa dan
disimpulkan, planning merupakan tahap perencanaan tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang dialami pasien.
Dokumentasi keperawatan yang dilakukan menggunakan format
SOAP yaitu subjektif yang merupakan catatan yang berhubungan dengan
masalah yang di keluhkan menurut sudut pandang pasien, Objektif
merupakan data yang memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosa dan hasil pemeriksaan.
Analisa/Assesment merupakan masalah atau diagnosa yang di tegakkan
berdasarkan data objektif dan subjektif yang di kumpulkan di analisa dan
disimpulkan, planning merupakan tahap perencanaan tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang dialami pasien.
Evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada kedua kasus kelolaan
tersebut seluruh masalah teratasi pada kasus PPOK yaitu pada diagnosa
bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi,
peningkatan produksi sputum, pola napas tidak efektif berhubungan
dengan napas pendek, mucus, bronkokontriksi dan iritan jalan napas,
gangguan pertukaran gas b/d ventilasi perfusi, intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan
oksigen, gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan,
pengaturan posisi. Hal ini dikarenakan daya tahan tubuh klien yang
97

berespon dengan baik terhadap therapy yang diberikan serta lamanya


waktu observasi dyspnea sebelum masuk ruangan rawat inap.

B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara mendalam,
observasi dan telaah dokumen untuk mencari informasi tentang Asuhan
keperawatan pada TN.M dengan PPOK eksaserbasi akut dan TN. A
dengan yang PPOK (CHF) Diruang Anyelir Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan. Pengalaman yang dialami oleh penulis dalam
penelitian ini pada saat penelitian tepatnya pada saat melakukan
wawancara mendalam.
Selama wawancara penulis mendapatkan kesulitan karena ada
beberapa informan yang kurang mengerti dengan istilah-istilah yang
ditanyakan penulis menyebabkan penulis harus kembali mengulang
pertanyaan. Keterbatasan ini dikarenakan sebelumnya penulis tidak
menggali pengetahuan yang dimiliki klien dan keluarga tentang asuhan
keperawatan pada kasus dengan PPOK. sehingga ada beberapa informan
belum mengetahui tentang hal-hal yang menjadi konsep-konsep dalam
perawatan PPOK, Selain itu pada saat wawancara juga ada keterbatasan
waktu dengan informan.
Metode telaah dokumen dapat dilakukan penulis dengan cara melihat
dokumen yang diberikan oleh kepala ruangan pada saat penelitian
sedangkan untuk observasi penulis secara langsung mengamati apa yang
dilakukan klien maupun keluarga selama dirumah sakit dan menggali
pengetahuan tentang asuhan keperawatan PPOK dan tindakan yang
dilakukan selama perawatan dirumah pada saat sebelum dan sesudah
diwawancara.
Keterbatasan pada waktu melakukan telaah dokumen adalah membaca
tulisan petugas yang sulit untuk dibaca, sehingga peneliti harus bertanya
kepada kakak yang ada diruangan jika ada tulisan yang tidak jelas.
Keterbatasan lain yang juga dialami penulis adalah kesulitan dalam
98

mencari hasil penelitian yang sama dengan yang penulis lakukan sehingga
membuat penulis banyak mengambil literatur dari teori-teori yang ada.

Anda mungkin juga menyukai