MODUL I
HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK
KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dalam bidang pengetahuan sosial, terdapat beberapa istilah yaitu meliputi Ilmu Sosial
( Social Sciences), Studi Sosial (social studies) , dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam
bidang studi IPS sering disebut dengan istilah-istilah Antropologi, Sosiologi, Ekonomi, Geografi,
Sejarah, Ilmu Politik, Psikologi maupun Psikologi Sosial. Istilah lain yang digunakan untuk
menyebut bidang studi IPS antara lain Sosial Education dan Sosial learning. Kedua istilah
tersebut menurut Cheppy lebih menitikberatkan kepada berbagai pengalaman di sekolah yang
dipandang dapat membantu anak didik untuk lebih mampu bergaul di tengah-tengah masyarakat.
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia tidak lepas dari perkembangan dan
keberadaan Social Studies (Studi Sosial) di Amerika Serikat. Studi Sosial (Sosial Studies) bukan
merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis. Melainkan suatu bidang
pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Achmad Sanusi (1971:18) memberikan penjelasan
tentang Studi Sosial sebagai berikut : “Adapun Studi Sosial tidak selalu bertaraf akademis
Universitas, bahkan dapat merupakan bahan-bahan pembelajaran bagi murid-murid sejak
Pendidikan Dasar, dan dapat befungsi selanjutnya sebagai pengantar bagi lanjutan kepada
disiplin-disiplin ilmu sosial . Studi Sosial bersifat Interdisipliner, denga menetapkan pilihan judul
atau masalah-masalah tertentu berdasarkan sesuatu dalam rangka referensi, dan meninjaunya
beberapa sudut sambil mencari logika dan hubungan yang satu dengan lainnya. Sesuatu acara
ditinjau dari beberapa sudut sekomprehensif mungkin”. Perbedaan antara Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) sebagai bidang studi dengan disiplin Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences) antara lain :
1. IPS itu bukanlah suatu disiplin ilmu seperti halnya Ilmu Sosial, tetapi IPS lebih tepat dilihat
sebagai bidang kajian, yaitu suatu kajian terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.
2. Pendekatan yang dilakukan dalam IPS menggunakan Pendekatan Multidisiplin atau
Interdisiplin, tidak seperti halnya Ilmu Sosial yang menggunakan Pendekatan Disiplin Ilmu atau
Monodisiplin.
3. IPS sengaja dirancang untuk kepentingan kependidikan, keberadaan IPS lebih memfokuskan
pada dunia persekolahan, tidak seperti Ilmu Sosial keberadaannya bisa di dunia persekolahan,
Perguruan Tinggi, atau dipelajari di masyarakat umum sekalipun.
4. IPS di samping menggunakan ilmu-ilmu social sebagai bahan pengembangan materi
pembelajaran dilengkapi dengan mempertimbangkan aspek Psikologis –
Pemdagogis. Selain itu IPS juga sangat memperhatikan dan mempertimbangkan
kemanfaatan, urutan, dan ruang lingkup bahan bagi setiap peserta didik dalam hidup dan
kehidupannya kelak, tidak seperti halnya ilmu sosial yang hampir lepas dan tidak
mempermasalahkan pertimbangkan pertimbangan. Keseluruhan IPS sebagai sarana pendidikan
yang memaparkan manusia dalam segi tiga waktu – ruang – hidup, sebagaimana dilakukan oleh
Studi Sejarah ( membicarakan ‘Man In Time’), Geografi (membicarakan ‘Man In Space’), dan
gabungan Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Tata Negara ( membicarakan ‘Man In Life’),
hubungan ketiganya adalah Transmisi Budaya (Sejarah), Adaptasi Ekologis (Geografi), dan
Perjuangan Hidup (Sosiologi dan seterusnya). Melalui sejarah diadakan pengalaman umat
manusia dan segenap masa lampau, untuk mengerti masa kini serta untul menentukan masa
depan. Melalui Geografi di tunjukkan peran manusia dalam kegiatannya menyesuaikan diri
dengan tantangan dan tawaran lingkungan alam.
IPS sebagai satu program pendidikan tidak hanya menyajikan konsep-konsep
pengatahuan semata, nammun harus pula mampu membina peserta didik menjadi warga negara
dan warga masyarakat yang akan hak dan kewajibannya. IPS memiliki lima tujuan sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang Sosial Sciences
2. Mendidik Kewarganegaraan yang baik
3. Merupakan suatu kompromi antara 1 dan 2 tersebut diatas, ditemukan definisi IPS
sebagai “suatu penyederhanaan dan penyaringan ilmu-ilmu sosial, yang penyajiannya
disesuaikan kemampuan guru dan peserta didik
4. Mempelajari Closed Areas atau masalah-masalah sosial
5. Materi yang dipilih disaring dan disinkronkan Pembelajaran IPS meliputi nilai edukatif,
nilai praktis, nilai teoritis, nilai filsafat, dan nilai ketuhanan.
Nilai-nilai tersebut di kemukakan oleh Nursid Sumaatjmaja (1997), yaitu sebagai berikut :
A. Nilai Edukatif Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu adanya
perubahan perilaku social peserta didik ke arah yang lebih baik, meliputi aspek-aspek
Kognitif, Efektif, dan Psikomotor. Peningkatan Kognitif tidak hanya terbatas meningkatnya
pengetahuan sosial, melainkan pula nalar sosial dan kemampuan mencari alternatif-alternatif
pemecahan masalah sosial.
B. Nilai Praktis Diterapkan secara praktis dalam kehidupan social sehari-hari. Pokok bahasan
jangan hanya tentang pengetahuan yang konseptual-teoritis belaka, melainkan digali dari
kehidupan sehari- hari. Nilai praktis disesuaikan dengan tingkat usia dan kegiatan peserta
didik sehari-hari.
C. Nilai Teoritis Pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan, fakta dan
data, melainkan menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lainnya.
Kemampuan menyelidiki dan meneliti denga mengajukan berbagai pernyataan ( Sense Of
Inquiry ).
D. Nilai Filsafat Mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai
makhluk sosial.
E. Nilai Ketuhanan Kekaguman kita sebagai manusia pada segala ciptaan- Nya baik berupa
fenomena fisikal, alamiah maupun fenomena kehidupan, merupakan nilai ketuhanan yang
strategis sebagai bangsa yang berfalsafahkan Pancasila.
KEGIATAN BELAJAR 2
Karakteristik Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dalam kehidupan Sosial kita manusia, ada aspek sejarah, yaitu peristiwa-peristiwa kehidupan
manusia yang telah lalu yang tidak kita alai sendiri. Nu’man Somantri, yang dikutip oleh
Daldjoeni (1981) menyatakan bahwa pembaharuan pengajaran IPS sebenarnya masih dalam
proses yang penuh berisi berbagai eksperimen.
1) Ekonomi, objeknya mempelajari tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna mencapai kemakmuran.
2) Politik, mempelajari kehidupan negara, pemerintahan dan kehidupan manusianya
sebagai”An Organized Of Political Man”.
3) Ekologi, mempelajari bagaimana manusia berhubungan dengna lingkungan alamnya,
memelihara, mengembangkan, dan melestarikannya.
4) Sosiologi, mempelajari bentuk dan proses sifat atau ciri yang timbul dari kehidupan
masyarakat yaitu interaksi sosial yang dilembagakan.
5) Antropologi, mempelajari tentang manusia dan karyanya “The Science Of Group Of Man
and Their Behavior and Production”.
6) Psikologi Sosial, mempelajari proses mental manusia sebagai anggota masyarakat.
7) Sejarah, mempelajari aspek historis kehidupan manusia yang meliputi peristiwa
kemanusiaan sesuai dengan kurun waktunya dan sesuai dengna urutan kejadian.
8) Geografi, mempelajari relasi manusia dengan akan yang terungkapkan pada pemanfaatan
alam dalam berbagai bentuknya.
Evaluasi Pembelajaran IPS berlandaskan asas yang meliputi:
1. Asas Komprehensif atau asas keseluruhan
2. Asas Kontinuitas atau asas kesinambungan
3. Asas Objektif
MODUL 2
SEJARAH PERKEMBANGAN IPS
Kegiatan Belajar 1
Sejarah perkembangan IPS secara umum
IPS adalah terjemahan dari social Studies.Untuk mengetahui perkembangan IPS ini, tentu
kita harus melihat sejarah perkembangan social studies yang berkembang di Amerika Serikat.
Perkembangan pemikiran ini dapat dilihat diberbagai karya Akademis yang dipublikasikan oleh
National councilv for the social studies ( NCSS ) Definisi tentang “Social Studies”menurut
Edgar Bruce Wasley pada tahun 1937 ( barr , Bart dan Shermis , 1977:12 ) yaitu “the social
studies are the social sciences simplified for pedagogical purposes “.Social studies adalah ilmu-
ilmu social yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan.Pengertian ini dikemudian dibakukan
bahwa”social studies”meliputi aspek aspek sejarah,ilmu ekonomi, ilmu politik , sosiologi ,
antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat. Bila dianalisis dengan cermat . didalam
pengertian awal,”social studies”tersebut diatas terkandung hal-hal sebagai berikut :
1) social studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu social
2) Disiplin dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan / pembelajaran baik pada
tingkat persekolahan maupun pada tingkat pendidikan tinggi
3) Aspek-aspek dari masing-masing disiplin uilmu social itu perlu diseleksi sesuai tujuan
tersebut
Antara tahun 1940-1950 NCSS mendapat serangan yang berkisar pada pertanyaan mesti
tidaknya social studies menanamkan nilai dan ikap demokratis kepada para pemuda. Hal itu
tumbuh sebagai dampak yang melahirkan tuntutan bagi sekolah untuk berpartisipasi dalam
mayarakat demokratis.
Pada tahun 1960-an, timbul suatu gerakan akademis yang mendasar dalam pendidikan,
yang secara khusus dapat dipandang sebagai suatu revolusi dalam social studies.Yang dipelopori
oleh para sejarawan dan ahli-ahli ilmu social.Kedua kelompok ilmuan tersebut terpikat oleh
social studies, antara lain karena pada saat itu pada pemerintah federal menyediakan dana yang
sangat besar untuk perkembangan kurikulum.
Namun demikian sampai tahun 1970-an ternyata gagasan untuk mendapatkan the new
spcial studies belum menjadi kenyataan.Isu yang terus menrpa social studies.
Pada tahun 1940-1960 ditegaskan oleh Barr,dkk, ( 1977:36 ) yaitu terjadinya tarik
menarik antara dua visi socisl studies, disatu pihak adanya gerakan mengintegrasi diberbagai
disiplin ilmu social untuk tujuan citicenship education.Dilain pihak,terua bergulirnya gerakan
pemisahan berbagai disiplin ilmu social yang cenderung memperlemah konsepsi social studies
education.
Pada tahun 1955 terjadi terobosan besar, demikian diungkapkan Barr, dkk.( 1977:37 )
berupa inovasi Maurice Hunt dan Lawrence Metcalf yang mencoba melihat cara baru dalam
pengintegrasian pengatahuan dan keterampilan ilmu social untuk tujuan citizenship education.
Tekanan perubahan lain yang juga cukup dahsyat muncul pada tahun 1957 dalam bentuk
upaya komperenhansip untuk mereformasi social studies.Pemicu perubahan tersebut adalah
keberhasilan Rusia meluncurkan pesawat ruang angkasa “sputnik”yang telah membuat Amerika
menjadi panic dan merasa jauh tertinggal dari Rusia.
Gerakan the new social studies yang menjadi pilar dari mpermukaan social studies pada
tahun 1960-an , bertolak dari kesimpulan bahwa social studies dinilai sangat tidak efektif dalam
mengajarkan substansi yang mempengaruhi perubahan sikap para siswa.Oleh karena itu, para
ilmuan dalam hal ini sejarawan dan ahli-ahli ilmu social bersatu padu untuk bergerak
meningkatkan social studies kepada taraf higher level of intellectual pursuit ( Barr,dkk.1977:42 )
yakni mempelajari ilmu social secara mendasar dengan orientasi baru tersebut maka dimulailah
era modus pembelajaran social science education.
Pada dasa warsa 1960-an tercata (Barr,dkk.: 45) adanya perubahan orientasi pada disiplin
akademik yang terpisah pisah kesuatu upaya untuk mencari hubungan interdisipliner. Untuk ini
The social studies curriculum center at Syracuse mengindentifikasi 34 konsep dasar yang di gali
dari sejumlah ilmu social yang dinilai perlu diajarkan disekolah.
Pada dasawarsa 1970-an , demikian direkam Barr,dkk (1877:46) terjadi pertemuan social
studies yang serupa dengan perkembangan sebelumnya.Para ahli ternyata mendapatkan
kesimpulan yang sama yakni terlepas dari upaya pemerintah belum banyak terjadi perubahan
disekolah Barr,dkk. (1978:1917)
Jika dilihat dari visi, misi strateginya ,Barr,dkk (1978:1917) social studies telah dan dapat
dikembangkan dalam tiga tradisi yakni social studies taught as citizenship transmission,
sogialstudies tought as social science, and social studies tought asreflegtive inguiry.Masing
masing tradisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Tradisi citizenship transmission merujuk
pada suatu modus pembelajaran social yang bertujuan untuk mengembangkan warga Negara
yang baik yang ditandai oleh confoms to certain accepted practices, hold particular belief, isloyal
to certain values, participates in certain activities. And conform to norm which are often local to
character. Seadngkan tradisi social science merupakan modus pembelajaran social yang juga
mengembangkan karakter warga Negara yang baik, yang ditandai oleh kemampuannya dalam
melihat dan mengatasi masalah-masalah social dan personal dengan menggunakan visi dan cara
kerja ilmuwan social . Dilain pihak tradisi revlective inguiry merupakan modus pembelajaran
social yang menekankan pada hal yang sama yakni pengembangan waraga Negara yang baik
dengan ceriteria yang berbeda yaitu dilihat dari kemampuannya.Jika dilihat dari definisi dan
tujuannya, social menurut laporan tersebut terkandung dalam hal sebagai berikut:
1) Pertama social studies merupakan mata pelajaran dasar diseluruh jenjang pendidikan
persekolahan.
2) Kedua tujuan utamamata pelajaran ini ialah mengembangkan siswa untuk menjadi warga
Negara yang memiliki pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan.
3) Ketiga konten pembebelajarannya digali dan diselaksi dari sejarah dan ilmu-ilmu social
4) Keempat pembelajarannya menggunakan cara-cara yang mencerminkan kesadaran
pribadi , kemasyarakatan , pengalaman budaya perkembangan siswa.
Pada tahun 1992 the bord of direction of the nationa council for the social studies
mengadopsi visi terbaru mengenai social studies yang kenudian diterbitkan dalam dokuman
resmi NCSS pada tahun 1994 dengan judul Expectations of excellence: curriculum standart of
social studies.Dokumen ini nampaknya yang sedang mewarnai pemikiran dan praksid social
studies di Amerika Serikat saat ini.
Didalam dokumen teresbut ( NCSS, 1994:3) diadopsi pengertian social studies sebagai
berikut: Secara essensial terkandung visi, misi, dan strategi pendidikan social studies yang
mengokohkan kristalisasi pemikiran yang lebih solid dan kohesif dari pakar dan praktisi yang
tergabung dalam NCSS.Yang secara social akademik sangat berpengaruh di Amerika serikat,
yang juga biasanya memberi dampak yang sangat signifikan terhadap pemikiran dan praksis
dalam bidang itu dan Negara lain. Sebagai rambu-rambu dalam rangka mewujudkan visi, misi,
dan setrategi baru social studies tersebut, NCSS (1994) menggariskan hal-hal sebagai berikut:
1. Pertama program social studies mempunyai tujuan pokok yang ditegaskan kembali
bahwa civic competence itu bukanlah menjadikan tanggung jawab dari social studies .
2. Kedua program social studies dalam dunia pendidikan persekolahan mulai dari taman
kanak- kanak sampai dengan pendidikan menengah ditandai oleh keterpaduan know
ladge, skill, and attitudes within and cross disciplines ( NCSS.1994:3 )hal ini
memberikan dasar bahwa pendidikan social studies memiliki dua akternatif yakni yang
bersifat monodisipliner. Pda kelas rendah ditekankan pada social studies yang
mengintegrasikan beberapa disiplin yang bertolak dari suatu tema tertenru misalnya tema
tine, continutity, an cange sedangkan pada kelas lanjutan dan menengah program social
studies dapat diteruskan dengan mengintegrasikan secara interdisipliner yang sering
disebut dengan secara interdisciplinary yang lebih luas.
3. Ketiga program social studies dititikberatkan pada upaya membantu siswa dalam
construcl a know base and attitudes drawn from academic diciplines as specialized ways
of viewing reality (NCSS ,1994:4). Disini siswa di perankan bukan sebagai penerima
pengetahuan yang pasif, tetapi sebagai pembangun pengetahuan dan sikap yang aktif
melalui cara pandang escara akademik terhadap realita
4. Keempat program social studies mencerminkan “The chaging nature know , ledge,
fostering entirely now and highly integrated approfe dres to resolving issue of
significance to humanity”(NCSS 1994:5) dengan begitu hakikat pengetahuan yang
semula dilihat secara kotak-kotak kini harus dilihat secara terpadu yang menuntun
perlibatan sebagai disiplin.
KEGIATAN BELAJAR 2
Sejarah Perkembangan IPS di Indonesia
Untuk menelusuri perkembangan pemikiran / konsep Pendidikan IPS di Indonesia secara
histories epistomologis terasa sangat sukar karena ada dua alasan
1. Di Indonesia belum ada profisional bidang pendidikan IPS seperti NCSS (national
Council for the social studies)
2. Perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ontology ilmu pendidikan
( disiplin ) IPS sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran individual / kelompok
pakar yang ditugasi secara incidental untuk mengembangkan perangkat kurikulum IPS
melalui pusat pengembangan kurikulum dan sarjana pendidikan badan penelitian
perkembangan ( BALITBANG DIKNAS ) dan pusat kurikulum ( purkur )
Istilah IPS untuk pertama kalinya muncul dalam seminar Nasional tentang Civic Education tahun
1972 di Tawangmangu Solo, dalam winata putra, 1972; 42 ada 3 istilah yang muncul dan
digunakan secara bertukar pakai ( interehangeably ), yaitu:
1) Pengetahuan social
2) Studi social
3) Ilmu Pengetahuan Social
Ketiga istilah tersebut diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah social yang dipilih
dan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-
masalah social itu dapat dipahami oleh siswa.
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk kedalam dunia persekolahan terjadi pada tahun
1972- 1973, yakni dalam kurikulum proyek perintis Sekolah Pembangunan( PPSP ) IKIP
Bandung. Dalam kurikulum SD PPSP diartikan sama dengan pendidikan kewarganegaraan
,sedangkan dalam kurikulum sekolah menengah 4 tahun, digunakan istilah
1) Studi Social
2) Pendidikan kewarganegaraan
3) Civies dan hokum
Pada tahap ini konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk , yaitu:
1. Pendidikan IPS , terintegrasi denagn nama pendidikan kewargaan Negara / Studi Social
2. Pendidikan IPS terpisah , dimana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep ,payung
untuk mata pelajaran geografi, sejarah dan ekonomi.
3. Pendidikan kwargaan Negara sebagai suatu bentuk Pendidikan IPS khusus, yang dalam
konsep tradisi Social Studies termasuk “Citizenship Transmission”(Barr , dkk;1978)
Konsep pendidikan IPS tersebut kemudian memberi Inspirasi terhadap kurikulum 1975 ,
menampilkan 4 profil, yakni :
1. Pendidikan moral pancasila menggantikan kewargaan Negara sebagai suat bentuk
pendidikan IPS khusus yang mewadahi tradisi citizenship transmission
2. Pendidikan IPS terpadu untuk sekolah dasar
3. Pendidikan IPS terkonferdasi untuk SNIP yang menempatkan IPS sebagai konsep paying
yang menaungi mata pelajaran geografi ,sejarah dan ekonomi koperasi.
4. Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah , geografi ,
ekonomi, untuk SMA atau sejarah dan Geografi untuk SPG
Secara konseptual mata pelajaran ini masih tetap merupakan bidang pendidikan IPS yang
khusus mewadahi tradisi citizenship transmission dengan muatan utama butir-butir pancasila
yang diorganisasikan dengan menggunakan pendidikan spiral of concept development ala Taba
dan expanding evirenment approach ala Hanna dengan bertitik tolak dari masing-masing sila
pancasila.
Dalam kurikulum 1994, mata pelajaran social khusus yang wajib diikuti semua siswa ( SD,
SLTA,SMU ) sedang mata pelajaran IPS diwujudkan dalam :
1. Pendidikan IPS terpadu di SD kelas III-VI
2. Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTA yang mencakup materi geografi , sejarah dan
ekonomi koperasi.
3. Pendidikan terpisah, yang mirip dengn tradisi “Sosial Studies”
Dilihat dari tujuan setiap mata pelejaran sama / memiliki tujuan yang bervariasi
1. Sejarah, untuk menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa
lampau hingga masa kini
2. Ekonomi, untuk memberikan pengetahuan konsep-konsep dan teori sederhana untuk
menjelaskan fakta , peristiwa dan masalah ekonomi yang dihadapi.
3. Sosiologi, untuk memberikan kemampuan secara kritis berbagai persoalan dalam
kehidupan sehari-hari yang muncul. Seiring dengan perubahan masyarakat dan budaya.
4. Tata Negara, untuk meningkatkan kemampuan agar siswa memahami penyelenggaraan
Negara sesuai dengan tata kelembagaan Negara, tata peradilan, sistim pemerintahan
Negara RI maupun Negara lain.
5. Antropologi, untuk memberikan pengetahuan mengenahi proses terjadinya kebudayaan ,
pemanfaatan dan perwujudan dalam kehidupan sehari-hari.
Numan Somantri selaku pakar dan ketua HISPISI, kembali menegaskan adanya 2 versi PIPS.
Sebagaimana dirumuskan dalam pertemuan Yogyakarta tahun 1991
a) Versi PIPS untuk pendidikan dasar dan menengah ; PIPS adalah penyederhanaan,
adaptasidari disiplin ilmu-ilmu social dan humairo, serta kegiatan dasar manusia, yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagagis / psikologis untuk tujuan
pendidikan.
b) Versi PIPS untuk jurusan pendidikan IPA-IKIP PIPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-
ilmu social dan humaninior serta kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
Dilihat dari perkembangan pemikiran yang berkembang di Indonesia sampai saat ini pendidikan
IPS terpilih dalam 2 arah :
1) PIPS, untuk persekolahan dan dasarnya merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu social
, dan humaiora yang diorganisasikan secara psikopedagogis untuk tujuan pendidikan
persekolahan
2) PDIPS, untuk perguruan tinggi, pda dasarnya merupakan penyelecsian dan
pengorganisasian secara ilmiah dan meta psikopedagogis dari ilmu social, humaniora dan
disiplin lain yang relevan
untuk tujuan pendidikan professional guru IPS PIPS untuk dunia persekolahan terpilah
menjadi 2 versi /tradisi.
1. Tradisi citizenship transmission dalam banyak mata bentuk mata pelajaran pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan dan sejarah Indonesia
2. Tradisi social science dalam bentuk mata pelajaran terkonfenderen untuk SLTA, dan IPS
terpisah-pisah untuk SMU
Secara filsafat ilmu pengetahuan bagian dari pengetahuan, yakni pengetahuan bersifat
ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang terorganisasikan dan bersistem yang digali
dan dibangun dengan menggunakan pendekatan ilmiah menurut Golmark ( 1968, dalam bank,
1977:16 ) yaitu “Bahwa suatu kebenaran tidaklah mutlak dan tidak berubah , akan tetapi
merupakan suatu kesimpulan yang disepakati komutis yang memahaminya dengan baik dan
menghasilkan sesuatu. Suatu metide ilmiah mempunyai ciri-ciri : Systematyzed, Precise,
expanding, testable, open itu public judgment, demans responsibility dan reconstructable. Bidang
pengetahuan yang bersifat ilmiah ini dikenal sebagai suatu disiplin ilmu.
1) Logika disiplin ilmu seperti di kemukakan oleh Gold mark pada dasarnya mencerminkan
apa yang menjadi telah dan bagaimana pengetahuan itu digali dan dikembangkan dengan
mengikuti prinsip dan prosedur yang baku . Dalam wacana filsafat pengetahuan
( suriasumantri, 1984 , 1986 )Terang tersebut dikenal sehingga “landasan antologi dan
epistemology”
2) Logika eksternal seperti dikemukakan oleh Dufty ( 1967 ) dan Somantri ( 1998 ) pada
dasarnya mencerminkan seharusnya pengetahuan itu digunakan sehingga memberikan
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakan Negara , apabila mungkin terhadap
masyarakat dunia. Dalam wacana filsafat pengetahuan kerangka pemikiran teresbut
dikenal sebagai “ Landasan Aksiologi “
1) PDIPS tersebut sebagai berikut:
1. Karakteristik potensi dan perilaku belajar siswa SD, SLTP, dan SMU
2. Krakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS-IKIP atau JPIPS-
STKIP / FKIP
3. Kurikulum dan bahan belajar IPS SD, SUP, dan SMU
4. disiplin ilmu-ilmu social , humaniora, dan disiplin lain yang relevan.
5. Teori, prinsip, strategi, media dan evaluasi pembelajaran IPS.
6. Masalah-masalah social dan masalah ilmu dan teknologi yang berdampak social .
7. Norma agama yang melandasi dan memperbuat profesionalisme.
Paradigma pembangunan pengetahuan dalam bidang PDIPS
Hal yang dimaksud dengan paradigma adalah accepted pattern or model : ( kuhn:1970 ).
Secara operasional paradigma pembangunan pengetahuan dalam bidang PDIPS diartikan sebagai
pola pikir , pola sikap , dan pola tindak yang tertata secara utuh yang seyogyanya digunakan oleh
para pakar / ilmuan PDIPS dalam melakukan kegiatan” Kontruksi, interprestasi , tranformasi dan
rekontruksi ( KITR )”pengetahuan sampai pda akhirnya ditemukan teori ( Sanusi, 1998 : 19 )
Teori inilah yang pda gilirannya membangun suatu system pengetahuan / disiplin ilmu . Namun
demikian disiplin itu sendiri tidak dapat dipandang hanya sebagai akumulasi informasi , fakta
,teori / paradigma.
MODUL 3
RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN KONSEP DASAR IPS
Kegiatan Belajar 1
Ruang Lingkup Dan Cakupan Konsep Dasar Ips
Ruang Lingkup Dan Cakupan Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial Antara IPS dan IIS
memiliki prbedaan yang mendasar. Keduanya tidak bisa dipisahkan karena secara tradisional
antara IPS dan IIS memang sudah saling berhubngan.Disekolah IPS lebih menekankan kepada
pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, dimana topik-topik dalam IPS dapat kita manipulasi
menjadi suat isu,pertanyaan atau permasalahan yang berperspektif interdisiplin. Keberadaan
gerakan dan paham social studies di Amerika Serikat banyak mempengaruhi pemikiran
mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia.
Studi Sosial(social studies)bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang
akademis,melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.
Studi Sosial lebih bersifat multidimensional yaitu ,meninjau satu gejala atau masalah sosial dari
berbagai dimensi atau aspek kehidupan.Studi sosial bertujuan membina warga masyarakat yang
mampu menyelaraskan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial,serta
membantu melahirkan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. IPS
dengan Studi Sosial tidak mempunyai perbedaan,karena apa yang disebut studi sosial(social
studies) yang berkembang dan dikembangkan di Amerika Serikat atau dibeberapa perguruan
tinggi di Indonesia,tidak lain adalah IPS yang kita kenal saat ini. Antara IPS sebagai bidang studi
dengan disiplin Ilmu Sosial (social sciences) terdapat beberapa perbedaan :
1. IPS bukan suatu disiplin ilmu seperti halnya ilmu sosial,tetapi IPS lebih tepat dilihat
sebagai suatu kajian terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.
2. Dalam IPS menggunakan pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, sedangkan ilmu
sosial menggunakan pendekatan disiplin ilmuatau monodisiplin.
3. Keberadaan IPS untuk memfokuskan kepentingan kependidikan didunia persekolahan
sedang ilmu sosial bias didunia persekolahan , perguruan tinggi atau dipelajari di
masyarakat umum.
4. IPS menggnakan ilmu-ilmu sosial sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran
dilengkapi dengan mempertimbangkan aspek psikologis , pedagogis.
IPS berkaitan dengan dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang melibatkan segala
tingkah laku dalam memenuhi aspek kebutuhan hidupnya, berkaitan dengan bagaimana cara
manusia menggunaka usaha untuk memeuhi kebuthan materinya, memenuhi kebutuhan
budayanya, kebutuhan jiwanya ,pemanfaatan sumber daya yang terdapat dibmi ,mengatur
kesejahteraan dan pemerintahannya untuk mengatur dan mempertahankan kehidupan masyarakat
manusia. Konsep dasar IPS adalah suatu citra mental tentang objek konkret ataupun gagasan
yang abstrak. Konsep IPS mencerminkan suatu fenomena atau gejala atau benda-benda yang
berkaitan dengan IPS.
IPS dan Ilmu-ilmu Sosial sama-sama memiliki subjek dan objek yang sama,yang
mempelajari tentang perilaku manusia.Ilmu-ilmu sosial sosial,seperti sosiologi,Antropologi ilmu
sosial yang secara khusus mempelajari perilaku manusia.
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Cakupan Konsep Sejarah, Geografi, Ekonomi,
Sosiologi, Antropologi, Politik Dan Pemerintahan, Serta
Psikologi Sosial
A. Sejarah
Setiap apa yang ada di alam raya ini memiliki sejarah masing-masing atau paling tidak ada
riwayat asal-usulnya.Asal-usul yang menyangkut proses,peristiwa,dan waktu.Sejarah adalah
riwayat tentang masa lampau atau sesuatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan
riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya. Konsep-konsep dasar sejarah sebagai
bidang ilmu sosial :
1. Waktu.
2. Ruang.
3. Alur peristiwa
4. Evolusi.
5. Revolusi.
6. Tahap-tahap Peradaban.
7. Kronologi.
8. Dokumen.
B. Geografi
Konsep geografi terungkap hubungan saling mempengaruhi serta fenomena alam
ditempat-tempat tertentu dengan perilaku serta tindakan manusia.Yang menjadi objek studi
geografi adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang merupakan bagian dari bumi yang terjadi
atas atmosfer (lapisan udara),litosfer (lapisan batuan,kulit bumi),hidrosfer (lapisan air) dan
biosfer (lapisan kehidupan). Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi di tinjau dari sudut
pandang kewilayahan atau lingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan
fenomenanya (udara, batuan, perairan, kehidupan). Persamaan dari perbedaan fenomena tersebut
tidak lepas dari hubungan interaksi ke ruang dari unsur-unsur geografi di wilayah atau dalam
lingkungan di permukaan bumi. Dari pengertian geografi yang telah dikemukakan tadi, dapat
diketengahkan bahwa geografi berkenaan dengan:
1. Geosfer atau permukaan bumi
2. Alam lingkungan (atmosfer, litosfer,hitdrosfer,biosfer)
3. Umat manusia atau atroposfer
4. Persebaran ke ruangan fenomena alam dan kehidupan termasuk persamaan serta perbedaan
5. Analisis hubungan serta interaksi ke ruangan fenomena-fenomenanya di permukaan Bumi
Berkenaan dengan konsep dasar yang dikembangkan pada geografi,paling tidak kita
dapat mempelajari dua kelompok konsep yang dikemukakan oleh Getrude Whipple (James,
P.E.:1979:115) dan Henry J. Warman (Gabler,RE:1966:13-16) Rincian konsep dasar itu sebagai
berikut. Getrude Whipple mengungkapkan ada 5 konsep dasar,yaitu sebagai berikut.
1. Bumi sebagai planet
2. Variasi cara hidup
3. Variasi wilayah-wilayah alamiah
4. Makna wilayah (region) bagi manusia
5. Pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia
Sedangkan Henry J. Warman mengemukakan 15 konsep dasar sebagai berikut:
1) Konsep Kewilayahan atau konsep regional
2) Konsep lapisan kehidupan atau konsep biosfer
3) Konsep manusia sebagai faktor ekologi yang dominan
4) Konsep globalisme atau konsep bumi sebagai planet
5) Konsep interaksi ke ruangan
6) Konsep hubungan areal (wilayah)
7) Konsep persamaan areal (wilayah)
8) Konsep perbedaan areal (wilayah)
9) Konsep keunikan areal (wilayah)
10) Konsep persabaran areal (wilayah)
11) Konsep lokasi relative
12) Konsep keunggulan kompratif
13) Konsep perubahan yang terus-menerus atau
14) perubahan abadi
15) Konsep sumber daya dibatasi sama budaya
16) Konsep bumi yang bundar di atas kertas yang datar atau konsep peta
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan pendidikan dasar (PenDas) konsep dasar itu dapat kiat
mulai dari arah (mata angin),jarak ,peta perbedaan kesenambungan.cara membina konsep pada
diri kita masing-masing yaitu dengan mengajarkan pengertian konotatif tentang sesuatu
(Womanck,J.G:1970:32) jadi kita sebagai guru IPS mengajarkan pengertian yang selias –luasnya
tentang sesuatu secara bertahap berkesinambungan sampai terjadi pola pengertian dalam benak
kita dan juga dalam benak peserta didik sampai ke tahap abstrak yang mencirikan konsep
tersebut.
Dapat dikemukakan tentang sungai sebagai sesuatu konsep dasar geografi. Kiat selaku guru
IPS bertanya kepada peserta didik mengenai sungai “ Apakah ada di antara mereka belum
mengenal sungai itu.secara kongkrit berarti guru sudah menyampaikan pengertian sungai sesuai
yang diuraikan dalam kamus.
D. Sosiologi
Menurut pendapat Frank H. Hankins (Fairchild, H.P, dkk.:1982:302) lebih terperinci
mengemukakan: bahwa Sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul dan
hubungan kelompok umat manusia. studi tentang manusia dan insaninya dengan hubungan satu
sama lain. Aliran sosiologi yang berbeda menentukan penekanan yang bervariasi berkenaan
dengan faktor-faktor yang berhubungan, sebagaian menekankan hubungan pada hubungan
diantara mereka sendiri seperti interaksi, asosiasi, dan seterusnya. Secara singkat yang baru
dikemukakan, dapat diketengahkan konsep – konsep dasar sosiologi sebagai berikut:
1. Interaksi sosial
2. Sosialisasi
3. Kelompok sosial
4. Proses sosial
5. Proses sosial
6. Perubahan sosial
7. Mobilisasi asocial
Interaksi sosial sebagai konsep dasar sosioligi, telah cukup dibahas pada uraian terdahulu.
Interaksi ini bagaimanapun intensitasnya, selalu dialami oleah tiap individu dan selalu terjadi
dimasyarakat. Lebih tepat kelompok sosial tepat terjadinya interaksi antara individu tidak lain
adalah kumpulan manusia yang paling tidak terdiri atas dua orang namun biasanya lebih dari itu,
telah saling mengenal dalam waktu yang relatif lama, ada kaitan rasa senasib, diikat oleh nilai
dan norma yang sama serta memiliki rasa persatuan Selain kelompok sosial yang merupakan
kesatuan antara anggota masyarakat, di dalamnya terjadi atau terdapat lapisan-lapisan sosial yang
ditunjukkan oleh pengelompok anggotanya berdasarkan ikatan persamaan tertentu, seperti
pendidikan, ekonomi, mata pencaharian, suku bangsa.
Sebagai akibat proses sosial, perubahan sosial dan modernisasi, baik secara perorangan
maupun kelompok, terjadi perubahan status dan lapisan bawah ke lapisan menengah dan bahkan
sampai lapisan atas. Atau juga terjadi perubahan status dan petani menjadi pedagang atau
menjadi pegawai negeri.perubahan konsep yang dialami merupakan konsep mobilisasi sosial.
Jika lapisan tersebut dari lapisan bawah ke lapisan menenggah sampai lapisan atas atau
sebaliknya di konsepkan sebagai Vertikal. Sedangkan perubahan status yang sifatnya setara
seperti pretani menjadi pedagang kemuadian menjadi nelayan dan seterusnya, mobilisasiu yang
demikian dikonsepkan sebagai mobilisasi horizontal. Dalam kehidupan sosial itu terdapat hal-
hal yang dianggap sebagai penyakit masyarakat, seperti kesehatan, pengangguran, pelacuran,
gelandangan, kemiskinan penyakit-penyakit masyarakat byang demikian yang merupakan
masalah sosial, dikonsepkan sebagai patologi sosial. Kondisi atau lebih tegas lagi,masalah yang
demikian itu merupakan salah nsatu konsep dasar sosiologi yang wajib dikaji secara mendalam,
untuk menentukan alternative pemecahanya.
E. Antropologi
Seperti yang terlah di uangkapkan bahwa kehidupan manusia di masyarakat atau manusia
dalam konteks social meliputi aspek. Salah satu aspek yang makna dalam kehidupan manusia
yang juga mencirikan kemajuanya yaitu kebudayaan. yang mengkhususkan telaahannya kepada
budaya ini tidak lain adalah antropologi. Menurut E.A.Hoebel (Faichild,H.P,dkk.:1982:12)
secara singakat mengemukakan “Antropologi adalah suat studi tentang manusia dengan
kerjanya.sedangkan menurut Koentjaraningrat (1990:11) juga secara singkat mengatakan
antropologi adalah ilmu tentang manusia, sedangkan Hoebel mengemukakan anteropologi adalah
cara kerjanya. dengan demikian sebutan antropologi disini berate studi ilmu yang mempelajari
manusia dengan perilaku sosial atau dengan kebudayanya.
Kebudayaan adalah nama kolektif semua pola prilaku di transparasikan secara sosial
melalui simbul-simbul dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang
karakteristik yang hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu hukum, pemerintah,
moral, dan kenyakinan dan kepercayaan saja,melainkan meliputi juga peralatan material atau
artewfak yang merupakan jelmaan kemampuan budaya yang menghasilkan fikiran yang berefek
praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan seni, dan
sebagainya.
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood di atas sangat jelas dan gamlang bahwa
kebudayaan hanya milik otentik manusia saja. Konsep-konsep dasar itu meliputi:
1. Kebudayaan
2. Tradisi
3. Pengetahuan
4. Ilmu
5. Teknologi
6. Norma
7. Lembaga
8. Seni
9. bahasa
10. lambang
11. Fenomena
Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan
konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar. Tip konsep konsep dasar tersebut saat ini
biasabisa dijadikan satu sebagai IPTEK ( ilmu pengetahuan dan teknologi ) penyatuan tiga
konsep tersebut sangat beralasan karena ketiganya sangat erat satu sama lain. Oleh karena itu,
kita sepakat untuk memadukan menjadi IPTEK.
Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam kehidupan masyarakat dan budaya
adalah nilai serta norma. Sedangkan norma lebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan
yang berlaku dikehidupan masyarakat. Pada tingkatan taraf yang lebih tinggi kita juga mengenal
pranata yang juga merupakan salah satu konsep dasar dalam kehidupan masyarakat dan budaya.
Dalam hal ini, kita juga harus membedakan antara pranata (intstitution) dengan lembaga
(insititute). Mengenai konsep dasar diatas menurut Koentjaraningrat (1990:165-166) pranata
adalah sistim norma atau aturan-aturan yang mengenai satu aktivitas masyarakat yang khusus,
sedangkan lembaga atau institut adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu”.
Contohnya sebagai pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan kekerabatan, yaitu perkawinan,
tolong menolong antar kerabat, sopan santun, pergaulan antarkerabat, dan sebagainya. Bahasa
sebagai suatu konsep dasar memiliki pengertian konotatif yang luas. Bahasa sebagai konsep,
bukan hanya merupakan rangkaian kalimat tertulis ataupun lisan, melainkan pengertiannya lebih
jauh dari pada hanya sekedaar rangkaian tulis atau lisan melainkan bahsa itu sebagai suatu
konsep meliputi pengertian sebagai bahasa anak, bahasa bisnis, bahsa isyarat, dan lainya.
Konsep dasar antropologi lainya mengenai lambing sesungguhnya bahasa itu juga
termasuk lambang bagi manusia contohnya uangkapan”bahasa mencirikan bangsa pada
ungkapan itu tercermin bahwa bangsa yang memiliki tutur kata yang baik ,mencerminkan bangsa
tersebut merupakan bangsa yang baik ,lambang- lambangnya antara lain seperti bendera bagi
suatu bangsa, tanda pangkat, atau jabatan bagi satu angkatan, monument bagi suatu kelompok
masyarakat dan bangsa.
G. Psikologi Sosial
Secara umum pengertian Psikologis Sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam
kontek sosial. Pengertian psikologi sosial menurut HaroldA Phelps (Fairchild, H.P, dkk,. :1982:
290), “adalah suatu studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial”.
Pengertian menurut Kerch, Clutfield, dan Ball Chey (1982:5) mengemukakan : “Psikologo
Sosial adalah Ilmu tentang peristiwa perilaku antar personal. “(Hukum Konvergensi)”, Hasil
perpaduan kerjasama antara potensi dari dalam diri dengan rangsangan dari lingkungan.
Psikologi sebagai salah satu bidang ilmu sosial yang berperan strategi dalam mengamati,
menelaah, menganalisis, menarikn kesimpulan dan memberikan arahan alternatif terhadap
masalah sosial yang merupakanungkapan aspek kejiwaan. Konsep dasar Psikologi :
1. Emosi terhadap objek sosial
2. Perhatian
3. Minat
4. Kemauan
5. Motifasi
6. Kecerdasan dalam menangagapi persoalan sosial
7. Penghayatan
8. Kesdaran
9. Harga Diri
10. Sikap Mental
11. Kepribadian.
Emosi dengan reaksi emosional merupakan konsep dasar psikologi social yang
peranannya besar dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya. Perhatian dan minta
seseorang terhadap sesuatu benda, fenomena social, interaksi social dan yang lainnya. Tinggi
rendahnya, terkendali tidaknya emosi seseorang, sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial
yang bersangkutan. Oleh karena itu, emosi sebagai suatu potensi kepribadian wajib diberi
santapan dengan berbagai pembinaan psikologis, termasuk santapan keagamaan. Kemauan yang
kuat merupakan modal dasar yang berharga dalam memperoleh suatu prestasi. Ada pepatah
mengatakan, “di mana ada kemauan, di situ ada jalan”. Orang yang kemauannya lemah,
bagaimanapun sukar mencapai prestasi yang tinggi. Motivasi selain timbul dari dalam diri
individu masing-masing, juga dapat datang dari lingkungan. Untuk mencapai suatu harapan yang
tinggi, kiat harus mempunyai motivasi diri yang kuat. Agar semu citi-cita yang kita harapkan
akan tercapai.
Konsep dasar yang merupakan komprehensif adalah kepribadian. Secara singkat, Brown
& Brown (1980:149) mengemukakan bahwa “kepribadian tidak lain adalah pola karakteristik,
sifat atau atribut yang dimiliki individu yang ajeg dari waktu ke waktu”. Sedangkan Hornrl Hart
(Fairchild, H.P., dkk.: 1982:218) secara lebih rinci mengemukakan: “Kepribadian yaitu
organisasi gagasan yang dinamik, sikap, dan kebiasaan yang dibina secara mendasar oleh potensi
biologis yang diwariskan melalui mekanisme psiko-fisika organisme tunggal dan yang secara
sosial ditransmisikan melalui pola budaya, serta yang terpadu dengan semua penyesuaian, motif,
kemauan dan tujuan individu berdasarkan keperluan satu kemungkinan dari lingkungan
sosialnya.” Jadi, dapat disimpulkan kepribadian sebagai suatu konsep dasar psikologi, dan juga
merupakan suatu perpaduan potensi, kemampuan dan aset diri tiap individu yang menjadi jati
diri masing-masing.
MODUL 4
KONSEP DASAR SEJARAH
Kegiatan Belajar 1
Penjajahan Indonesia dan Akibatnya
A. LATAR BELAKANG TIMBULNYA PENJAJAHAN DI
INDONESIA
Timbulnya penjajahan di indonesia disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang terjadi dari dalam yaitu kondisi politik,
ekonomi dan sosial budaya yang memungkinkan bangsalainmemasuki indonesia untuk
berdagang yang kemudian berusaha menguasai peragangan dengan memonopoli perdagangan,
sedangka factor eksternal yaitu faktor yang terjadi dari luar yaitu kondisi yang terjadi di negara –
negara barat sehingga meraka mengadakan ekspansi ke seluruh dunia.
1. Faktor Esktern kondisi yang terjadi di Eropa yang memungkinkan terjadinya penjajahan di
indonesia dengan masuknya bangsa Barat ke Asia Tenggara pada abad ke-16 yang secara
bertahap membawa bangsa indonesia ke lingkup perdagangan Internasional kemudian setahap
demi setahap kekuasaan asing mulai masuk ke tanah air kita. Negara barat yang pertama kali
masuk ke Indonesia diawali oleh Spanyol, Inggris dan Belanda. Bangsa Spanyol lebih
memusatkan di Filipina, Inggris mengutamakan sasarannya di India sedangkan Indonesia
menghadapi bermacam-macam corak imperalisme, seperti Portugis, Belanda, dan Inggris
walaupun kekuasaaanya hanya sebentar saja.
Faktor-faktor yang mendorong bangsa Eropa masuk ke Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Berkembangnya keyakinan akan kebenaran ajaran Copernicus yang mengatakan bahwa
“dunia ini tidak datar melainkan bulat seperti bola apabila seseorang berlayar lurus ke
arah barat maka akhirnya akan tiba kembali pada titik semula”.
b. Berlangsungnya zaaman Renaisance di Eropa. Sekitar tahun 1500 di Eropa berkembang
zaman kebebasan yaitu lahirnya kembali jiwa bebas dari berbagai kekangan yang
membelenggu kehidupan mereka, sehingga mendorong semangat para ilmuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat menghasilkan penemuan baru, seperti
kompas, peta bumi yang lebih baik, pembuatan kapal yang lebih baik serta penggunaan
mesiu.
c. Berkembangnya kekuasaan islam di daerah Afrika Utara dan Pantai Timur Laut Tengah
pada tahun 1453 berhasil merebut pusat perdagangan dan ibu kota kerajaan Romawi,
yakni Constaninopel. Jatuhnya Constaninopel ini mengakibatkan tertutupnya jalur
buhungan perdagangan antara Eropa dan Asia. Akibatnya bangsa Barat mencari sendiri
baru untuk pergi ke daerah penghasil rempah- rempah di Timur yakni Indonesia.
d. Semangat Reconquesta atau semangat perang salib, yaitu semangat untuk menaklukkan
bangsa-bangsa yang pernah mengalahkan mereka, yaitu orang-orang islam.
e. Ambisi untuk mencari darah-daerah baru dalam rangka mengemban tugas mencari
kekayaan(Gold), kejayaan (Glory), penyebaran agama nasrani (Gospel.
f. Adanya perjanjian Tordessilas (7 Juni 1494)
1) Terjadinya perjanjian ini akibat dari Paus Alexander VI di Roma yang memberikan
peluang kepada Spanyol dan Portugis untuk meluaskan ekspansinya dengan
mengeluarkan keputusan suci yang disebut Bull of Demarcation yang isi pokonya
Paus memberikan dunia ini kepada dua bangsa tersebut dengan batas garis khayal dari
Utara ke Selatasamudra Atlantik, sebelah barat garis meridian diberikan kepada
Spanyol, sedangkan sebelah timurnya diberikan kepadaPortugis.
2) Isi perjanjian bahwa garis batas kekuasaan Spanyol dan Portugis adalah garis
meridian yang melalui sebuah titik barjarak 370 mil di sebelahBarat Kepulauan
Tanjung Verde.
3) Dampak isi perjanjian
1) Timbulnya imperalisme dan kolonialisme Barat di seluruh dunia
2) Portugis berhasil menguasai pusat-pusat perdagangan sekaligus menguasai
wilayah bagian timur, seperti :
a. Bartolomus Diaz menepukan Tangjung Harapan.
b. Vasco da Gama menemukan Calicut, India.
c. Don Alfonso de Albuquerque, menaklukkan Goa yang
kemudian sampai ke Maluku.
d. Antonio d’Abreu menguasai maluku.
3) Spanyol menguasai sepenuhnya seleruh Amerika Latin, Hawai dan Filipina, yang
ditandai dengan
a. Pelayaran Columbus menemukan benua Amerika,
b. Magelhaens ekspedisi berkeliling dunia hinga sampai ke Filipina bahkan
sampai ke Maluku akhirnya konflik dengan Portugis.
2. Faktor Intern atau Kondisi yang Memungkinkan Bangsa Asing Menjajah Indonesia
a. Kontak hubungan perdagangan, seperti lazimnya seorang pedangang yang pada awalnya
tidak mempunyai prasangka negatif terhadap bangsa lain untuk membeli rempah-rempah.
Namun hal ini dimanfaatkan oleh bangsa lain untuk dapat dikuasai pusat perdagangannya
dengan jalan mengadu domba dan selanjutnya meminta imbalan yakni hak monopoli
perdagangan.
b. Penghasil rempah-rempah terbesar, ini termasuk faktor positif. Akan tetapi terdapat pula
faktor negative yakni menjadi tempat tujuan utama bagi para saudagar Eropa dan setelah
tiba di Indonesia lambat laun dimungkinkan bangsa Barat untuk menguasai pusat
perdagangan tersebut.
c. Belum ada persatuan antara kerajaan satu dengan kerajaan lain sehingga mudah
terpancing konflik dan dimanfaatkan oleh penjajah.
B. KARAKTERISTIK PENJAJAHAN PORTUGIS, SPANYOL, INGGRIS, BELANDA
DAN JEPANG
Karakteristik penjajahan di Indonesia adalah dengan cara memperdaya orang-orang
pribumi untuk di adu domba dengan maksud agar masyarakat pribumi terpecah belah untuk
selanjutnya dikuasai. Berikut ini adalah karakteristik penjajahan di indonesia.
1. Karakteristik Penjajahan Portugis
Portugis masuk ke indonesia disebabkan oleh perjanjian Tordesilas oleh Paus Alexander
VI di Roma. Mula-mula ditemukannya Tanjung Harapan oleh Bartolomeus Diaz, kemudian
Vasco Da Gama sampai di Kalikut, India dan Alfonso de Albuquerque sampai di malaka.Setelah
Portugis berhasil menguasai Asia Tenggara khususnya Selat Malaka (1511), dari sinilah Portugis
mengirimkan angkatan perangnya yang dipimpin oleh Antonio d’breu. Mereka memanfaatkan
persainganyang terjadi di antara penguasa setempat untuk memperkuat kedudukannya. Ketika
Portugis mendatangai kerajaan Ternate, mereka diterima baik oleh penguasa setempat karena
Portugis dianggap sekutu dalam menghadapi kerajaan Tidore. Maka sebagai imbalan Portugis
menuntut hak monopoli perdagangan cengkeh. Portugis mengambil kebebasan bangsa Indonesia
untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan semua rempah-rempah harus dijual kepadanya,
barang siapa yang melawan akan diancam dengan kekerasan senjata. Hal ini menimbulka
perlawanan oleh bangsa Indonesia khususnya pusat-pusat kekuasaan islam yaitu kerajaan
Demak,Ternate, dan Aceh.
2. Karakteristik Penjajahan Spanyol
Spanyol menjajah Indonesia hanya sementara, karena mereka lebih memfokuskan
kekuasaaannya di Filipina. Sesuai hasil perjanjian Tordesilas bahwa Spanyol mendapatkan
bagian wilayah Barat, rombongan kapal Spanyol bertolak dari negerinya kearah Barat, di bawah
pimpinan Magelhaen. Setelah melintasi samusdra Atlaktik, mereka tiba di Amerika Selatan lalu
menyusur pantai Amerika Selatan,Samudra Pasifik (Lautan Teduh) kemudian sampai di Filipina.
Magelhaen tewas dalam perang melawan penduduk pulu Cebu(Baca Sebu) di Filipina. Akan
tetapi rombongannya meneruskan perjalanan sampai ke Tidore pada tahun 1521. Sultan Al-
Mansur menyambut baik kedatangan bangsa Spanyol karena Tidore sedang berselisih dengan
Ternate. Maka Tidore mencari dukungan seperti halnya Ternate di dukung Portugis. Hubungan
kedua Sekutu itu bertambah baik. Akan tetapi dibalik semua itu berlangsung permusuhan antara
Portugis dan Spanyol. Akhirnya kedua bangsa ini mengadakan kesepakatan yang hasilnya
Portugis memperoleh Maluku sedang Spanyol memperoleh Filipina.
3. Karakteristik Penjajahan Inggris
Pada tahun 1980 F. Drake dalam perjalanan keliling dunia singgah di Ternate , setelah
berlayar melalui Lautan Pasifik. Ia melaporkan kepada pemerintahannya tentang perminttan
Sultan Ternate agar diberi bantuan peralatan untuk melawan Portugis. Pada tahun 1586, Thomas
Cavendish menggunakan rute pelayaran Selat Magelhaen – Samudra Pasifik sampai ke Filipna
Selanjutnya berlayar ke Maluku, dan menerangkan bahwa di Maluku dilakukan perdagangan
rempah-rempah secara bebas. Ada dua pendapat tentang sikap yang harus diputuskan oleh
Inggris dalam menghadapi Portugis. Pendapat yang pertama meminta membantu Portugis
dengan imbalan mendapat hak Monopoli dari Portugis, sedangkan pendapat kedua agar Inggris
segera merebut hak perdagangan dari Portugis dan segera menggunakan jalur perdagangan laut
melalui Tanjung Harapan. Pendapat kedua yang lebih kuat untuk dilaksanakan. Pada tahun 1591
satu ekspedisi atas tiga kapal yang dipimpin oleh George Raymond dan James Lancaster bertolak
dari Plymouth menuju ke India melalui Tanjung Harapan. Namun, G. Raymound tenggelam.
Sedangkan James Lancaster mampu mencapai Selat Malaka.
4. Karakteristik Penjajahan Belanda
Motivasi yang mendorong bangsa Belanda datang ke Indonesia yaitu upaya mencari
rempah-rempah sendiri. Ekspedisi pertama tahun 1596 dipimpin oleh Cornelis de Houtman
berhasil mendarat di Banten. Hal ini disambut baik oleh pedagang belanda sehingga, tidak lama
kemudian Belanda sampai di Maluku. Karena adanya persaingan yang tidak sehat maka
dibentuklah Kongsi Dagang Belanda pada tanggal 20 Maret 1602 dan diberi nama Vereenigde
Oost Indische Compagnie (VOC) dengan tujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan
jalan melawan persaingan baik baik dari dalam maupun dari luar negeri (Portugis, Spanyol, dan
Portugis). VOC mendapat hak Oktroi dari Parlemen Belanda sehingga dapat memegang hak
monopoli perdagangan antara Tanjung Harapan dengan selat Magelhaen. Hak ini merupakan
kedaulatan yang dimiliki oleh VOC sehingga memiliki :
1. Hak membuat perjanjian dengan Raja-raja dikawasan tersebut,
2. Hak untuk menyatakan perang dan mengadakan perdamaian,
3. Hak membuat senjata dan mendirikan perbentengan,
4. Hak mencetak uang,
5. Hak mengangkat dan menghentikan para pegawainya,
6. Hak mengadili perkara, dan
7. Hak Oktroi ini berlaku dalam jangka waktu 21 tahun
Perkembangan VOC identik dengan imperialism barat. Pada tangal 31 Desember 1799
VOC dinyatakan bubar . Karena tidak mampu bersaing dengan Inggris dan Perancis.
5. Karaktersitik Penjajahan Jepang
Latar belakang kehadiran Jepang di Indonesia karena dari sejarah perkembangan Jepang
itu sendiri. Modernisasi Jepang diawali dengan gerakan Restorasi Meiji atau usaha pemulihan
kekuasaan kepada Tenno Meiji. Masa pemerintahannya dari tahun 1867 – 1912 dan dapat
memajukan negeri Jepang. Contohnya dalam ilmu pengetahuan, Ekonomi, Politik dan
Kekuasaan. Sasaran Ekspansi pertama adalah semenanjung Korea gugusan kepulauan Riukiu
dan Formosa didapat setelah mengalahkan Cina 1895.
Perang Dunia I, 1914 sampai 1918 memberikan kesempatan baru pada Jepang untuk
memperluas daerah pasaran produksi industrinya. Berdasarkan perjanjian Versailles 1919 Jepang
memperoleh seluruh daerah bekas koloni Jerman di Pasifik. Tenno Meiji wafat pada tahun 1912
setelah Perang Dunia I. Salah satu tokoh da arsitek ekspansi dan imperalisme modern Jepang
adalah Baron Tanaka yang mengajukan dokumen rahasia (Tanaka Memorial) kepada kaisar yang
berisikan suatyi doktrin bahwa bangsa jepang memikul suatu tugas suci untuk memimpin
bangsa-bangsadi Asia Timur, dan akan disusun suatu lingkungan persemakmuran bersama di
Asia Timur Raya dibawah pimpinan jepang. Doktrin ini disebut juga idiologi Hakko Ichiu yang
menjadi pedoman pelaksanaan politik imperalisme dan ekspansionisme di wilayah Asia. Negara
Jepang juga disebut sebagai bahaya kuning maka negara-negara Barat membentuk fron ABCD
dengan anggota Amerika, Inggris, Cina dan Belanda. Yang dimaksud persemakmuran Asia
Timur Raya adalah kemakmuran Jepang sendiri. Pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia yang
semula mengharapkan kemerdekaan yang datang dari Jepang, akhirnya sadar setelah Jepang
melakukan pemerasan atas segala kekayaan Indonesia. Dari hal tersebut maka timbullah
perlawanan rakyat anti Jepang yang dipimpin oleh K.H.Zainal Mustafa dari pesantren
Sukamanah Singapura. Kemudia disusul rakyat Aceh yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil,
dan tentara peta yang dipimpin oleh Syodanco Supriyadi di Blitar Jawa Timur.
C. AKIBAT-AKIBAT DARI PENJAJAHAN DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN
Belanda menjajah Indonesia hampir 350 tahun sedangkan Jepang kurang lebih 3,5 tahun.
Sehingga mengakibatkan hal-hal berikut ini.
1. Bidang Ekonomi
Kegiatan perekonomian Indonesia dahulu tertata rapi tanpa ada unsur paksaan, namun
setelah penjajah dating ke Indonesia mereka memporak-porandakan tatanan ekonomi bangsa
Indonesia. Akibatnya setelah berlakunya tanam paksa, bagi bangsa Indonesia menimbulkan
kemiskinan, kesengsaraan dan kelaparanyang menimpa rakyat petani. Penyebabnya adalah beban
pajak, panen yang gagal dan kerja rodi.
2. Bidang Politik dan Ideologi
Kaum penjajah berupaya membekukan bidang politik dan ideologi Indonesia, supaya
tidak dapat berkembang. karena hal ini akan menjadi bumerang bagi pemerintah kolonial. Namu
masih banyak partai politik yang ingin memerdekakan indonesia baik secara terang-terangan
maupun secara terselubung.atau dengan jalan kerjasama (kooperatif) maupun berdikari (non-
kooperatif). Melihat kondisi demikian maka Jepang membuat suatuorganisasi yaitu Gerakan
Tiga A, Putera, JawaHokokai.
3. Bidang Sosial Budaya
Setelah Indonesia sepenuhnya dikuasai oleh belanda, beberapa daerah melakukan
perlawanan dengan menentang adanya pungutan pajak, pemerasan dan penindasan. Karena hal
ini lah yangg mengakibatkan terjadinya peraturan hukum yang berbeda dalam satu negara.
KEGIATAN BELAJAR 2
KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
DALAM MENCAPAI KEMERDEKAAN
A. FAKTOR PENDORONG TIMBULNYA KEBANGKITAN NASIONAL
1. Kemenangan Jepang terhadap Rusia
Pada tahun 1905 terjdi konflik antara Jepang (negara yang sangat keci ) dengan
Rusia( negar raksasa). Dalam konflik ini ternyata Jepang lebih unggul dan mampu menglahka
Rusia. Kemenangan Jepang ini membangkitkan kesadaran, harga diri dan semangat bagi bangsa
Asia untuk menentang bangsa Barat.
2. Perjuangan Nasional Rakyat Filipina 1898
Pada tahun 1896 terjadi pemberontakan terhadap kekuasaan kolonial Spanyol, yaitu
pemberontakan Katipuna yang dipimpin oleh Joze Rizal. Namun pemrontakan ini dapat
dipadamkan dan pimimpinnya di hukum mati. Kemudian Amerika Serikat berhasil mendekati
golongan nasionalis dan menjanjikan kemerdekaan. Kemerdekaan itu terwujud pada tanggal 4
juli 1946 setelah mengusai hampir 50 tahun.
3. Kebangkitan Nasional India
Dimulai sejak tahun 1885, yaitu saat berdirinya organisasi kebangsaan pertama yang
disebut All India National Congres (AINC). Pendirinya adalah Surendranath Banerjee. Ajaran
pokok perjuangan Mahatma Gandhi adalah:
a. Ahimsa (dilarang membunuh)
b. Hartal (tetap bekerja namun tanpa aksi apapun)
c. Satyagraha (Gerakan non-kooperation)
d. Swadesi ( Gerakan memakai bahan dalam negeri dan menentang impor tikstil lain)
Untuk mendukung ajaran diatas, maka diperkuat oleh gerakan-gerakan dibawah ini.
a. Gerakan Brahma Samaj, menghapu tradisi kuno dan mengajarkan dasar monotheisme
dalam agama hindu. tokohnya adalah Raja Ramohan Roy (1928).
b. Ajaran dan pembaharuan Santiniketan, tujuannya untuk menanamkan rasa cinta tanah air
dan budaya india.
c. Ajaran Ramakrishna, untuk kesatuan agama.
d. Geraka theosofi, menghidupkan kembali nilai-nilai filsafat dan ajaran india kuno.
Tokohnya adalah Nyonya Annie Besant.
e. The Great India mutiny atau pemberontakan Sipahi, yaitu pemberontakan prajurit EIC
mendapat dukungan dari raja Moghul Bahadur Syah. Namun dapat ditumpas oleh Inggris
dan kerajaan islam Moghul dihapuskan.
4. Revolusi Nasional Tiongkok atau Cina
Dinasti terakhir kekaisaran cina adalah dinasti Mancu (1644-1912), kaumnya terdiri dari
tuan-tuan tanah besar yang memiliki hak-hak istimewa. Dalam perang dengan Jepang kekaiaran
China kalah dah terpaksa harus melepaskan formosa (taiwan) kepada Jepang berdasarkan
perjanjian Shimonoseki. Hal ini mendorong kalangan muda untuk bangkitguna menyelamatkan
negerinya. kemudian munculah tokoh nasional Dr. Sun Yat Sen dan menyusun garakan
pembaharuan dan kebangsaan atas dasar perjuangan yang disebutsan min chu I atau tiga dasar
kerakyatan, yaitu nasionalisme(kebangsaan), demokrasi (kedaulatan rakyat), dan sosialisme
(kesejahteraan rakyat).pada tanggal 10 Oktober 1911 munculah revolusi Cina yang kemudian
menyusun negara Republik Cina yaitu:
1. Republik Cina adalah suatu negara nasional bangsa Cina.
2. Pemerintah disusun atas dasar demokrasi.
3. diperuntukkan dalam mencapai kesejahteraan social bagi seluruh rakyatnya.
Presiden pertamanya adalah Yuan Shih Kai (1912-1916) kemudian diganti oleh Dr.Sun
Yat Sen (1916-1925).
5. Kebangkitan Nasional di Mesir
Pada tahun 1881 timbul pemberontakan rakyat mesir yang dipimpin oleh Arabi Pasya dan
bersumber pada inspirasi serta nasionalisme.hal inii terbukti dengan berkembangnya gerakan
pembaharuan yang disebut gerakan Salafiyah. Bangsa indonesia menyadari akan penderitaan dan
kemelaratan rakyatnya serta melepaskan diri dari kemiskinan. Pada tuhun 20 Mei 1908 lahirlah
Budi Utomo yaitu cara berjuang dengan tegnaga persatuan dalam organisasi pergerakan politik
kebangsaan.
B. KARAKTERISTIK PERJUANGAN BANGSA INDONESIA PADA MASA
PERGERAKAN NASIONAL
1. Organisasi Budi Utomo
Pada tahun 1906-1907 dr. Wahidin Sudirohusodo, mengadakan kampanye ke beberapa
daerah di pulau Jawa. Namun golongan tua kurang setuju terhadap gagasan tersebut. Sebaliknya
pelajar Stovia yaitu Sutomo dan Suraji sangat terkesan atas gagasan tersebut. Pada akhirnya
Sutomo menjadi pemimpin dari orgasasi Budi Utomo. Kongres pertama Budi Utomo di
Yogyakarta pada bulan Oktober 1908 di ambil keputusan;
a. Budi Uytomo tidak ikut kegiatan polotik
b. Kegiatan terutama ditujukan dalam bidang pendidikan dan budaya
c. Ruang gerak terbatas hanya di daerah Jawa dan Madura.
Kongres juga memutuskan susunan pengurus besar,R.T. Tirtokusumo, bupati karang
anyar sebagai ketua sebagai pusat kegiatan organisasi di tetapkan di Yogyakarta. Harapan
tersebut tidak terkabul karena gerak organisasi menjadi lamban. Dikarenakan hal-hal berikut:
a. Adanya kesulitan keuangan
b. Para bupati mendirikan organisasi sendiri
c. Budi utomo cenderung memajukan pendidikan untuk golongan priayi;
d. Karena ketuanya seorang bupati maka ia lebih banyak mementingkan reaksipemerintahan
kolonial;
e. Menonjolnya pengaruh golongan priayi
f. Banyaknya anggota yang keluar dari kalangan pelajar.
B. Pendekatan Ekologi.
Pendekatan ini lebih menekankan keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu dengan
variabel lingkungan yang ada bukan eksistensi keruangan. Pengertian analisis ekologi hendaknya
tidak diartikan secara sempit, sebagai suatu bentuk hubungan antara makhluk hidup dengan
“natural environmen” saja, tetapi harus dikaitkan dengan (1)”phenomenal environment” yang di
dalamnya terdapat “natural environment” dan “phycical relic of human actions”. (2)
“Behavioural environment”yang meliputi ide-ide dan nilai geografis serta kesadaran akan
lingkungan. Pembagiaan geografi menurut Kirk dibedakan menjadi:
1. Lingkungan fenomena/gejala fisik.
2. Lingkungan tingkah laku.
3. Persepsi dan aspirasi penduduk terhadap bencana alam Gunung Merapi.
8. Kegiatan produksi.
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menciptakan/ menambah daya guna atau nilai
barang (to ended value). Proses produksi dapat dilakukan apabila adanya Sumber daya. Terdapat
sumber daya, yaitu:
a. Sumber daya alam (SDA) adalah seluruh bahan/materi yang disediakan oleh alam dan dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
b. Suber daya manusia (SDM) adalah segala daya dan upaya manusia lahir maupun batin yang
dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidupnya meliputi penggunaan tenaga fisik, pikiran,
keahlian, perasaan dan teknologi.
9. Faktor-faktor produksi.
Faktor produksi adalah hal-hal yang harus ada agar proses produksi dapat berjalan.
Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli, sedangkan factor produksi
modal dan keahlian disebut faktor produksi turunan.
Kegiatan Belajar 2
Bentuk-bentuk Badan Usaha
A. Jenis Perusahaan Menurut Lapangan Usahanya
Menurut lapangan usahanya, jenis perusahaan dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
1) Perusahaan ekstraktif, adalah perusahaan yang melakukan kegiatan dengan melepaskan
benda dan ikatan alam, jadi mengambil benda yang telah disediakan oleh alam.
2) Perusahaan agraris adalah perusahaan yang melakukan usaha atau kegiatan dengan
memanfaatkan tanah atas kesuburannya.
3) Perusahaan industri adalah perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang
pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi.
4) Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang
jual beli barang, membeli dari produsen dan menjual ke konsumen.
5) Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pemberian
pelayanan kepada konsumen dengan tujuan memperoleh pendapatan berupa imbalan jasa.
5. Perusahaan negara
Perusahaan negara adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak pada bidang
apa saja yang sebagian besar modal atau seluruhnya merupakan kekayaan negara, kecuali dengan
ketentuan lain berdasarkan undang-undang. Beberapa bentuk perusahaan negara baik milik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yaitu perseroan, perusahaan umum (perum),
perusahaan jawatan (perjan), perusahaan daerah (PD).
6. Koperasi
Koperasi (Inggris : cooperation, Belanda : cooperative, artinya bersama). adalah suatu bentuk
badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi merupakan badan usaha yang didirikan oleh
beberapa orang atau beberapa badan hokum koperasi sebagai anggota yang berkerjasama atas
dasar suka rela dengan tujuan memenuhi kebutuhan barang dan jasa untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota.
a. Modal koperasi Permodalan terdiri dari :
• Modal sendiri adalah modal yang berasal dari anggota (pasal 41 ayat (2) UU No. 25 Tahun
1992)
• Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari pinjaman baik dari anggota, koperasi lain,
bank, penjualan surat berharga dan sumber lain yang sah.
b. Jenis-jenis koperasi
Berdasarkan aktifitas dan kepentingan anggotanya koperasi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
• Koperasi produksi
• Koperasi konsumsi
• Koperasi jasa
Menurut tingkatannya koperasi digolongkan menjadi 4 yaitu :
• Koperasi primer
• Koperasi pusat
• Koperasi gabungan
• Koperasi induk
MODUL 7
KONSEP DASAR SOSIOLOGI
Kegiatan Belajar 1
Konsep Individu, Kelompok, dan Masyarakat
A. Konsep Individu
Individu menunjuk pada pribadi dan menurut ilmu sosiologi individu adalah subjek yang
melakukan sesuatu, punya pikiran, kehendak, kebebasan, member arti pada sesuatu dan mampu
menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri. Manusia adalah Zoon Politicon; makhluk yang
selalu hidup dalam bermasyarakat (Aristoteles). Manusia itu harus hidup bermasyarakat (Ibnu
Khaldun). Individu berasal dari kata in-divere;tidak dapat dibagi-bagikan/manusia yang berdiri
sendiri, manusia perorangan. Manusia ada 2 bagian yaitu; fisik/konkret dan nonfisik/abstrak.
B. Kelompok dan Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar/kecil teridiri dari beberapa manusia yang dengan atau
karena sendirinya bertalian secara golongan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
a. Individu sebagai makhluk social
Manusia adalah individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan sesame
manusia dalam menjalani kehidupannya. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan yang lainnya
disebut sebagai “gregariousness”. Oleh karena itu manusia disebut juga “social animal” yaitu
hewan social yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama.
b. Kelompok social
Kelompok terbentuk melalui proses interaksi dan proses social. Menurut Soekarno (1982:111),
persyaratan kelompok social:
1) Adanya kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ia merupakan bagian dari kelompok
yang bersangkutan.
2) Adanya hubungan timbale balik antara anggota yang satu dengan lainnya.
3) Adanya suatu factor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok yang bersangkutan yang
merupakan unsure pengikat atau pemersat (Nasib, kepentingan, tujuan atau ideology).
4) Berstruktur; berkaidah dan mempunyai pola perilaku. Proses penyesuaian diri yang dilakukan
individu dalam kelompoknya menjurus ke proses sosialisasi dimana menurut Buhler disebut
sebagai proses yang membantu individu-individu melalu belajar dan penyesuaian diri-
bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dapat berperan serta berfungsi bagi
kelompoknya.
c. Macam-macam kelompok social
1) Klasifikasi tipe kelompok social
Mac Iver dan Page; penggolongan kelompok social dapat dibedakan berdasarkan jumlah anggota
individunya (monad, dyad, triad), derajat interaksi sosialnya, kepentingan dan wilayah serta
ukuran derajat organisasi,
2) Kelompok social dipandang dari sudut individu
Dapat dilihat dari keterlibatan individu dengan kelompok social dimana ia tinggal (masyarakat
sederhana/kompleks). Ada derajat dan arti tertentu bagi individu- individu sehubungan dengan
kenaggotaanny dalam kelompok social.
3) In Group dan Out Group
Konsep ini merupakan pencerminan dari adanya kecenderungan sikap “etnocentrisme” dari
individu-individu dalam proses sosialisasidengan kelompoknya. Sikap in group biasanya didasari
oleh perasaan simpati dan out grup didasari antipasti/antagonism.
4) Primary Group dan Secondary Group
Coorley menyatakan primary groups adalah kelompok- kelompok yang ditandai cirri-ciri
mengenal antara anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi. Selo Soemarjan
menyatakan bahwa primary group merupkan kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling
mengenal secara pribadi diantara anggotanya. Rouceck dan Warren menyatakan bahwa
secondary group sebagai kelompok- kelompok besar yang terdiri dari banyak orang antara siapa
dan hubungannya tak perlu berdasarkan saling kenal secara pribadi dan sifatnya tidak begitu
langgeng.
5) Gemeinschaft dan Gesselschaft
Tonnies dan Loomis menyatakan bahwa gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alami dan dasar hubungan tersebut adalah
rasa cinta, kesatuan batin yang telah dikodratkan (keluarga, kelompok kekerabatan, rukun
tetangga). Gesselschaft kebalikan dari gemeinschaft; ikatan yang lahir bersifat pokok untuk
jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah
mesin (ikatan antar pedagang, organisasi dalam suatu pabrik/industry)
Ciri-ciri Gemeinschaft menurut Tonnies;
a) Intimate: hubungan menyeluruh yang mesra sekali
b) Private: hubungan yang bersifat pribadi khusus untuk beberapa orang saja
c) Exlusive: hubungan yang terjadi hanya untuk “kita” saja dan tidak untuk orang diluar “kita”
3 tipe gemeinschaft menurut Tonnies:
a) Gemeinschaft by blood: berdasarkan keturunan/darah (keluarga, kekerabatan)
b) Gemeinschaft of place: berdasarkan kedekatan tempat tinggal (RT, RW)
c) Gemeinschaft of mind: berdasarkan kesamaan ideology.
Kegiatan Belajar 1
Dinamika Budaya Indonesia
A. Definisi Kebudayaan
Dilihat dari asal usul katanya kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu
“Buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi atau akal”.Dalam bahasa
Latin/Yunani kebudayaan berasal dari kata “colere”yang berarti mengolah,mengerjakan terutama
mengolah tanah. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia
untuk merubah alam.
Menurut A.L Kroeber dan C Kluckhohn dua sarjana Antropologi mencoba
mengumpulkan sebanyak mungkin definisi kebudayaan yang termaktub dalam banyak buku
yang berasal dari berbagai pengarang dan sarjana.Dari hasil penyelidikannya diterbitkan sebuah
buku yang bernama Culture, A Critical Review of Concep and Definition tahun 1952 definisi
kebudayaan dapat diklasifikasikan ke dalam berapa tipe definisi. yaitu kebudayaan sebagai
tingkah laku yang dipelajari sampai ke tradisi – tradisi , alat-alat untuk memecahkan
masalah,produk atau artefak, ide-ide simbol.
Definisi lain dari tentang kebudayaan dikemukakan oleh R.Linton dalam bukunya “The
Culture Background of Pesonality”(1974),menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi
tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsur pembentukanya di dukung dan di
teruskan oleh anggota masyarakat tertentu. Selanjutnya, Koentjaranigrat (1990:180) menyatakan
bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan,dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Sejalan dengan pemikiran Koentjaraningrat, Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
(1964:114) mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya,rasa dan cipta masyarakat.
Soekmono dalam bukunya”Pengantar Sejarah Kebudayaan I”(1973) mengatakan bahwa
kebudayaan adalah segala ciptaan manusia dalam usahanya merubah dan memberi bentuk dan
susunan baru terhadap pemberian Tuhan sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya.
Parsudi Suparlan (1981) mengatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang dimanipulasi untuk menginterpretasi dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan untuk menciptakan serta mendorong terciptanya
kelakuan.
Menurut Suhadi (1994:6) kebudayaan memiliki ciri-ciri umum yaitu sebagai berikut :
1. Kebudayaan dipelajari.
2. Kebudayaan diwariskan atau diteruskan.
3. Kebudayaan hidup dalam masyarakat.
4. Kebudayaan dikembangkan dan berubah.
5. Kebudayaan itu terintegrasi.
Sifat hakikat dari kebudayaan ini menurut Wiliams dalam Soekanto (1986:164) sebagai berikut :
1) Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2) Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak
akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3) Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4) Kebudayaan mencakup aturan- aturan yang berisikan kewajiban- kewajiban, tindakan-
tindakan yang diterima dan ditolak,tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-
tindakan yang diizinkan.
Kebudayaan ini dapat berwujud idea tau gagasan, norma-norma atau peraturan, dan
aktivitas social maupun wujud kebendaan.Hal ini sesuai dengan pembagian wujud kebudayaan
yang dilakukan oleh koentjaranigrat (1990:187), yaitu sebagai berikut :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan. Wujud kebudayaan ini bersifat abstrak, tak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada
dalam pikiran dari warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan hidup. Kalau
warga negara masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka
lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya
penulis warga masyarakat yang bersangkutan. Kebudayaan ideal juga tersimpan dalam disk,
tipe, arsip, koleksi, microfilm dan microfish, kartu computer, silinder, dan tipe computer.
Ide-ide dan gagasan manusia banyak yang hidup bersama dalam masyarakat memberi jiwa
kepada masyarakat itu. Gagasan itu tidak berada lepas dari satu sama lain, melainkan selalu
berkaitan, menjadi suatu sistem.Para ahli Antropologi dan Sosiologi menyebut sistem ini
sistem budaya atau cultural system. Dalam bahasa Indonesia sering disebut adat atau adat
istiadat untuk bentuk jamaknya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan dari kelompok manusia.
Wujud kedua dari kebudayaan yang sering disebut sistem sosial. Mengenai kelakuan berpola
dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia
yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul dengan yang lain, yang dari detik ke detik, hari
ke hari, tahun ke tahun, selalu mengikuti pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata cara
kelakuan. Sebagai rangaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat maka sistem
sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bias di observasi,difoto,dan di
dokumentasi.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.Wujud ketiga dari kebudayaan
disebut kebudayaan fisik.Oleh karena merupakan seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas,
perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat, sifatnya paling konkret, dan berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,dilihat dan difoto.
B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Menurut Kluckhon yang dikutip Koentjaranigrat (1990:2003-204) terdapat tujuh unsur dari
kebudayaan di dunia, antara lain :
1. Bahasa.
2. Sistem pengetahuan.
3. Organisasi sosial.
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi.
5. Sistem mata pencarian hidup.
6. Sistem relegi.
7. Kesenian.
1. Bahasa
Bahasa dapat dibedakan
1) bahasa isyarat misalnya kentungan, gerakan tangan, anggukan, gelengan kepala dan
isyarat lain yang diterima berdasarkan kesepakatan suatu masyarakat.
2) Bahasa lisan diucapkan melalui mulut.
3) Bahasa tulisan melalui buku, gambar, surat, koran.