Anda di halaman 1dari 4

Fase Air

Menurut Mitsui (1997), jenis bahan dari fase air yang digunakan

dalam formulasi sediaan krim yaitu:

a. Humektan: gliserin, propilen glikol, mannitol

b. Agen pengental: pektin, turunan selulosa, gum xanthan, karagenan

c. Alkohol: etanol, isopropil alkohol

d. Air murni: purified water

Gliserin merupakan salah satu humektan dan emollient yang dapat

digunakan sebagai fase air dalam formulasi krim. Pemerian gliserin adalah

bening atau tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis, dan kental

higroskopis. Gliserin terdekomposisi pada suhu 160⁰C dan harus disimpan

pada tempat tertutup rapat dan sejuk serta kering. Gliserin dengan

konsentrasi dibawah 30% dapat berfungsi sebagai humektan dan

emollient, dan konsentrasi dibawah 20% dapat digunakan sebagai

antimikroba (Rowe, et al., 2009).

Propilen glikol adalah cairan yang bening, tidak berwarna, kental,

praktis tidak berbau, dengan rasa manis dan sedikit tajam yang

menyerupai gliserin, disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung

dari cahaya (Rowe, et al., 2009). Propilen glikol memiliki banyak

kegunaan, termasuk sebagai pembasah dan sangat efektif sebagai

humektan, pengawet dan stabilizer. Selain itu toksisitas propilen glikol

lebih kecil dibandingkan pelarut lain yang umum digunakan (Ansel, 2008).
Propilen glikol mengurangi aktivitas air dengan menurunkan polaritas

pelarut sehingga stabilitas sediaan meningkat (Aulton, 1988).

Pektin berbentuk serbuk kasar atau halus, berwarna putih

kekuningan dan tidak berbau. Pektin adalah bahan yang tidak reaktif dan

stabil; harus disimpan di tempat sejuk dan kering. Dalam kosmetik, pektin

digunakan sebagai bahan pengikat, agen pengemulsi, dan agen

pengental (Rowe, et al., 2009).

Gum xanthan berbentuk sebuk halus, berwarna krem atau putih,

tidak berbau, bebas mengalir. Gum xanthan banyak digunakan dalam

formulasi farmasi oral dan topikal, kosmetik, dan makanan sebagai agen

pensuspensi dan stabilizing. Gum xanthan juga digunakan sebagai zat

pengental dan pengemulsi. Gum xanthan tidak beracun, kompatibel

dengan sebagian besar bahan farmasi lainnya, dan memiliki stabilitas dan

viskositas yang baik pada kisaran pH dan suhu yang luas (Rowe, et al.,

2009).

Isopropil alkohol adalah cairan yang bening, tidak berwarna, mudah

bergerak, mudah menguap, mudah terbakar dengan ciri khas, bau

spirituous yang menyerupai campuran etanol dan aseton; rasanya sedikit

pahit. Isopropil alkohol digunakan dalam kosmetik dan formulasi farmasi,

terutama sebagai pelarut dalam formulasi topikal, tidak dianjurkan untuk

penggunaan oral karena toksisitasnya. Isopropil alkohol bersifat

bakterisidal; pada konsentrasi lebih besar dari 70% v/v lebih efektif

sebagai pengawet antibakteri daripada etanol (95%). Efek bakterisidal


larutan meningkat dengan baik saat konsentrasi mendekati 100% v/v.

Isopropil alkohol tidak efektif melawan spora bakteri (Rowe, et al., 2009).

Purified water adalah cairan bening, tidak berwarna, tidak berasa,

dan tidak berbau (Rowe, et al., 2006). Air paling banyak digunakan

sebagai pelarut untuk produk farmasi, karena kompatibilitas fisiologinya

dan kurangnya toksisitas (Aulton, 1988). Komposisi utama pada sebagain

besar sediaan adalah air yang digunakan sebagai pembawa, pelarut,

ataupun fungsi lain yang diinginkan (Remington, 2005).


DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat.

Penerjemah: Farida Ibrahim. Jakarta: UI-Pres

Aulton, M.E., 1988, Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design.

Edinburgh : Churchill Livingstone

David, B.T. 2005. Remington. The Science and Practice of Pharmacy 21st

Edition. Philadelphia: Lippincot William

Rowe, R.C. Sheckey,P.J., and Quinn, M.E. 2009. Handbook of

Pharmaceutical Excipients, 6th Edition. London: Pharmaceutical

Press and American Pharmacist Association.

Rowe, R.C. Sheckey,P.J., and Quinn, M.E. 2006. Handbook of

Pharmaceutical Excipients, 5th Edition. London: Pharmaceutical

Press and American Pharmacist Association.

Anda mungkin juga menyukai