Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH


DI RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners Pada Stase Jiwa

Disusun Oleh :

Nama : Linda Elviana

Nim : 18160087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH
DI RSJ GRHASIA YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Nama : Linda Elviana


NIM : 18160087

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Mahasiswa

( )

Clinical Struktur

(CI)

( )
HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidah
ada harapan dan putus asa. (Maryam, 2012).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri akibat
evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang disebabkan oleh
hilangnya percaya diri atau harga diri(Fitria, 2010).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
(Keliat, dkk, 2010).
Jadi harga diri rendah adalah perasaan buruk terhadap diri sendiri yang
berkepanjangan akibat dari hilangnya kepercayaan diri.

B. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Kerancuan Depersonalis


Diri Positif Rendah Identitas asi
(Stuart dan Suddent.2013)

C. Jenis
1. Harga diri rendah kronik
Dimana individu mengalami evaluasi diri negatif yang mengenal diri yang
berlangsung lama
2. Harga diri rendah situasional
Dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif yang mengenal diri tentang
kemampuan yang berlangsung berespon terhadap suatu kejadian.
(Stuart dan Suddent.2013)
D. Tanda dan Gejala
1. Data Subyektif
a. Merasa tidak mampu melakukan sesuatu
b. Mengkritik/menyalahkan diri sendiri
c. Pesimis menghadapi hidup
d. Menyangkal/menolak pujian yang diberikan
2. Data Obyektif
a. Produktifitas menurun
b. Tidak memperhatikan perawatan diri
c. Tidak menatap lawan bicara
d. Bicara lambat
e. Nada suara lemah (Stuart dan Sudden.2013)

E. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang
tidak realistik, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota
tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri (harga diri rendah) ini dapat terjadi
secara situasional maupun kronik.
a. Harga diri rendah situasional
Gangguan harga diri rendah yang terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh
trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami
kecelakaan, menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus
masuk penjara. Selain itu, dirawat dirumah sakit juga bisa mnyebabkan rendahnya
harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang
membuat klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk,
dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai
klien dan keluarga.
b. Harga diri rendah kronik
Gangguan harga diri rendah biasanya sudah berlangsung sejak lama yang
dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran
negative sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
(Hartono, 2010).

F. Akibat
Adanya gangguan konsep diri harga diri rendah dapat berakibat seseorang menjadi
hipersensitif terhadap kritik dari orang lain sehingga dapat melakukan agresifitas yang
diarahkan pada dirinya, orang lain maupun pada lingkungan sehingga muncul masalah
resiko perilaku kekerasan. ( Stuart dan Sudden, 2013).
Pasien yang mengalami harga diri rendah sering mengalami penilaian sendiri, yang
seakan-akan tidak mampu menghadapi kejadian tertentu, sehingga dalam menyelesaikan
masalah cenderung diam dan hanya ditekan untuk dilupakan baik secara sadar maupun
tidak sadar dan pasien menjadi banyak melamun, asik dengan kesendiriannya yang pada
akhirnya mnjadi isolasi sosial mnarik diri. Pasien dengan harga diri rendah juga dapat
mengalami waham sebagai akibat dari penghindaran atau penolakan terhadap kegagalan
dalam pekerjaan atau peristiwa hidup yang dialami. Pasien yang mengalami harga diri
rendah juga berdampak pada timbulnya gangguan persepsi halusinasi akibat adanya
gangguan fungsi kognitif dan persepsi yang menyebabkan kemampuan menilai dan
menilik terganggu sehingga menimbulkan persepsi yang tidak akurat dan terjadi
halusinasi(Hartono, 2010).

G. Psikopatologi
Menurut Keliat, dkk (2010) penyebab dari harga diri rendah adalah tidak mampu
individu menyesuaikan diri terhadap adaptif dan situasi / pressor yang dihadapi baik
internal maupun eksternal. Hal tersebut juga disebabkan oleh individu merasa kurang atau
tidak dapat perhatian, kasih sayang dari keluarga, teman, penghargaan yang kurang
bahkan sedih yang berkepanjangan karena kehilangan orang yang dicintai. Individu akan
sedih, cemas, pasif, adaptif, apatis, merasa tidak berharga dan individu tidak adaptif
dalam menyelesaikan masalah.
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu
terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ).
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan
pemasangan alat yang tidak sopan (pengukuran pubis, pemasangan kateler
pemeriksaan perincal).
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

H. Diagnosis Keperawatan Utama


Diagnosa keperawatan utama adalah harga diri rendah

I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah strategi pelaksanaan resiko bunuh diri. Ada beberapa
penatalaksanaan lain yaitu:
1. Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat
b. Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil.
c. Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif
maupun gejala negative skizofrenia
d. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif.
e. Tidak menyebabkan kantuk
f. Memperbaiki pola tidur.
g. Tidak menyebabkan habituasi, adikasi dan dependensi
h. Tidak menyebabkan lemas otot.
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh
dengan resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan generasi pertama
(typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk golongan generasi
pertama misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperidol. Obat
yang termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine,
Glanzapine, Zotatine, dan aripiprazole.
2. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,
penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi
karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik.
Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
3. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan
melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples.
Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan denga terapi
neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.
4. Keperawatan
Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana
pengobatan untuk skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan
klien.Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan
kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasi interpersonal.Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan
pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata (Maramis, 2010).

J. Fokus Intervensi
1. Tindakan mandiri
SP I
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.
b. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan.
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien.
d. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih.
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.
f. Menganjurkan pasien untuk memasukkan ke dalam jadwal harian
SP II
a. Mengevaluasi jadwal harian
b. Melatih kemampuan kedua
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2. Tindakan modalitas
TAK untuk pasien harga diri rendah adalah TAK stimulasi persepsi yang terdiri dari
dua hal berikut:
a. Sesi I: mengidentifikasi hal positif diri
b. Sesi II: melatih positif pada diri
3. Tindakan kolaborasi
a. Berikan obat-obatan sesuai dengan program pengobatan pasien
b. Pantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum (Keliat, dkk, 2010)
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksana Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Maramis, W.F. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga.

Maryam, R. Siti, dkk.2011. Mengenal Usia dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.

Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Stuart dan Sudden. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Keliat, dkk, 2010. Model PraktikKeperawatanProfesionalJiwa. Jakarta:EGC.


STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH

A. Kondisi klien
1. Mengkritik diri sendiri.
2. Perasaan tidak mampu.
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktifitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
6. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
7. Berpakaian tidak rapih.
8. Selera makan kurang
9. tidak berani menatap lawan bicara.
10. Lebih banyak menunduk.
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguang konsep diri : harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yangdimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masihdimiliki pasien
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang
masih dimilikinya , perawat dapat :
a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan
lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
penilaian yang negatif.
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini.
b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan pasien.
c. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan
kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat
pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien.
Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
4. Melatih kemampuan yang dipilih pasien.
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
a. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
b. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
c. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.
5. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-
hal berikut :
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
b. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
d. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
E. Strategi tindakan Pelaksanaan
SP 1Klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
Orientasi :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Linda Elviana , senang dipanggil Linda, saya
mahasiswa pratekkan dari unniversitas respati yogyakarta, saya akan merawat bapak selama 1
minggu kedepan.” Nama bapak siapa ? bapak senangnya di panggil siapa ?
Bagaimana keadaan bapak hari ini ? dan bagaimana perasaan bapak saat ini ?”
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan aspek yang penting yang
bapak miliki? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak dilakukan.
Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20
menit ?
Kerja :
” Bapak , apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya!
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana dengan merapihkan
kamar? Menyapu ? “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak
miliki“. Bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada
3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.”
O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapikan tempat tidur bapak ”. Mari kita lihat tempat tidur bapak Coba lihat, sudah
rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang
kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik
dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan
di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan? Bagus ” kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian. Nach...
lakukan ya bapak ..., dan beri tanda ceklis paba salah satu kolom ini apabila bapak sudah
nya Seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru
dilakukan dan bapak( tidak ) tidak melakukani ? coba ulangi lagi pak ?” bagus sekali iya pak”

Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat tidur
? Yah, ternyata bapak banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah bapak praktekkan dengan baik sekali.
Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.” coba bapak ulangi
bagaimana caranya merapikan tempat tidur ?” nanti bapak jangan lupa mekalukannya dan
mengisi ke dalam jadwal harian iya pak”
” karena waktunya sudah habis bagaimana kalau kita ketemu Besok pagi kita latihan lagi
kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di
rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring. Bapak maunya kita ketemu
dimana ? dan jam berapa pak kita ketemunya ?
Sampai jumpa ya”

Anda mungkin juga menyukai