Anda di halaman 1dari 5

TAHAPAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI

THERESIA ICHI YOHANA SITEPU / 181101134

ichisitepu@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang menyerang sistem kardiovaskular yang sangat
banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi dapat juga didefinisikan sebagai tekanan darah persisten,
pada batas normalnya tekanan sistolik di atas 140 mmHg sedangkan diastolik di atas 90 mmHg.
Angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sangat tinggi. Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu hipertensi essensial atau hipertensi primer yang merupakan peningkatan tekanan darah yang
penyebabnya tidak dapat diketahui secara pasti dan yang kedua adalah hipertensi sekunder yaitu
tekanan darah tinggi yang disebabkan karena adanya kondisi medis, misalnya pada pembuluh darah
arteri, ginjal, kelenjar endokrin, jantung dan biasanya terjadi juga pada masa kehamilan. Biasanya
pasien hipertensi akan meninggal dunia lebih cepat jika penyakitnya tidak dapat dikontrol dan telah
menimbulkan komplikasi pada beberapa organ vital. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
hipertensi adalah penurunan kardia output, dari diagnosa keperawatan dapat disusun rencana tindakan
asuhan keperawatan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi, Diagnosa Keperawatan, Asuhan Keperawatan

LATAR BELAKANG ini banyak terjadi masyarakat. Hipertensi


ini merupakan proses kompleks dari
Hipertensi dapat diartikan sebagai beberapa organ dan sistem utama dalam
tekanan darah persisten dimana terjadi tubuh, meliputi ginjal, hormon, sarah,
peningkatan abnormal pada tekanan pembuluh darah dan jantung. Hipertensi
sistolik yaitu 140 mmHg dan tekanan sekunder adalah naiknya tekanan darah
diastolik 120 mmHg. Sedangkan batasan yang disebabkan oleh suatu faktor namun,
tekanan darah normal pada orang dewasa hipertensi jenis ini jarang sekali ditemui di
adalah 140/90 mmHg. Jika tekanan darah masyarakat.
seseorang berada di atas angka tersebut
pada beberapa kali pengukuran yang Meskipun hipertensi primer belum
dilakukan pada waktu yang berbeda maka diketahui secara pasti penyebabnya,
orang tersebut bisa dikatakan menderita berdasarkan beberapa penelitian telah
hipertensi. Biasanya penderita hipertensi menemukan beberapa faktor yang
memiliki resiko yang lebih besar untuk menyebabkan hipertensi yaitu:
mendapatkan penyakit stroke dan serangan
1. Faktor Keturunan
jantung.
Sebuah penelitian mengatakan
Hipertensi primer adalah hipertensi bahwa terdapat bukti gen yang
yang tidak dapat diketahui apa diturunkan untuk masalah pada
penyebabnya akan tetapi hipertensi jenis tekanan darah tinggi. Jadi yang
dimaksud dari faktor keturunan
adalah jika seseorang mempunyai
orang tua atau saudara yang METODE
memiliki riwayat tekanan darah
Penelitian ini menggunakan
tinggi, maka kemungkinan besar ia
penelitian kualitatif dengan jenis peneliti
juga akan menderita tekanan darah
surver analitik, dan menggunakan
tingi.
pendekatan cross sectional dimana
2. Kebiasaan Hidup
pngumpulan data, baik variabel
Dengan mengkonsumsi garam
independen dan variabel dependen
yang lebih tinggi dapat
dilakukan secara bersama-sama.
mengakibatkan hipertensi dengan
cepat pada beberapa orang. Orang
yang memiliki berat badan diatas
30% dari berat badan ideal akan HASIL DAN PEMBAHASAN
memiliki kemungkinan lebih besar
Rencana tindakan keperawatan
menderita hipertensi.
berdasarkan diagnosa keperawatan:
3. Ciri Perseorangan
Semakin bertambah usia seseorang, 1. Resiko tinggi terkena penurunan
tekanan darah pun akan meningkat. curah jantung yang berhubungan
Tekanan darah ketika masih muda dengan vasokontriksi pada
tidak akan sama ketika seseorang pembuluh darah. Tujuannya adalah
akan bertambah tua, tetapi hal ini untuk pasien ikut berpartisipasi
dapat di kendalikan agar jangan aktif dalam aktivitas yang
melewati batas normal. Laki-laki menurunkan tekanan darah atau
lebih mudah terkena hipertensi beban kerja jantung, untuk
dibandingkan dengan perempuan. mempertahankan tekanan darah
Ras juga dapat mempengaruhi dalam rentang individu yang bisa
tekanan darah seseorang, biasanya diterima, dan mempertahankan
ras yang berkulit hitam akan lebih frekwensi jantung yang stabil
mudah terkena hipertensi dalam batas normal pasien.
dibandingkan dengan ras yang Intervensinya adalah dengan cara
berkulit putih. mengobservasi tekanan darah,
kualitas denyutan sentral dan
perifer, memperhatikan warna
kulit, kelembapan dan suhu,
TUJUAN berikan lingkungan yang aman dan
nyaman, mengurangi keributan
1. Untuk mengetahui pengkajian pada
lingkungan dan berkolaborasi
pasien hipertensi
dengan dokter dalam pemberian
2. Mengetahui diagnosa keperawatan
terapi anti hipertensi.
yang dapat muncul pada pasien
hipertensi
2. Intoleransi aktivitas yang
3. Asuhan keperawatan kepada pasien
berhubungan dengan kelemahan
hipertensi
umum, ketidakseimbangan antara
kebutuhan oksigen dan suplai. dokter dalam pemberian obat
Tujuannya adalah agar pasien dapat ansietas, obat analgetik.
ikut berpartisipasi dalam aktivitas
yang diinginkan atau diperlukan 4. Perubahan kekurangan nutrisi dari
dan mengikuti perkembangan kebutuhan tubuh yang
pasien. Intervensi dengan cara berhubungan dengan intake nutrisi
mengkaji toleransi pasien terhadap in adekuat, pola hidup monoton
aktivitas dengan menggunakan dan keyakinan budaya. Tujuannya
parameter, mencatat peningkatan agar pasien dapat mengidentifikasi
tekanan dara, dipsnea, kelelahan, hubungan antara hipertensi dengan
berkeringat, pusing atau pingsan. menunjukkan perubahan pola
Peningkatan perhatian pada makan, kegemukan dan melakukan
aktivitas dan perawatan diri, program olah raga yang tepat.
berikan bantuan sesuai kebutuhan Intervensi dengan mengkaji
dan anjurkan penggunaan kursi pemahaman pasien tentang
mandi, dan dorong pasien untuk hubungan langsung antara
berpastisipasi dalam memilih hipertensi dengan kegemukan.
periode aktivitas. Dorong pasien untuk
mempertahankan masukan
3. Gangguan rasa nyaman dan nyeri, makanan harian yang dilakukan
salah satu contoh gangguan rasa saat kapan saja. Bantu pasien
nyaman dan nyeri adalah sakit dalam memilih makanan yang tepat
kepala yang berhubungan dengan dan menghindari makanan dengan
peningkatan vaskuler cerebral. lemak tinggi dan kolesterol serta
Tujuannya adalah agar pasien berkolaborasi dengan ahli gizi.
melaporkan jika merasa nyeri atau
tidak nyaman dan mengungkapkan 5. In efektif koping individu yang
metode yang memebrikan berhubungan dengan mekanisme
pengurangan rasa nyeri dan tidak koping yang tidak efektif, harapan
nyaman. Intervensinya adalah yang tidak dapat dipenuhi dan
dengan cara mempertahankan tirah persepsi yang tidak realistik.
baring selama fase akut dan Tujuannya untuk mengidentifikasi
memberikan tindakan non perilaku koping efektif serta
farmakologi untuk menghilangkan konsekuensinya, mengidentifikasi
sakit kepala contohnya dengan cara potensial situasi stress dan
kompres dingin pada dahi, pijat mengambil langkah untuk
punggung dan leher, hilangkan menghindari serta mengubahnya.
aktivitas vasokontriksi yang dapat Intervensi dengan cara mengkaji
meningkatkan sakit kepala keefektifan strategi koping dengan
misalnya dengan mengejan saat mengobservasi perilaku, mencatat
BAB dan batuk yang panjang. laporan gangguan tidur,
Berikan pada klien waktu untuk peningkatan keletihan dan
istirahat selama satu jam setelah kerusakan konsentrasi. Bantu klien
makan. Dan berkolaborasi dengan untuk mengidentifikasi dan
merencanakan perubahan hidup f. Neurosensori : keluhan pening atau
yang perlu. pusing, sakit kepala dan gangguan
penglihatan
6. Kurangnya pengetahuan mengenai g. Nyeri dan Ketidaknyamanan :
kondisi penyakitnya. Tujuannya angina pectoris dan sakit kepala
adalah untuk menyatakan h. Pernafasan : dispnea yang
pemahaman tentang proses berkaitan dari aktivitas, batuk
penyakit dan pengobatan. dengan ada atau tidaknya sputum
Mengidentifikasi efek samping dan riwayat merokok
obat dan kemungkinan terkena i. Keamanan : gangguan koordinasi
komplikasi yang perlu diperhatikan atau cara berjalan
untuk mempertahankan tekanan
darah dalam batas yang normal.
Intervensi dalam mengidentifikasi
faktor-faktor resiko kardiovaskuler
yang dapat diubah. Mengkaji
tingkat pemahaman klien tentang
penyebab, pengertian, tanda serta PENUTUP
gejala dan cara pencegahan dan Evaluasi adalah penilaian
pengobatan yang diberikan melalui efektifitas terhadap intervensi keperawatan
pendidikan kesehatan. yang berhubungan dengan hasil perekaman
EKG, keluhan, dan hasil pemeriksaan
Asuhan Keperawatan laboratorium yang menunjukkan hasil
yang normal. Dalam evaluasi, perawat
a. Aktivitas atau Istirahat : melakukan pengkajian ulang tentang
kelemahan, letih, nafas pendek keluhan nyeri pada dada dan perilaku klien
serta gaya hidup setelah melakukan implementasi dan
b. Sirkulasi : riwayat hipertensi, intervensi, evalusasi harus dilakukan
penyakit jantung koroner dan dengan menggunakan observasi dan
stroke, wawancara dengan pasien.
c. Integritas Ega : ansietas, riwayat
perubahan kepribadian dan faktor
stress yang berkaitan dengan
pekerjaan
d. Eliminasi : gangguan pada ginjal DAFTAR PUSTAKA
e. Makanan atau Cairan : makanan
yang disukai yang banyak - Agrina, Rini S. S., dan Hairitama
mengandung garam yang tinggi, R. (2011). Kepatuhan Lansia
lemak serta kolesterol, mual dan Penderita Hipertensi Dalam
muntah serta perubahan berat Pemenuhan Diet Hipertensi Di
badan Kelurahan Sidomulyo Barat
Tampan Kota Pekanbaru. Jurnal
Keperawatan Universitas Riau,
6(1)
- Alligood, M. R., 2014. Nursing Peningkatan Kualitas Pelayanan
Theorist and Their Work. USA : Asuhan Keperawatan. Jurnal :
Elsevier Health Sciences IKESMA
- Anggara, F. D. M., & Nanang, P. - Simamora, R.H. 2009.
2013. Faktor-faktor Yang Dokumentasi Proses Keperawatan.
Berhubungan Dengan Tekanan Jember : University Press
Darah Tinggi Di Puskesmas Telaga - Simamora, R. H. 2010.
Murni, Cikarang Barat Tahun Komunikasi Dalam Keperawatan.
2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Jember : University Press
5(1) - Susilo, Y & Wulandari. 2011. Cara
- Arifin, et al. 2016. Faktor-faktor jitu mengatasi hipertensi.
yang berhubungan dengan kejadian Yogyakarta : C. V Andi Offset
hipertensi pada kelompok lanjut - Triyanto, E. 2014. Pelayanan
usia di wilayah kerja UPT Keperawatan bagi penderita
Puskesmas petang kabupaten hipertensi secara terpadu.
badung tahun 2016. Bandung : Yogyakarta : Graha Ilmu
Universitas Udayana. E-jurnal - Wirawan, T. 2013. Menaklukkan
medika, vol.5 no.7, juli, 2016 hipertensi dan diabetes. Platinum
- Astuti, R. 2015. Gambaran Kontrol Pena
tekanan darah pada pasien - Wulandari, D. E. 2015. Hubungan
hipertensi di puskesmas kasihan I dukungan keluarga dengan
bantul Yogyakarta. Skripsi. pengendalian tekanan darah pada
Yogyakarta : Universitas lanjut usia penderita hipertensi di
Muhammadiyah Yogyakarta puskesmas kalimanah kabupaten
- Bianti Nuraini. 2015. Risk factors purbalinnga. Skripsi. Purwokerto :
of hypertension. J majority. Artikel Universitas Muhammdiyah
Review: Faculty of Medicine, Purwokerto
University of Lampung
- Kristanti & Handriani. 2013.
Mencegah dan Mengobati 11
penyakit kronis. Yogyakarta : Citra
Pustaka
- Lailatushifah SNF. 2010.
Kepatuhan pasien yang menderita
penyakit kronis dalam
mengkonsumsi obat harian
- McCulloch, D. K. 2010.
Hypertension, diagnosis and
treatmen guideline. Group Health
- Santoso, D. 2010. Membonsai
Hipertensi. Surabaya : Jaring Pena
- Simamora, R.H. 2008. Peran
Manajer Dalam Pembinaan Etika
Perawat Pelaksana Dalam

Anda mungkin juga menyukai