Senantiasa khatib menyampaikan wasiat kepada hadirin untuk menjaga dan meningkatkan takwa
kepada-Nya. Takwa dalam arti menjalankan seluruh perintah-Nya dan meninggalkan segala
larangan-Nya. Takwa dalam arti taat kepada Allah dengan tidak memaksiati-Nya. Takwa dalam arti
ingat kepada Allah dengan tidak melupakan-Nya. Dan takwa dalam arti syukur kepada Allah dengan
tidak mengkufuri-Nya.
Yang pertama dan utama kita kemukakan menghadapi musibah besar ini, adalah mengembalikan
semuanya kepada Allah, Sang Pencipta Yang Maha segala-galanya. Allah yang telah menciptakan
semua makhluk-Nya, baik yang besar maupun yang kecil, yang terlihat maupun tidak kelihatan oleh
mata.
َ ُٲجع
ون ِ ِ ص ٰـ َب ۡت ُهم ُّم ِصي َبة قَالُواْ ِإنا
ِ لِل َو ِإنا ِإلَ ۡي ِه َر َ َ ِين ِإ َذا أ
َ ٱلذ
“Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi
raaji`uun” (Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali).
(QS Al-Baqarah: 156).
Maka, seyogyanya kita tidak bersedih dan khawatir berlebihan dan berlarut-larut, menyesali nasib
lalu berputus asa. Sebab semuanya memang hanya milik Allah. Termasuk wabah corona yang saat
ini merebak ke seluruh dunia, merupakan musibah bagi kita semua, dan menjadi pelajaran agar kita
berupaya mengatasinya dan mengantisipasinya dengan segera dan tepat.
Berkaitan dengan ayat ini, Syaikh Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir asal Suriah, dalam Kitab
Tafsir Al-Wajiz, menjelaskan, bahwa ayat yang agung ini menjelaskan ilmu Allah yang menyeluruh.
Bahwa Allah mengetahui, bukan hanya mengetahui, tapi Maha Mengetahui, semua yang ada dan
terjadi di daratan dan di tempat-tempat sepi tersembunyi sekalipun, yang mencakup binatang,
pepohonan, pasir kerikil, dan debu, termasuk bakteri dan virus. Juga segala hewan yang berada di
laut, berupa binatang, tambang, ikan, dan lain-lain yang dikandungi oleh airnya.
Tiada sehelai daun pun yang gugur dari pohon darat, laut, kota, desa, dunia dan akhirat kecuali Allah
mengetahuinya. Termasuk tidak ada sebutir bijipun yang jatuh dalam kegelapan bumi, berupa biji-
bijian, buah-buahan dan tanaman, biji yang di tanam oleh manusia, dan biji-biji tanaman di darat yang
menjadi cikal tumbuh-tumbuhan. Melainkan semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata atau Lauh
Mahfudz.
Itu semua adalah bukti keagungan Allah Yang Maha Besar dan keluasan-Nya dalam seluruh sifat-
sifat-Nya. Maka jika seluruh mahkluk dari yang pertama sampai terakhir bersatu untuk mengetahui
sebagian dari sifat-sifat-Nya, niscaya mereka tidak memiliki daya dan kekuatan untuk itu. Maka,
Maha Suci Allah Yang Maha Agung, Maha Luas, Maha Mengetahui, Maha Terpuji, Maha Mulia,
Maha Menyaksikan dan Maha Meliputi.
Alangkah mulianya Allah sebagai Tuhan, yang tidak ada seorang pun yang mampu menghitung
pujian-Nya. Ayat ini menunjukkan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu dan kitab-Nya yang
mencakup seluruh peristiwa.
َ ف ٱل ْي ِل َوٱلن َه ِار َوٱ ْلفُ ْل ِك ٱلتِى تَجْ ِرى فِى ٱ ْلبَحْ ِر ِب َما يَنفَ ُع ٱلن
اس ِ َٱختِ ٰل ِ ت َو ْٱْل َ ْر
ْ ض َو ِ ق ٱلس ٰ َم ٰ َو ِ ِإن فِى َخ ْل
ِ ض بَ ْع َد َم ْو ِت َها َو َبث فِي َها ِمن ُك ِ ِّل دَابة َوتَص ِْر
يف َ نز َل ٱلِلُ ِم َن ٱلس َما ِء ِمن ماء فَأَحْ يَا بِ ِه ْٱْل َ ْر َ َ َو َما أ
َ ُض َل َءا ٰيَت ِلِّقَ ْوم يَ ْع ِقل
ون ِ سخ ِر بَي َْن ٱلس َما ِء َو ْٱْل َ ْر َ ب ٱ ْل ُم ِ ٱلر ٰيَحِ َوٱلس َحا ِّ ِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS
Al-Baqarah: 164).
Adapun pada diri kita sebagai manusia biasa, bisa jadi musibah, termasuk wabah virus corona, bisa
jadi karena ulah tangan manusia. Ulah perilaku berlebihan, tidak menjaga kebersihan, ceroboh, dan
sejenisnya.
Allah telah mengingatkan manusia di dalam ayat-Nya:
Di dalam Tafsir Al-Mukhtashar, Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Shalih bin
Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram, dijelaskan, bahwa kerusakan di daratan dan di lautan
seperti kekeringan, minimnya hujan, banyaknya penyakit dan wabah, yang semua itu bisa disebabkan
kemaksiatan-kemaksiaan yang dilakukan oleh manusia. Agar manusia menerima peringatan dan
mendapatkan hukuman dari sebagian perbuatan mereka di dunia. Supaya mereka bertaubat kepada
Allah dan kembali kepada-Nya dengan meninggalkan kemaksiatan, selanjutnya keadaan mereka akan
membaik dan urusan mereka menjadi lurus.
Perasaan takut dan khawatir adalah normal karena ini bagian dari sifat manusiawi; namun demikian,
ketakutan dan perasaan cemas yang berlebihan semestinya dihindari. Perbanyaklah ibadah kepada
Allah SWT, berdzikir, dan berdoa minta pertolongan dan perlindungan. Adapun kepada manusia,
seperti periksa dan berobat dokter, karantina perawatan, itu hanyalah ikhtiar, yang memang harus
maksimal juga dilakukan, agar dapat sehat kembali.
ْ َضتُ فَ ُه َو ي
ش ِفي ِْن ْ َو إِ َذا َم ِر
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” (QS Asy Syu’ara: 80).
Pada ayat lain dikatakan:
Jika kita menghidupkan sunnah-sunnah Nabi dalam kebersihan, insya-Allah itu akan membantu
meningkatkan daya tahan tubuh kita dari serangan wabah penyakit. Seperti berwudhu dengan
sempurna, bersiwak atau gosok gigi setiap akan shalat, mandi janabat minimal setiap Jumat sekali,
mandi pagi sebelum shalat tahajud, memotong kuku, dan sebagainya.
Termasuk memanjatkan doa scr khusus, seperti doa yang diajarkan Rasulullah SAW, yaitu:
س َق ِام
ْ يء اْل َ ََ و ِم ْن، وال ُج َذ ِام، ون
ِ ِّس ِي ِ الل ُهم ِإنِِّي أَعُوذُ ِبكَ ِم َن البَ َر
ِ ُ َوال ُجن، ص
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kulit, gila, lepra, dan dari segala penyakit yang
buruk/mengerikan lainnya.” (HR Abu Daud dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu).
Kalau di antara kita ada yang mendapat musibah sakit, atau terkena virus corona, semoga segera Allah
sembuhkan. Itu semua tidaklah seberapa, karena hanyalah musibah dunia.
Justru, musibah yang terbesar dan berbahaya dunia akhirat adalah musibah agama, yakni manakala
kita sudah enggan lagi shalat berjamaah di masjid, malas bertadarus Al-Quran dan berat shalat malam,
kikir bersedekah di jalan Allah, takut berjuang di jalan Allah, serta jauh dari petunjuk
Allah. Na’udzubillaahi min dzalik.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menyelematkan kita dari wabah virus corona dan
berbagai ujian dan bencana lainnya. Aamiin.
ت َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكيْم ِ بَا َر َك هللاُ ِلي َولَ ُك ْم فِي اْلقُ ْرا َ ِن اْل َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اْ ََل يَا
ب فَا ٍ سا ِء ِر اْل ُم ْس ِل ِميْنَ ِم ْن ُك ِل َذ ْن
َ هللا اْل َع ِظيْم ِلي َولَ ُك ْم َو ِل
َ اَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي هَا َذا َوا َ ْست َ ْغ ِف ُر
َّ ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ اِنَّهُ ُه َو اْلغَفُ ْو ُر
الر ِحيْم
ظ َه َر ِم ْن َها َوماَ َما،سو َء ال ِفت َ ِن
ُ َو،الم َح َن ِ لز َل َو
ِ الزنا َوالز ِّ ِ الربا َو َ ارفَ ْع عَنا الغَل َو
ِّ ِ الو َباء َو ْ الل ُهم
َ اح ِم
ين َ س ِل ِم
ِ ِب َرحْ َمتِكَ يَا أ ِْر َح َم الر،ين َ ع َْن بَلَ ِد َنا َه َذا َخاصة َوع َْن،ط َن
ْ سائِ ِر ِبل ِد ال ُم َ َب
“Ya Allah! Angkat dari kami penyimpangan, malapetaka, zina, riba, gempa bumi, bencana, dan
segala cobaan yang buruk.
Ya Allah sungguh kami berlindung kepada-Mu dari cobaan yang berat, kesengsaraan yang hebat, dan
takdir yang buruk. Ya Allah jagalah kami dari segala bala, wabah, kelaparan, kemudaratan, kekejian,
kemunkaran, kesesatan, kesulitan, segala fitnah, penyakit menular dan segala ujian, baik yang zahir
atau yang batin di negeri kami khususnya, dan di negeri-negeri kaum muslimin umumnya, karena
sesungguhnya Engkau Rabb Maha Kuasa atas segala sesuatu.
َاء َو ْال ُم ْن َك ِرِ ع ِن ْالفَ ْحء َ َ َ اء ذِل ْالقُ ْربََ َويَ ْن ِ َ ان َوِّ ْيت
ِ سَ ِّ َّن هللاَ يَُ ْ ُم ُر بِ ْلعَ ْد ِل َواْ ِْح ْح، ِعبَا َدهللاِِإ
َ هللا ْال َع ِظي َْم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َوا
، ء َك ْروهُ َعلََ نِ َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْمِإ ُ َو ْال َب ْغي ِ َي ِع
َ ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ت َ َذ َّك ُر ْونَ فَا ْذ ُك ُر ْوا
َولَ ِذ ْك ُرهللاِ أ َ ْكبَ ُر