Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM

PENDIDIKAN NASIONAL
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Ilmu Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Herani Tri Lestiana M,Sc.

Disusun oleh:
Kelompok 10

1. Suwardi Afri Riyadi (1908105085)


2. Lia Amalia (1908105102)
3. Sri Wahyuni (1908105108)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehidirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Pendidik
dan Peserta Didik dalam Pendidikan Nasional” yang mana makalah ini merupakan
tugas mandiri mata kuliah Ilmu Dasar Pendidikan, yang bertujuan agar kita
mengetahui Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Nasional. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, terutama kepada dosen Ilmu dasar Pendidikan yaitu
Ibu Herani Tri Lestiani, M .Sc yang telah membimbing penulis dalam menyusun
makalah ini. Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi dalam
menyusun makalah ini,akan tetapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan
dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas
Terstruktur ini dengan baik.
Penulis pun menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis menerima saran dan kritik, guna dapat memotivasi agar
membuat karya yang lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca
pada umumnya.

Cirebon , 22 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendidik Dalam Pendidikan Nasional ................................................ 2
A. Pengertian Pendidik ..................................................................... 2
B. Pengertian Pendidik Menurut Para Ahli ....................................... 2
C. Tugas dan Tanggungjawab Pendidik ............................................ 2
D. Syarat-Syarat Pendidik ................................................................ 5
E. Fungsi Pendidik ........................................................................... 5
2.2 Peserta Didik Dalam Pendidikan Nasional ......................................... 8
A. Pengertian Peserta Didik ............................................................. 8
B. Pengertian Peserta Didik Menurut Para Ahli ............................... 8
C. Ciri-Ciri Peserta Didik ................................................................ 10
D. Hak dan Kewajiban Peserta Didik ............................................... 11
E. Perkembangan Peserta Didik ...................................................... 12
F. Kedudukan Peserta Didik............................................................ 13
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ........................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidik dan anak didik. Kedua istilah itu rasanya sudah tidak asing di
telinga kita sebagai calon tenaga kependidikan. Dimana pendidik dan anak
didik merupaka kunci utama bagi terselenggranya segala kegiatan pendidikan.
Dalam proses pendidikan manusia merupakan guna terselenggaranya
pendidikan yang efektif dan efisien, baik berperan sebagai pendidik maupun
peserta didik.
Pendidik merupakan pihak yang membantu anak didik karena
ketidakberdayaannya untuk menjadi manusia yang memiliki budi pekerti, hati
nurani semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan dan sebagainya
sebagaimana yang dimiliki oleh si pendidik itu sendiri. Disini pendidik harus
mampu membimbing anak menuju ke arah kedewasaan. Pelaksanaannya bisa
dalam keluarga maupun diluar lembaga keluarga.
Lain halnya dengan anak didik yang mempunyai peranan sebaliknya
dari pendidik, yaitu merupakan pihak yang memerlukan bantuan pendidik.
Meskipun anak didik dalam keadaan tidak berdaya, namun memiliki potensi
tertentu yang bisa dikembangkan. Karena potensi itulah, pendidik berusaha
seoptimal mungkin untuk membantu anak didik dalam mengmbangkan
potensi tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pendidik dalam Pendidikan Nasional?
2. Apayang dimaksud Peserta Didik dalam Pendidikan Nasional?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pendidik dalam Pendidikan Nasional
2. Untuk mengetahui Peserta Didik dalam Pendidikan Nasional

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendidik dalam Pendidikan Nasional


A. Pengertian Pendidik
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Pengertian Pendidik menurut Pasal 1 angka 6 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionaladalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
B. Pengertian Pendidik Menurut Para Ahli
1) Langeveld, pendidik adalah orang yang membimbing anak, supaya
anak tersebut menuju ke arah kedewasaan yang pelaksanaannya baik
di keluarga maupun di luar lembaga keluarga. Dalam mencapai
keberhasilan pendidikan peran yang terpenting adalah pendidik. Sebab
pendidikan adalah bimbingan yang diberikan orang dewasa kepada
anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya
2) Sadulloh dkk. (2006) mengatakan pendidik adalah seseorang yang
bertanggung jawab terhadap terlaksananya pendidikan, sejalan dengan
itu ada juga yang mengatakan bahwa pendidik adalah orang dewasa
yang membantu terhadap anak didik agar menjadi dewasa.
C. Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik
Tugas utama seorang guru diantaranya adalah :
1) Tugas Educational (Pendidikan)
Dalam hal ini pendidik mempunyai tugas memberikan bimbingan
yang lebih banyak diarahkan pada pembentukan kepribadian anak
didik sehingga anak didik akan menjadi manusia yang mempunyai
sopan santun tinggi, menghargai orang lain,dan lain-lain.

2
2) Tugas Intruksional
Dalam tugas ini kewajiban pendidik dititikberatkan pada
perkembangan dan kecerdasan daya intelektual anak didik, dengan
tekanan perkembanagan pada kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor, sehingga anak akan menjadi cerda,bermoral baik dan
terampil.
3) Tugas managerial (Pengelolaan)
Dalam hal ini pendidik berkewajiban mengelola kehidupan
lembaga,pengelolaan itu meliputi:
a. Personal atau anak didik,yang lebih erat berkaitan dengan
pembentukan kepribadian anak.
b. Meterial atau sarana, yang meliputi alat-alat, perlengkapan media
pendidikan dan lain-lain yang mendukung tercapainya tujuan
pendidikan.
c. Operasional atau tindakan yang dilakukan, yang menyangkut
metoda mengajar, pelaksanaan mengajar, segingga dapat tercapai
kondisi yang seoptimal mungkin bagi terlaksananya proses
belajara mengajar dan dapat memberikan hasil yang sebaik-
baiknya bagi anak didik.
Sedangkan menurut Rosmali (2005), tugas seorang guru itu
mencakup beberapa hal, yaitu sebagai berikut: guru memiliki tugas yang
beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut
meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan, dan bidang kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat
menjadi dirinya sebagai orangtua kedua. Guru harus mampu menarik
simpati sehingga guru tersebut menjadi idola para siswanya. Pelajaran
apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswa

3
dalam belajar. Apabila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak
menarik, maka kegagalan pertama adalah guru tidak akan dapat
menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para siswa
akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Sedangkan masyarakat
telah menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di
lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju pembentukkan manusia Indonesia
seutuhnya yang berdasarkan Pancasila (Usman, 1998: 7).
Jadi tugas guru yang dimaksud adalah tugas yang terikat oleh dinas
maupun di luar dinas, dan dalam bentuk pengabdian. Sehingga keberadaan
guru merupakan faktor yang tidak mungkin digantikan oleh komponen
mana pun dalam kehidupan bangsa sejak dahulu, karena keberadaan guru
bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang
membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-
tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang semakin canggih
dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi
nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar
dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.
Sedangkan Tanggungjawab Pendidik menurut Wijaya dkk. yaitu:
1) Tanggungjawab moral
Yaitu setiap guru harus memiliki kemampuan menghayati perilaku
dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Tanggungjawab dalam bidang pendidikan di sekolah
Yaitu setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif,
mampu membuat satuan pelajaran, mampu dan memahami kurikulum
dengan baik, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi
siswa, mampu memberikan nasihat, menguasai teknik-teknik
pemberian bimbingan dan layanan, mampu membuat dan
melaksanakan evaluasi dan lain-lain.
3) Tanggungjawab guru dalam bidang kemasyarakatan

4
Yaitu dengan turut serta menyukseskan pembangunan dalam bidang
kemasyarakatan, untuk itu guru harus mampu membimbing, mengabdi
kepada dan melayani masyarakat.
4) Tanggungjawab guru dalam bidang keilmuan
Yaitu guru selaku keilmuan bertanggungjawab dan turut serta
memajukan ilmu, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasinya
dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.
D. Syarat-syarat Pendidik
Setiap pendidik harus memenuhi syarat-syarat agar dapat berperan
secara efektif dan efisien. (Edi Suardi, 1984) mengungkapkan bahwa
seorang pendidik harus memnuhi beberapa persyaratan, yakni:
1) Pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan (pendidik mengenal
tujuan pendidikan nasional).
2) Pendidik harus mengenal anak didiknya.
3) Pendidik harus mengetahui prinsip dan penggunaan alat pendidikan
(Pendidik dapat memilih prinsip mana yang cocok untuk anak ini pada
situasi tertentu.
4) Pendidik bersedia membantu anak didik.
5) Pendidik beridentifikasi dengan anak didik (menyesuaikan diri dengan
dunia anak namun dewasa).
Secara garis besar syarat pendidik juga diatur dalam Pasal 42
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu:
1) Memiliki kualifikasi minimum dan bersertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar.
2) Sehat jasmani dan rohani.
3) Memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
E. Fungsi Pendidik
Semua fungsi yang diharapkan dari guru seperti diuraikan dibawah
ini, yaitu :

5
1) Korektor
Guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai
yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami
dalam kehidupan di masyarakat.
2) Inspirator
Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar
anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru
harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar
yang baik.
3) Informator
Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
pengeahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk
setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
4) Organisator
Adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang
ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun
tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya.
Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan
efesiensi belajar pada diri anak didik.
5) Motivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif
belajar.Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam intrkasi
edukatif,karena menyangkut esensi pekerjaan pendidik yang
membutuhkan kemahiran social, menyangkut performance dalam
personalisasi dan sosialisasi diri.
6) Inisiator
Dalam perannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus
ide- ide kemajuan dalam pendidikan pengajaran. proses intraksi
edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan.

6
7) Fasilitator
Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan
kemudahan kegiatan belajar anak didik.
8) Pembimbing
Peranan guru yang tak kalah pentingnya dari semua peranan yang
telah disebutkan di atas adalah sebagai pembimbing. Peranan ini
harus lebih dipentingkan. Karena Tanpa bimbingan, anak didik akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
9) Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak
didik pahami. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik.
Guru harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan apa
yang diajarkan secara didaktis, Tujuan pengajaran pun dapat tercapai
dengan efektif dan efisien.
10) Pengelola kelas
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, Kelas yang
dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif.
11) Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan. Media berfungsi sebagai alat komunikasi
gunamengefektifkan proses interaksi edukatif.
12) Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara
kritis terhadap proses pengajaran.
13) Evaluator
Guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur,
dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan
intrinsik.

7
2.2 Peserta Didik dalam Pendidikan Nasional
A. Pengertian Peserta Didik
Siswa atau yang biasa disebut dengan peserta didik merupakan salah
satu dari komponen pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, karena tanpa
adanya peserta didik tidak akan mungkin proses pembelajaran dapat
berjalan. Peserta didik merupakan komponen manusiawi yang menempati
posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Didalam proses
belajarmengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita,
memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Pasal 1 ayat 4 UU RI No.
20 Tahun 2003).

B. Pengertian Peserta Didik menurut Para Ahli


1) Menurut Sudarwan Danim
“Peserta didik merupakan sumber utama dan terpenting dalam
proses pendidikan formal”. Peserta didik bisa belajar tanpa guru.
Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik. Oleh
karena itu kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses
pendidikan formal atau pendidikan yang dilembagakan dan menuntut
interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Sudarwan Danim juga megungkapkan bahwa terdapat hal-hal
essensial mengenai hakikat peserta didik, yaitu:
a. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi
potensi dasar kognitif atau intelektual, afektif, dan psikomotorik.
b. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi
periodesasi perkembangan dan pertumbuhan, meski memiliki
pola yang relatif sama.
c. Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri,
bukan sekedar miniatur orang dewasa.

8
d. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi
kebutuhan yang harus dipenuhi, baik jasmani maupun rohani,
meski dalam hal-hal tertentu banyak kesamaan.
e. Peserta didik merupakan manusia bertanggung jawab bagi proses
belajar pribadi dan menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan
wawasan pendidikan sepanjang hayat.
f. Peserta didik memiliki adaptabilitas didalam kelompok sekaligus
mengembangkan dimensi individualitasnya sebagai insan yang
unik.
g. Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara
individual dan kelompok, serta mengharapkan perlakuan yang
manusiawi dari orang dewasa termasuk gurunya.
h. Peserta didik merupakan insan yang visioner dan proaktif dalam
menghadap lingkungannya.
i. Peserta didik sejatinya berperilaku baik dan lingkunganlah yang
paling dominan untuk membuatnya lebih baik lagi atau menjadi
lebih buruk.
j. Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang memiliki aneka
keunggulan, namun tidak akan mungkin bisa berbuat atau dipaksa
melakukan sesuatu melebihi kapasitasnya.
2) Menurut Oemar Hamalik
“Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam
pengajaran, disamping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran”.
3) Menurut Samsul Nizar
“Peserta didik merupakan orang yang dikembangkan”.
4) Menurut Abu Ahmadi
“Peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang
memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi
dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan,
sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu”.

9
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
peserta didik adalah seseorang yang mengembangkan potensi dalam
dirinya melalui proses pendidikan dan pembelajaran pada jalur, jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik bertindak sebagai pelaku
pencari, penerima dan penyimpan dari proses pembelajaran, dan untuk
mengembangkan potensi tersebut sangat membutuhkan seorang
pendidik/guru.

C. Ciri-ciri Peserta Didik


Menurut Umar (2008), Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami
oleh pendidik ialah :
1) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin
dikembangkan dan diaktualisasikan. Untuk mengaktualisasikannya
membutuhkan bantuan dan bimbingan.
2) Individu yang sedang berkembang
Yang dimaksud berkembang disini ialah perubahan yang terjadi dalam
diri peserta didik secara wajar, baik ditunjukan kepada diri sendiri
maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungan. Sejak manusia lahir
bahkan sejak masih berada dalam kandungan ia berada dalam proses
perkembangan. Proses perkembangan ini melalui suatu rangkaian
yang bertingkat-tingkat. Tiap tingkat (fase) mempunyai sifat-sifat
khusus. Tiap fase berbeda dengan fase lainnya.
Anak yang berada pada fase bayi berbeda dengan fase remaja, dewasa,
dan orang tua. Perbedaan-perbedaan ini meliputi perbedaan minat,
kebutuhan, kegemaran, emosi, inteligensi dan sebagainya. Perbedaan
tersebut harus diketahui oleh pendidik pada masing-masing tingkat
perkembangan tersebut. Atas dasar itu pendidikan dapat mengatur
kondisi dan strategi relevan dengan kebutuhan peserta didik.
3) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.

10
Dalam proses perkembangannya peserta didik membutuhkan bantuan
dan bimbingan. Bayai yang baru lahir secara badani dan hayati tidak
terlepas dari ibunya, seharusnya setelah ia tumbuh berkembang
menjadi dewasa ia sudah dapat hidup sendiri.
Tetapi kenyataannya untuk kebutuhan perkembangan hidupnya, ia
masih menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa,
sepanjang ia belum dewasa. Hal ini menunjukan bahwa bahwa pada
diri peserta didik ada dua hal yang menggejala:
a. Keadaan yang tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan
bantuan. Hal ini menimbulkan kewajiban orang tua untuk
membantunya.
b. Adanya kemampuan untuk mengembangkan dirinya, hal ini
membutuhkan bimbingan. Orang tua berkewajiban untuk
membimbingnya. Agar bantuan dan bimbingan itu mencapai hasil
maka harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.

D. Hak dan Kewajiban Peserta Didik


Hak Peserta Didik termaktub dalam Pasal 12 ayat (1) UU RI No. 20
Tahun 2003 bahwa: “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak:
1) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan diajarkan olehpendidik yang segama
2) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
3) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayaipendidikannya.
4) Menndapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu membiayaipendidikannya.
5) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain
yang setara.

11
6) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidakmenyimpang dari ketentuan batas waktu
yang ditetapkan.

Sedangkan kewajiban Peserta Didik. Termaktub dalam Pasal 12 ayat


(2) bahwa: Setiap peserta didik berkewajiban:
1) Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan
proses dan keberhasilan pendidikan.
2) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi
peserta didik yangdibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

E. Perkembangan Peserta Didik


Dalam perkembangan peserta didik ia mempunyai kemampuan
untuk berkembang ke arah kedewasaan. Pada diri anak ada kecenderungan
untuk memerdekaan diri. Hal ini menimbulkan kewajiban pendidik dan
orang tua (si pendidik) untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan
dan pada akhirnya mengundurkan diri.
Jadi, pendidik tidak boleh memaksakan agar peserta didik berbuat
menurut pola yang dikehendaki pendidik. Ini dimaksudkan agar peserta
didik memperoleh kesempatan memerdekakan diri dan bertanggung jawab
sesuai dengan kepribadiannya sendiri. Pada saat ini si anak telah dapat
berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.
Kelompok-kelompok menurut perkembangan sebagai berikut:
1) Bayi (0-2 tahun)
Masa bayi (sejak lahir – 1 tahun) dalam keadaan tidak berdaya di satu
pihak, akan tetapi di pihak lain menunjukan keinginan berkembang
yang tak mau berhenti dan dengan semangat yang mengagumkan.
2) Kanak-kanak (3-7 tahun)
Masa kanak-kanak (3-7 tahun) dapat diklasiikasikan kepada 2 fase,
3) Pertama usia 3-4 tahun merupakan masa otonomi rasa malu dan ragu,
pada tahap ini anak dapat berdiri sendiri secara fisik.
4) Kedua usia 4-7 tahun

12
Masa kanak-kanak (3-7 tahun) adalah masa eksplorasi (penyelidikan)
5) Anak-anak (7-12 tahun)
Masa anak-anak (7-12 tahun) mereka menginjak masa yang lebih luas
dunia mereka lebih rasional daripada dunia anak-anak. Masa ini
adalah masa perkembangan dunia kecerdasan yang lebih luas. Tanda
utamanay adalah pengenalan dan penyelidikan yang lebih luas. Masa
anak-anak adalah masa pencarian pengetahuan sebanyak mungkin,
informasi yangcocok dan hal-hal yang menyangkut uraian tentang
dunia nyata.
6) Puber (12-14 tahun)
Masa puber merupakan masa transisi dan tumpang tindih, sebab masa
ini berada dalam peralihan masa anak-anak dan remaja. Ada beberapa
ciri yang bersangkutan dengan pertumbuhan dan perkembangan
biologis dan fsikologis.

F. Kedudukan Peserta Didik


Peserta didik merupakan salah satu komponen terpenting dalam
pendidikan, tanpanya proses pendidikan tidak akan terlaksana. Oleh karena
itu pengertian tentang anak didik dirasa perlu diketahui dan dipahami
secara mendalam oleh seluruh pihak. Sehingga dalam proses
pendidikannya nanti tidak akan terjadi kemelencengan yang terlalu jauh
dengan tujuan pendidikan yang direncanakan.
Berikut ini beberapa kedudukan Peserta didik antara lain :
1) Peserta Didik sebagai Obyek Pendidikan
Peserta didik dipandang sebagai obyek jika dilihat dari sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan manusia
lain. Dalam bebagai kajiannya Ibn Khaldun bersandar sepenuhnya
kepada pengamatan terhadap fenomena sosial dalam berbagai bangsa
yang di dalamnya..dia.hidup. Begitu pula dalam pemikirannya
mengenai anak didik, ia mengaitkannya dengan aspek sosial yaitu
hubungan anak didik dengan lingkungan dan masyarakat.di
sekitarnya.

13
Keberadaan masyarakat sangat penting untuk kehidupan
manusia, karena sesungguhnya manusia memiliki watak
bermasyarakat. Ini merupakan wujud implementasi dari kedudukan
manusia sebagai makhluk sosial, yang secara harfiahnya selalu
membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Salah satu contoh yaitu
dengan adanya oganisasi kemasyarakatan. Melalui organisasi
kemasyarakatan tersebut manusia juga dapat belajar bagaimana
seharusnya menjadi orang yang dapat diterima oleh lingkungannya.
Dengan demikian maka secara tidak langsung manusia lambat laun
akan menemukan watak serta kepribadiannya sendiri.
2) Peserta Didik Sebagai Subyek Pendidikan
Manusia bukan merupakan produk nenek moyangnya, akan
tetapi, lingkungan sosial, lingkungan alam, adat istiadat. Karena itu,
lingkungan sosial merupakan pemegang tanggungjawab dan sekaligus
memberikan corak perilaku seorang manusia.
Hal ini memberikan arti, bahwa pendidikan menempati posisi
sentral dalam rangka membentuk manusia ideal yang diinginkan.
Pendidikan sebagai suatu upaya dalam membentuk manusia ideal,
mencoba mengajarkan dan mengajak manusia untuk berpikir
mengenai segala sesuatu yang ada di muka bumi, sehingga hasrat
ingin tahunya dapat terpenuhi.
Dalam sekolah anak didik (siswa) belajar berperan sebagai
anggota sekolah: menjalankan aturan, bekerja sama dengan teman,
guru, konselor, administrator, belajar mengembangkan minat.
Terutama dalam bidang ilmu pengetahuan sehingga mempunyai
kemampuan berfikir ilmiah dalam memecahkan persoalan yang
dihadapi. Minat yang telah muncul diikuti oleh tercurahnya perhatian
pada kegiatan belajar-mengajar dengan sendirinya telah membawa
murid kesuasana partisipasi aktif dalam kegiatan belajar-mengajar.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tugas Pendidik diantaranya yaitu: Tugas Educational (Pendidikan),
Tugas Intruksional, Tugas managerial (Pengelolaan) sedangkan
tanggungjawab pendidik yaitu: Tanggungjawab moral, Tanggungjawab dalam
bidang pendidikan, bidang kemasyarakatan, bidang keilmuan,
Syarat pendidik juga diatur dalam Pasal 42 Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Memiliki
kualifikasi minimum dan bersertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar, Sehat jasmani dan rohani, Memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Fungsi Pendidik yaitu sebagai Korektor, Inspirator, Informator,
Organisator, Motivator, Inisiator, Fasilitator, Pembimbing, Demonstrator,
Pengelola kelas, Mediator, Supervisor, Evaluator.
Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (Pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20
Tahun 2003).
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah
:Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, Individu yang
sedang berkembang, dan Individu yang membutuhkan bimbingan individual
dan perlakuan manusiawi.
Hak Peserta didik telah dipaparkan dalam Pasal 12 ayat (1) UU RI No.
20 Tahun 2003 sedangkan Kewajiban peserta didik terdapat pada Pasal 12
ayat (2).
Peserta didik juga dikelompokan berdasarkan perkembangannya yaitu
Bayi (0-2 tahun), Kanak-kanak (3-7 tahun), Anak-anak (7-12 tahun), Puber

15
(12-14 tahun). Peserta didik merupakan salah satu komponen terpenting
dalam pendidikan, tanpanya proses pendidikan tidak akan terlaksana.
Peserta didik berkedudukan sebagai obyek pendidikan dan subyek
pendidikan.
3.2 Saran
Pada dasarnya pendidik dan peserta didik itu merupakan dwi tunggal
yang bersatu kokoh. Keduanya memiliki hubungan erat. Untuk itu pendidik
harus bisa menjalin hubungan yang harmonis dengan para peserta didiknya
dengan senantiasa bersikap profesional sehingga harapan tercapainya tujuan
pendidikan bisa dengan mudah terwujud.

16
DAFTAR PUSTAKA

Danin, Sudarman. Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Alfabeta


Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Rahmayulis, 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Padang : The Minangkabau
Fondation Press
https://www.silabus.web.id/pengertian-peserta-didik/amp/ diakses pada tanggal 21
Oktober 2020
https://www.jogloabang.com/pendidikan/uu-20-2003-sistem-pendidikan-
nasional?amp diakses pada tanggal 21 Oktober 2020

17

Anda mungkin juga menyukai