Anda di halaman 1dari 4

Nama : SUPRIANTO

NIM : 1792042020
Prodi : Pendidikan Akuntansi (A)

PRODUK KREDIT PERBANKAN

Definisi Kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan
usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam
jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah
“penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga”. Jika seseorang menggunakan jasa kredit maka ia akan
dikenakan bunga tagihan.

Penilaian Permohonan Kredit


Pengertian dari penilaian atau analisis kredit adalah suatu kegiatan Analisa/ penilaian
berkas/ data dan juga berbagai aspek yang mendukung yang diajukan oleh pemohon
kredit, sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan apakah permohonan kredit
tersebut diterima atau ditolak.
Dalam pelaksanaan penilaian kredit, bank harus selalu mempertimbangkan berbagai hal
yang terkait seperti keamanan kredit ( safety), terarahnya tujuan penggunaan kredit
(suitability), serta menguntungkan ( profitable), agar kredit yang akan dipinjamkan dapat
memiliki manfaat dan tidak merugikan bank maupun debitur di masa depan.
Dalam menilai atau menganalisis suatu permohonan kredit perlu dibahas berbagai aspek
yang menyangkut keadaan usaha pemohon kredit. Pembahasan ini pada dasarnya adalah
untuk meneliti apakah pemohon memenuhi prinsip 5C atau tidak yang kemudian menjadi
pertimbangan bank untuk menentukan kelayakan pemohon kredit feasible dalam arti
andaikata kredit diberikan, maka usahanya akan berkembang baik dan mampu
mengembalikan kredit, baik pokok maupun bunga dalam jangka waktu yang wajar atau
sebaliknya.
Kasmir (2002: 120) menjelaskan aspek-aspek yang perlu dinilai dalam penetuan
kelayakan pemberian fasilitas kredit adalah sebagai berikut:
1. Aspek hukum/Yuridis
2. Aspek pemasaran (marketing)
3. Aspek keuangan
4. Aspek teknis
5. Aspek manajemen
6. Aspek social ekonomi
7. Aspek AMDAL

Evaluasi Kredit
Departemen kredit bank menganalisis kondisi keuangan umum perusahaan sebelum
mereka mengunjunginya untuk menilai kualitas manajemen dan apakah mereka
kemungkinan para pelanggan peminjam.
Analisis keuangan umum dikerjakan untuk menghindari permohonan pinjaman bisnis dari
perusahaan yang menjadi para pelanggan tidak baik untuk jasa-jasa keuangan yang
bervariasi yang ditawarkan oleh bank.
Sebelum pinjaman dibuat, bank-bank mengevaluasi risiko kredit atas peminjaman propektif
& kemampuannya untuk membayar kembali pinjaman dengan beberapa metode antara lain:
a. Metode tradisional: analisis laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
b. Metode lain: skor kredit dan peringkat kredit.

Faktor-faktor Penyebab Kredit Macet


Kredit macet atau non performing loan (NPL), menjadi salah satu penyakit yang bisa
menghambat perkembangan sektor jasa keuangan. Apa yang menjadi penyebab
terjadinya hal tersebut? Kredit macet disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor internal
maupun eksternal.
Faktor internal penyebab timbulnya kredit macet adalah penyimpangan dalam pelaksanaan
prosedur perkreditan, itikad kurang baik dari pemilik, pengurus, atau pegawai bank,
lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit serta lemahnya sistem informasi
kredit macet.
Sedangkan faktor eksternal penyebab timbulnya kredit macet adalah kegagalan usaha
debitur, musibah terhadap debitur atau terhadap kegiatan usaha debitur, serta
menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit.
Selain faktor-faktor di atas penyebab lainnya yang mempengaruhi terjadinnya kredit macet
adalah:
1. Kelemahan dalam Analisa kredit
2. Bank terlalu ekspansif
3. Riwayat nasabah
4. Asal ada agunan
5. Realisasi kredit yang tidak tepat waktu
6. Plafon kredit yang tidak sesuai kebutuhan nasabah.

Cara Pengendalian Kredit Macet


Kredit bisa menjadi terror bagi debitur. Tentu saja karena pihak bank akan terus menagihnya
selama cicilan tidak dibayar, yang juga jumlahnya akan semakin besar akibat menumpuknya
bunga. Namun, bukan berarti meminjam uang di bank menjadi sesuatu yang menakutkan.
Pinjaman tersebut dapat pula menyenangkan sebab dari sana kita dapat memperoleh dana
untuk membeli barang-barang yang diinginkan dengan cara mencicil. Agar bisa menjadi
debitur yang baik dan tidak terjebak kredit macet, ada beberapa prinsip meminjam yang harus
dipegang jika ingin menjadi debitur yang bebas macet, antara lain:
1. Pinjam sesuai kemampuan
2. Hindari hutang konsumtif
3. Jangan menghindari kewajiban mencicil
Jika kondisi macet telah menghampiri, cobalah untuk mengajukan restrukturisasi pinjaman
kepada pihak bank. Restrukturisasi adalah upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki
perkreditan dari debitur atau peminjam. Perbaikan tersebut dilakukan karena debitur
mengalami kesulitan melakukan pembayaran untuk melunasi hutangnya. Secara umum,
ada tiga jenis restrukturisasi yang dapat diberikan pada debitur yang berada dalam kondisi
kredit macet antara lain:
a. Penjadwalan kembali (rescheduling)
b. Persyaratan kembali (restructuring)
c. Penataan kembali (reconditioning)
Hal yang harus diingat, nama debitur akan langsung tercatat dalam Sistem Informasi
Debitur (SID) Bank Indonesia begitu mendapat restrukturisasi pinjaman dari pihak bank.
Catatan tersebut nantinya akan menyulitkan debitur untuk mengajukan pinjaman di
kemudian hari sebab namanya telah tertera sebagai pihak yang pernah mengalami kredit
macet. Karena itu, sebaiknya hindari kredit macet dengan tetap teguh memegang prisip-
prinsip pinjaman dan tekun melakukan pembayaran yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai