Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344359847

JURNAL GEOGRAFI

Article · September 2020


DOI: 10.26740/jggp.v17n1.p11-18

CITATIONS READS

0 57

1 author:

Ebid Alfatikh
Universitas Negeri Surabaya
5 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Education research View project

All content following this page was uploaded by Ebid Alfatikh on 24 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL GEOGRAFI
Geografi dan Pengajarannya
ISSN 1412 - 6982
e-ISSN : 2443-3977
Volume XVII Nomor 1 Juni 2019

PENGEMBANGAN SENSOR KECEPATAN ANGIN UNTUK EARLY WARNING


SYSTEM BAHAYA ANGIN KENCANG DI JEMBATAN SURAMADU

Ebid Rocky Alfatikh1


1
SPINS Interactional School
Karangan Jaya III No.1, Wiyung, Surabaya, Jawa Timur 60228
1
Program Magister Pendidikan Geografi, Sekolah Pascasarjana, UNESA,
Jl. Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur 60213

Abstrak: Jembatan Suramadu memiliki peran penting untuk mempercepat


pembangunan di Pulau Madura. Meningkatnya ketergantungan masyarakat
terhadap Jembatan Suramadu maka keamanan jembatan harus ditinjau agar
pengguna jembatan dapat terlindung dari bahaya. Salah satu aspek dalam
keamanan dan keselamatan jembatan adalah aliran udara di jembatan terutama
angin samping (crosswind). Pada bulan Januari 2012 Jembatan Suramadu
sudah ditutup sebanyak 11 kali akibat angin kencang. Oleh sebab itu
diperlukan suatu sistem peringatan dinisebelum kejadian angin kencang
tersebut terjadi agar pihak pengelola dan masyarakat dapat mempersiapkan
diri menghadapi kejadian tersebut.serta mendapat informasi yang faktual dan
cepat untuk menghindari korban jiwa. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental. Hasil penelitian
menunjukkan alat anemometer yang terintegrasi dengan arduino efektif untuk
mendapatkan informasi factual, akurat dan bersifat kontinyu untuk early
warning systemterjadinya angin kencang di jembatan suramadu harus cepat di
teruskan kepada pengguna yang hendak masuk suramadu karena untuk
menghindari terjadinya hantaman angin kencang ketika berada di dalam
jembatan suramadu.
Kata kunci :Sensor angin, early warning system, angin kencang

A. PENDAHULUAN udara di jembatan terutama angin


Jembatan Suramadu yang mulai samping (crosswind) (Kusumo, 2012).
beroperasi pada tanggal 10 Juni 2010
Angin kencang diatas jembatan
adalah jembatan yang menghubungkan
dapat menyebabkan kecelakaan dan
Pulau Jawa dan Pulau Madura. Tujuan
membahayakan pengguna jembatan.
dibangunnya jembatan ini adalah untuk
Struktur jembatan sendiri juga dapat
mempercepat pembangunan di Pulau
berpengaruh pada aliran udara di sekitar
Madura. Oleh karena meningkatnya
jembatan (Xu dan Guo, 2004). Pada
ketergantungan masyarakat terhadap
bulan Januari 2012 Jembatan Suramadu
Jembatan Suramadu maka keamanan
sudah ditutup sebanyak 11 kali akibat
jembatan harus ditinjau agar pengguna
angin kencang. Oleh sebab itu diperlukan
jembatan dapat terlindung dari bahaya.
suatu sistem peringatan dini atau early
Salah satu aspek dalam keamanan dan
warning sebelum kejadian angin kencang
keselamatan jembatan adalah aliran
tersebut terjadi agar pihak pengelola dan
Alamat korespondensi :
E-mail :ebidgeografi91@gmail.com
11
masyarakat dapat mempersiapkan diri B. METODE
menghadapi kejadian tersebut, serta Dalam melakukan penelitian ini, jenis
mendapat informasi yang faktual dan penelitian yang digunakan adalah
cepat untuk menghindari korban jiwa. penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimental. Dipilihnya jenis
Untuk mendeteksi kecepatan
penelitian ini karena peneliti merasa jenis
angin bisa dikembangkan sensor
ini cocok dengan penelitian yang
anemometer yang dipadukan dengan
diangkat yaitu merancang dan
arduino sehingga menghasilkan data
membangun sebuah prototype dan
yang bisa langsung diteruskan ke
melakukan penelitian berupa eksperimen
masyrakat. Anemometer adalah alat yang
terhadap objek penelitian penulis.
digunakan untuk mengukur kecepatan
Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di
angin. Satuan dari kecepatan angin
Jembatan Suramadu. Alat yang
adalah Knots (Skala Beaufort) dan dapat
dibutuhkan dalam penelitian ini yakni:
juga dalam m/s. Alat pengukur kecepatan
angin dikatakan baik jika memberikan 1) Hardware yang digunakan :
hasil pengukuran yang lebih akurat.
-Mikrokontroler Arduino Uno, Sensor
Pembuatan alat pengukur kecepatan
optocoupler, DI-Smart LCD 2x16,
angin dapat memanfaatkan teknologi
Wireless NRF24L01, Modul step up dc-
mikrokontroler. (Derek dkk 2016)
dc xl6009, Batteray 9v, Batteray 6v,
Sama halnya dengan sistem Panel surya 1wp, Pipa plastic, Bola
komputer, mikrokontroler mempunyai pimpong, Pipa, Box, Sambungan pipa,
kemampuan untuk diprogram sesuai Kabel, Specer, Mur dan baut, Saklar
dengan kebutuhan pembuatan alat on/off.
pengukur kecepatan angin. Berdasarkan 2) Sofware yang digunakan :
latar belakang diatas maka peneliti - Sofware Arduino dan Microsoft office
melakukan penelitian dengan judul 2010.
“Pengembangan Sensor Kecepatan
Perancangan alat monitoring kecepatan
Angin untuk Early Warning System
angin dengan koneksi wireless
bahaya angin kencang di Jembatan
memerlukan konsep yang baik agar bisa
Suramadu”.
menghasilkan alat yang bisa berfungsi
dengan baik dan akurat.

12 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XVII , NOMOR 1 JUNI 2019: 11-18


Berikut ini merupakan penjelasan secara
umum dalam perancangan alat secara
keseluruhan yang dapat dilihat pada
gambar 2.

Pengukur kecepatan angin terdiri


dari sensor berupa baling-baling
mangkok yang terhubung dengan
piringan berlubang, dan sensor
optocoupler. Baling-baling mangkok
terhubung dengan piringan berlubang
yang digunakan untuk menghtung
kecepatan putar balingbaling mangkok
tersebut. Titik pusat piringan dan titik
Gambar 1. Sensor Anemometer
pusat baling-baling mangkok
dihubungkan dengan sebuah poros,
sehingga piringan berputar sesuai dengan
kecepatan baling-baling pada mangkok.

Prinsip kerja anemometer yang


terhubung melalui arduino yaitu sensor
mengubah besaran kecepatan angin
menjadi sinyal digital. Sinyal ini diolah
oleh suatu rangkaian elektronik
optocoupler yang terdiri dari photodioda
data diolah oleh piranti Mikrokontroller
Arduino uno.Metode pengerjaan
Gambar 2. Arduino yang penelitian ini terbagi sebagai berikut:
dikoneksikan ke Anemometer
1. Perancangan latar belakang
Dalam perancangan sistem alat ini
proposal berdasarkan masalah yang
terdiri dari perancangan alat keras
tingginya urgensinya di masyarakat.
(hardware) dan perangkat lunak
2. Pembelian hardware dan
(software). Perangkat keras dalam
softwareHardware berupa kabel jumper,
perancangan alat yang akan dibangun
resistor, led 3 warna hijau merah kuning,
meliputi mikrokontroler Arduino Uno.

Alfatikh, Pengembangan Sensor kecepatan Angin….. 13


board practical, dan buzzerSoftware // Variable definitions
unsigned int Sample = 0; // Sample
berupa software arduino yang sifatnya
number
open source. unsigned int counter = 0; // B/W counter
for sensor
3. Perancangan panel anemometer unsigned int RPM = 0; // Revolutions per
minute
yang dikoneksikan dengan arduino
float speedwind = 0; // Wind speed (m/s)
4. Koding di software arduino.
void setup()
Metode pengolahan data dalam {
// Set the pins
penelitian ini yaitu: pinMode(windPin, INPUT);
pinMode(buzzer, OUTPUT);\
1) Reduksi Data adalah mengurangi atau pinMode(led, OUTPUT);\
memilah-milah data yang sesuai dengan pinMode(led2, OUTPUT);\
pinMode(led3, OUTPUT);\
topik dimana data tersebut dihasilkan digitalWrite(2, HIGH);
dari penelitian.
// sets the serial port to 9600
Serial.begin(9600);
2) Koding data adalah penyusuaian data
diperoleh dalam melakukan penelitian // Splash screen
Serial.println("ANEMOMETER
kepustakaan maupun penelitian lapangan
EBID");
dengan pokok pada permasalahan Serial.println("BY EBID");
Serial.println("HASIL
dengan cara memberi kode-kode tertentu
PENGUKURAN");
pada setiap data tersebutKoding data Serial.println();
}
dalam penelitian ini menggunakan
formula IF ELSE di program arduino. void loop()
{short duration,windspeed;
Berikut koding dari proyek ini:
// Pin definitions if (speedwind > 2)
# define windPin 2 // digitalWrite(buzzer, HIGH);
# define buzzer 8 // else if (speedwind <2)
# define led 4 // digitalWrite(buzzer, LOW);
# define led2 7 // if (speedwind > 2)
# define led3 12 // digitalWrite(led, HIGH);
// Constants definitions else if (speedwind <2)
const float pi = 3.14159265; // pi number digitalWrite(led, LOW);
int period = 1000; // Measurement period if (speedwind >=1 and speedwind <2 )
(miliseconds) digitalWrite(led2, HIGH);
int delaytime = 1000; // Time between if (speedwind <1 )
samples (miliseconds) digitalWrite(led3, HIGH);
int radio = 80; // Distance from center else if (speedwind >=1)
windmill to outer cup (mm) digitalWrite(led3, LOW);
int jml_celah = 22; // jumlah celah sensor Sample++;
Serial.print(Sample);

14 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XVII , NOMOR 1 JUNI 2019: 11-18


Serial.print(": Start measurement…"); Analisis yang digunakan adalah analisis
windvelocity();
data kualitatif. Analisis data kualitatif
Serial.println(" finished.");
Serial.print("Counter: "); adalah upaya yang dilakukan dengan
Serial.print(counter);
jalan mengumpulkan, memilah-milah,
Serial.print("; RPM: ");
RPMcalc(); mengklasifikasikan, dan mencatat yang
Serial.print(RPM);
dihasilakan catatan lapangan serta
Serial.print("; Wind speed: ");
WindSpeed(); memberikan kode agar sumber datanya
Serial.print(speedwind);
tetap dapat ditelusuri.Ketika angin
Serial.print(" [m/s]");
Serial.println(); berada pada level amanmaka lampu led
delay(10);
warna hijau menyala. Ketika angin
}
berada pada level siaga maka lampu led
// Measure wind speed
warna hijau menyala. Ketika angin
void windvelocity()
{ berada pada level awas maka lampu led
speedwind = 0;
merah dan buzzer menyala
counter = 0;
attachInterrupt(0, addcount, CHANGE);
unsigned long millis();
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
long startTime = millis();
while(millis() < startTime + period) {} Pengembangan Sistem pengukuran
mempunyai peranan penting dalam
detachInterrupt(1);
} kehidupan manusia, khususnya untuk
mengetahui nilai dari besaran fisis.
void RPMcalc()
{ Pengukuran adalah membandingkan
RPM=((counter/jml_celah)*60)/(period/
besaran fisis yang belum diketahui
1000); // Calculate revolutions per
minute (RPM) nilainya dengan besaran fisis yang telah
}
diketahui nilainya. Hasil pengukuran
void WindSpeed() bersifat universal yang dapat dinyatakan
{
dalam angka dan satuan atau nilai dan
speedwind = ((2 * pi * radio * RPM)/60)
/ 1000; // Calculate wind speed on m/s satuan, misalnya pengukuran kecepatan,
}
berat, suhu dan lain-lain.
void addcount()
Kecepatan termasuk dalam
{
counter++;} pengukuran tunggal, yang hanya
mungkin dilakukan satu kali saja karena
Teknik analisis data bertujuan
obyek pengukuran tidak dapat diulang.
menguraikan dan memecahkan masalah
Alat ukur yang digunakan dapat
yang berdasarkan data yang diperoleh.

Alfatikh, Pengembangan Sensor kecepatan Angin….. 15


memakai berbagai macam alat, sesuai ditutup sepenuhnya baik sepeda motor
dengan fungsi penggunaannya, dalam maupun mobil. (Taufiq 2012)
bahasan ini untuk mengukur kecepatan
Selain itu juga bisa melalui
angin.
pengembangan data Cross-Calibrated
Perkembangan teknologi saat ini Multi-Platform (CCMP) yang sudah diuji
telah sampai pada penggunaan satelit di kemampuannya untuk penggambaran
skala makro. Satelit dapat digunakan kasus kejadian penutupan jembatan. Pada
untuk mempelajari pembentukan awan, tahun 2011 Atlas dkk. melakukan
suhu dan perkiraan cuaca, sedangkan penelitian mengenai akurasi CCMP yang
dalam skala mikro dapat digunakan digunakan untuk pencitraan kecepatan
untuk mendeteksi kecepatan angin atau angin permukaan laut. Hasil dari
suhu di daerah tertentu. Namun penelitian ini menunjukan bahwa
pemanfaatan satelit dalam skala mikro, perbedaan nilai atau selisih antara data
misalnya untuk mendeteksi kecepatan CCMP dan data pengamatan insitu di
angin, belum dapat diandalkan. daerah laut sebesar 0.5 m/s. Penelitian ini
menunjukan bahwa data CCMP memiliki
Parameter keamanan Jembatan
akurasi yang cukup baik untuk digunakan
Suramadu saat ini ditentukan oleh
sebagai data verifikasi. (Atlas 2011)
kecepatan angin yang terukur di Stasiun
Maritim BMKG Tanjung Perak. Stasiun Namun data dari BMKG maupun
Maritim BMKG Tanjung Perak berjarak data dari CCMP merupakan data
kurang lebih 4 Km dari Jembatan sekunder dan data yang bersifat
Suramadu. probably. Salah satu upaya untuk
mengatasi kendala tersebut adalah
Parameter keselamatan yang
dengan pembuatan alat ukur otomatis.
digunakan saat ini oleh pihak Badan
Alat ukur yang digunakan harus bersifat
Pengembangan Wilayah Suramadu
peka, kuat, sederhana dan teliti. Secara
(BPWS) adalah ketika kecepatan angin di
garis besar ada dua macam metode dalam
Stasiun Maritim BMKG Tanjung Perak
pembacaan alat ukur, yaitu: - Recording
mencapai 40 km/jam atau 11.1 m/s maka
yaitu alat yang dapat mencatat data
jembatan akan ditutup untuk pengendara
secara terusmenerus, sejak pemasangan
sepeda motor. Sedangkan ketika
hingga pergantian alat berikutnya.
kecepatan angin mencapai 60 km/jam
Contoh : barograf dan anemograf - Non
atau 16.67 m/s maka jembatan akan
recording yaitu alat yang digunakan bila

16 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XVII , NOMOR 1 JUNI 2019: 11-18


datanya harus dibaca pada saat-saat warning system, Adapun saran yang
tertentu untuk memperoleh data. Contoh: dapat disampaikan peneliti yaitu:
barometer, ermometer dan anemometer.
1. Diharapkan alat sistem ini bisa dibuat
Hasil penelitian menunjukkan alat dalam bentuk real dengan mengacu pada
anemometer yang terintegrasi dengan prototype yang telah dibuat oleh peneliti.
arduino efektif untuk mendapatkan
2. Untuk hasil yang maksimal diharapkan
informasi faktual dan akurat untuk early
menggunakan sensor pembacaan arus
warning system erjadinya angin kencang
yang lebih bagus agar data yang
di jembatan suramadu harus cepat di
diperoleh juga akurat.
teruskan kepada pengguna yang hendak
masuk suramadu karena untuk
menghindari terjadinya hantaman angin DAFTAR PUSTAKA
kencang ketika berada di dalam jembatan ANTARA. Jembatan Suramadu di Tutup
suramadu. Akibat Angin Kencang. Oktober 2,
2010.
D. SIMPULAN
http://www.mediaindonesia.com/read/20
Penggunaan teknologi untuk
10/10/02/17
mendeteksi bahaya angin samping di
2377/125/101/Jembatan-Suramadu-
wilayah suramadu masih menganlkan
Ditutup-akibat- Angin-Kencang
data sekunder dari bmkg, sehingga
(accessed Juni 5, 2012).
masyarakat tidak secara cepat dan
kontinyu menerima sinyal tersebut. Atlas, Robert, et al. "A Cross-Calibrated,
Multiplatform Ocean Surface Wind
Berdasarkan hasil pengujian dari
Velocity Product For
simulasi sistem peringatan dini bahaya
Meteorological And Oceanographic
angin kencang, dapat disimpulkan bahwa
Applications ." American
tujuan dari penelitian ini telah tercapai,
Meteorology Society, 2011: 157-
yaitu memberikan informasi sedini
174.
mungkin akan adanya bahaya angin
kencang kepada pengunjung yang berada Badan Pengembangan Wilayah Surabaya

disekitar pintu masuk jembatan Madura. Suramadu Percepat

Suramadu. Karena alat yang Pemberdayaan Ekonomi Madura. 2

dikembangkan di proposal ini memiliki 12, 2012. http://bpws.go.id/?p=894

karakteristik yang mumpuni untuk early (accessed 6 2, 2012).

Alfatikh, Pengembangan Sensor kecepatan Angin….. 17


Derek,Oktavian dkk. 2016. Rancang
Bangun Alat Monitoring Kecepatan
Angin Dengan Koneksi Wireless
Menggunakan Arduino Uno. E-
Journal Teknik Elektro dan
Komputer vol.5 no.4 Juli-September
2016. UNSRAT:Manado.

F. Djuandi, 21 Juli 2011[online].


“pengenalan arduino”. Tersedia
di:www.tokobuku.com

Kusumo, Bimo. 2012. Prediksi Aliran


Udara Di Jembatan Suramadu
Dengan Model WRF-CFD.
Program Studi Meteorologi
Institut Teknologi Bandung.
Bandung.

Taufiq, Fatkhurrohman. Ada Puting


Beliung, Jalur Motor Suramadu
Ditutup. Maret 13, 2012.
http://www.tempo.co/read/news/201
2/03/13/058389 905/Ada-Puting-
Beliung-Jalur-Motor-Suramadu-
Ditutup (accessed mei 7, 2019)

Zhou, Qi, Le-Dong Zhu, and Zhen-Shan


Guo. "Study on wind environment
over a bridge deck near tower using
CFD with LES model and wind
tunnel test." The Fifth International
Symposium on Computational Wind
Engineering. Chapel Hill, 2010.

18 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XVII , NOMOR 1 JUNI 2019: 11-18

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai