Anda di halaman 1dari 23

BAB III

DESKRIPSI DEPARTEMEN K3LH


UNIT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

3.1 Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan Hidup


Departemen K3LH (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup)
merupakan suatu departemen yang bertugas mengontrol, mengaplikasikan,
mengarahkan dan menjaga para karyawan dalam suatu perusahaan agar dapat bekerja
secara nyaman, aman dan sehat. Departemen K3LH juga bertugas menjaga lingkungan
perusahaan untuk membuat para karyawan dan masyarakat sekitar perusahaan merasa
nyaman dalam bekerja maupun beraktivitas.
3.1.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah pendekatan yang menentukan standar
yang menyeluruh dan bersifat (spesifik), penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-
praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan pelaksanaan melalui surat panggilan,
denda dan hukuman-hukuman lain.
Secara filosofis, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani tenaga kerja,
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan K3 diartikan sebagai suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan
seperti cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja dalam
hubungannya dengan perlindungan tenaga kerja adalah salah satu segi penting dari
perlindungan tenaga kerja. Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya akan
membawa iklim yang aman dan tenang dalam bekerja sehingga sangat membantu
hubungan kerja dan manajemen.
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993 adalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah
upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/
perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi
dapat digunakan secara aman dan efisien. Konsep dasar mengenai keselamatan dan

34
kesehatan kerja adalah perilaku yang tidak aman karena kurangnya kesadaran pekerja
dan kondisi lingkungan yang tidak aman.

3.1.2 Sejarah Munculnya K3 di Indonesia


Sejarah Perkembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja tidak diketahui kapan
tepatnya. Namun pengerahan tenaga kerja sesungguhnya sudah setua usia manusia di
bumi ini dan bersamaan dengan itu juga adanya proses pengupahan kepada tenaga
kerja.Yang dikenal sebagai Bapak K3 yaitu Bernardin Ramazzini, dengan bukunya De
Morbis Artrificum Diatriba yang menguraikan tentang berbagai jenis penyakit yang
timbul berkaitan dengan pekerjaan.
Ada beberapa konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang menjadi
point penting dalam lintasan sejarahnya di dunia dan khususnya yang terjadi di
Indonesia mulai zaman penjajahan hingga merdeka. Berikut gambaran singkatnya di
bawah ini :
1 Konsep K3 Pada Zaman Revolusi Industri:
 Di mulai ketika terjadi Revolusi industri, Terutama di eropa pada abad 18. Peran
manusia mulai digantikan oleh mesin.
 Lahir sebuah aturan yang disebut “Common Law Defence” (CLD). CLD
berintikan 3 (tiga) hal: Contributing negligence, Fellow servant rule & risk
assumption.
 Akibat adanya tekanan dari kaum industrialis yang memiliki kesadaran K3,
muncul konsep “EMPLOYERS LIABILITY” yang mengatur bahwa K3 menjadi
tanggung jawab semua pihak dalam lingkungan industri yaitu pengusaha,
pekerja/buruh & masyarakat umum.
 Lahir teori domino oleh H.W.HEINDRICK (1913).
 Lahir teori ”Loss Control Management” & ”Risk Management” yg berkaitan
erat dengan konsep K3.
2 Konsep K3 pada Zaman Penjajahan Belanda
 Adanya pengerahan tenaga kerja melalui perbudakan.
 Tahun 1816,sebuah lembaga yg bertujuan menghapuskan perbudakan didirikan
oleh Sir Thomas Stanford Raffles.
 Tahun 1818, ditetapkan UUD Hindia Belanda yaitu ”Regreling Reglement”
yang beberapa pasalnya melarang adanya perbudakan

35
 Belanda meratifikasi konvensi ILO No.29 yang dituangkan dlm Staatsblad 1933
No.261 tentang larangan kerja rodi/kerja paksa.
 Tahun 1908, beberapa anggota parlemen Belanda yg peduli pada nasib pekerja
mendesak agar memberlakukan peraturan K3 di daerah ”Nederland Indie”.
 Peraturan Keselamatan Kerja yang pertama diterbitkan Oleh Pemerintah Hindia
Belanda pada Tahun 1910.
3. Konsep K3 pada Zaman Penjajahan Jepang
 Adanya pengerahan naker melalui perbudakan (romusha).
 Konsep K3 yang dibangun oleh pemerintah Belanda diabaikan oleh Jepang.
4. Konsep K3 pada Zaman Kemerdekaan
 Lahirnya beberapa peraturan diantaranya yaitu : UU No.12 tahun 1948 tentang
kerja, UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai
Tenaga Kerja dan UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
 Implementasi K3 pada awal masa pemerintahan ORDE BARU paralel dengan
konsep Pembangunan nasional.
 Adanya UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan yang telah di amandemen
menjadi UU NO.36 Tahun 2009, UU No.13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan UU No.3 thn 1992 tentang Jaminan Sosial Tnaga Kerja.
 Demi Mewujudkan tenaga kerja yang sehat, selamat, kompetitif & produktif,
pemerintah juga membentuk Lembaga Higiene Industri di dua Departemen/
Kementerian yaitu di Departemen/ Kementerian Tenaga Kerja dan Di
Departemen/ Kementerian Kesehatan.

3.1.3 Undang-undang yang mengatur K3:


1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat
kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru
maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala.
3. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

36
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampi dengan
keselamatan dan kesehatan kerja
4. UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81 Concerning
Labour Inspection in Industry and Commerce (yang mana disahkan 19 Juli 1947). Saat
ini, telah 137 negara (lebih dari 70%) Anggota ILO meratifikasi (menyetujui dan
memberikan sanksi formal) ke dalam Undang-Undang, termasuk Indonesia (sumber:
ILO). Ada 4 alasan Indonesia meratifikasi ILO Convention No. 81 ini, salah satunya
adalah point 3 yaitu baik UU No. 3 Tahun 1951 dan UU No. 1 Tahun 1970 keduanya
secara eksplisit belum mengatur Kemandirian profesi Pengawas Ketenagakerjaan serta
Supervisi tingkat pusat (yang diatur dalam pasal 4 dan pasal 6 Konvensi tersebut) –
sumber dari Tambahan Lembaran Negara RI No. 4309.
5. Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, disana
terdapat Ruang Lingkup Pelaksanaan, Syarat Keselamatan Kerja, Pengawasan,
Pembinaan, Panitia Pembina K-3, Tentang Kecelakaan, Kewajiban dan Hak Tenaga
Kerja, Kewajiban Memasuki Tempat Kerja, Kewajiban Pengurus dan Ketentuan
Penutup (Ancaman Pidana). Inti dari UU ini adalah, Ruang lingkup pelaksanaan K-3
ditentukan oleh 3 unsur: Adanya Tempat Kerja untuk keperluan suatu usaha, Adanya
Tenaga Kerja yang bekerja di sana Adanya bahaya kerja. Dalam Penjelasan UU No. 1
tahun 1970 pasal 1 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918, tidak
hanya bidang Usaha bermotif Ekonomi tetapi Usaha yang bermotif sosial pun (usaha
Rekreasi, Rumah Sakit, dll) yang menggunakan Instalasi Listrik dan atau Mekanik, juga
terdapat bahaya (potensi bahaya tersetrum, korsleting dan kebakaran dari Listrik dan
peralatan Mesin lainnya).
6. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan yaitu undang- Undang
ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan
badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan
dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja
juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta
mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
7. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya Paragraf 5 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 86 dan 87. Pasal 86 ayat 1 berbunyi: “Setiap
Pekerja/ Buruh mempunyai Hak untuk memperoleh perlindungan atas (a) Keselamatan

37
dan Kesehatan Kerja.” Aspek Ekonominya adalah Pasal 86 ayat 2: ”Untuk melindungi
keselamatan Pekerja/ Buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja.” Sedangkan Kewajiban
penerapannya ada dalam pasal 87: “Setiap Perusahaan wajib menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan Sistem
Manajemen Perusahaan.”
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen K3. Dalam Permenakertrans yang terdiri dari 10 bab dan 12 pasal ini,
berfungsi sebagai Pedoman Penerapan Sistem Manajemen K-3 (SMK3), mirip OHSAS
18001 di Amerika atau BS 8800 di Inggris.

3.2 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Pupuk Iskandar Muda


Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM)
senantiasa melaksanakan peraturan-peraturan Pemerintah dalam hal penerapan aturan-
aturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) baik terhadap karyawan maupun
lingkungan pabrik. Sesuai dengan PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), maka PT Pupuk Iskandar
Muda telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Terpadu yang dilakukan secara
menyeluruh dengan mengintegrasikan SMK3, Sistem Manajemen Lingkungan (SNI 19
– 14001), dan Sistem Manajemen Mutu (SNI ISO 9001). Hal ini tertuang di dalam
Prosedur PT Pupuk Iskandar Muda IM-2003-4240 tentang Prosedur Tujuan dan
Sasaran Sistem Manajemen Terintegrasi. Untuk menjaga keselamatan kerja, area di
pabrik PT Pupuk Iskandar Muda dibagi menjadi 3 zona, yakni zona pagar hijau (area
perkantoran), zona pagar kuning (area perbengkelan), dan zona pagar merah (area
Pabrik Amonia dan Urea). Keadaan darurat juga dibagi menjadi 3, yakni keadaan
Darurat I (terbatas di lingkungan pabrik), Darurat II (menyebar sampai ke perkantoran
dan sekitar pabrik, dan Darurat III (menyebar luas sampai area permukiman
masyarakat). Sistem tanggap darurat yang dilakukan disesuaikan dengan tingkatan
keadaan darurat yang terjadi. Penanggulangan Darurat I dilakukan oleh unit kerja dan
bagian keselamatan, Darurat II oleh Emergency Team, dan Darurat III dilakukan
evakuasi dan meminta bantuan TBPKD (Tim Bantuan Penanggulangan Keadaan
Darurat). Bila keadaan darurat terjadi, sirine sistem tanggap darurat akan dihidupkan
memanjang selama 2 menit. Perintah evakuasi ditandai dengan bunyi sirene naik turun
dengan periode 5 detik selama 2 menit.

38
Bila terjadi keadaan darurat seperti kebakaran dan ledakan yang mengganggu
lingkungan, tumpahan/kebocoran bahan dan limbah berbahaya, serta KPPL tidak
beroperasi normal, semua orang yang tidak bertugas sebagai penyelamat harus segera
berkumpul di assembly point. Letak assembly point berada di tempat parkir pabrik,
daerah selatan pabrik PIM-2, area dekat Departemen K3LH, dan area masjid komplek
PT PIM. Berbagai upaya penanggulangan untuk mencegah terjadinya keadaan darurat
dilakukan dengan:

1. Keharusan memiliki safety permit, surat ijin bekerja aman di daerah operasi.
2. Pemeriksaan terhadap perpipaan gas untuk mendeteksi apabila ada kebocoran.
3. Kewajiban penggunaan alat pelindung diri (APD) berupa safety hat, safety
googles, safety shoes. Berbagai alat pelindung diri lainnya dapat berupa berbagai
jenis sarung tangan sesuai kebutuhan, compressed air breathing, dust mask
respirator, air line respirator, canister gas mask, canister mono respirator, kaca
mata las, pelindung muka, pelapis asbes, kap las tangan, sabuk pengaman, ear
plug, ear muff, appron, dan baju tahan asam/alkali.
4. Inspeksi rutin untuk mencegah kegagalan alat.
5. Peletakan SOP sebagai petunjuk penggunaan alat kerja dan cara mengatasi
masalah.
6. Keharusan memiliki berbagai surat izin seperti surat izin mengemudi di
lingkungan perusahaan, izin masuk pabrik, izin pengambilan foto, dan lain-lain.

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup merupakan salah satu


bagian dari tata nilai yang perlu diwujudkan agar tercapai tujuan dalam suatu
perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut PT Pupuk Iskandar Muda bertekad untuk:
1. Membangun landasan kepatuhan sejalan dengan hukum dan peraturan
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan pelestarian lingkungan serta
komitmen sukarela.
2. Mengupayakan perbaikan berkelanjutan atas berbagai aspek yang berkaitan
dengan kinerja K3 dan pelestarian lingkungan.
3. Menetapkan dan pengkajian sasaran, penilaian dan pelaporan kinerja K3 dan
pelestarian lingkungan dengan menerapkan best practices yang tepat pada
situasi setempat.
4. Memupuk pemahaman yang lebih baik mengenai masalah K3 dan pelestarian
lingkungan, terkait dengan aktivitas usaha perusahaan.

39
5. Menempatkan K3 dan pelestarian lingkungan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Laporan
Tahunan.
6. Menyertakan partisipasi karyawan sebagai bagian dari upaya peningkatan
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan.

3.4 Posisi, Peran, Fungsi dan Tujuan K3


a. Posisi Kesehatan dan Keselamatan dalam ilmu K3
Posisi kesehatan kerja berada pada lingkup pekerja dan lebih menekankan pada
aspek promosi terhadap kesehatan para pekerja sementara posisi keselamatan berada
pada aspek interaksi yang ada dalam system kerja atau proses kerja.
b. Peran Kesehatan dan Keselamatan dalam ilmu K3
Peran Kesehatan dan Keselamatan dalam ilmu Kesehatan kerja berkontribusi
dalam upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan upaya promosi kesehatan,
pemantauan dan survailan kesehatan serta upaya peningkatan daya tubuh dan kebugaran
pekerja. Sementara peran keselamatan adalah menciptakan system kerja yang aman atau
yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan
menjaga aset perusahaan dari kemungkinan loss.
c. Tujuan Kesahatan dan Keselamatan berdasarkan ilmu K3
 Kesehatan kerja memiliki tujuan sebagai berikut
1. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
2. Meningkatkan derajat kesehatan pekerja melalui promosi K3
3. Menjaga status kesehatan dan kebugaran pekerja pada kondisi yang optimal
 Keselamtan kerja memiliki tujuan sebagai berikut
1. Menciptakan sistem kerja yang aman mulai dari input, proses dan output
2. Mencega terjadinya kerugian (loss) baik moril ataupun materil akibat
terjadinya kecelakaan
3. Melakukan pengendalian terhadap resiko yang ada di tempat kerja
d. Fungsi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
 Fungsi dari Kesehatan kerja
1. Identifikasi dan Melakukan Penilaian terhadap resiko dari bahaya kesehatan di
tempat kerja

40
2. Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktek
kerja termasuk desain tempat kerja
3. Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang kesehatan kerja
dan APD
4. Melaksanakan surveilan terhadap kesehatan kerja
5. Terlibat dalam pross rehabilitasi
6. Mengelolah P3K dan tindakan darurat
 Fungsi dari Keselamatan kerja
1. Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek berbahaya
2. Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program
3. Terapkan, dokumentasikan dan informasikan rekan lainnya dalam hal
pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya
4. Diukur, periksa kembali keefektifitasan pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya.

3.5 Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja


Terdapat tiga alasan keselamatan kerja merupakan keharusan bagi setiap
perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain alasan moral, hukum, dan ekonomi.
1. Moral
Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya
manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi. Manusia memiliki
hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatn dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-
nilai agama (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagankerjaan). Para pemberi kerja melaksanakan itu untuk membantu dan
memperingan beban pederitaan atas musibah kecelakaan kerja yang dialami para
karyawan dan keluarga.
2. Hukum
Undang-Undang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja untuk
menghadapi resiko kerja yang dihadapi yang ditimbulkan pekerjaan. Para pemberi kerja
yang lalai atas tanggung jawab dalam melindungi pekerja yang mengakibatkan
kecelakaan kerja akan mendapat hukuman yang setimpal yang sesuai dengan Undang-
undang ketenagakerjaan. Yang tertara pada undang-undang nomor 1 tahun 1970tentang

41
keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi para pekerja pada segala lingkungan
kerja baik di darat, dalam tanah,
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
3. Ekonomi
Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena mengelurkan
biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang dialami pekerja.
Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian kecelakaan kerja yang dialami
karyawan kepada pihak asuransi. Kerugian tersebut bukan hanya berkaitan dengan
biaya pengobatan dan pertanggungan lainnnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi
perhitungan akibat kecelakaan kerja yang diderita para pekerja.

3.6 Konsep Dasar Keselamatan Kerja


3.6.1 Pengertian Dasar Safety
Safety berasal dari bahasa Inggris yang artinya keselamatan. Kata-kata safety
sudah sangat popular dan dipahami oleh hampir semua kalangan. Bahkan sebagian
besar perusahaan lebih suka menggunakan kata safety dari pada keselamatan. Misalnya
hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur memiliki Departemen
Safety atau Safety Departement. Safety dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana
seseorang terbebas dari kecelakaan atau bahaya baik yang dapat menyebabkan kerugian
secara material dan spiritual. Penerapan safety pada umumnya berkaitan dengan
pekerjaan sehingga safety lebih cenderung diartikan keselamatan kerja. Bahkan saat ini
safety sudah tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan (Health) dan lingkungan
(Environment) atau yang lebih dikenal dengan Safety Health Environment (SHE), ada
juga yang menyebutnya Occupational Health & Environment Safety (OH & ES). Maka
secara lebih luas safety dapat diartikan sebagai kondisi dimana tidak terjadinya atau
terbebasnya manusia dari kecelakaan, penyakit akibat kerja dan kerusakan lingkungan
akibat polusi yang dihasilkan oleh suatu proses industri.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau terjadinya
kondisi tidak aman dapat dipelajari dengan pendekatan keilmuan atau pendekatan
praktis yang kemudian dikembangkan menjadi konsep dan teori tentang kecelakaan.
Pada umumnya teori tentang kecelakaan memusatkan perhatian pada tiga faktor
penyebab utama kecelakaan yaitu peralatan, cara kerja dan manusia atau pekerja.
Seorang ahli keselamatan kerja Heinrich (1931) mengembangkan suatu konsep atau

42
teori terjadinya kecelakaan yang dikenal dengan teori domino. Berdasarkan teori ini
suatu kecelakaan terjadi dapat diakibatkan olehlimafaktor yang berdampak secara
berurutan seperti limat batu domino yang dideret berdiri sejajar, yang apabila batu yang
didepan jatuh akan mengakibatkan jatuhnya batu-batu yang ada dibelakangnya secara
berantai. Kelima faktor tersebut adalah kebiasaan, kesalahan seserorang, perbuatan,
kondisi tidak aman dan kecelakaan. Menurut teori ini apabila rantai penyebab tersebut
di putus atau salah satu batu domino tersebut dihilangkan maka kecelakaan dapat
dihindarkan.
Pada tahun 1967 seorang ahli safety lain bernama Birds mengembangkan teori
baru dengan memodifikasi teori Heinrich. Konsep dasar teori dari Birds sama teori
domino yaitu bahwa setiap kecelakaan disebabkan oleh lima faktor yang berurutan
yaitu; manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak, dan kerugian. Teori ini
menekankan bahwa manajemen memegang peran penting dalam mengurangi atau
menghindari terjadinya kecelakaan. Bahkan Birds menyatakan bahwa kesalahan
manajemen merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan, sementara tindakan
tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) merupakan penyebab
langsung suatu kecelakaan. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Birds
dinyatakan bahwa setiap satu kecelakaan berat disertai oleh 10 kejadian kecelakaan
ringan, 30 kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerusakan harta benda dan 600
kejadian-kejadian hampir celaka. Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat kecelakaan
kerja dengan membandingkan biaya langsung dan biaya tak lansung adalah 1 : 5-50 dan
dapat digambarkan ibarat puncak gunung es dipermukaan laut. Yang sering terlihat dan
diperhatikan dari suatu kejadian adalah kerugian akibat biaya pengobatan dan biaya
konpensasi, sementara biaya lain yang jauh lebih besar seperti waktu investigasi,
kehilangan waktuproduksi, cacat produksi, menurunya tingkat kepercayaan pelanggan
dan sebagainya jarang sekali menjadi perhatian manajemen perusahaan.

3.6.2 10 Faktor yang Mempengaruhi Safety Culture


 Pendidikan
 Kebijakan
 Keteladanan
 Pengetahuan
 Kepedulian

43
 Kepatuhan
 Pengawasan
 Kerja sama
 Kebutuhan
 Reward/ punishment

3.7 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dibutuhkan kebijakan dari
manajemen perusahaan, sehingga sekali kebijakan telah ditetapkan akan menjadi
pedoman pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam lingkungan perusahaan
sampai diterbitkannya kebijakan lain yang menggantikan kebijakan terdahulu.
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan komponen dasar
kebijakan manajemen yang akan memberi arah bagi setiap pertimbangan yang
menyangkut aspek operasional dari kualitas, volume dan hubungan kerja. Sistem
Manajemen Kerja menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun
2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 1
menyatakan bahwa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Ini adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
Struktur Organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja. Guna tercapainya tempat
kerja dan lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif.
Peran manajemen dalam meminimalkan kecelakaan kerja sangat sentral. Frank
E. Bird Petersen menyatakan bahwa usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil
apabila dimulai dari memperbaiki manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
Kemudian, praktik dan kondisi di bawah standar merupakan penyebab terjadinya suatu
kecelakaan dan merupakan gejala penyebab utama kesalahan manajemen.
I. Manajemen  Kurang Kontrol
II. Sumber  Penyebab Utama

44
III. Gejala  Penyebab langsung (praktek dibawah standar)
IV. Kontak  Peristiwa (kondisi di bawah standar)
V. Kerugian  Gangguan (tubuh maupun harta benda)
3.7.1 Pengertian SMK3
Occupational Health and Safety Assessment Series menjabarkan pengertian
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
keseluruhan sistem manajemen yang memudahkan manajemen manajemen risiko K3
yang berkaitan dengan bisnis organisasi. Hal ini mencakup struktur organisasi ativitas
yang terencana, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk
mengembangkan, menerapkan, mencapai, meninjau dan memelihara kebijakan K3
organisasi.
Rencana K3 paling sedikit memuat tentang:
a. Tujuan dan sasaran
b. Skala prioritas
c. Upaya pengendalian bahaya
d. Penetapan sumber daya
e. Jangka waktu pelaksanaan
f. Indikator pencapaian
g. Sistem pertanggungjawaban

3.7.2 Manfaat SMK3


Manfaat dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
yaitu perlindungan karyawan, memperlihatkan kepatuhan terhadap peraturan,
mengurangi biaya, membuat sistem manajemen yang efektif serta meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan pelanggan perusahaan.
3.8.2 Program Strategis K3
Dalam melakukan pencapaian safety performance K3, PT Pupuk Iskandar Muda
menyusun program strategis K3 selama tahun 2014. Program tersebut adalah:
1) Program Behaviour Based Safety (BBS).
Dalam melaksanakan program tersebut, Perusahaan melakukan beberapa
kegiatan, antara lain:
a. Survei terhadap perilaku budaya K3 terhadap karyawan di lingkungan PT
Pupuk Iskandar Muda. Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui
profil Safety Culture Maturity Level (SCML) di PT Pupuk Iskandar Muda.

45
PT Pupuk Iskandar Muda sudah memiliki komitmen yang tinggi dari
manajemen puncak dan menengah. Hal ini tercermin dari alokasi sumber
daya yang memadai untuk program-program K3.
b. Safety Management Walk Through (SMWT) yang dilakukan oleh tim dari
manajemen PT Pupuk Iskandar Muda. Kegiatan ini bertujuan agar tim
manajemen dapat mengetahui kondisi lingkungan kerja terhadap kesesuaian
peraturan K3 dan dapat langsung dikomunikasikan terhadap karyawan di
lapangan untuk ditindaklanjuti ke tahap perbaikan.
c. Media Nearmiss Card digunakan untuk melakukan pelaporan terhadap
temuan kondisi maupun perilaku yang tidak aman di tempat kerja. Sehingga
temuan di lapangan dapat dilaporkan dan dicatat untuk segera
ditindaklanjuti serta menumbuhkan rasa kepedulian K3 terhadap seluruh
karyawan PT Pupuk Iskandar Muda.
2) Program Process Safety Management (PSM)
Dalam melaksanakan program tersebut, perusahaan mengikuti pedoman
penerapan PSM yang dikeluarkan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) tentang
Pedoman Manajemen Keselamatan Proses/Process Safety Management (PSM)
yang didasarkan pada standar OSHA 29 CRF1910.11 “Process Safety
Management of Hazardous Subtances”. Adapun beberapa kegiatan yang
dilakukan dalam melaksanakan program PSM, antara lain:
a. Pelatihan “PSM Awareeness” : Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan
wawasan sehingga dapat merencanakan kegiatan-kegiatan yang terkait
dengan 14 elemen PSM yang ada.
b. Membentuk Tim Champion PSM dengan PT Pupuk Indonesia (Persero):
Tim ini bertugas untuk merencanakan kegiatan terkait dengan pemenuhan
14 elemen PSM tersebut di masing-masing perusahaan Pupuk. Hal ini
tertuang di dalam SK Direksi PT Pupuk Indonesia (Persero)
No.SK/DIR/050/2012 tentang
c. “Pembentukan Tim Champion Process Safety Management (PSM).”
d. Pembuatan dan penyempurnaan prosedur-prosedur internal Perusahaan yang
terkait dengan 14 elemen PSM.
e. Melaksanakan latihan penanggulangan kecelakaan industri setiap tahun. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan tim
penanggulangan kecelakaan industri dalam melakukan tindakan

46
pengamanan, pertolongan korban dan penanggulangan terhadap kecelakaan
industri skala besar di lingkungan perusahaan.
f. Sosialisasi Penerapan Contractor Safety Management System (CSMS):
CSMS merupakan salah satu kegiatan perusahaan yang bertujuan untuk
memberikan pedoman bagi penyedia jasa/rekanan PT Pupuk Iskandar Muda
dalam mentaati semua peraturan Perusahaan di bidang K3 dan Lingkungan
Hidup, meyakinkan pekerjaan yang akan dilakukan dapat berjalan lancar,
aman dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan serta memudahkan.
3) Safety Plant Audit oleh PT Pupuk Indonesia (Persero)
Program ini merupakan salah satu program audit SMK3 yang dilakukan
oleh PT Pupuk Indonesia (Persero). Pada tahun 2014, PT Pupuk Iskandar Muda
melakukan beberapa kegiatan tindak lanjut hasil temuan audit.
4) Program Bulan K3 Nasional
Program Bulan K3 nasional merupakan program nasional tahunan sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No.KEP.372/MEN/XI/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2010 – 2014.
Pada tahun 2014 tema yang diambil adalah “Budayakan K3 Disetiap
Kegiatan Usaha Menuju Masyarakat Industri yang Selamat, Sehat dan Produktif.”
Adapun rangkaian kegiatan bulan nasional K3 PT Pupuk Iskandar Muda pada
tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. Upacara Bulan K3 Nasional di halaman gedung kantor pusat
b. Lomba PMK dan P3K untuk karyawan dan istri karyawan
c. Donor darah
d. Sosialisasi Contractor Safety Management System (CSMS) kepada
perusahaan rekanan PT Pupuk Iskandar Muda.
5) Program Pembinaan K3 (P2K3) terhadap karyawan dan kontraktor
Dalam melaksanakan program pembinaan K3, PT Pupuk Iskandar Muda
melakukan beberapa kegiatan, antara lain:
a. Safety Induction: Dilakukan terhadap setiap calon karyawan baru ketika
masih training di class room. Tujuannya supaya setiap calon karyawan baru,
mutasi atau promosi ke unit kerja baru sebelumnya mengetahui tentang
sistem manajemen K3 perusahaan, peraturan K3, potensi dan risiko bahaya

47
di lingkungan kerja atau unit kerjanya serta cara-cara pengendalian terhadap
risiko bahaya yang ada.
b. Safety Talk: Dilakukan pada setiap hari Kamis Pagi oleh karyawan, kepala
bagian, kontraktor hingga tingkat direksi juga dilakukan setiap kali akan
melakukan pekerjaan. Tujuannya supaya karyawan dan kontraktor yang
akan bekerja mengetahui risiko bahaya terhadap pekerjaan yang akan
dilakukan serta pengendaliannya yang sudah tertuang di dalam Job Safety
Analys (JSA).
c. Pelatihan Penyegaran K3: Dilakukan terhadap karyawan setiap tahun
dengan tujuan supaya karyawan dapat merefresh kembali tentang peraturan
K3 Perusahaan serta prosedur-prosedur yang terkait dengan K3. Sehingga
kepedulian setiap individu karyawan terhadap K3 dapat tumbuh dan
menjadi budaya di lingkungan PT Pupuk Iskandar Muda.
d. Bimbingan Teknis Contractor Safety Management System: Dilakukan
terhadap perusahaan rekanan PT Pupuk Iskandar Muda, terutama yang
bekerja dengan risiko tinggi, agar perusahaan rekanan tersebut dapat
memiliki sistem manajemen K3 yang baik.
e. Pengarahan K3: Dilakukan terhadap setiap kontraktor yang akan bekerja di
lingkungan PT Pupuk Iskandar Muda guna mengetahui peraturan K3
Perusahaan serta resiko bahaya di lingkungan perusahaan.

3.9 Daftar Prosedur Terkait K3LH PT Pupuk Iskandar Muda


3.9.1 Prosedur Komunikasi Informasi K3
1. Tujuan
Memastikan seluruh karyawan, rekanan/ kontraktor, tamu serta siswa kerja
praktek dan magang mengerti dan memahami persyaratan keselamatan kerja yang
berlaku di perusahaan serta melaksanakannya dengan konsisten guna mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan kerugian lainnya.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini mencakup pengaturan tata cara untuk memberikan informasi K3
kepada karyawan baru, karyawan mutasi, rekanan/ kontraktor, tamu serta siswa
kerja praktek dan magang yang melakukan aktivitas di lingkungan PT PIM.

48
3.9.2 Prosedur Pengelolaan K3LH Kontraktor Contraktor Safety Management
System (CSMS).
1. Tujuan
Prosedur ini disusun sebagai pedoman dalam pengelolaan K3LH Kontraktor
yang akan melakukan kegiatan di PT Pupuk Iskandar Muda dengan tujuan untuk
meyakinkan bahwa dalam proses pengelolaan K3LH Kontraktor telah memenuhi
norma-norma K3 dan terpenuhi ketentuan CSMS (Contractor Safety Management
System) yang telah ditetapkan oleh PT Pupuk Iskandar Muda.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk semua Kontraktor yang akan melakukan
aktifitas di Perusahaan PT Pupuk Iskandar Muda meliputi Tenaga kerja, Sarana,
Tools, material/ bahan, cara kerja dan persyaratan administrasi lainnya yang
berlaku di PT Pupuk Iskandar Muda.
3.9.3 Prosedur Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian & Pengendalian Risiko
1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi sumber potensi bahaya, penilaian dan
pengendalian tingkat risiko meliputi akibat, pemaparan dan peluang dengan
tujuan terciptanya kondisi aman (safe condition) di tempat kerja.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk kegiatan identifikasi potensi bahaya penilaian
risiko dan menentukan pengendalian risiko terhadap seluruh Unit Kerja di
lingkungan PT Pupuk Iskandar Muda.
3.9.4 Prosedur Work Permit
a. Tujuan
Untuk menjamin bahwa cara kerja, area kerja dan peralatannya sudah
aman untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Ruang Lingkup
Seluruh lokasi kerja meliputi: Pabrik, Perkantoran, Perumahan dan area
yang menjadi tanggung jawab PT Pupuk Iskandar Muda.

49
3.9.5 Prosedur Inspeksi K3 di Tempat Kerja
1. Tujuan
Memastikan bahwa setiap potensi bahaya yang dapat timbul dari kondisi
tempat, lingkungan kerja, mesin, peralatan serta material berikut tindakan
pekerja dapat diidentifikasi dan diambil tindakan pencegahan.

2. Ruang Lingkup

Mencakup persiapan, pelaksanaan, pelaporan dan tindak lanjut inspeksi


K3 di tempat kerja. Aspek K3 meliputi: Bahan, Orang, Cara kerja, Alat dan
Lingkungan dimana pekerja melakukan aktifitas.

3.9.6 Prosedur Penanganan Material dan Perpindahanya


1. Tujuan
Menetapkan prosedur dalam penanganan material dan perpindahannya
yang mencakup penanganan secara manual, mekanis, pengangkutan,
penyimpanan serta pembuangan, dengan cara yang benar dan aman.
2. Ruang lingkup
Semua karyawan PT Pupuk Iskandar Muda dan pihak ketiga yang
mempunyai hubungan kerja dalam melakukan aktifitas penanganan material dan
perpindahannya.
3.9.7 Prosedur Persiapan, Tindakan dan Pemulihan Kondisi Keadaan Darurat
1. Tujuan
Untuk mengatur tata cara melaksanakan persiapan, tindakan, pemulihan
kondisi keadaan darurat yang dapat menyebabkan dampak buruk terhadap
keselamatandan kesehatan jiwa karyawan dan kerusakan lingkungan.
2. Ruang Lingkup
Mencakup seluruh potensi keadaan darurat meliputi: kebakaran, ledakan,
gasrelease, gempa bumi, tsunami, huru-hara dan ancaman bom yang terjadi di
lingkungan perusahaan PT Pupuk Iskandar Muda

50
.
3.9.8 Prosedur Lock Out dan Safety Tag
1. Tujuan
Mengatur pelaksanaan sistem penguncian dari luar (lock-out) dan
pemberian label pengaman (safety tag) suatu peralatan pabrik, untuk mencegah
agar tidak dihidupkan dan dijalankan guna menghindari kecelakaan kerja atau
kerusakan alat.
2. Ruang Lingkup
1. Valve, Sakelar (switch), Tombol Tekan (push button) yang ada pada
peralatan pabrik.
2. Sakelar (switch) yang ada di perkantoran dan perumahan.
3.9.9 Prosedur Penyelidikan Kecelakaan Kerja & Kebakaran
1. Tujuan
Untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja atau kebakaran
dan tindak lanjut perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
2. Ruang Lingkup
Tempat kejadian kecelakaan atau kebakaran di area kerja PT Pupuk
Iskandar Muda, sedangkan korban kecelakaan adalah karyawan PT Pupuk
Iskandar Muda atau non karyawan.
3.9.10 Prosedur Distribusi Alat Pelindung Diri
1. Tujuan
Mengatur distribusi Alat Pelindung Diri untuk inventaris bagian,
Perorangan (Karyawan) serta Pihak Ketiga (Tamu dan Kontraktor).
2. Ruang Lingkup
Mencakup mulai dari identifikasi kebutuhan APD, pendistribusian,
tanggung jawab, sanksi penggunaan APD di lingkungan PT Pupuk Iskandar
Muda.
3.9.11 Prosedur Pelaporan Near Miss, Incident & Accident
1. Tujuan
Mengatur agar setiap kejadian Near Miss, Incident/ Accident, kebakaran
serta saran K3 dapat terdata dengan baik guna memudahkan dalam tindak lanjut
perbaikan.

51
2. Ruang Lingkup
Mencakup tata cara pelaporan kejadian pada seluruh Unit Kerja guna
memudahkan proses pendataan di Bagian Keselamatan Kerja dan proses
lanjutan (pelaporan ke Unit Kerja / Instansi terkait atau tindak lanjut perbaikan).
3.9.12 Prosedur Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta
Lingkungan Hidup (P2K3 & LH)
1. Tujuan
Untuk memberikan panduan pelaksanaan dan penerapan P2K3 & LH
dalam pelaksanaan sistim manajemen terintegrasi di PT Pupuk Iskandar Muda
serta sebagai penghubung karyawan dan manajemen dalam permasalahan K3 &
LH.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini mencakup susunan struktur organisasi P2K3 & LH,
keanggotaan, fungsi organisasi, frekuensi pertemuan dan forum pertemuan.
3.9.13 Prosedur Pembatasan dan Pengendalian Ijin Masuk
1. Tujuan
Prosedur ini mengatur tentang tata cara untuk ijin masuk :
1. Kendaraan bermotor yang beroperasi di daerah operasi perusahaan untuk
mencegah dan mengendalikan kerugian akibat bahaya kecelakaan pada
karyawan, kerusakan pada alat/ peralatan dan harta benda milik
perusahaan PT Pupuk Iskandar Muda.
2. Non karyawan yang memasuki daerah operasi pabrik.
3. Memasuki ruangan terbatas.
2. Ruang Lingkup
2.1.1 Kendaraan bermotor yang beroperasi didaerah operasi perusahaan PT
Pupuk Iskandar Muda adalah kendaraan – kendaraan milik perusahaan, milik
karyawan dan pihak ketiga yang dibagi dalam 3 (tiga) ketentuan :
a. Kendaraan bermotor yang mempunyai kepentingan pekerjaan di area
pagar hijau (perkantoran).

52
b. Kendaraan bermotor yang mempunyai kepentingan pekerjaan di area
pagar kuning misalnya Perbengkelan, Laboratorium Pusat, Pabrik Pimit, Industri
Peralatan Pabrik, Penyediaan Pupuk, Air Separation Plant (ASP) dan lain-lain.
c. Kendaraan bermotor yang mempunyai kepentingan pekerjaan di area
pagar merah (Pabrik).
2.1.2 Setiap non karyawan yang karena kepentingannya harus memasuki area
kerja, terjamin keselamatannya karena yang bersangkutan memasuki area kerja
PT Pupuk Iskandar Muda.
2.1.3 Sebagai bukti pembatasan dan pengendalian ijin masuk kepada non
karyawan wajib memakai badge ijin masuk yang diberikan oleh Departemen
Keamanan.
2.1.4 Suatu ruang terbatas merupakan tempat yang mempunyai keterbatasan
pembukaan untuk masuk dan keluar, yang dapat berisi atau menghasilkan bahan
kontaminasi berbahaya, berisi inert gas konsentrasi tinggi, kurangnya kadar
oksigen dan tidak diharapkan untuk tempat pekerja dalam waktu tertentu, yang
meliputi ruang terbatas antara lain : Tangki, Bejana tekan, Boiler, Ruang bakar/
Reforming, saluran yang dapat dimasuki orang dan lain-lain.
3.9.14 Prosedur Job Safety Analysis (JSA)
1. Tujuan
Prosedur ini dibuat sebagai pedoman untuk menyusun Job Safety
Analysis (JSA) dalam usaha pencegahan kecelakaan, kebakaran, peledakan dan
penyakit akibat kerja pada saat melakukan aktifitas.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk pekerjaan di area kerja PT Pupuk Iskandar
Muda dan berpotensi terhadap bahaya yang menimbulkan kecelakaan kerja,
kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja.
3.9.15 Prosedur Material Safety Data Sheet (MSDS)
1. Tujuan
Prosedur ini dibuat bertujuan sebagai petunjuk dalam proses pembuatan,
distribusi, penggunaan MSDS internal perusahaan PT Pupuk Iskandar Muda,
serta tata cara untuk mendapatkan MSDS dari perusahaan/ lembaga/ instansi lain
di luar perusahaan PT Pupuk Iskandar Muda.

53
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini mencakup tanggung jawab dan tata cara pembuatan MSDS,
tata cara mendapatkan MSDS serta penggunaannya yang berlaku di Perusahaan
PT Pupuk Iskandar Muda.

3.10 Struktur Organisasi Departemen K3 & LH di PT Pupuk Iskandar Muda

3.11 Ayat Al-Qur'an dan Kaitannya Dengan K3


3.11.1 Ayat Al-Qur’an Yang Membahas Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Sebagiamana Allah SWT telah berfirman dalam QS. Ar ra'du ayat 11 yang
Artinya:
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia.”
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan manusia
kecuali mereka mau merubah keadaan mereka sendiri, hal ini berarti jika ingin maju dan
sukses maka manusia harus mau bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Allah
tidak akan memberikan rejeki secara cuma-cuma, Allah tidak akan memberi kesuksesan
tanpa usaha. Kemudian pada kalimat selanjutnya disebutkan bahwa manusia tidak
memiliki pelindung terhadap keburukan yang dikehendaki Allah, artinya bahwa
manusia tidak bisa menghindar dari keburukan yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk
terjadi dalam hidup manusia. Tapi manusia berhak untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan dirinya dari ancaman yang terjadi dalam pekerjaannya, manusia harus tetap
berusaha untuk menyelamatkan diri dari berbagai bahaya yang mengintai di lingkungan
sekitarnya. Masalah selamat atau tidak, hal itulah yang kemudian menjadi kuasa Allah
untuk menentukan garis hidup manusia. Yang perlu digaris bawahi dari ayat ini adalah
manusia harus mau berusaha untuk merubah keadaannya.
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keselamatan bagi
pemeluknya. Islam dalam Al-Qur’an dan hadist melarang umat untuk membuat

54
kerusakan jangankan kerusakan itu terjadi pada lingkungan, terhadap diri sendiri saja
Allah melarangnya. Banyak contoh seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Jelas
menganiaya diri sendiri, berperilaku tidak aman dan sehat serta tidak menjaga
lingkungan tetap aman dan sehat, adalah terjemahan dari segala larangan Allah SWT
baik yang termaktup dalam Al-Qur’an maupun hadist. Dengan berperilaku yang aman
dan sehat kita akan menjaga lingkungan hidup kita, karena Allah SWT menciptakan
alam semesta ini untuk dijaga demi kemaslahatan seluruh umat manusia.
Firman Allah SWT dalam QS. An- Naml ayat 18 yang Artinya:
“Hingga apabila mereka sampai dilembah semut dan berkatalah seekor semut:
Hai semut-semut, masuklah kedalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”
Allah mengabadikan perkataan seekor semut yang mengingatkan rekan-
rekannya akan datangnya sebuah bahaya (hazard) berupa derap langkah pasukan Nabi
Sulaiman dan resiko (risk) yaitu terinjak pasukan Nabi Sulaiman. Di ayat tersebut Allah
tak ragu untuk mengambil perkataan semut meskipun semut berbadan kecil dan
suaranya tidak terdengar oleh manusia biasa.
Keselamatan kerja, perkataan semut diayat tersebut seakan biasa saja, namun
dalam Al-Qur’an hanya perkataan dan doa-doa pilihan Allah saja yang bisa diabadikan
di Al-Qur’an. Ini berarti perkataaan semut tersebut mengandung hikmah dan manfaat
yang teramat besar jika kita mampu mengambil pelajaran.
Padahal perkataan semut tersebut tak beda dengan seorang profesional
keselamatan kerja yang mengingatkan rekan-rekan kerjanya untuk terhindar dari segala
risiko dan mencapai keselamatan kerja. Rupanya segala perkataan dan perbuatan dalam
keselamatan kerja bisa sebanding hikmahnya dengan perkataan semut yang masuk
kedalam Al-Qur’an. Pahala yang dianugerahkan ke kita oleh sebab pengingatan kita
akan keselamatan kerja ke rekan-rekan pekerja pastilah tidak sedikit.
Hubungannya K3 dengan Islam adalah sama-sama mengingatkan umat
manusia agar senantiasa berperilaku (berpikir dan bertindak) yang aman dan sehat
dalam bekerja di tempat kerja (di kantor, di pabrik, di tambang, dan dimana tempat anda
bekerja). Dengan berperilaku aman dan sehat akan tercipta suatu kondisi atau
lingkungan yang aman dan sehat. Dengan bekerja yang aman ditempat kerja, akan
membawa keuntungan bagi diri sendiri maupun perusahaan tempat kerja. Perusahaan
sehat pekerja pun akan tenang dalam bekerja. Karena di situ tempat pekerja mencari
nafkah. Pekerja bekerja untuk mencari nafkah, bukan bekerja untuk mendapat

55
kecelakaan, penyakit dan masalah. Jadi mari kita mulai sekarang bekerja dengan
selamat. Berpikir sebelum bertindak, utamakan keselamatan dalam bekerja.
Alangkah indahnya hidup ini jika kita berada dalam suatu kondisi atau
lingkungan yang aman dan sehat. Kemana-mana kita tidak merisaukan akan bahaya
yang mengancap baik jiwa maupun harta benda. Sebagaimana Allah SWT awalnya
menciptakan alam semesta ini dengan kondisi dan lingkungan yang aman. Namun
karena nafsu umatnya membuat semua menjadikan kondisi menjadi tidak aman dan
sehat.

56

Anda mungkin juga menyukai