Anda di halaman 1dari 2

Nama : I Made Arya Dalem Megantara

NIM : 1862121012

Kelas : A1

RESUME DISKUSI ONLINE UTILITAS 2

(JUMAT, 17 APRIL 2020)

Perkuliahan mata kuliah Utilitas 2 pada tanggal 17 April 2020 dilakukan secara online (melalui
aplikasi Google Classroom). Perkuliahan dibuka dengan pertanyaan dari ibu Meidayanti tentang
apa saja lingkup seorang arsitek dalam perencanaan dan perancangan Sistem Pemadam
Kebakaran pada Bangunan. Terdapat beberapa beberapa jawaban menarik dari mahasiswa,
antara lain :

Yang pertama jawaban dari Ajus Suka Juliantara mengayakan lingkup tugas seorang arsitek
dalam perencanaan dan perancangan system pemadam kebakaran pada bangunan, dimana
seorang arsitek harus meperhatikan keselamatan aktifitas civitas dalam bangunan, terutama
pada sistem kebakaran bangunan. Dengan menerapkan sistem pencegahan kebakaran secara
pasif seperti adanya emergency exit atau tempat evakuasi. Dan sistem pencegahan aktif seperti
adanya alarm kebakran, alat pemadam ringan, hydrant, springkler. Selain itu meperhatikan juga
sistem keselamatan untuk orang" cacat seperti menggunakan alat evakuasi dengan
menggunakan kantong seluncur.

Selanjutnya dari Arya Dalem Megantara menyatakan Lingkup tugas arsitek dalam perencanaan
dan perancangan Sistem Pemadam Kebakaran pada bangunan adalah merencanakan dan
merancang sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya pasif berupa Koridor jalan keluar,
Emergensi Exit, Kompartmen, Jalur Evakuasi dan Pengendali asap di dalam bangunan. Seorang
arsitek juga menentukan jenis dan letak alat - alat pencegahan dan penanggulangan kebakaran
yang akan diaplikasikan dalam gedung seperti Detector (Asap, Api, dll), Alarm Kebakaran,
Sprinkler dan Hydrant.

Dan yang terakhr dari Dhiva Pramudya menyatakan Dalam system pemadam kebakaran, arsitek
memiliki peran penting dalam upaya mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran. Mulai
dari merencanakan material eksterior dan interior bangunan, perhitungan struktur agar tidak
menghambat utilitas dar system pemadam kebakaran, pemasangan alat pendeteksi dan proteksi
kebakaran, penggunaan material yang tidak mudah terbakar, perencanaan system pencahayaan
dan bukaan udara, symbol – symbol jalur evakuasi, system pemipaan air, dan system penangkal
petir. Namun saat ini, menurut saya masih ada beberapa masalah selain hal-hal diatas yang
merupakan tanggung jawab arsitek, sperti : Akses kendaraan di sekeliling bangunan yang belum
memadai, sehingga proses evakuasi dan pemadaman kurang optimal. Letak hydrant yang tidak
sesuai dengan ketentuan, sehingga memungkinkan bila ada titik yang tidak terjangkau.
Kekurangan kebutuhan air, karena keperluan air untuk pemadam kebakaran dan kebutuhan air
lain dicampur. Oleh sebab itu, masalah tersebut harus dipikirkan matang oleh arsitek karena
memegang peran sangat penting dalam perencanaan bangunan tanggap kebakaran, meskipun
secara fisik mempengaruhi estetika bangunan tidak apap-apa, daripada bangunan tersebut
terbakar dan menimbulkan korban jiwa. Arsitek tidaklah menerus tentang keindahan, namun juga
ada struktur yang menjaga kekuatannya, dan utilitas untuk menjamin kelancaran “organ dalam”
sebuah bangunan.

KESIMPULAN

Lingkup tugas seorang arsitek dalam merencanakan dan merancang system pemadam
kebakaran pada bangunan adalah (1) Merancang jalur kendaraan yang memadai untuk proses
evakuasi dan jalur mobil pemadam kebakaran. (2) Merancang jalur evakuasi di dalam bangunan
seperti tangga darurat, emergensi exit, dan koridor jalan keluar. (3) Merancang sistem
pencegahan dan penanggulangan bahaya pasif berupa Koridor jalan keluar, Emergensi Exit,
Kompartmen, Jalur Evakuasi dan Pengendali asap di dalam bangunan. (4) Seorang arsitek juga
menentukan jenis dan letak alat - alat pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang akan
diaplikasikan dalam gedung seperti Detector (Asap, Api, dll), Alarm Kebakaran, Sprinkler dan
Hydrant.

Anda mungkin juga menyukai