Anda di halaman 1dari 18

Praktikum Sinyal dan Sistem

Resmi
Pembangkitan Sinyal Kontinyu
2
Athia Suci Faqiha
2 D4 TA
1210191004
I Gede Puja Astawa

28 September 2020
MODUL II
PEMBANGKITKAN SINYAL KONTINYU

I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat membangkitkan beberapa jenis
sinyal dasar yang banyak digunakan dalam analisa Sinyal dan Sistem.

II. DASAR TEORI


2.1 Sinyal
Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan tingkah laku dari
sebuah sistem secara fisik. Meskipun sinyal dapat diwujudkan dalam beberapa cara, dalam
berbagai kasus, informasi terdiri dari sebuah pola dari beberapa bentuk yang bervariasi.
Sebagai contoh sinyal mungkin berbentuk sebuah pola dari banyak variasi waktu atau sebagian
saja.
Secara matematis, sinyal merupakan fungsi dari satu atau lebih variable yang berdiri sendiri
(independent variable). Sebagai contoh, sinyal wicara akan dinyatakan secara matematis oleh
tekanan akustik sebagai fungsi waktu dan sebuah gambar dinyatakan sebagai fusngsi ke-
terang-an (brightness) dari dua variable ruang (spatial).

Gambar 1a. Contoh sinyal audio


Secara umum, variable yang berdiri sendiri (independent) secara matematis diwujudkan
dalam fungsi waktu, meskipun sebenarnya tidak menunjukkan waktu.
Terdapat 2 tipe dasar sinyal, yaitu:
1. Sinyal waktu kontinyu (continous-time signal)
2. Sinyal waktu diskrit (discrete-time signal)
Pada sinyal kontinyu, variable independent (yang berdiri sendiri) terjadi terus-menerus
dan kemudian sinyal dinyatakan sebagai sebuah kesatuan nilai dari variable independent.
Sebaliknya, sinyal diskrit hanya menyatakan waktu diskrit dan mengakibatkan variabel
independent hanya merupakan himpunan nilai diskrit.
Fungsi sinyal dinyatakan sebagai x dengan untuk menyertakan variable dalam tanda (.).
Untuk membedakan antara sinyal waktu kontinyu dengan sinyal waktu diskrit digunakan
symbol t untuk menyatakan variable kontinyu dan symbol n untuk menyatakan variable
diskrit.Sebagai contoh sinyal waktu kontinyu dinyatakan dengan fungsi x(t) dan sinyal
waktu diskrit dinyatakan dengan fusng x(n). Sinyal waktu diskrit hanya menyatakan nilai
integer dari variable independent.

2.2. Sinyal Waktu Kontinyu

Suatu sinyal x(t) dikatakan sebagai sinyal waktu-kontinyu atau sinyal analog ketika dia
memiliki nilai real pada keseluruhan rentang waktu t yang ditempatinya. x(t) disebut
sinyal waktu kontinyu, jika t merupakan variabel kontinyu.
Sinyal waktu kontinyu dapat didefinisikan dengan persamaan matematis sebagai berikut :

f (t) € (− ∞, ∞) (1)

Contoh yang sudah umum :


• Gelombang tegangan dan arus yang terdapat pada suatu rangkaian listrik
• Sinyal audio seperti sinyal wicara atau musik
• Sinyal bioelectric seperti electrocardiogram (ECG) atau electroencephalogram
(EEG)
• Gaya-gaya pada torsi dalam suatu sistem mekanik
• Laju aliran pada fluida atau gas dalam suatu proses kimia
Contoh bentuk sinyal kontinyu sederhana dapat dilihat pada gambar 1b, sumbu x
menunjukan waktu sedangkan sumbu y menunjukan amplitudo sinyal kontinyu.
Contoh Sinyal Waktu Kontiyu
• Fungsi Step
• Fungsi Ramp
• Sinyal Periodik

Gambar 1b. Tampilan sinyal waktu kontinyu

Fungsi Step dan Fungsi Ramp (tanjak)


Dua contoh sederhana pada sinyal kontinyu yang memiliki fungsi step dan fungsi ramp (tanjak) dapat
diberikan seperti pada Gambar 2a. Sebuah fungsi step dapat diwakili dengan suatu bentuk matematis
sebagai:

(2)

Disini tangga satuan (step) memiliki arti bahwa amplitudo pada u(t) bernilai 1 untuk semua t > 0.

Gambar 2. Fungsi step dan fungsi ramp sinyal kontinyu


Untuk suatu sinyal waktu-kontinyu x(t), hasil kali x(t)u(t) sebanding dengan x(t) untuk t > 0 dan
sebanding dengan nol untuk t < 0. Perkalian pada sinyal x(t) dengan sinyal u(t) mengeliminasi suatu
nilai non-zero(bukan nol) pada x(t) untuk nilai t < 0.

Fungsi ramp (tanjak) r(t) didefinisikan secara matematik sebagai:

(3)
Catatan bahwa untuk t > 0, slope (kemiringan) pada r(t) adalah senilai 1. Sehingga pada kasus ini r(t)
merupakan “unit slope”, yang mana merupakan alasan bagi r(t) untuk dapat disebut sebagai unit-ramp
function. Jika ada variable K sedemikian hingga membentuk Kr(t), maka slope yang dimilikinya
adalah K untuk t > 0. Suatu fungsi ramp diberikan pada Gambar 2b.

Sinyal Periodik

Ditetapkan T sebagai suatu nilai real positif. Suatu sinyal waktu kontinyu x(t) dikatakan periodik
terhadap waktu dengan periode T jika :
x(t + T) = x(t) untuk semua nilai t, − ∞ < t < ∞ (4)
Sebagai catatan, jika x(t) merupakan periodik pada periode T, ini juga periodik dengan qT,
dimana q merupakan nilai integer positif. Periode fundamental merupakan nilai positif
terkecil T untuk persamaan (5).
Suatu contoh, sinyal periodik memiliki persamaan seperti berikut
x(t) = A cos(ωt + θ) (5)

Disini A adalah amplitudo, ω adalah frekuensi dalam radian per detik (rad/detik), dan θ
adalah fase dalam radian. Frekuensi f dalam hertz (Hz) atau siklus per detik adalah sebesar f =
ω/2π.
Untuk melihat bahwa fungsi sinusoida yang diberikan dalam persamaan (5) adalah fungsi
periodik, untuk nilai pada variable waktu t, maka:

(6)
Sedemikian hingga fungsi sinusoida merupakan fungsi periodik dengan periode 2π/ω, nilai ini
selanjutnya dikenal sebagai periode fundamentalnya. Sebuah sinyal dengan fungsi sinusoida x(t) = A
cos(ωt+θ) diberikan pada Gambar 3 untuk nilai θ = −π/2 , dan f = 1 Hz.
Gambar 3 Sinyal periodik sinusoida

III. PERANGKAT YANG DIPERLUKAN


- 1 (satu) buah PC lengkap sound card dan OS Windows
- 1 (satu) disket 3.5 yang berisi perangkat lunak aplikasi MATLAB.

IV. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

4.1 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Sinusoida

Disini kita mencoba membangkitkan sinyal sinusoida untuk itu coba anda buat program
seperti berikut:
Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=sin(2*pi*t*5);
plot(t,s1)

Gambar 4. Sinyal Sinus Hasil Pembangkitan


Sinyal yang terbangkit adalah sebuah sinus dengan amplitudo Amp = 1, frekuensi f = 5Hz
dan fase awal θ = 0. Diharapkan anda sudah memahami tiga parameter dasar pada sinyal
sinus ini.
Untuk lebih memahami coba lanjutkan dengan langkah berikut :
1. Lakukan perubahan pada nilai s1:
s1=sin(2*pi*t*10);
Dan perhatikan apa yang terjadi, kemudian ulangi untuk mengganti angka 10 dengan
15, dan 20. Perhatikan apa yang terjadi, plot hasil percobaan anda.
2. Coba anda edit kembali program anda sehingga bentuknya persis seperti pada
langkah1, kemudian lanjutkan dengan melakukan perubahan pada nilai amplitudo,
sehingga bentuk perintah pada s1 menjadi:
s1=5*sin(2*pi*t*5);
Coba perhatikan apa yang terjadi? Lanjutkan dengan merubah nilai amplitudo
menjadi 10, 15 dan 20. Apa pengaruh perubahan amplitudo pada bentuk sinyal sinus?
3. Kembalikan program anda sehingga menjadi seperti pada langkah pertama. Sekarang
coba anda lakukan sedikit perubahan sehingga perintah pada s1 menjadi:
s1=2*sin(2*pi*t*5 + pi/2);
Coba anda perhatikan, apa yang terjadi? Apa yang baru saja anda lakukan adalah
merubah nilai fase awal sebuah sinyal dalam hal ini nilai θ = π/ 2 = 90 o. Sekarang
lanjutkan langkah anda dengan merubah nilai fase awal menjadi 45o, 120o, 180o, dan
270o. Amati bentuk sinyal sinus terbangkit, dan catat hasilnya. Plot semua gambar
dalam satu figure dengan perintah subplot.

4.2 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Persegi

Disini akan kita bangkitkan sebuah sinyal persegi dengan karakteristik frekuensi dan
amplitudo yang sama dengan sinyal sinus.
Untuk melakukannya ikuti langkah berikut ini :
1. Buat sebuah m file baru kemudian buat program seperti berikut ini.
Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=SQUARE(2*pi*5*t);
plot(t,s1,'linewidth',2)
axis([0 1 -1.2 1.2])
Gambar 5. Contoh Sinyal Persegi Hasil Pembangkitan

Dari gambar 5 anda dapat melihat sebuah sinyal persegi dengan amplitudo senilai 1
dan frekuensinya sebesar 5 Hz.
2. Coba anda lakukan satu perubahan dalam hal ini nilai frekuensinya anda rubah
menjadi 10 Hz, 15 Hz, dan 20 Hz. Apa yang anda dapatkan? Plot semua gambar
dalam satu figure dengan perintah subplot.
3. Kembalikan bentuk program menjadi seperti pada langkah pertama, Sekarang coba
anda rubah nilai fase awal menjadi menjadi 45o, 120o, 180o, dan 225o. Amati dan catat
apa yang terjadi dengan sinyal persegi hasil pembangkitan. Plot semua gambar dalam
satu figure dengan perintah subplot.

4.3. Pembangkitan Sinyal Dengan memanfaatkan file *.wav

Kita mulai bermain dengan file *.wav. Dalam hal ini kita lakukan pemanggilan sinyal
audio yang ada dalam hardisk kita. Langkah yang kita lakukan adalah seperti berikut :
1. Anda buat m file baru, kemudian buat program seperti berikut :
y1=wavread('namafile.wav');
Fs=10000;
wavplay(y1,Fs,'async') % Memainkan audio sinyal asli
2. Cobalah untuk menampilkan file audio yang telah anda panggil dalam bentuk grafik
sebagai fungsi waktu. Perhatikan bentuk tampilan yang anda lihat. Apa yang anda
catat dari hasil yang telah anda dapatkan tsb?
4.4. Pembangkitan Sinyal Kontinyu, Fungsi Ramp

Sebagai langkah awal kita mulai dengan membangkitkan sebuah fungsi ramp. Sesuai
dengan namanya, fungsi ramp berarti adalah tanjakan seperti yang telah ditulis pada
persamaan (3). Untuk itu anda ikuti langkah berikut ini.
Buat program baru dan anda ketikkan perintah seperti berikut :
%Pembangkitan Fungsi Ramp
y(1:40)=1;
x(1:50)=[1:0.1:5.9];
x(51:100)=5.9;
t1=[-39:1:0];
t=[0:1:99];
plot(t1,y,'b',t,x,'linewidt',4)
title('Fungsi Ramp')
xlabel('Waktu (s)')
ylabel('Amplitudo')
Fungsi Ramp
6

5.5

4.5

4
Amplitudo

3.5

2.5

1.5

1
-40 -20 0 20 40 60 80 100
Waktu (s)

V. Tugas selama praktikum

1. Jawablah setiap pertanyaan yang ada pada setiap langkah percobaan tersebut
diatas.
2. Buatlah program untuk menggambarkan “fungsi unit step” dalam m-file (beri
nama tugas_1.m).
LAPORAN SEMENTARA
Nama : Athia Suci Faqiha
Kelas : 2 D4 TA
NRP : 1210191004
Tanggal : 24/09/2020
o Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Sinusoida
 Fs=100;
t=(1:100)/F;
s1=sin(2*pi*t*5;
plot(t,s1)

1. Fs=100;
t=(1:100)/F;
s1=sin(2*pi*t*5);
s2=sin(2*pi*t*10);
plot(t,s1)

Fs=100;
t=(1:100)/F;
s3=sin(2*pi*t*15);
s4=sin(2*pi*t*20);
plot(t,s1)
2. Fs=100;
t=(1:100)/F;
s1=5*sin(2*pi*t*15);
s2=10*sin(2*pi*t*20);
plot(t,s1)

Fs=100;
t=(1:100)/F;
s3=15*sin(2*pi*t*5);
s4=20*sin(2*pi*t*5);
plot(t,s1)
3. Fs=100;
t=(1:100)/F;
s1=2*sin(2*pi*t*5 + pi/2);
s2=2*sin(2*pi*t*5 + pi/2);
plot(t,s1)

o Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Persegi


 Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=SQUARE(2*pi*5*t);
plot(t,s1,'linewidth',2) axis([0
1 -1.2 1.2])
o Pembangkitan Sinyal Dengan memanfaatkan file *.wav
 y1=wavread('namafile.wav');
Fs=10000;
wavplay(y1,Fs,'async') %
o Pembangkitan Sinyal Kontinyu, Fungsi Ramp
%Pembangkitan Fungsi Ramp
y(1:40)=1;
x(1:50)=[1:0.1:5.9];
x(51:100)=5.9;
t1=[-39:1:0];
t=[0:1:99];
plot(t1,y,'b',t,x,'linewidt',4)
title('Fungsi Ramp')
xlabel('Waktu (s)')
ylabel('Amplitudo')

VI. Tugas selama praktikum

1. Jawablah setiap pertanyaan yang ada pada setiap langkah percobaan tersebut
diatas.
2. Buatlah program untuk menggambarkan “fungsi unit step” dalam m-file (beri
nama tugas_1.m).
Jawab :
2.
ANALISA
Praktikum pembangkitan sinyal kontinyu bertujuan untuk membangkitan
sinyal kontinyu pada aplikasi Octave. Pada praktikum dilakukan pembangkitan sinyal
waktu kontinyu sinusoida, pembangkitan sinyal waktu kontinyu persegi, pembangkitan
sinyal dengan memanfaatkan wav file, dan pembangkitan sinyal kontinyu fungsi ramp.
 Yang pertama yaitu dilakukan pembangkitan sinyal waktu kontinyu sinusoida
dengan perintah:
Fs=100; : merupakan frekuensi sampling
t=(1:100)/Fs; : waktu
s1=sin(2*pi*t*5); : untuk membangkitkan sinyal sinusoida
plot(t,s1) : untuk menampilkan grafik waktu kontinyu

Sinyal yang terbangkit adalah sinyal sinusida dengan amplitudo sebesar 1, frekuensi 5
dan fase awal adalah 0. Kemudian dilakukan perubahan nilai s1 yaitu:
s1=sin(2*pi*t*10);
Kemudian angka 10 diganti dengan angka 15, dan 20. Hasil dari perubahan nilai s1
adalah, frekuensi yang ditampilkan pada grafik semakin besar. Saat angka 10, nilai
f=10, saat nilai 10 diganti menjadi 15, maka nilai f=15. Sehingga dengan melakukan
perubahan pada angka tersebut maka frekuensi dari sinyal akan berubah sesuai
dengan nilai yang dimasukkan. Semakin besar nilai frekuensinya maka sinyal yang
ditampilkan pada grafik semakin rapat.
Kemudian dilakukan perubahan padanilai s1,yaitu:
s1=5*sin(2*pi*t*5);
Grafik yang ditampilkan menunjukkan nilai amplitudo yaitu 5, frekunsi bernilai 5
dan fase awal adalah 0. Kemudian dilanjutkan merubah nilai amplitudo menjadi 10,
15, dan 20. Nilai amplitudo berubah sesuai dengan nilaia yang dimasukkan.
Perubahan nilai amplitudo tidak mempengaruhi bentuk sinyal sinus yang
ditampilkan.
Kemudian dilakukan perubahan nilai s1 menjadi:
s1=2*sin(2*pi*t*5+ pi/2);
Sinyal yang terbangkit adalah sinyal sinusoida degan amplitudo sebesar 2, frekuensi
5 dan fase awal adalah 90. Dengan menambahkan “+ pi/2” maka nilai fase awal
berubah menjadi 90. Kemudian dilakukan dengan mengubah nilai fase awal menjadi
45, 120, 180 dan 270. Grafik ditampilkan dalam figur yang sama dengan perintah
subplot sehingga hasil dapat dilihat pada tabel percobaan.
 Yang kedua yaitu membangkitkan sinyal waktu kontinyu persegi. Untuk
membangkitkan sinyal waktu kontinyu persegi dapat dilakukan dengan perintah:
Fs=100; : merupakan frekuensi sampling
t=(1:100)/Fs; : waktu
s1=SQUARE(2*pi*5*t); : membangkitkan sinyal persegi
plot(t,s1,'linewidth',2) : menampilkan grafik waktu kontinyu
axis([0 1 -1.2 1.2]) : nilai min dan max sumbu x dan sumbu y
Sinyal yang terbangkit adalah sinyal persegi dengan nilai amplitudo 1, frekuensi
sebesar 5 dan fase awal adalah 0. Pada perintah plt terdapat perintah „linewidth‟ yang
mempengaruhi ketebalan garis pada grafik yang ditampilkan. Perintah axis
digunakan untuk mengatur nilai minimum dan maksimum dari sumbu x dan sumbu
y. Fungsi axis didefinisikan dengan axis[(xmin xmax ymin ymax)] Kemudian
percobaan dilanjutkan dengan mengubah nilai frekuensi dan fase awal sinyal seperti
yang dilakukan pada sinyal sinusoida.
 Yang ketiga yaitu pembangkitan sinyal dengan memanfaatkan file *.wav yang
dilakukan dengan mengetikkan perintah:
y1=wavread('suara.wav'); : untuk memanggil file
Fs=10000; : frekuensi sampling
wavplay(y1,Fs,'async') : untuk memutar file suara
plot(y1) : untuk menampilkan grafik sebagai fungsi waktu
Dengan perintah tersebut, file suara.wav dapat diputar menghasilkan audio.
Kemudian grafik dari file suara.wav ditampilkan sebagai fungsi waktu karena
terdapat perintah plot.
 Yang terakhir yaitu melakukan pembangkitan sinyal kontinyu fungsi ramp dengan
menggunkan perintah:
y(1:40)=1; : nilai y
x(1:50)=[1:0.1:5.9]; : nilai x (1-50)
x(51:100)=5.9; : nilai x (51-100)
t1=[-39:1:0]; : waktu1
t=[0:1:99]; : waktu
plot(t1,y,'b',t,x,'linewidth',4) : menampilkan sinyal waktu kontinyu
title('Fungsi Ramp') : memberi judul grafik
xlabel('Waktu(s)') : memberi keterangan pada sumbu x
Dengan perintah tersebut grafik yang dihasilkan menunjukkan sinyal kontinyu
fungsi ramp. Grafik yang dihasilkan menunjukkan nilai y dari 1 hingga 40 adalah 1.
Nilai x dari 1 hingga 50 menanjak dari 1 hingga 5.9. Kemudian nilai x selanjutnya
adalah 5.9. t1 menunjukkan sumbu y dari nilai -39 hingga 0 dengan interval 1. T
menunjukkan nilai sumbu y dari 0 hingga 99 dengan interval 1. Kemudian sinyal
waktu kontinyu ditampilkan dengan perintah plot.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada aplikasi Matlab, nilai frekuensi, amplitudo dan nilai fase awal dari suatu
sinyal dapat diubah ubah
2. Aplikasi Octave dapat digunakan untuk membangkitkan berbagai sinyal waktu
kontinyu
3. Semakin besar nilai frekuensi suatu sinyal, maka sinyal yang dihasilkan semakin
rapat
4. Perubahan nilai aplitudo dari suatu sinyal tidak mempegaruhi bentuk sinyal yang
dihasilkan.
5. Dengan mengubah fase awal, maka sinyal akan muncul muali dari fase yang
ditentukan

Anda mungkin juga menyukai