Tugas Ipe Individu (Dimasjanuar)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH ORANG TUA YANG SIBUK BERKARIER TERHADAP

KEPRIBADIAN ANAK
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interprofesional Education
Dosen Mata Kuliah : Dr. Hj. Mamlukah. S.KM., M.Kes

Disusun Oleh :
Dimas Januar Rumiawan
Keperawatan D

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

Jalan Lingkar KadugedeNo.2 Kab. Kuningan, Jawa Barat 4556


Telp. (0232) 875847 Fax: (0232) 875123 e-mail: info@stikku.ac.id
A. Konflik

Orangtua adalah orang yang pertama dan paling utama dalam proses pembentukan
kepribadian seorang anak. Orang tua menentukan kemana anak itu akan dibawa. Anak
masih sangat menggantungkan diri, meminta isi, bekal, cara berpikir dan bertindak dari
orang tuanya.

Sekarang ini, kehidupan disebuah keluarga sudah banyak berubah. Banyak orang
tua yang dua-duanya berkarier sehingga mereka sibuk dengan usahanya sampai kadang-
kadang mereka lupa akan kewajibannya sebagai orang tua. Si anak sering merasa kurang
perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya tersebut. Banyak keluarga menjadi tidak
harmonis akibat orangtua yang terlalu sibuk mengurusi pekerjaan dan melalaikan
tugasnya sebagai orang tua. Banyak anak menjadi menggantungkan dirinya kepada
oranglain yang dianggapnya bisa memberikan kasih sayang dan hingga si anak pergi dari
rumah guna melampiaskan kekesalannya karena kurangnya perhatian dan kasih sayang
orang tua yang terlalu sibuk.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian


1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri.
Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis
maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh
keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau
bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Oleh karena itu,
sering kita mendengar istilah “buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Misalnya
Sifat mudah marah yang dimiliki seorang ayah bukan tidak mungkin akan menurun
pula pada anaknya.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor
eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang
mulai dari lingkungan terkecilnya yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan
pengaruh dari berbagai media audio visual atau media cetak. Lingkungan kelurga
tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat berpengaruh kepada
kepribadian seorang anak. Terutama dari cara para orangtua mendidik dan
membesarkan anaknya. Sejak lama peran sebagai orangtua sering kali tanpa dibarengi
pemahaman mendalam tentang kepribadian.
Ada 9 sembilan tipe kepribadian orangtua dalam membesarkan anakny dapat
berpengaruh terhadap kepribadian anak, yaitu sebagai berikut:

1. Penasehat moral, terlalu menekankan pada perincian, analisis, dan moral.


2. Penolong, terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat dari
tindakan si anak.
3. Pengatur, selalu ingin bekerja sama dengan si anak dan menciptakan tugas-tugas
yang akan membantu memperbaiki keadaan.
4. Pemimpi, selalu berupaya untuk berhubungan secara emosional dengan anak-anak
dalam setiap keadaan dan mencari solusi kreatif bersama-sama.
5. Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya
mengutamakan obyektifitas dan perspektif.
6. Pencemas, selalu melakukan tanya jawab mental dan terus bertanya-tanya, ragu-
ragu dan memliki gambaran terburuk sampai mereka yaki bahwa anak mereka
benar-benar memahami situasi.
7. Penghibur, selalu menerapkan gaya yang lebih santai.
8. Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jawab dan bersikap
melindungi, berteriak pada si anak tetapi kemudian melindunginya dari ancaman
yang datang.
9. Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yang selalu menghindar dari konflik.

C. Dampak orangtua yang sibuk terhadap kepribadian anak


1. Bagi orangtua yang sibuk bekerja diluar rumah

Tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan bagi anak untuk mengenal dunia
sosialnya adalah dalam keluarga namun sekarang kenyataan yang terjadi adalah
kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. Hal tersebut mengakibatkan
terbatasnya interaksi orangtua dengan anak. Anak yang ditinggal orang tua cenderung
bersifat manja. Biasanya orangtua akan merasa bersalah terhadap anak karena telah
meninggalkan anak seharian sehingga orangtua menuruti semua permintaan anak
untuk menebus kesalahannya tanpa berpikir lebih lanjut permintaan anak itu baik atau
tidak untuk perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Kurangnya perhatian dari
orang tua akan mengakibatkan anak mencari perhatian dari luar baik lingkungan
sekolah dengan teman sebaya ataupun orangtua pada saat mereka di rumah.
Pembentukan kepribadian anak dimulai ketika anak berusia 0-5 tahun, anak
akan belajar dari orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Anak yang berada di
lingkungan orang-orang yang sering melakukan tindakan kekerasan, anak itu juga
akan tumbuh menjadi pribadi yang keras. Kadang-kadang karena kurangnya perhatian
dari orangtua yang selalu di sibukkan dengan pekerjaan maka akan mengakibatkan
dampak negatif bagi pertumbuhan kepribadian si anak pada usia selanjutnya. Dampak
negatif tersebut di antaranya :

1. Anak akan lenih senang berada di luar rumah dan merasa tidak betah dirumah
karena kesepian
2. Anak lebih sering melawan orangtuanya untuk melampiaskan kekesalan hatinya
3. Anak sering berkelahi dengan teman
4. Melakukan perbuatan seksual
5. Menyalahgunakan narkotika
2. Orangtua yang bekerja hanya di rumah
Orang tua yang hanya bekerja di rumah akan lebih fokus pada pengasuhan
anak dan pekerjaan rumah lain. Anak sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dan
perhatian dari orangtua. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan anak akan menjadi
kurang manidri karena sudah terbiasa dengan orang tua. Segala yang dilakukan anak
selalu dalam pengawasan orang tua. Oleh karena itu, orang tua tidak boleh over
protektif sehingga anak mampu mandiri.

D. Cara membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga


Untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan kelurga, orang tua harus pintar-
pintar membaginya. Meninggalkan anak dalam waktu yang lama bukanlah hal yang
baik. Kebanyakan anak yang ditinggalkan dalam waktu yang lama biasanya tidak
peduli dengan orang tuanya. Anak menjadi nakal karena kurangnya perhatian dari
orang tuanya. Cara membagi waktu tersebut di antaranya.
1. Usahakan jangan membawa pulang pekerjaan ke rumah. Hal ini pastinya akan
menyita waktu kebersamaan Anda dengan anak-anak. Manfaatkan juga waktu
senggang atau hari libur Anda dengan mengajak anak-anak Anda bermain
bersama. Bawalah mereka ke arena bermain, berbelanja bersama mereka, atau
mengahabiskan waktu seharian berkumpul atau belajar bersama mereka, mungkin
adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk anak-anak Anda. Setidaknya,
satu hari libur tersebut dapat menggantikan enam hari yang mereka lewati tanpa
Anda.
2. Ketika pulang kerja, pastinya merasa sangat lelah. Namun, jangan jadikan hal
tersebut sebagai alasan untuk mengabaikan anak-anak. kebiasaan makan malam
bersama keluarga adalah cara yang efektif untuk menjalin komunikasi yang baik
antara ayah, ibu dan anak. Tanyakan apa saja kegiatannya hari ini, bagaimana
pelajaran dan teman-temannya di sekolah, apakah dia bersenang-senang hari ini,
atau pertanyaan lainnya yang menunjukkan bahwa orang tua sangat peduli pada
mereka.
3. Ketika berada di kantor, luangkan sedikit waktu istirahat untuk menelpon ke
rumah, sekedar bertanya apakah mereka sudah makan, menyuruh mereka
mengerjakan PR, serta mengatakan bahwa orang tua sangat menyayangi mereka.
Mungkin sepele memang, namun hal sepele ini dapat memberikan kesan yang
mendalam bagi anak-anak.

Jadi, sebagai seorang orang tua karir harus bisa mengatur dan membagi
waktu dengan baik, sehingga tidak perlu mengorbankan keluarga demi pekerjaan
atau sebaliknya. Karena ada banyak wanita di luar sana yang tidak hanya sukses
dalam karir mereka saja, namun dengan keluarga mereka juga.

Anda mungkin juga menyukai