Anda di halaman 1dari 39

 

* KELOMPOK 1
MAHYUNI SONGRI RITONGA
NIM : 855964212
NIM : 855965128

SELVIA SRIWAHYUNA LUBIS SRI PUJI ASTUTI


NIM : 855965246 NIM : 855965174

KHAIRUDDIN EVA MELDA MANALU


NIM : 855966904 NIM : 855965404

FITRIA VERONICA SIMATUPANG IKA SEPTIANA NASUTION


NIM : 855967028 NIM : 855960752

INSAN RAMBE MARIANA RAMBE


NIM : 8559 NIM : 8559

JURAIDAH HAFNI
NIM : 855960064
 

* MODUL 5

KETERBAGIAN DAN CIRI – CIRI TERBAGI


HABIS
 

* Kegiatan belajar 1

 Relasi Keterbagian
 

* A. KETERBAGIAN
Yakni jika kita melihat kata “ keterbagian “ maka
yang dibenak kita adalah bagi , pada kesempatan
ini kami akan menjelaskan apa sih keterbagian ?....
 

Keterbagian dapat di definisikan sebagai berikut


Jika a dan b bilangan bilangan bulat dan b ≠ 0 maka b membagi a ditulis 
ditulis 

b|a , jika ada suatu bilangan bulat m sedemikian hingga a = mb


Jika a, b dan d adalah bilangan - bilangan bulat , maka
a. Apabila d|a dan d|b, maka d | ( a + b )
  b. Apabila d|a dan d b, maka d | ( a + b )
Jika a, b dan d adalah bilangan - bilangan bulat , maka
a. Apabila d|a dan d|b, maka d | ( a - b )
  b. Apabila d|a dan d | b, maka d | ( a - b )
 

Contoh ;
  Benar atau salahkah pernyataan berikut ini :
1. (-3 ) |12
  (-3 ) |12 adalah suatu pernyataan yang benar ,
karena 12 = (-4 ) . ( -3 )
2. 3 |0
3 |0 adalah suatu pernyataan yang benar ,
karena 0 = 0.3
3. 0 | 3
0 | 3 adalah suatu pernyataan yang salah ,
karena tak ada bilangan
bilangan bulat c sedemikian hingga
hingga 3 = c.3
 

* Kegiatan Belajar 2

Ciri Bilangan Terbagi Habis


 

  Ciri - ciri bilangan terbagi habis


1. ciri terbagi habis oleh 2
“ Suatu bilangan bulat terbagi
terbagi oleh 2 , jika angka satuannya
satuannya terbagi
habis oleh 2. Dengan cara yang sama dapat di tunjukkan untuk suatu
 bilangan bulat yang terbagi habis oleh 5 dan 10 “

2. ciri terbagi habis oleh 5


  “ Suatu bilangan bulat terbagi oleh 5, jika angka satuannya terbagi
habis oleh 5, yaitu jika angka satuanya 5 atau 0 “

3. ciri terbagi habis oleh 10

“ Suatu bilangan bulat terbagi oleh 10, jika angka satuanya terbagi
habis oleh 10, yaitu angka satuanya 10 “
 

4. ciri terbagi habis oleh 4


  “ Suatu bilangan
bilangan bulat terbagi oleh 4 , jika dua angka terakhir dari
 bilangan itu menyatakan
menyatakan suatu bilangan yag terbagi
terbagi oleh 4

5. ciri terbagi habis oleh 8


  “ Suatu bilangan bulat terbagi oleh 8, jika tiga angka terakhir dai bilangan
itu menyatakan suatu bilangan yang terbagi habis oleh 8

6. ciri terbagi
terbagi habis
habis oleh
oleh 3
  “ Suatu bilangan bulat terbagi oleh 3, jika jumlah anka angka nya terbagi
habis oleh 3

7. ciri terbagi
terbagi habis
habis oleh
oleh 9
  “ Suatu bilangan bulat terbagi oleh 9, jika jumlah anka angka nya terbagi
habis oleh 9
 

8. ciri terbagi habis oleh 11


  “ Suatu bilangan
bilangan bulat terbagi oleh 11
11,, jika jumlah angka – angka pada
tempat gasal ( dari belakang ) di kurangi dengan jumlah angka angka pada tempat
genap ( dari belakang ) terbagi habis oleh 11
9. ciri terbagi habis oleh 13
  “ Suatu bilangan bulat terbagi oleh 13, jika bilangan bulat tersebut tanpa angka
satuan dikurangi sembilan kali angka satuan itu, hasilnya terbagi habis oleh 13.
 

* MODUL 6

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR


 

* KEGIATAN BELAJAR I

 PERSAMAAN LINEAR
  Persamaan adalah sebuah pernyataan
matematika yang tediri dari dua ungkapan yang
sama. Kedua ungkapan ini berada pada sebelah kiri
dan kanan tanda “sama dengan “, “ = “

Sifat – sifat persamaan , untuk setiap bilangan real


a,b,dan c berlaku :
1. a = a, sifat refleksi
2. Jika a = b maka b = a, sifat simetri
3. Jika a = b dan b = c maka a = c , sifat transitif

Persamaan yang memuat


disebut persamaan linear variabel berpangkat satu
 

A. Penj
Penjum
umla
laha
han
n dan Per
Perka
kali
lian
an
Berikut ini sifat – sifat yang berlaku

PENJUMLAHAN
1. Komutatif 
  a+b=b+a
2. Asosiatif

(a+b)+c=a+(b+c)
3. Inden
Indenti
tita
tass penj
penjum
umlah
lahan
an
a+0=0+a=a
0 merupakan indentitas penjumlahan
4. In
Inve
vers
rs penj
penjum
umla
laha
han
n
untuk setiap bilangan real a, ada bilangan real –a ( ditulis –a € R)
  demikian sehingga a + ( -a ) = ( -a ) + a = 0
-a merupakan invers penjumlahan dari a
 

Perkalian
1. 1. Komutatif   
  ab = ba

2. Asosiatif

( ab ) c = a ( bc )

3. Indentitas perkalian
a(1) = (1) a

  1 merupakan indentitas penjumlahan

4. Invers perkalian

untuk setiap bilangan


bilangan real a ≠ 0 , terdapat bilangan real
real dengan
demikian sehingga a ( ) = ( ) a = 1 . Bilangan real merupakan invers
dari a.

5. Perkalian dengan 0 ( nol )

  a(0)=0(a) =0
 

6. Perkalian dengan negatif 1


  a ( -1 ) = -1 ( a ) = -a
7. Sifat distributif
a( b + c ) = ab + bc
Dari sifat penjumlahan dan perkalian di atas diturunkan sifat penjumlahan
dan perkalian berikut :
SIFAT PENJUMLAHAN 

1. a = b jika dan hanya jika a = c = b = c


2. A = b jika dan hanya jika a + ( -c ) = b + ( -c
-c )

SIFAT PERKALIAN
Untuk semua bilangan real a,b, dan c , dengan c 0
3. a = b jika dan hanya jika ac = bc
4. a = b jika dan hanya jika a ( ) = b ( ) , dimana invers dari c
 
 

Contoh :
Selesaikanlah 3x + 19 = 31

penyelesaian
3x + 19 = 31
3x + 19 – 19 = 31 -19 ( kedua ruas di tambah – 19 )
  3x = 12
( 3x ) = (12) ( kedua ruas di kalikan dengan
x=4
 

B. PERSAMAAN PECAHAN
  Persamaan yang memuat ungkapan pecahan kita namakan persamaan pecahan.
Penyelesaian dari persamaan pecahan dapat berupa bilangan rasional.

  SIFAT – SIFAT PECAHAN 


1. Jika a, b bilangan bulat dan
dan b

1.1 = =-

1.2 =

2. Jika b dan k bilangan bulat tidak nol , dan a sebarang bilangan bulat maka

berlaku

3. Jika b,c dan d bilangan bulat tidak nol dan a sebarang bilangan bulat maka
berlaku
=
 

Contoh :
=

Penyelesaian
( x + 5 ) ( ) = ( x + 5 ) ( ) ( kedua ruas di kalikan dengan ( x + 5 ) )
  x + 4 = -1
x + 4 – 4 = -1 -4 ( kedua ruas di tambah -4 )
  x = -5
 

C. HARGA MUTLAK  
Harga mutlak sebuah bilangan selalu bernilai positif
atau nol.
Misalnya : 23 = 23,
-41 = 41
0 =0
  Harga mutlak sebuah bilangan real x, didefinisikan
sebagai dengan
|x| =
 

Contoh :
Selesaikan | x – 2 | = 3
Penyelesaian
X-2=3
-(x–2)=3
Penyelesaian ( 1 )
X–2+2 =3 +2 ( kedua ruas di tambah 2)

 X = 5
Penyelesaian ( 2 )
-(x–2)=3 (distributif )
  -x + 2 = 3
-x + 2 -2 = 3 -2 ( kedua ruas di tambah -2 )
-x = 1 ( kedua ruas di kalikan -1 )
x = -1
 
 

Kegiatan Belajar 2
Pertidaksamaan Linear
 A. Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Dengan Satu Variabel
Sifat – sifat operasi hitung yang digunakan pada pertidaksamaan
linear adalah sebagai berikut :
Penjumlahan dan pengurangan :
Untuk setiap bilangan real a,b dan c berlaku :
1. a jika dan hanya jika a + c b + c
2. a jika dan hanya jika a - c b - c
Perkalian dan pembagian
Untuk setiap bilangan real a , b, dan c dengan
dengan c 0 berlaku :
3. a jika dan hanya jika ac bc
4.  a jika dan hanya jika
Untuk setiap bilangan real a,b dan c , dengan c

5.
6.  a jika dan hanya jika ac bc
 a jika dan hanya jika
 

Contoh :
Selesaikan 3x – 5 x + 2
Penyelesaian
3x – 5 x + 2
3x – 5 + 5 x + 2 + 5 ( kedua ruas di tambah 5 )
3x x + 7

3x - x x - x + 7 ( kedua ruas di tambah –x )


2x 7
(2x) ( 7 ) ( kedua ruas dikalikan )
X 3

Jadi, himpunan penyelesaian adalah


 

B. PERTIDAKSAMAAN PECAHAN  
Pertidaksamaan yang memuat ungkapan pecahan kita namakan
pertidaksamaan pecahan. Penyelesaian masalah pertidaksamaan pe cahan
hampir sama dengan penyelesaian persamaan pecahan.
Contoh :
Selesaikan pertidaksamaan pecahan berikut

Penyelesaian
() (  
3 – 4() () + 1 Kedua ruas dikalikan dengan

3–4+4 distributif 

7-4
7–7-4 –7
 
Kedua ruas ditambah dengan
-4 –7
-4- –7  Kedua ruas ditambah dengan
 

-5–7
(- 5 ) (- 7)  
Kedua ruas dikalikan dengan

Kedua ruas dikalikan dengan


-1
 

C. PERTIDAKSAMAAN LINEAR DENGAN HARGA MUTLAK  


Pertidaksamaan linear mutlak didefinisikan sebagai berikut :
Jika |x|

Jika |x|
Contoh
Tentukan himpunan penyelesaian
penyelesaian dari |3 – 4x| 5
Penyelesaian :
3 – 4x 5
3 – 4x -5
Penyelesaian (1)
3 – 4x – 3 5-3
-4x 2

( ) (-4x) ( ) (2)
X=-
Penyelesaian (2)
3 – 4x -3 -5 -3
-4x -8
X 2
 atau X 2}
 

*
MODUL 7
BARISAN DAN DERET BILANGAN
 

KEGIATAN BELAJAR 1  
BARISAN DAN DERET ARITMATIKA

A. PENGERTIAN BARISAN BILANGAN


Barisan bilangan adalah susunan atau urutan bilangan – bilangan yang dibuat
atau dibentuk dengan pola ( aturan ) tertentu. Dalam hal ini tiap – tiap yang ada
pada barisan tersebut disebut suku dan dinotasikan dengan U
Contoh :

Tentukan 4 suku pertama dari barisan bilangan dengan


dengan pola - 1
Jawab :
= -1
= -1 = 1 -1 = 0
= -1 = 4 -1 = 3
= -1 = 9 -1 = 8
= -1 = 16 -1 = 15
Jadi, empat suku pertamam dari barisan dengan pola tersebut adalah 0,3,8,15
 

B. DERET BILANGAN  
Deret bilangan adalah penjumlahan dari semua anggota barisan yang
dilakukan secara berurutan. Jika suatu barisan dinyatakan dengan , , ,………

maka yang dimaksud deret bilangan adalah + ……… dan bentuk ini dapat
dinyatakan
  
dengan notasi sigma, yaitu , , ,……… =
Contoh : 5
∑   
  =0
Tentukan bentuk panjang dari

∑( 3  +5 )
=1
Jawab
Makna dari bnetug sigma tersebut adalah kita diminta menentukan 5 buah
suku pertama dari deret yang terjadi , yaitu :
Jika I = 1 maka nilai ( 3i + 5 ) adalah 3.1 + 5 = 8
Jika I = 2 maka nilai ( 3i + 5 ) adalah 3.2 + 5 = 11
Jika I = 3 maka nilai ( 3i + 5 ) adalah 3.3 + 5 = 14

Jika I = 4 maka nilai ( 3i + 5 ) adalah 3.4 + 5 = 17


Jika I = 5 maka nilai ( 3i + 5 ) adalah 3.5 + 5 = 20
 

C. BARISAN ARITMATIKA  
1. PENGERTIAN BARISAN ARITMATIKA
Barisan Aritmatika adalah suatu barisan
bari san dengan ketentuan bahwa selisih
antara tiap dua suku yang berurutan selalu tetap ( merupakan konstanta ).
Selisish yang tetap ini disebut “ beda “ dan dinotasikan dengan “ b “

Contoh :

Diketahui 3 buah suku suatu barisan sebagai berikut : x+1 , 3x-5, 4x. Jika
ke-3 buah suku tersebut
tersebut merupakan bagian dari barisan aritmatika
aritmatika ,
tentukanlah nilai x?
Penyelesaian
Jika ke-3 suku merupakan bagian dari barisan aritmatika , maka - = - ,
Misal = x+1, = 3x-5, = 4x
  (3x-5) – (x+1) = 4x – (3x-5)
  3x-5-x-1 = 4x-3x+5
  2x-6 = x+5
  x =11
 

2. Rumus suku ke – n () Barisan Aritmatika  


Untuk menentukan suku ke-n dari barisan aritmatika digunakan
 =a+(n–1)b
=a
Sedangkan untuk menentukan jumlah n suku pertama () dari barisan
aritmatika dapat menggunakan rumus
= (2a + ( n – 1 )b ) Atau = (a + )
Contoh:
Tentukan beda dan suku ke-15 dari barisan aritmatika 12, 17, 22, 27, …
Penyelesaian
a. Beda dalam barisan tersebut adalah 17-12 = 5
  maka b = 5
b. Dari barisan kita ketahui bahwa
bahwa = a = 12 maka suku ke 15 adalah
 =a+ (n-1)b
=12+ (15-1)5
 = 82
 

Tentukan jumlah 60 suku pertama dari deret 2+5+8+11+….


Penyelesaian

Dari = a = 2, b=3 dan n= 60


 = (2a + ( n – 1 )b )
 = (2.2 + ( 60 – 1 )3 )
 = 30(4 + 59.3 )

 = 30 (181)
 = 5430
Jadi jumlah 2+5+8+11+…. Sampai 60 suku adalah 5430
 
 

  SISIPAN  
Sisipan terjadi apabila di antara tiap – tiap dua suku yang berurutan
dari suatu barisan aritmatika diletakkan beberapa buah suku baru
sehingga terjadi suatu barisan aritmatika yang baru.
A. Banyaknya suku
suku dari barisan yang baru setelah
setelah disisipkan adalah
 = n + ( k -1 )
B. Rumus untuk
untuk menentukan
menentukan beda barisan yang baru setelah adanya
adanya
sisipan
=
C. Rumus untuk menentukan jumlah n suku dari suatu deret setelah
terjadinya sisipan

= (a + )
 

Contoh :  
Diantara 22 dan 100 disisipkan beberapa buah bilangan sehingga
didapatkan deret aritmatika dengan beda 6. hitung jumlah semua
bilangan berikut
Penyelesaian
Dari soal diketahui a = 22, b’ = 6, n = 2, b= 100-22= 78
 = =
6(k+1) = 78
6k +6 =78
6k = 72
K= 12
 = n + ( k -1 ) = 2 + ( 12 – 1 )
  = 2 + 11
  = 13
 = (a + ) = ( 22 + 100)
  = 793
 

KEGIATAN BELAJAR 2  
BARISAN GEOMETRI
A. Pengertian barisan geometri
Barisan geometri adalahn barisan yang perbandingan antara tiap dua
suku yang berurutan selalu tetap. Perbandingan yang tetap ini disebut
rasio dan dinyatakan dengan notasi “r”

B. Rumus suku ke – n barisan geometri


  r= = ar
  r= =a
  r= =a
  r= =a
=a
 

Contoh :
Diketaui barisan geometri 64,32, 16, 8,…..
Tentukanlah rasio dan suku yang ke-10 barisan tersebut
Penyelesaian
a. Rasio barisan tersebut adalah
b.  = a
  = 64 (
 = 64 ( )
 =
=
 

C. Jumlah N suku pertama () Barisan geometri  


rumus menentukan
menentukan jumlah n suku pertama () adalah
= a. Atau = a.

Contoh
Tentukan jumlah 7 suku pertama dari deret geometri 2 + 4 + 8 +….
Penyelesaian
Dari deret diketahui a = 2 dan r = 2
= 2.
= 2.
= 2.
= 254
 

D.SISIPAN
Sisipan terjadi apabila di antara tiap – tiap dua suku yang berurutan dari
suatu barisan aritmatika diletakkan beberapa buah suku baru sehingga terjadi
suatu barisan geometri yang baru.
A. Banyaknya suku dari barisan
barisan yang
yang baru setelah
setelah disisipkan adalah
 = n + ( k -1 )
B. Rasio dari barisan

Contoh
Diantara bilangan 7 dan 448 disisipkan 2 buah bilangan sehingga ke empat
Diantara
bilangan yang
yang terjadi membentuk
membentuk barisan geometri
geometri . Tentukan
Tentukan rasio bilangan
bilangan ang disisipkan dan jumlah seluruh suku suku dari barisan geometri
Penyelesaian
r = = 64 dan k =2

 
 

Berdasarkan rasio r’ = 4 maka dapat di tentukan k-2 bilangan yang  


disisipkan yaitu 7 x4 = 28 , 28 x 4 = 112 atau 28 dan 112
= 7.
= 7.
= 7.
= 598
 

Terimakasih
Itu lah tadi presentasi dari kelompok 1
Semoga apa yang di sampaikan pada

materi bermanfaat bagi kita semua

Anda mungkin juga menyukai