Anda di halaman 1dari 11

Nama ; Monica Lowinsky

Kelas : 6 EGA

NIM : 061740411501

Mata Kuliah : Prak. Teknologi Bioenergi

Kelompok :1

BIOBRIKET TEMPURUNG KELAPA

I. Tujuan
Tujuan dari percobaan pembuatan briket dari tempurung kelapa yaitu antara lain :
1. Mampu mempraktikan pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif pengganti
minyak menggunakan tempurung
2. Mengetahui prinsip pembuatan briket tempurung kelapa
3. Membuat briket tempurung kelapa

II. Alat dan Bahan


2.1 Alat yang digunakan
Peralatan-peralatan yang digunakan pada percobaan pembuatan briket dari
tempurung kelapa antara lain :
1. Drum
2. Lumpang
3. Oven
4. Furnace
5. Cawan porselen
6. Kompor
7. Panci
8. Timbangan analitik
9. Pengaduk
10. Saringan mesh
11. Beaker glass 1000 ml
12. Cetakan bambu
13. Tongkat kayu

2.2 Bahan yang digunakan


Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan pembuatan briket dari
tempurung kelapa antara lain :
1. Tempurung kelapa
2. Kanji
3. Air
4. Minyak tanah

III. Dasar Teori


Salah satu sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan adalah
biomassa. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain
adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian dan limbah hutan, tinja,
dan kotoran ternak (Abdullah, et al.1998). Menurut Abdullah, et al. (1998), selain
digunakan untuk tujuan primer (serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak/lemak,
bahan bangunan dan sebagainya), biomassa juga digunakan sebagai sumber energi
(bahan bakar). Umumnya yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang
nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya.
Biomassa terutama dalam bentuk kayu bakar dan limbah pertanian merupakan sumber
energi yang tertua. Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat
penting dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan,
dan lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga
diekspor dan menjadi andalan penghasil devisa negara.
Biomassa sebenarnya dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai sumber
energi panas, karena biomassa memiliki kasar energi yang dihasilkan dalam proses
fotosintesa saat tumbuhan masih hidup. Proses fotosintesa terjadi absorbs energi
matahari, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan struktur molekul dalam
subtansi tumbuhan.
Penggunaan biomassa secara langsung sebagai sumber energi panas untuk
memasak, kurang efisien karena nilai yang dihasilkan hanya sebesar 3000 kkal/kg.
sedangkan briket mampu menghasilkan energi sebesar 5000 kkal/kg. Keadaan
tersebut menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar dengan briket mampu
meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Oleh karena itu biomassa perlu diubah
menjadi energi kimia. Briket memiliki nilai kalori lebih tinggi serta ramah lingkungan
(bebas polusi) bila digunakan. Ditinjau dari segi polusi udara, briket relatif lebih aman
bila dibandingkan dengan bahan bakar batu bara maupun minyak tanah, yang
menghasilkan CO2 pada proses pembakarannya. Jumlah CO2 yang berlebihan
diudara akan mencemari udara.

3.1 Tempurung Kelapa


Pohon kelapa atau sering disebut pohon nyiur biasanya tumbuh pada daerah
atau kawasan tepi pantai. Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit
daging (testa), daging buah, air kelapa dan lembaga. Buah kelapa yang sudah tua
memiliki bobot sabut (35%), tempurung (12%), endosperm (28%) dan air (25%).
Tempurung kelapa adalah salah satu bahan karbon aktif yang kualitasnya cukup baik
dijadikan arang aktif. Bentuk, ukuran dan kualitas tempurung kelapa merupakan hal
yang harus diperhatikan dalam pembuatan arang aktif. Kualitas tempurung kelapa dan
proses pembakaran sangat menentukan rendemen karbon aktif yang dihasilkan.
Tempurung kelapa merupakan salah satu bagian dari produk pertanian yang
memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat dijadikan sebagai basis usaha.
Pemanfaatan tempurung kelapa secara garis besar dapat dikategorikan berdasarkan
kandungan zat dan sifat kimianya, kandungan energinya, dan sifat-sifat fisiknya.
Tempurung kelapa memiliki kadar air mencapai 8% jika dihitung berdasarkan berat
kering atau setara dengan 12% berat per butir kelapa. Untuk memaksimalkan nilai
ekonomi-nya, maka pengolahan tempurung kelapa ini harus didasarkan pada proses
pengolahan yang memaksimalkan sifat-sifatnya yang khas. Produk-produk hasil
olahan tempurung kelapa ini adalah Bio-oil, liquid smoke (asap cair), karbon aktif,
tepung tempurung, dan kerajinan tangan.

3.1.1 Karakteristik Tempurung Kelapa


Secara fisologis, bagian tempurung merupakan bagian yang paling keras
dibandingkan dengan bagian kelapa lainnya. Struktur yang keras disebabkan oleh
silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung kelapa tersebut. Berat dan
tebal tempurung kelapa sangat ditentukan oleh jenis tanaman kelapa. Berat tempurung
kelapa ini sekitar (15 – 19)% dari berat keseluruhan buah kelapa, sedangkan tebalnya
sekitar (3 – 5) mm.
Dari segi kualitas, tempurung kelapa yang memenuhi syarat untuk dijadikan
bahan arang aktif adalah kelapa yang benar-benar tua, keras, masih utuh dan dalam
keadaan kering. Untuk membuat arang aktif yang benar-benar berkualitas, tempurung
kelapa harus bersih dan terpisah dari sabutnya. Sedangkan untuk mengetahui kualitas
yang baik dari arang tempurung kelapa, pembakarannya menghasilkan arang yang
tampak hitam, mengkilap, utuh, keras dan mudah dipatahkan.

3.1.2 Komposisi Tempurung Kelapa


Komposisi atau kandungan zat yang terdapat dalam tempurung kelapa dapat
dilihat pada Tabel 1.1. Tempurung kelapa memiliki kadar air mencapai ± 8, jika
dihitung berdasarkan berat kering atau setara dengan 12% dari berat kelapa.
Sedangkan abu merupakan komposisi terendah yang terdapat pada tempurung kelapa.\

Tabel 1.1 Komposisi Tempurung Kelapa

Persentase
No. Komposisi
(%)
1. Lignin 29,40
2. Pentosan 27,70
3. Selulosa 26,60
4. Air 8,00
5. Solvent Ekstraktif 4,20
6. Uronat Anhidrat 3,50
7. Abu 0,60
8. Nitrogen 0,10

3.2 Briket
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai
bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum
digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa.
Briket dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu : bahan organik diarangkan terlebih dahulu
kemudian dicetak atau dengan mencetak biomassa kemudian diarangkan.

Briket batok kelapa adalah bahan bakar alternatif terbuat dari bahan baku
tempurung/batok kelapa yang sudah diolah menjadi briket yang dicetak dengan
bentuk dan ukuran sesuai keinginan. Briket ini diharapkan menjadi bahan bakar pengganti
sebagai pilihan yang dibutuhkan masyarakat.

Briket merupakan salah satu solusi altenatif yang cukup efektif dan efisien
dalam menghadapi krisis sumber energi atas energi fosil untuk bahan bakar seperti
yang telah diperkirakan oleh para ahli dan ilmuan. Briket bioarang adalah gumpalan-
gumpalan atau batangan-batangan arang yang terbuat dari bioarang kualitas dari
bioarang ini tidak kalah dengan batubara atau bahan bakar jenis arang lainnya.

Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari
aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput,
jerami, kertas maupun limbah pertanian lainnya yang dapat dikarbonisasi. Bioarang
ini dapat digunakan melalui proses pengolahan salah satunya adalah menjadi briket
bioarang. Pembuatan briket arang dari limbah dapat dilakukan dengan menambah
bahan perekat, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk,
dicampur perekat, dicetak dengan sistem hidrolik maupun dengan manual dan
selanjutnya dikeringkan.
Briket bioarang yang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat
dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan
dengan daya tekan tertentu. Briket bioarang dapat menggantikan penggunaan kayu
bakar yang mulai meningkat konsumsinya. Selain itu harga briket bioarang relatif
murah dan terjangkau oleh masyarakat.

3.2.1 Keunggulan dan Kelemahan Briket Bioarang


Adapun keunggulan dari briket bioarang antara lain:
1. Lebih murah dan ekonomis
2. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang
lama
3. Tidak beresiko meledak/terbakar seperti kompor minyak tanah atau kompor
elpiji
4. Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga sehingga tidak
membuat alat-alat memasak menjadi rusak
5. Sumber briket batok kelapa melimpah
6. Ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan

Sumber bahan baku yang melimpah di Indonesia menjadikannya sebagai


sumber daya energi yang paling menjanjikan. Namun selain sumber daya yang
melimpah dan keamanan yang lebih terjamin, biomassa juga memiliki celah-celah
keterbatasan yang perlu dipertimbangkan sebelum benar-benar menjadikannya
sebagai primadona energi alternatif di Indonesia.

Tabel 1.2 Mutu Briket Berdasarkan SNI

Standar Mutu Briket Arang Kayu (SNI No.


Parameter
1/6235/2000)

Kadar Air (%) ≤8


Kadar Abu (%) ≤8
Kadar Karbon (%) ≥ 77
Nilai Kalor (kal/g) ≥ 5000

IV. Prosedur Percobaan Proses Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa


4.1 Proses pembuatan briket arang disajikan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Blok Diagram Proses Pembuatan Biobriket dari Tempurung Kelapa

Proses pertama adalah proses membuat arang. Bahan baku yang berupa batok
kelapa dibuat arang dengan cara dibakar dalam tabung tertutup. Jika dibakar didalam
ruang atau tabung terbuka maka sampah yang dibakar akan menjadi abu. Pembakaran
dapat dilakukan dengan menggunakan drum atau bak didalam tanah. Drum untuk
pengkarbonan disajikan pada Gambar 1.2. Setelah menjadi arang, smpah bakar
kemudian digiling atau ditumbuk sehingga berbentuk bubuk arang.
Gambar 1.2 Drum untuk proses pengkarbonan

Selanjutnya, bubuk arang tersebut dicampur dengan adonan perekat yang


terbuat dari kanji. Setelah itu barulah dilakukan pencetakan dan pengepresan.
Pengepresan merupakan bagian sangat penting karena menyangkut kualitas kepadatan
briket. Semakin padat briket, maka semakin tinggi daya nyala apinya. Proses
pencetakan briket menentukan briket yang akan dibuat. Cetakan briket pun beragam,
ada yang kotak dan ada juga yang bulat. Setelah proses pencetakan selesai, briket
yang masih basah itu kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama kurang lebih 2
hari. Setelah kering, briket pun siap digunakan.

4.2 Pembuatan Arang Tempurung Kelapa

Pembuatan arang tempurung kelapa secara sederhana dilakukan dengan cara


sebagai berikut :

1. Menyiapkan drum. Drum yang digunakan memiliki tinggi ±1 meter lengkap


dengan penutupnya.
2. Tempurung kelapa kering dimasukkan kedalam drum dan dilakukan proses
pengkarbonan (dibakar). Penyalaan awal dapat dilakukan dengan
menggunakan minyak. Setelah terbakar, drum ditutup dengan menggunakan
penutupnya.
3. Selama proses pengkarbonan harus dijaga agar tidak ada udara yang keluar
masuk drum secara leluasa. Jika udara dapat keluar masuk drum maka
pengkarbonan tidak akan menghasilkan arang melainkan abu. Dalam proses
pengkarbonan ini, asap yang timbul akibat pengkarbonan didalam drum
menghalangi udara yang akan masuk melalui sela-sela tutup. Agar
pengkarbonan merata sebaiknya digunakan kayu untuk mengorek tempurung
kelapa yang dibakar didalam drum. Pengisian dihentikan ketika isi drum telah
mencapai setengah tinggi drum

4. Jika asap yang keluar dari sela-sela penutup berkurang, kemungkinan yang
terjadi, yaitu pengkarbonan sudah selesai. Praktikan tidak boleh dekat-dekat
dengan drum, karena saat udara masuk asap tebal akan keluar dari mulut
drum. Bila pengkarbonan sudah selesai, pada saat inilah kita harus menyiram
bara arang didalam drum dengan air.

4.3 Pembuatan Briket Tempurung Kelapa

Proses pembuatan briket tempurung kelapa secara sederhana dapat dilakukan


melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyiapkan lumpang, kemudian arang yang tersedia ditumbuk halus hingga


menjadi bubuk arang. Selanjutnya bubuk arang tersebut dikumpulkan pada suatu
tempat misalnya ember dan diayak guna mendapatkan bubuk arang sebanyak
1.500 gram
2. Menyiapkan kanji, memanaskan air sebanyak 720 ml hingga mendidih kemudian
melarutkan kanji yaitu 12% dari berat bubuk arang (180 gram). Perbandingan
volume air dengan kanji yaitu 1 : 4.
3. Mencampurkan lem tersebut dengan bubuk arang sehingga menjadi adonan yang
lengket. Selanjutnya, adonan diaduk-aduk agar semua bahan tercampur rata dan
cukup lengket
4. Bambu digunakan sebagai cetakan dengan ukuran diameter 4 cm dan tinggi 4 cm.
5. Setelah cetakan siap, adonan yang telah disiapkan dimasukkan kedalamnya
dengan cara dipadatkan, lalu setelah padat dan berbentuk, dikeluarkan dari
cetakan
6. Briket tempurung kelapa dijemur diudara luar selama 2 hari kemudian dioven
selama 5 jam untuk menghilangkan air yang terdapat dalam briket
4.4 Pengujian Pada Briket

1. Uji Kadar Air

Penetapan kadar air merupakan suatu cara untuk mengukur banyaknya air
yang terdapat didalam suatu bahan. Kadar air ditentukan dengan metode oven. Caranya
adalah bahan ditimbang dengan timbangan analisis dengan berat bahan dalam cawan
porselen yang telah diukur bobot keringnya secara teliti, kemudian dikeringkan dalam
oven pada suhu 105˚C sampai beratnya konstan. Bahan didinginkan dalam desikator
dan ditimbang kembali. Kadar air bahan dapat dihitung sebagai berikut :

b−c
% Kadar Air = x 100 % …………………………………………………….(1)
b

Dengan :

b = berat cawan + sampel sebelum dioven (gram)

a = berat cawan + sampel sesudah dioven (gram)

2. Kadar Abu dan Kadar Karbon

Pengukuran kadar abu merupakan residu organik yang terdapat dalam bahan.
Abu dalam bahan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral sebagai hasil
pembakaran (abu sisa pembakaran) bahan organik pada suhu 550˚C. Prinsip kerja metode
ini dengan cara sebagai berikut :

1. Sampel ditimbang dan dimasukkan dalam cawan porselen


2. Sampel dipanaskan sampai menjadi arang dan tidak mengeluarkan asap
3. Kemudian diabukan didalam furnce pada suhu 600˚C
4. Sampel didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang setelah
mencapai suhu ruang

( berat abu+ berat cawan ) −(berat cawan)


% Kadar Abu = x 100 % ………......(2)
berat sampel

3. Laju Pembakaran Briket


Laju pembakaran briket adalah kecepatan briket habis sampai menjadi abu
dengan berat tertentu. Laju pembakaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Laju pembakaran briket (gr/detik) = ¿ ¿ …..………(3)

V. Data Pengamatan

Data Pengamatan Hasil Pengamatan

Kadar Air (%)


Kadar Abu (%)
Kadar Karbon (%)
Laju Pembakaran (gr/dtk)
Nilai Kalor (kal/g)

Anda mungkin juga menyukai