Kelas : 6 EGA
NIM : 061740411501
Kelompok :1
I. Tujuan
Tujuan dari percobaan pembuatan briket dari tempurung kelapa yaitu antara lain :
1. Mampu mempraktikan pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif pengganti
minyak menggunakan tempurung
2. Mengetahui prinsip pembuatan briket tempurung kelapa
3. Membuat briket tempurung kelapa
Persentase
No. Komposisi
(%)
1. Lignin 29,40
2. Pentosan 27,70
3. Selulosa 26,60
4. Air 8,00
5. Solvent Ekstraktif 4,20
6. Uronat Anhidrat 3,50
7. Abu 0,60
8. Nitrogen 0,10
3.2 Briket
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai
bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum
digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa.
Briket dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu : bahan organik diarangkan terlebih dahulu
kemudian dicetak atau dengan mencetak biomassa kemudian diarangkan.
Briket batok kelapa adalah bahan bakar alternatif terbuat dari bahan baku
tempurung/batok kelapa yang sudah diolah menjadi briket yang dicetak dengan
bentuk dan ukuran sesuai keinginan. Briket ini diharapkan menjadi bahan bakar pengganti
sebagai pilihan yang dibutuhkan masyarakat.
Briket merupakan salah satu solusi altenatif yang cukup efektif dan efisien
dalam menghadapi krisis sumber energi atas energi fosil untuk bahan bakar seperti
yang telah diperkirakan oleh para ahli dan ilmuan. Briket bioarang adalah gumpalan-
gumpalan atau batangan-batangan arang yang terbuat dari bioarang kualitas dari
bioarang ini tidak kalah dengan batubara atau bahan bakar jenis arang lainnya.
Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari
aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput,
jerami, kertas maupun limbah pertanian lainnya yang dapat dikarbonisasi. Bioarang
ini dapat digunakan melalui proses pengolahan salah satunya adalah menjadi briket
bioarang. Pembuatan briket arang dari limbah dapat dilakukan dengan menambah
bahan perekat, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk,
dicampur perekat, dicetak dengan sistem hidrolik maupun dengan manual dan
selanjutnya dikeringkan.
Briket bioarang yang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat
dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan
dengan daya tekan tertentu. Briket bioarang dapat menggantikan penggunaan kayu
bakar yang mulai meningkat konsumsinya. Selain itu harga briket bioarang relatif
murah dan terjangkau oleh masyarakat.
Gambar 1.1 Blok Diagram Proses Pembuatan Biobriket dari Tempurung Kelapa
Proses pertama adalah proses membuat arang. Bahan baku yang berupa batok
kelapa dibuat arang dengan cara dibakar dalam tabung tertutup. Jika dibakar didalam
ruang atau tabung terbuka maka sampah yang dibakar akan menjadi abu. Pembakaran
dapat dilakukan dengan menggunakan drum atau bak didalam tanah. Drum untuk
pengkarbonan disajikan pada Gambar 1.2. Setelah menjadi arang, smpah bakar
kemudian digiling atau ditumbuk sehingga berbentuk bubuk arang.
Gambar 1.2 Drum untuk proses pengkarbonan
4. Jika asap yang keluar dari sela-sela penutup berkurang, kemungkinan yang
terjadi, yaitu pengkarbonan sudah selesai. Praktikan tidak boleh dekat-dekat
dengan drum, karena saat udara masuk asap tebal akan keluar dari mulut
drum. Bila pengkarbonan sudah selesai, pada saat inilah kita harus menyiram
bara arang didalam drum dengan air.
Penetapan kadar air merupakan suatu cara untuk mengukur banyaknya air
yang terdapat didalam suatu bahan. Kadar air ditentukan dengan metode oven. Caranya
adalah bahan ditimbang dengan timbangan analisis dengan berat bahan dalam cawan
porselen yang telah diukur bobot keringnya secara teliti, kemudian dikeringkan dalam
oven pada suhu 105˚C sampai beratnya konstan. Bahan didinginkan dalam desikator
dan ditimbang kembali. Kadar air bahan dapat dihitung sebagai berikut :
b−c
% Kadar Air = x 100 % …………………………………………………….(1)
b
Dengan :
Pengukuran kadar abu merupakan residu organik yang terdapat dalam bahan.
Abu dalam bahan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral sebagai hasil
pembakaran (abu sisa pembakaran) bahan organik pada suhu 550˚C. Prinsip kerja metode
ini dengan cara sebagai berikut :
V. Data Pengamatan